Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS III

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Oleh :
Samuel Isac Ascaputra
(2271121096)
Pembimbing :
dr., Sp.A

KSM ILMU KESEHATAN ANAK RSUD MANGUSADA


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
IDENTITAS PASIEN

I. Identitas Pasien
 Nama (inisial) : SBH
 Umur : 2 Th 6 bulan 27 hr (15-10-2020)
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Perum Sading Selaras 5 lingk. Karang
 No. RM : 469556
 MRS : 11/05/2023
 Tanggal pemeriksaan :16/05/2023
ANAMNESIS

Keluhan Utama: Kejang


Riwayat Penyakit Sekarang :

• Pasien datang dengan rujukan dari klinik dengan keluhan kejang sejak 1 jam SMRS, kejang
berupa kaki tangan kaku dan menghentak hentak seluruh tubuh kurang lebih selama 30 menit
(kejang dari rumah sampai ke klinik) kejang berhenti setelah diberikan obat di klinik. Penderita
di keluhkan demam sejak 1 hari sebelumnya, demam disertai batuk berdahak tapi tdk sesak.
keluhan BAB cair tidak ada dan BAK normal
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah mengalami kejang seperti ini, Riwayat kelainan bawaan disangkal. Riwayat alergi
makanan dan obat-obatan disangkal.riwayat operasi di sangkal
 Riwayat Pengobatan:
Saat panas dan kejang, penderita di bawa ke klinik terdekat dan diberikan
Paracetamol suppositoria dan stesolit suppositoria
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien disangkal. Paman dari pasien, adik dari bapaknya
dikatakan mempunyai riwayat epilepsy, saudara kandung pesien tidak punya riwayat kejang jika panas
Riwayat Pribadi, Sosial, dan Lingkungan
Pasien merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, tinggal bersama orang tua dan kedua
saudaranya.
ANAMNESIS

Riwayat Persalinan
Riwayat prenatal: Lama kehamilan 38 minggu, tidak ada komplikasi kehamilan.
Riwayat kelahiran: pasien lahir secara SC, dengan Berat Badan Lahir dan panjang badan lupa.

Riwayat Imunisasi
Pasien dikatakan sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, BCG, Polio I. Polio II, Polio III, Hepatitis BI,
Hepatitis B II, Hepatitis B III, DPT I, DPT II, DPT III

Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI hingga usia 12 bulan , makanan tambahan mulai umur 6 Bulan.
ANAMNESIS
(HETEROANAMNESIS)
Riwayat Tumbuh Kembang
Berdasarkan pengamatan Ibu pasien, didapatkan kesan tumbuh kembang pasien normal sesuai
usia. Tidak ditemukan adanya hambatan pada perkembangan dan pertumbuhan pasien.

Status Antropometri :
• Berat Badan : 10.5 kg
• Tinggi Badan : 83.5 cm
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS PRESENT (11/05/2023) : UGD • STATUS GENERAL (11/05/2023) : UGD
• Keadaan umum : Sakit sedang • Kepala: normocephalic
• Kesadaran: compos mentis (E4V5M6) • Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), Pupil
• Nadi : 140 x/menit, regular Bulat isokor, reflek cahaya (+)/(+)
• THT : kesan tenang , Mulut : Bibir: Sianosis (-)
• RR : 30 x/menit
• Suhu • Leher: Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
: 39,5 0C
• SpO2 • Thoraks
: 98 %
• Paru: Retraksi (-), vesikuler +/+, rhonki -/-, wh -/-
• Jantung : S1S2 tunggal regular, murmur (-)
• Abdomen: Bising usus (+) N, distensi (-)
• Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edem (--/--),
CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK

Status Neurologis (11/05/2023)


 Tanda rangsang meningeal:
 Kaku kuduk (-)
 Kernig sign (-)
 Brudzinski sign I dan II (-)
 Refleks fisiologis: tidak terdapat peningkatan
refleks
 Tonus :N/N
N/N
 Tenaga : 555/555

555/555
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (11/05/2023)

