Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2023


UNIVERSITAS HALU OLEO

ACUTE LUNG OEDEMA

Oleh:
Afifah Salsabila Azzahrah, S.Ked
K1B1 23 004

Pembimbing:
dr. Adry Leonardy Tendean, Sp.PD, FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
Nama : Afifah Salsabila Azzahrah, S.Ked
NIM : K1B123004
Program Studi : Profesi Dokter
Fakultas : Kedokteran
Judul : Acute Lung Oedema
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, 00 September 2023


Mengetahui,
Pembimbing,

dr. Adry Leonardy Tendean, Sp.PD., FINASIM


BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Katambak No. 27
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk : 4 September 2023
Nomor RM : 10.XX.48
Perawatan : HCU-St. Monica

B. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama
Sesak sejak 1 jam SMRS.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang wanita berusia 60 tahun datang ke IGS RS Santa Anna
dengan keluhan sesak yang dirasakan 1 jam SMRS. Keluhan disertai
dengan batuk sejak 2 hari yang lalu, tidak ada dahak maupun lendir. Pasien
juga mengeluhkan bengkak pada kedua kakinya sejak 1 bulan terakhir.
Keluhan nyeri dada, demam, mual, dan muntah disangkal. BAB dan BAK
dalam batas normal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi (+)
• Riwayat diabetes (+)
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat diabetes disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
• Pasien tidak mengonsumsi alkohol
• Pasien tidak merokok
6. Riwayat Pengobatan
• Amlodipine 5 mg
• Candesartan 16 mg
• Metformin 500 mg
• Glimepiride 2 mg
• Gabapentin 300 mg
7. Riwayat Alergi
• Riwayat alergi obat atau makanan disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit sedang, compos mentis
Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu SpO2
180/90 mmHg 120x/menit 30x/menit 36.5oC 80%
(regular)

Status Generalis
Kepala Normocephal, simetris
Rambut Berwarna hitam, pendek, tidak mudah tercabut.
Mata Pupil isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung Rinore (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga Otore (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Mulut Bibir pucat (-), bibir kering (-)
Leher Pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid (-)
Thorax Inspeksi
Normochest, pengembangan dada simetris kiri dan kanan,
retraksi (-/-)
Palpasi
Nyeri tekan (-/-), massa (-/-), vocal fremitus sama kiri dan
kanan
Perkusi
Sonor (+/+)
Auskultasi
Bunyi napas vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (+/-)
Jantung Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
Ictus cordis teraba
Perkusi
Batas jantung kanan kesan melebar
Batas jantung kiri kesan melebar
Auskultasi
BJ I dan II regular, murmur (-)
Abdomen Inspeksi
Cembung, ikut gerak napas,
Auskultasi
Bising usus (+) kesan normal
Palpasi
Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
Timpani (+)
Ekstremitas Superior
Akral dingin, edema (-/-), CRT < 2 detik
Inferior
Akral dingin, edema (+/+), sianosis (+/+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap (04/09/2023)
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 22.40 (H) 4.8 – 10.2 103/uL
RBC 4.18 4.0 – 5.5 106/uL
HB 11.5 (L) 12.2 – 16.2 g/dL
HCT 34.3 (L) 37.7 – 47.9 %
MCV 82.1 80.0 – 97.0 fL
MCH 27.5 26.0 – 31.0 pg
MCHC 33.5 31.8 – 35.4 g/dL
PLT 653 (H) 150.0 – 450.0 103/uL
RDW 41.8 35.0 – 56.0 fL
RDW-CV 13.6 11.0 – 16.0 %
PDW 10.0 9.0 – 17.0 fL
MPV 8.4 6.5 – 12.0 fL
P-LCR 14.3 13 – 43 %
LYMPH 41.1 10.0 – 50.0 %
MXD 5.9 1.0 – 20.0 %
NEUT 53.0 37.0 – 80.0 %
LYMPH# 9.20 (H) 0.8 – 1.5 103/uL
MXD# 1.3 0.1 – 1.5 109/uL
NEUT# 11.90 (H) 2.0 – 7.0 103/uL

Pemeriksaan Kimia Darah (04/09/2023)


Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Ureum 1.2 0.6 – 1.1 mg/dL
Kreatinin 50.6 10 – 50 mg/dL
GDS 295 < 140 mg/dL

Pemeriksaan EKG (04/09/2023)


Kesimpulan:
Atrial Fibrilasi
STEMI Anterior

E. DIAGNOSIS SEMENTARA
Acute Lung Oedema e.c. Congestive Heart Failure e.c. Hipertensi grade II
F. DIAGNOSIS BANDING
1. PPOK
2. Asma
3. Pneumothorax
G. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Lasalcom → nebulisasi
b. O2 → 15 lpm via NRM
c. IVFD NaCl 0,9% → 7 tpm
d. Furosemide 1 amp/IV
e. Ceftriaxone 2x1 gr IV
f. Amlodipine 1x10 mg
g. Candesartan 1x16 mg
h. Novorapid 10-10-10 IU SC
2. Planning
a. Cek glukosa darah sebelum makan
b. Foto thorax PA
c. Rawat ICU

