1
Penyakit jantung disangkal
Alergi disangkal
Riwayat gatal di kaki dan tangan saat udara dingin (simetris)
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-),
riwayat hipertensi (-),
riwayat diabetes mellitus (-),
riwayat keganasan (-).
Riwayat Astma (+) ibu nya
5. Riwayat Pekerjaan
Belum bekerja
6. Riwayat Sosial
Merokok +
7. Lain-lain: -
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Klasifikasi
6. Manifestasi Klinis
7. Diagnosis
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi dan faktor risiko
10. Prognosis
Daftar Pustaka
1. Sigurdsson V, Toonstra J, van Vloten WA. 2007. Idiopathic erythroderma: A
follow-up study of 28 patients.Dermatology;194:98–101.
2. Balasubramaniam P, Berth-Jones J. 2004. Erythroderma: 90% skin failure. Hosp
Med. ;65:100– 2.
3. Botella-Estrada R, Sanmartin O, Oliver V, Febrer I, Aliaga A. 2004.
Erythroderma: A clinicopathological study of 56 cases. Arch
Dermatol;130:1503–7.
4. Freedberg IM. 2003. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 6th ed. New
York: McGraw Hill; Exfoliative Dermatitis; pp. 1–17.
5. Jaffer AN, Brodell RT. 2005. Exfoliative dermatitis: Erythroderma can be a sign of
2
a significant underlying disorder. Postgrad Med;117:49–51.
6. Karakayli G, Beckham G, Orengo I, Rosen T. 2009. Exfoliative
dermatitis. Am Fam Physician;59:625–30.
7. Mutasim DF. 2003. Severe subacute cutaneous lupus erythematosus presenting with
generalized erythroderma and bullae. J Am Acad Dermatol ;48:947–9.
8. Pal S, Haroon TS. 2008. Erythroderma: A clinico-etiologic study of
90 cases. Int J Dermatol;37:104–7.
9. Pierson JC, Taylor JS. 2003. Erythrodermic dermatomyositis. J Am Acad
Dermatol;28:136.
10. Rothe MJ, Bernstein ML, Grant-Kels JM. 2005. Life-threatening erythroderma:
Diagnosing and treating the “red man” Clin Dermatol;23:206–17.
3
PEMBAHASAN
Subjektif
Pasien dating ke IGD RSU Aisyiyah Ponorogo mengeluh gatal seluruh tubuh, gatal
disertai kemereahan di seluruh tubuhnya. Gatal dirasakan sejak 3 minggu yll yang
diawali dari muka, kemudian pasien periksa ke puskesmas namun belum ada
perbaikan, mendapat obat salep tapi tidak tahu Namanya. Dan sekarang menyebar
keseluruh tubuh. Keluhan disertai dengan demam +, batuk pilek disangkal, mual
muntah disangkal, BAK + N, BAB + N.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum Sedang
Tingkat kesadaran/GCS E4V5M6
Pemeriksaan Tanda Vital
- Tekanan darah 110/60 mmHg
- Nadi 88 x/menit, regular
- Laju nafas 21 x/menit
- Suhu 36,5° C
- SpO2 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Pupil isokor
3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)
Leher Pembesaran KGB (-), Bendungan Vena Leher (-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi Normochest, retraksi ICS (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
4
Auskultasi S1 S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi Flat
Auskultasi Bising usus (+) normal
Palpasi Soelf, nyeri tekan (-)
Perkusi Timpani (+)
Ekstremitas Akral hangat (+), Akral dingin (-)
Status Lokalis Regio : seluruh tubuh
UKK : lesi plak erithem , squama generalisata, & didapatkan
lesi sekunder excoriasi , pustule dan likenifikasi
Hasil laboratorium
Nama Pemeriksaan NILAI NORMAL
Darah Lengkap
HB 17,4 12,5-16,0 g/dL
Leukosit 13,9 4x103 – 11x103 µL
Hitung Jenis (E/B,N,L,M) 1/2/77/15/5 1-3/0-1/50-70/20-40/2-8
Trombosit 227.000 150x103 – 450x103 µL
Eritrosit 5.5 juta 4,2 – 5,4 juta/uL
Hematokrit 52 35 – 45 %
Kimia Klinik
GDS 130 <200mg/dL
Kreatinin 0,75 0,70 – 1,20 mg/dL
Ureum 25 15 – 39 mg/dL
BUN 12 7 – 21 mg/dL
Asam Urat 3,9 2,6 – 6,0 mg/dL
SGOT 24 <37 U/L
SGPT 38 <40 U/L
Albumin 2,8 3,6-5,2
Elektrolit
Natrium (Na) 127 136-145
Kalium (K) 4.4 3,0-5,2
Klorida (Cl) 93 96-108
Kalsiun ion (Ca++) 1,26 1,17-1,29
5
Resume
Diagnosis
Eritroderma
Planning
a. Terapi
o Non medikamentosa :
Diet TKTP
o Medikamentosa :
Advice dr. Aris Sp.DV
- Inf. RL 20 tpm
- Inj metylprednisolon 2 x 31,25 mg (pagi sore)
- Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
- Desoksimetason cream 2 x oles
- Zinc 2x1 tablet
a. Monitoring:
Keluhan pasien
Vital sign
b. Edukasi:
Menjelaskan kepada Pasien dan keluarga Pasien tentang:
Pasien penyakit eritroderma, yaitu sakit kulit yang penyebabnya perlu dievaluasi
lebih lanjut.