Jenis px Hasil Satuan Nilai rujukan Ket Jenis px Hasil Satuan Nilai rujukan Ket

HGB 11.2 g/Dl 10.7-14.7   Eosinofil % 0.1 % 2.0-4.0   L

RBC 4,20 10^6/ul 3.60-5.70   IG% 0.5 %    

HCT 33.1 % 31.0-43.0   Neutro 14.2 10^3/ul 1.5-7.0 H

MCV 78.8 fl 72.0-102.0   Lymph 1.6 10^3/ul 1.0-3.7  

MCH 26.7 pg 23.0-31.0   Basophil 0.0 10^3/ul 0.0-0.1  

MCHC 33.8 g/dl 26.0-34.0   Monosit 2.0 10^3/ul 0.0-0.7 H

RDW-SD 35.2 fl 37.0-54.0 L Eosinifil 0.0 10^3/ul 0.0-0.4  

RDW-CV 12.6 % 11.5-14.5   IG 0.1 10^3/ul    

WBC 17.76 10^3/ul 5.50-17.50 H NLR 8.9   <=3.13 H

PLT 235 10^3/ul 150-450  


Neutrofil % 79.8 % 25.0-60.0 H

Lymph % 9.0 % 25.0-50.0 L PDW 8.5 fl 9.0-17.0 L

Basofil % 0.1 % 0.0-1.0   MPV 8.5 fl 9.0-13.0 L

Monosit % 11.0 % 1.0-6.0 H


DIAGNOSIS & TATALAKSANA

Tanggal 11/05/2023 (UGD)

Diagnosis
Kejang Demam Sederhana + Bacterial infection
 
Tatalaksana
MRS
O2 FM 6 L/pm
IVFD D51/2NS 14 tpm
Cefotaxime 3x 500 mg IV
Dexametason 3x2 mg IV
Paracetamol 100 mg IV , bila suhu > 38 0C, dapat diulang
Ambroxol syrup 3x1,25 ml
Cetrizin syrup 1x 2,5 ml
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (12/05/2023)
S O A P
Demam tinggi Status present: Kejang • O2 FM 6 L/pm
Batuk (+) Kesadaran:CM (E4V5M6) Demam • IVFD D51/2NS 14 tpm
Pilek (+) Nadi : 98 x/menit, regular Sederhana • Cefotaxime 3x 500 mg
Kejang (-) RR: 22x/menit   IV
Suhu : 38 0C Faringitis • Dexametason 3x2 mg IV
SpO2: 98 % Akut • Paracetamol 100 mg IV ,
Status general (KP)
Kepala: normocephalic • Ambroxol syrup 3x1,25
Mata :Anemis (-/-),ikt (-/-), mata cowong (-) ml
THT : kesan tenang • Cetrizin syrup 1x 2,5 ml
Mulut:Bibir: Sianosis (-) • Diazepam 3x1 mg
Leher: Pem KGB (-)
Thoraks
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/-
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen: bising usus (+) meningkat, distensi (-)
Ekstremitas: rumple leed test (+) , Akral hangat (++/++),
edema (--/--), CRT < 2 detik
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (13/05/2023)
S O A P
Demam (-) Status present Kejang • O2 FM 6 L/pm
Mual Kesadaran:CM (E4V5M6) Demam • IVFD D51/2NS 10
muntah(-) Nadi : 90 x/menit, regular Sederhana tpm
Batuk (+) RR: 28 x/menit   • Cefotaxime 3x 500
Suhu :37, 0C Faringitis mg IV
Status general Akut • Dexametason 3x2
Kepala: normocephalic mg IV
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-), • Paracetamol 100 mg
THT : kesan tenang IV , (KP)
Mulut: Bibir: Sianosis (-) • Ambroxol syrup
Leher: Pem KGB (-) 3x1,25 ml
Thoraks • Cetrizin syrup stop
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/- • Diazepam stop
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-) • Besok ulang DL
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-) • Off oksigen
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--), CRT < 2 detik
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (14/05/2023)
S O A P
Demam (-) Status present: Susp • IVFD D51/2NS 14 tpm
Batuk (+) Kesadaran:CM (E4V5M6) Pneumonia • Cefotaxime 3x 500 mg
Nadi : 90 x/menit, regular Kejang IV (Stop)
RR: 23 x/menit Demam • Ceftriaxone 2x375 mg
Suhu :37, 0C Sederhana IV
Status general   • Dexametason 3x2 mg
Kepala: normocephalic IV (stop)
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-), • Paracetamol 100 mg
THT : kesan tenang IV , (KP)
Mulut: Bibir: Sianosis (-) • Ambroxol syrup 3x1,25
Leher: Pem KGB (-) ml
Thoraks • Nebulizer Ventolin 1
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/- respuit + NS.0.9 ml
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-) setiap 8 jam
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-) • Rondgen Thorax
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--), CRT < 2 • IVFD stop terpasang
detik Stoper
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (14/05/2023)