H. FOLLOW UP
Hari/ Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Instruksi DPJP
Tanggal
Selasa, S: P:
05/09/2023 Sesak (+), batuk (+), bengkak kedua • O2 → 8 LPM NRM
kaki (+) • IVFD NaCl 0.9%
O: → 7 tpm
KU = sakit sedang, compos mentis • Furosemide 1
TD = 185/120 mmHg amp/12 jam/IV
N = 90 x • Ceftriaxone 1 gr/12
P = 30x/m jam/IV
S = 37oC • Novorapid 6-6-6 IU
SpO2 = 99% SC
Pemeriksaan Fisik • Ranitidine 2x1
Mata: konjungtiva anemis (+/+) amp/IV
Thorax: ronkhi (+/+) • Amlodipine 10
Ekstremitas: edema tungkai (+/+)
mg/0-0-1
Pemeriksaan Penunjang
• Diet lunak
GDS: 163 mg/dL
• Cek glukosa
Foto Thorax PA
darah/8 jam
Kesan:
(sebelum makan)
• Cardiomegaly disertai tanda-
• Konsul kardiologi
tanda bendungan paru
• Efusi pleura bilateral

A:
• ALO + infeksi sekunder
• CHF grade III-IV
• DM tipe II
• Hipertensi grade II
Rabu S: P:
06/09/2023 Sesak (+) mulai berkurang, batuk (+), • O2 → 4 LPM NRM
bengkak kedua kaki (+) • IVFD NaCl 0.9%
O: → 7 tpm
KU = sakit sedang, compos mentis
TD = 130/90 mmHg • Ceftriaxone 1 gr/12
N = 60 x/menit jam/IV
P = 22 x/menit • Novorapid 10-10-
S = 36oC 10
SpO2 = 98% • Ranitidine 2x1
Pemeriksaan Fisik amp/IV
Mata: konjungtiva anemis (+/+) • Amlodipine 10
Thorax: ronkhi (+/+) mg/0-0-1
Ekstremitas: edema tungkai (+/+) • Furosemide 160
Pemeriksaan Penunjang mg/J/SP
GDS: 152 mg/dL • NTG 3 cc/J/SP
A: • Candesartan 16
• ALO + Infeksi Sekunder mg/1-0-0
• CHF grade II on HHD • Bisoprolol 1.25
• DM tipe II mg/1-0-0
• Hipertensi grade II • CPG 75 mg/0-1-0
• CAD • Atorvastatin 20
mg/0-0-1
• Alprazolam 0.5
mg/0-0-1
• Cek glukosa
darah/8 jam
(sebelum makan)
Kamis S: P:
07/09/2023 Sesak (-), batuk (+), bengkak kedua • O2 → 4 LPM
kaki mulai berkurang • IVFD NaCl 0.9%
O: → 7 tpm
KU = sakit sedang, compos mentis • Ceftriaxone 1
TD = 110/90 gr/12 jam/IV
N = 89 x/menit • Novorapid 10-10-
P = 24 x/menit 10
S = 36.5oC • Ranitidine 2x1
SpO2 = 95% amp/IV
Pemeriksaan Fisik • Amlodipine 10
Mata: konjungtiva anemis (+/+) mg/0-0-1
Thorax: ronkhi (-/-)
• Furosemide 1
Extremitas: edema tungkai (+/+) amp/12 jam/IV
Pemeriksaan Penunjang
• NTG 3 cc/J/SP
GDS: 170 mg/dL
A: • Candesartan 16
• Post ALO + secondary infection mg/1-0-0
• CHF grade I-II on HHD • Bisoprolol 1.25
• DM tipe II mg/1-0-0
• Hipertensi grade I • CPG 75 mg/0-1-0
• CAD • Atorvastatin 20
mg/0-0-1
• Alprazolam 0.5
mg/0-0-1
• Cek glukosa
darah/8 jam
(sebelum makan)
• Foto thorax PA
• Cek darah lengkap
Jumat S: P:
08/09/2023 Sesak (-), batuk (+), bengkak kedua • IVFD NaCl 0.9%
kaki (-) → 7 tpm
O: • Novorapid 14-14-
KU = sakit sedang, compos mentis 14 IU SC
TD = 160/80 mmHg • Amlodipine 1x10
N = 80 x/menit mg
P = 22 x/menit • Ranitidine 2x1
S = 36.4oC • Furosemide 2x1
SpO2 = 96% • Nitrokaf 1x2.5 mg
Pemeriksaan Fisik
• Candesartan 1x16
Mata: konjungtiva anemis (+/+) mg
Thorax: ronkhi (-/-)
• Bisoprolol 1x1.25
Extremitas: edema tungkai (-/-)
mg
Pemeriksaan Penunjang
• CPG 1x75 mg
Darah lengkap (07/09/2023)
• Atorvastatin 1x20
WBC: 9.30 x 103/uL
mg
RBC: 3.75 x 106/uL
• Rawat jalan
HB: 10.4 g/dL
HCT: 30.5%
MCV: 81.30 fL
MCH: 27.70 pg
MCHC: 34.10 g/dL
PLT: 443 x 103/uL
LYMPH#: 2.1 x 103/uL
NEUT#: 6.6 x 103/uL
Kimia darah (07/09/2023)
Ureum: 44.8 mg/dL
Kreatinin: 0.95 mg/dL