Pasien diberikan obat-obatan melalui infus dan krim untuk megatasi keluhan.
6
FOLLOW UP
Tgl S O A P
22/9/19 Keluhan Kesadaran : CM - Eritroderma Terapi Lanjut
gatal T: 110/70 mmHg Konsul Dr. SPPD
berkurang N: 89 x/mnt Terkait lekositosis dan
RR: 18x/mnt hipoalbuminemia
S : 37,6
UKK : plak
eritem squama
generalisata
Tgl S O A P
23/9/19 Keluhan Kesadaran : CM - Eritroderma terapi lanjut
gatal T: 110/70 mmHg cetirizine 0-0-10 mg
berkurang N: 85 x/mnt
RR: 18x/mnt jawaban dari SP.PD
S: 36,3 A: dehidrasi, hipertermi
UKK : plak inf. NACL 3 %-> Inf PZ 20
eritem squama tpm
generalisata
Tgl S O A P
7
24/9/19 Pasien Kesadaran : CM Eritroderma Aff infus
mengatak T: 110/80 mmHg ACC KRS
an gatal N: 91 x/mnt Obat Pulang :
berkurang RR: 19x/mnt - Metyl prednisolone 3x16mg
- zinc 2 x1
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Salah satu kelainan kulit yang dapat menyebabkan fungsi kulit
adalah eritroderma.1
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau
eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim
dengan eritroderma.2,3 Bagaimanapun, itu tidak dapat mendefinisikan, karena pada gambaran
klinik dapat menghasilkan penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma umumnya
kelainan kulit yang ada sebelumnya (misalnya psoriasis atau dermatitis atopik), cutaneous T-
cell lymphoma(CTCL) atau reaksi obat. Meskipun peningkatan 50% pasien mempunyai
riwayat lesi pada kulit sebelumnya untuk onset eritroderma, identifikasi penyakit yang
menyertai menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.4
Pada eritroderma yang kronik eritema tidak begitu jelas, karena bercampur dengan
hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
8
Skuama mulai dari halus sampai kasar. Pada eritroderma, skuama tidak selalu terdapat,
misalnya eritroderma karena alergi obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama,
skuama kemudian timbul pada stadium penyembuhan timbul. Bila eritemanya antara 50-90%
dinamakan pre-eritroderma..5
II. EPIDEMIOLOGI
Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari 100.000
populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling sering pada pria
dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun, meskipun eritroderma
dapat terjadi pada semua usia.6 Insiden eritroderma makin bertambah. Penyebab utamanya
adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya insidens psoriasis.5
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan penting lebih dari setengah
kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih dari seperempat
kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat.6
9
*Dikutip dari pustaka 7
10
Penyakit Leiner Leukemia akut dan kronis Sefalosporin
Liken planus Multipel mieloma Arsen
Mikosis fungoides Karsinoma paru Merkuri
Pemfigus foliaceus Karsinoma rektum Barbiturat
Pitiriasis rubra Karsinoma tuba falopii Aspirin
Psoriasis Dermatitis Kodein
Sindrom Reiter papuloskuamosa pada Difenilhidantoin
Dermatitis seboroik AIDS Yodium
Dermatitis statis Isoniazid
Kuinidin
Kaptopril
Sumber: Fitzpatrick et all. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.