Jenis px Hasil Satuan Nilai rujukan Ket Jenis px Hasil Satuan Nilai rujukan Ket

HGB 11.9 g/Dl 10.7-14.7   Eosinofil % 0.0 % 2.0-4.0 L


 
RBC 4.53 10^6/ul 3.60-5.70   IG% 0.3 %    

HCT 35.8 % 31.0-43.0   Neutro 1.4 10^3/ul 1.5-7.0 L

MCV 79.0 fl 72.0-102.0   Lymph 2.3 10^3/ul 1.0-3.7  

MCH 26.3 pg 23.0-31.0   Basophil 0.0 10^3/ul 0.0-0.1  

MCHC 33.2 g/dl 26.0-34.0   Monosit 0.1 10^3/ul 0.0-0.7

RDW-SD 36.1 fl 37.0-54.0 L Eosinifil 0.0 10^3/ul 0.0-0.4  

RDW-CV 12.7 % 11.5-14.5   IG 0.0 10^3/ul    

WBC 3.91 10^3/ul 5.50-17.50 L


NLR 0.6   <=3.13
Neutrofil % 36.8 % 25.0-60.0 N
PLT 270 10^3/ul 150-450  
Lymph % 59.6 % 25.0-50.0 H
PDW 8.7 fl 9.0-17.0 L
Basofil % 0.3 % 0.0-1.0  
MPV 8.7 fl 9.0-13.0 L
Monosit % 3.3 % 1.0-6.0 N
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (15/05/2023)
S O A P
Batuk (+) Status present Susp Pneumonia • Ceftriaxone 2x375
Muntah (-) Kesadaran:CM (E4V5M6) mg IV
Nadi : 82 x/menit, regular Kejang Demam • Paracetamol 100 mg
RR: 24x/menit Sederhana IV , (KP)
Suhu :37, 0C   • Ambroxol syrup
3x1,25 ml (stop)
Status general • Nebulizer Ventolin
 Kepala: normocephalic +NS.0.9 ml setiap 8
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-), jam
THT : kesan tenang • N-asetylsistein 2x50
Mulut: Bibir: Sianosis (-) mg
Leher: Pem KGB (-) • Methylprednisolone
Thoraks 3x2 mg
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/- • Susu pediasure.
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-)
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--),
CRT < 2 detik
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (16/05/2023)
S O A P
Batuk (+)jarang Status present Hiperpireksia • IVFD D51/2NS 10
Muntah (-) Kesadaran:CM (E4V5M6) tpm
Nadi : 90 x/menit, regular Kejang Demam • Cefotaxime 3x 500
RR: 24 x/menit Sederhana mg IV
Suhu :37, 0C • Dexametason 3x2 mg
Faringitis Akut IV
Status general • Ambroxol syrup
 Kepala: normocephalic 3x1,25 ml stop
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-), • N-asetylsistein
THT : kesan tenang 2x30mg
Mulut: Bibir: Sianosis (-) • Nebulizer Ventolin +
Leher: Pem KGB (-) nacl.0.9% setiap 8
Thoraks jam
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/- • Rondgen Thorax
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-)
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--),
CRT < 2 detik
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (17/05/2023)
S O A P
Demam (-) Status present • IVFD D51/2NS 10
Batuk (+) Kesadaran:CM (E4V5M6) Hiperpireksia tpm
berkurang Nadi : 92 x/menit, regular • Cefotaxime 3x 500
RR: 24 x/menit Susp Pneumonia mg IV
Suhu :37,0C • Methylprednisolon
SpO2 96% Kejang Demam 3x2 mg
Status general Sederhana • N- asetylsistein 2x30
 Kepala: normocephalic mg
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-), • Nebulizer Ventolin +
THT : kesan tenang nacl 0.9 ml setiap 8
Mulut: Bibir: Sianosis (-) jam
Leher: Pem KGB (-) • Konsul Sp KFR
Thoraks
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/-
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-)
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--),