A:
• Post ALO + Post Infeksi
Sekunder
• CHF grade I-II
• DM tipe II
• Hipertensi grade I
• Anemia ec chronic disease
• CAD

I. PROGNOSIS
1. Ad vitam: Dubia ad Bonam
2. Ad functionam: Dubia ad Bonam
3. Ad sanationam: Dubia ad Bonam
BAB II
PEMBAHASAN

USIA DAN JENIS KELAMIN


KASUS TEORI
Ny. S. Perempuan. Usia 60 tahun. Edema paru akut adalah terjadinya
akumulasi cairan pada jaringan
interstisial paru yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara
tekanan hidrostatik dan onkotik di
dalam pembuluh darah kapiler paru
dengan jaringan sekitarnya. (Safri,
Z. 2014)
Edema paru adalah kondisi yang
mengancam jiwa dengan perkiraan
75.000 hingga 83.000 kasus per
100.000 orang mengalami gagal
jantung. Laki-laki biasanya lebih
banyak terkena dibandingkan
perempuan dan orang lanjut usia
mempunyai risiko lebih tinggi
terkena edema paru. (Iqbal, M.A.
dan Mohit G. 2023)
GEJALA KLINIS
KASUS TEORI
Pasien datang ke IGD dengan Pada edema paru akut, pasien
keluhan sesak yang dirasakan sejak 1 biasanya datang dengan keluhan
jam SMRS. Keluhan disertai batuk sesak napas, yang dapat timbul
sejak 2 hari yang lalu, tidak ada secara akut (dari menit ke jam) atau
dahak maupun lendir. Pasien juga timbul bertahap.
mengeluhkan bengkak pada kedua Gejala pada edema paru akut:
kakinya sejak 1 bulan terakhir. • Sesak napas yang memburuk
Keluhan lan seperti nyeri dada, saat aktivitas atau berbaring
demam, mual, dan muntah disangkal. • Pusing dan keringat berlebih
BAB dan BAK dalam batas normal. • Batuk
• Nyeri dada
Gejala pada edema paru kronis:
• Sesak napas saat beraktivitas
• Ortopnea
• Paroxysmal nocturnal dyspnea
• Kelelahan
PEMERIKSAAN FISIK
KASUS TEORI
Keadaan Umum Pada pemeriksaan klinis pasien
Sakit sedang, compos mentis dengan edema paru sering didapati:
Tanda-tanda Vital • Dispnea, takipnea, takikardi
Tekanan Darah = 180/90 mmHg • Hipertensi/hipotensi
Nadi = 120 x/menit • Akral dingin
Pernapasan = 30 x/menit • Peningkatan JVP
Suhu = 36.5oC • Auskultasi paru dijumpai ronkhi
SpO2 = 80% dan wheezing juga mungkin
Pemeriksaan Fisik menunjukkan tanda-tanda
Mata: konjungtiva anemis (+/+) • Auskultasi jantung biasanya
Thorax: ronkhi (+/+) menunjukkan adanya S3 gallop
Ekstremitas: akral dingin, edema • Hepatomegali, refluks
tungkai (+/+), sianosis (+/+)
hepatojugular
• Edema pretibial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS TEORI
Darah Lengkap (04/09/2023) Tidak ada tes pasti yang tersedia
WBC: 22.40 x 103/uL untuk mendiagnosis edema paru,
RBC: 4.18 x 106/uL tetapi secara klinis, tes dimulai dari
HB: 11.50 g/dL tes sederhana hingga tes yang lebih
HCT: 34.30% kompleks sambil mencari diagnosis
MCV: 82.10 fl dan etiologi terkait.
MCH: 27.50 pg 1. Tes darah
MCHC: 33.50 g/dL Darah lengkap dapat dilakukan
PLT: 653 x 103/uL untuk menyingkirkan anemia
LYMPH#: 9.20 x 103/uL dan sepsis.
NEUT#: 11.90 x 103/uL 2. EKG
EKG dapat dilakukan untuk
Kimia Darah (04/09/2023) menyingkirkan perubahan
Ureum: 1.2 mg/dL iskemik dan kelainan ritme.
Kreatinin: 50.60 mg/dL 3. Radiologi
GDS: 295 mg/dL Foto thorax merupakan salah
satu pemerikaan terpenting yang
EKG (04/09/2023) diperlukan untuk evaluasi edema
Kesimpulan: paru.
Atrial Fibrilasi • Tahap awal: terdapat
STEMI anterior kardiomegali, biasanya
diidentifikasi sebagai
Foto Thorax (05/09/2023) peningkatan CTR > 50%
Kesan: • Tahap menengah: edema
Cardiomegaly disertai tanda-tanda interstisial
bendungan paru • Tahap akhir: efusi pleura
Efusi pleura bilateral
TATALAKSANA
KASUS TEORI
Terapi/obat yang diberikan: Tujuan penatalakasanaan edema
• O2 → 15 lpm via NRM paru mencakup perbaikan
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV oksigenasi, mempertahankan
• Novorapid 10-10-10 tekanan darah yang optimal ke
• Ranitidine 2x1 amp/IV organ-organ penting, serta
• Amlodipine 10 mg/0-0-1 menurunkan jumlah cairan

