OLEH
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MJ
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
No. MR : 142854
Riwayat Penyakit Pasien laki-laki, 62 tahun datang ke poli mata RSU Cut Meutia dengan keluhan
●
pandangan mata kanan dan kiri kabur ±1 bulan. Pasien merasa penglihatannya berkurang
Sekarang
pada kedua mata. Namun penglihatan yang sangat berkurang pada mata kiri, penglihatan
seperti berasap, disertai mata kadang-kadang berair dan tidak nyeri.
Riwayat Penyakit ●
Riwayat diabetes melitus(-), riwayat hipertensi (-),
Dahulu riwayat trauma (-), dan riwayat operasi mata disangkal.
Riwayat Penyakit
Keluarga
●
Disangkal
Riwayat Penggunaan ●
Pasien mengaku mendapatkan obat tetes dari
puskesmas namun tidak mengingat nama obatnya
Obat
Riwayat kebiasaan ●
Pasien perokok aktif
STATUS OFTALMOLOGIS
VITAL SIGN
Temperatur
Temperatur
Kesadaran
Kesadaran Tekanan
Tekanan Respiratory
Respiratory
Heart
Heart Rate:
Rate: ::
:: Darah:
Darah: Rate:
Rate:
86x/i
86x/i 36,6
36,6 C
C
Compos
Compos 120/80mm
120/80mm 20x/i
20x/i
mentis
mentis Hg
Hg
Px Slit lamp
Pemeriksaan Visus
Diagnosis:
Katarak senilis imatur OD
Katarak senilis imatur dengan subluksasi lensa OS
Usulan ●
Pemeriksaan laboratorium: Darah Rutin, KGDS, Profil lipid.
Funduskopi
Pemeriksaan
●
●
Pemeriksaan slitlamp
Penunjang ●
Pemeriksaan tonometri
●
Cendo lyteers 6 dd gtt 1 ODS
Pirenoxine 0.005% 5 ml 4 dd gtt 1 ODS
Penatalaksanaan
●
●
Neurodex 1x1 tab
●
Methilprednisolon 4 mg 1x1 tab
●
Ad vitam : dubia ad bonam
Prognosis ●
Ad functionam : dubia ad bonam
●
Ad sanationam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
ras putih
(80%)
perempuan
(61%)
Indonesia
1,4%
Faktor Risiko
Klasifikasi Katarak
Berdasarkan Usia:
Kongenit
al Juvenil Senilis
Iminens
/insipie
Imat Matu Hiper
ns ur r matur
Patofisiologi
Proses
Penyakit
Kongenital
sistemik
penuaan
Pe
ny
ak
it
m
at
a
lai
nn
ya
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
Fakoemulsifikasi
SUBLUKSASI LENSA
1. Trauma Okuli
2. Idiopatik/kelainan kongenitalsindrom marfan, homositerinuria,
sindrom Weil-Marchesari. Anomali Reiger, Defisiensi Sulfit Oksidase,
dll
3. Sekunder akibat kelainan lain terkait: katarak matur atau hipermatur,
miopia tinggi
Gejala klinis
1. Diplopia monokuler
2. Afakia
. 3. Visus menurun
Penatalaksanaan
1. Kacamata
Bila tidak terjadi penyulit subluksasi lensa seperti
galukoma atau uveitis maka tidak dilakukan pengeluaran
lensa dan diberi kacamata koreksi.
2. Operatif
Dianjurkan melakukan operasi ekstraksi lensa diikuti
pemasangan IOL (Intra Okular Lens Implant).
PEMBAHASAN
Berdasarkan
. Pasien laki- literatur katarak
laki, 62 tahun senilis sering
datang ke poli terjadi pada usia
mata RSU Cut lanjut yaitu usia
Meutia dengan diatas 50 tahun,
keluhan rasio laki-laki
pandangan dan perempuan
mata kiri banyak terjadi
kabur ±1 bulan pada perempuan
61%.
PEMBAHASAN
Kekeruhan
. mengenai kedua
Pada mata dan berjalan
progresif merupakan
lensa OD suatu kelainan yang
disebut katarak yang
dan OS dapat terjadi akibat
hidrasi
didapatka (penambahan
cairan) lensa,
n keruh. denaturasi protein
lensa terjadi akibat
keduanya.
PEMBAHASAN