CRT < 2 detik
FOLLOW UP ( PERAWATAN RUANGAN) (19/05/2023)
S O A P
Status present Hiperpireksia • IVFD D51/2NS 10
Batuk membaik Kesadaran:CM (E4V5M6) tpm aff
Nadi : 90 x/menit, regular Kejang Demam • N- asetylsistein 2x50
RR: 24 x/menit Sederhana mg
Suhu :37,0C • Puyer 3x1
SpO2 96% Faringitis akut (salbutamol +
Status general methylprednisolone)
 Kepala: normocephalic Pneumonia • BPL
Mata : Anemis (-/-),ikt (-/-),
THT : kesan tenang
Mulut: Bibir: Sianosis (-)
Leher: Pem KGB (-)
Thoraks
Paru: retraksi (-), ves +/+, rh -/-, whe -/-
Jantung: S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen: bising usus (+) N, distensi (-)
Ekstremitas: Akral hangat (++/++), edema (--/--),
CRT < 2 detik
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Teori Kasus
Definisi: Penderita di keluhkan kejang seluruh tubuh, berupa
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi kaku dan kaki tangan menghentak hentak yg terjadi
pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang saat sebelumnya penderita panas (suhu tubuh
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38˚C), 39,5˚C). dan tidak didapatkan tanda atau gejala
dengan metode pengukuran suhu apapun yang tidak adanya proses intracranial, dan pada pemeriksaan
disebabkan oleh proses intrakranial. laboratorium tidak ada gangguan metabolic lain,
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan tidak punya riwayat kejang sebelumnya dan saat ini
karena gangguan elektrolit atau metabolik lainnya. umur pasien 2,6 Tahun ( 1-6 Tahun)
Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya  
maka tidak disebut sebagai kejang demam. Anak Kesimpulan :
berumur antara 1- 6 bulan masih dapat mengalami Diagnosis pasien sesuai dengan kriteria untuk
kejang demam, namun jarang sekali. Bila anak Kejang Demam sederhana
berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan lain,
terutama infeksi susunan saraf pusat
PEMBAHASAN
Teori Kasus
 
Etiologi:
Semua infeksi di luar otak yang menimbulkan panas Pada pasien panasnya dicurigai infeksi bakteri yang
seperti faringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, otitis media menimbulkan panas adalah
akut, bronkopneumonia dll
- Pneumonia
- Faringitis Akut
PEMBAHASAN
Patofisiologi

Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari Bila suhu tubuh meningkat, akan terjadi gangguan
permukaan dalam dan luar. fungsi otak dengan akibat keseimbangan potensial
Dalam keadaan normal, konsentrasi K+ dalam sel membran terganggu, mengakibatkan terjadi difusi K+
neuron tinggi dan Na+ rendah, sedangkan di luar dan Na+ yang dapat menimbulkan lepas muatan listrik.
sel neuron terjadi sebaliknya. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
Karena perbedaan konsentrasi ion dalam dan luar dapat meluas ke seluruh sel neuron maupun ke sel
sel , maka terdapat perbedaan potensial yang tetangganya dan akhirnya timbullah kejang fokal
disebut potensial membran sel neuron. Untuk maupun kejang umum
menjaga keseimbangan potensial membran ini
membutuhkan proses oksidasi glukosa.
PEMBAHASAN
Patofisiologi (Kasus)