IV. PATOFISIOLOGI
Dapat diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan, perluasan
penyakit kulit dan penyakit sistemik maka tubuh beraksi berupa pelebaran pembuluh darah
kapiler (eritema) yang generalisata. Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah.
Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal
jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan
yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan
panas juga meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan
11
hipermetabolisme kompensator dan peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan cairan
oleh transpirasi meningkat sebanding laju metabolisme basal.5
Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih sehari
sehingga menyebabkan kehilangan protein Hipoproteinemia dengan berkurangnya albumin
dengan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin merupakan kelainan yang khas.
Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh pergesaran cairan ke ruang
ekstravaskuler.5
Eritroderma akut dan kronis dapat menganggu mitosis rambut dan kuku berupa
kerontokan rambut dan kuku berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada
eritroderma yang telah berlangsung berbulan – bulan dapat terjadi perburukan keadaan umum
yang progresif.5
V. GAMBARAN KLINIS
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan dermatitis
seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal yaitu : karena penyakitnya
sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat.6
12
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit leiner). Usia penderita berkisar 4-20 minggu.
Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di kepala. Eritema dapat pada seluruh
tubuh disertai skuama yang kasar.5
Ptyriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula menjadi
eritroderma. Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala diikuti perluasan ke dahi
dan telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran dermatitis seboroik. Kemudian timbul
hyperkeratosis, palmo plantaris yang jelas. Berangsur-angsur menjadi papul folikularis
disekeliling tangan dan menyebar ke kulit berambut.6
Pada pemeriksaan darah didapatkan albumin serum yang rendah dan peningkatan
gammaglobulins, ketidakseimbangan elektrolit, protein fase akut meningkat, leukositosis,
maupun anemia ringan.8
Histopatologi
13
Pemeriksaan immunofenotipe infiltrat limfoid juga mungkin sulit menyelesaikan
permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan gambaran sel T matang
pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing
lapisan papiler dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superficial juga
ditemukan. Pada eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi diulang dari
tempat-tempat yang dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan gambaran khasnya.2
VII. DIAGNOSIS
Mendiagnosis tidaklah mudah, adanya riwayat penyakit dermatosis dapat dijadikan
sebagai petunjuk. Dan juga, tanda dan gejala patognomonic dari penyakit yang dermatosis
sebelumnya juga dapat membantu, seperti : warna hitam-kemerahan pada psoriasis,
kekuningan pada pityriasis rubra pilaris, perubah kuku khas pada psoriasis; likenifikasi, erosi,
dan eskoriasi pada dermatitis atopik dan eksema menyebar, relatif hiperkeratosis tanpa
skuama, dan pityriasis rubra; ditandai bercak kulit dalam eritroderma. Dengan beberapa
biopsi biasanya dapat menegakkan diagnosis.2
1. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan
epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada keluarga asma
bronchial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi diantara 15-25% populasi,
berkembang dari satu menjadi banyak kelainan dan memproduksi sirkulasi antibodi
IgE yang tinggi, lebih banyak karena alergi inhalasi.10 Dermatitis atopik adalah
penyakit kulit yang mungkin terjadi pada usia berapapun, tetapi biasanya timbul
sebelum usia 5 tahun. Biasanya, ada tiga tahap : balita, anak-anak dan dewasa.12
Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang
dewasa dimana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing, pruritus
yang parah, likenifikasi dan prurigo nodularis, sedangkan pada gambaran histologi
terdapat akantosis ringan, spongiosis variabel, dermal eosinofil dan parakeratosis.12
14
Gambar 4. Dikutip dari pustaka 10
IX. Komplikasi
Cairan dan elektrolit hilang akibat kebocoran kapiler, dan terjadi penurunan kadar
protein darah mengarah ke terjadinya oedem, kelemahan otot, dan hipoalbuminemia.
Gagal jantung high-output terjadi akibat peningkatan aliran darah ke kulit. Keadaan
ini biasanya terjadi pada orang tua, terutama dengan kelainan jantung.
Peningkatan suseptibilitas terhadap infeksi terjadi akibat inflamasi, fisura, dan
ekskoriasi pada kulit.
X. Prognosis
Prognosis tergantung etiologi
a. Erupsi obat: menghilang minggu setelah penghentian obat, dgn kemungkinan
hepatomegali.
b. Psoriasis & atopik: dapat menghilang dalam hitungan bulan, atau menetap,
dengan angka rekurensi tinggi.
c. Keganasan: lebih sering kronis & refrakter
15