Pada pasien, mengalami Demam dengan suhu 39,5 ˚C, akibat Pneumonia dan Faringitia Akut menyebabkan:
Gangguan fungsi otak  keseimbangan potensial membran terganggu  mengakibatkan terjadi difusi K+ dan
Na+  menimbulkan lepas muatan listrik.
Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel neuron maupun ke sel
tetangganya dan akhirnya timbullah kejang umum pada pasien.
PEMBAHASAN
Klasifikasi kejang menurut UKK Saraf Neurologi Kasus
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016

Kejang demam sederhana:


Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang Penderita dengan kejang demam sederhana
dari 15 menit), Demam , dengan kejang berlangsung sekitar 30
Bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik) menit
Tidak berulang dalam waktu 24 jam Bentuk kejang umum (tonik klonik)
Sebagian besar kejang demam sederhana Tidak berulang dalam waktu 24 jam.
berlangsung kurang dari 5 menit dan berhenti sendiri Kejang berhenti setelah di berikan stesolit supositoria
   
Kejang demam kompleks Kesimpulan:
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut: Pada pasien ini memenuhi kriteria Kejang demam
Kejang lama (>15 menit) sederhana, hanya lama kejang yg tidak sesuai karena
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum berlansung selama 30 menit. Keadaan ini bias
didahului kejang parsial disebabkan perkiraan waktu yg salah dari orang tua.
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam
PEMBAHASAN (DIAGNOSIS BANDING)
Teori Kasus
Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis:
Anamnesis: Anamnesis:
Identifikasi/pastikan adanya kejang, jenis kejang, lama Anak anak, 2,6 Tahun, kejang umum, selama kurang
kejang, suhu sebelum/pada saat kejang, ferekuensi, lebih 30 menit, suhu 39.5˚C, kejang pertama kali,
penyebab demam di luar SSP. tidak didapatkan gejala yg menunjukkan penyebab
Tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. demam dari SSP ( kelumpuhan, pupil anisokor, kaku
Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, kejang demam, kuduk).
atau epilepsi dalam keluarga. Tumbuh kembang baik. Riwayat kelahiran secara
Singkirkan penyebab kejang yang lain. SC,. Ada riwayat epilepsy dalam keluarga. Tidak ada
penyebab lain demam, selain radang tenggorokan.
Pemeriksan fisik (Faringitis)
Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsangan meningial,
tanda peningkatan tekanan intrakaranial, dan tanda Pemeriksaan Fisik:
infeksi di luar SSP. Kesadaran baik, dengan suhu 39,5˚C.
Pemeriksaan fisik neurologis harus dilakukan Pada pemeriksaan neurologi : tanda rangsangan
walaupun pada umumnya tidak ditemukan adanya meningeal negatif, tidak ada tanda peningkatan
kelainan. tekanan intracranial.
PEMBAHASAN (DIAGNOSIS BANDING)
Teori Kasus
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
Lumbal pungsi dilakukan dengan indikasi: Lumbal pungsi tidak dilakukan karena tidak ada
Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal indikasi:
Terdapat kecurigaan infeksi SSP berdasarkan Tidak ada tanda randsangan meningeal
anamnesis dan pemeriksaan klinis Tidak terdapat kecurigaan infeksi SSP
Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai tidak ada riwayat konsumsi AB sebelumnya. Hanya
demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotik paracetamol sup dan stesolit sup
sehingga mengaburkan tanda dan gejala meningitis  
Pemeriksaan laboratorium lain:
Pemeriksaan laboratorium tidak rutin dilakukan: Pada pasien pemeriksaan DL didapatkan adanya
Darah rutin bila ada tanda infeksi sekunder tanda infeksi dengan peningkatan leukosit 17,76
Gula darah bila ada tanda hipoglikemia 10^3/ul dan neutrophil 79.8%. kemugkina infeksi
Elektrolit serum (natrium, kalium, kalsium, bakteri
magnesium) bila ada tanda imbalance elektrolit
Elektroensefalografi (EEG) dilakukan bila kejang
bersifat fokal
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan teori

Mengatasi kejang fase akut sesual algoritme Indikasi:


tatalaksana kejang akut dan status epileptikus. Kelainan neurologis ringan (tidak nyata) misalnya
  keterlambatan motorik, keterlambatan bicara,
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat retardasi mental
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
antikonvulsan profilaksis Usia 15 menit
Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali oral tiap 4-6 jam jika atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral
suhu >38C • hidrosefalus, hemiparesis
Profilaksis intermiten dengan diazepam 0,3 Deksametason 0,6 mg/kgbb/hari intravena tiap 6 jam
mg/kgbb/kali oral atau 0,5 mg/kgbb/kali rektal (5 mg selama maksimal 3 hari
untuk BB12 kg) sebanyak 3 kali sehari dengan dosis Pengobatan profilaksis kontinyu diberikan selama 1
maksimum 7,5 mg/kali diberikan selama 48 jam tahun. Penghentian rumat untuk kejang demam tidak
pertama demam. membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada
saat anak tidak sedang demam.
PEMBAHASAN

Tatalaksana pada pasien:


 Pada pasien awal di berikan stesolit perectal dan kejang berhenti.
 Paracetamol 100 mg iv bila suhu > 38˚C
 Dexametason 3x2 mg iv
 Pemberian AB pada pasien ini karena adanya bukti hasil pemeriksaan DL ada tanda infeksi bakteri
(peningkatan leukosit dan neutrophil)
 Pemberian mucolitik (ambroxol / N asetylsitein ) sebagai pengobatan simtomatis batuk berdahak.
 Nebuliser Ventolin juga untuk keluhan batuknya.
KESIMPULAN

Pasien usia 2.6 tahun datang dengan keluhan kejang seluruh tubuh berupa kaki dan kaki tangan menghentak hentak seluruh
tubuh selama kurang lebi selama 30 menit. Sebelum kejang pendertia di keluhakn demam dan batuk berdahak.
Hasil pemeriksaan fisik di UGD ditemukan deman dengan suhu axila 39,5˚ C. Tidah didapatkan adanya penurunan kesadaran,
tidak didapatkan adanya tanda tanda infeksi susunan saraf pusat sebagai penyebab kejang.
Pada pemeriksaan penunjang hematologi rutin ditemukan peningkatan leukosit 17,76 10^3/ul dan neutrophil 79.8% yang
menggambarkan kemugkinan adanya infeksi bakteri.
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan cairan liquor cerebrospinal karena tdk ada indikasi.
Berdasar Klasifikasi kejang menurut UKK Saraf Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016. pasien di diagnosis sebagai Kejang
demam sederhana karena
- Demam dengan kejang berlangsung sekitar 30 menit
- Bentuk kejang umum (tonik klonik)
- Tidak berulang dalam waktu 24 jam.
- Kejang berhenti setelah di berikan stesolit supositoria
Pada kasus ini lamanya kejang selama 30 menit dan kejang berhenti setelah diberikan stesolit perlu pikirkan kemungkinan kejang
demam komplek
Pasien dipulangkan pada perawatan hari ke 9 karena kondisi membaik dan tidak pernah kejang selama perawatan
REFERENSI
1. Konsensus penatalaksanaan kejang demam. Hardiono DP, Widodo DP, Ismael S, Editor.UKK
neurologi anak, IDAI, Jakarta, 2006.
2. Shinnar S. Febrile suizure. Dalam: Swaiman KF, Ashwal S, editor. Pediatric neurology principles and
practice. Edisi ke-4, St. Louis: mousby; 2006. h. 676-91.
3. Hodgson ES, Glade CGB, Harbaugh NC, dkk. Febrile suizure: clinical practice guideline for long-term
management of the child with simple febrile suizure. Pediatric 2008;121:1281-6.
4. Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 121 Buku Panduan Belajar
Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak
5. Duffner PK, Beumann RJ. A synopsis of the AmericanAcademy of Pediatrics: practice parameters on
the evaluation and treatment of children with febrile suizure. Pediatr Review 1999;20:285-9.
6. Sadlier Lg, Scheffer IE. Febrile suizure. BMJ 2007; 334:307-11.
MATUR SUKSEMA

Anda mungkin juga menyukai