• Furosemide 160 mg/J/SP ekstraseluler.

• NTG 3 cc/J/SP
• Candesartan 16 mg/1-0-0 Terapi oksigen untuk memperbaiki
oksigenasi pada pasien dengan
• Bisoprolol 1.25 mg/1-0-0
edema paru akut. Terapi oksigen
• CPG 75 mg/0-1-0
tambahan dapat mulai diberikan
• Atorvastatin 20 mg/0-0-1
ketika SpO2 < 90%.
• Alprazolam 0.5 mg/0-0-1

Obat golongan diuretik digunakan


ketika ada bukti kongesti cairan pada
pasien. Loop diuretic dapat
membantu menurunkan preload dan
harus digunakan secara hati-hati
pada pasien yang mungkin memiliki
kondisi dehidrasi ringan.

Obat vasodilator seperti golongan


nitrat dapat ditambahkan sebagai
terapi adjuvant karena dapat
mengurangi preload dan kongesti
paru. Pada penggunaan dosis rendah,
nitrat dapat menyebabkan relaksasi
otot sehingga menyebabkan dilatasi
vena sistemik dan mengurangi
preload. Pada penggunaan dosis
yang lebih tinggi, nitrat dapat
memberikan efek dilatasi arteriol
sehingga perbaikan oksigenasi
jantung dan menurunkan beban kerja
jantung.

Beta blocker harus diberikan pada


semua pasien gagal jantung
simtomatik dan fraksi ejeksi
ventrikel kiri < 40%. Beta blocker
memperbaiki fungsi ventrikel dan
kualitas hidup, mengurangi
perawatan rumah sakit karena
perburukan gagal janrung, dan
menurunkan mortalitas.

ARB direkomendasikan pada pasien


gagal jantung dengan fraksi ejeksi
ventrikel kiri < 40% yang tetap
simtomatik walaupun sudah
diberikan ACE-I dan beta blocker
dosis optimal, kecuali terdapat
kontraindikasi. Terapi dengan ARB
dapat memperbaiki fungsi ventrikel
dan kualitas hidup, mengurangi
angka perawatan rumah sakit karena
perburukan gagal jantung. ARB
direkomendasikan sebagai alternatif
pada pasien yang intoleran terhadap
ACE-I.
PEMBAHASAN KASUS
Edema paru akut adalah terjadinya akumulasi cairan pada jaringan
interstisial paru yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tekanan
hidrostatik dan onkotik di dalam pembuluh darah kapiler paru dengan jaringan
sekitarnya.
Pasien didiagnosa edema paru akut berdasarkan anamnesis secara
autoanamnesis. Dari anamnesis didapatkan pasien memiliki gejala dan tanda seperti
sesak napas yang dirasakan saat beraktivitas/berbaring, batuk, bunyi napas ronkhi,
bengkak pada kedua tungkai, dan akral dingin. Tetapi, untuk dapat menegakkan
diagnosis, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Tes darah
Pemeriksaan darah lengkap dapat dilakukan untuk menyingkirkan anemia dan
sepsis.
b. EKG
Pemeriksaan EKG dapat dilakukan untuk menyingkirkan perubahan iskemik
dan kelainan ritme.
c. Radiologi
Pemerisaan foto thorax merupakan salah satu pemerikaan terpenting yang
diperlukan untuk evaluasi edema paru.
Tujuan penatalakasanaan edema paru mencakup perbaikan oksigenasi,
mempertahankan tekanan darah yang optimal ke organ-organ penting, serta
menurunkan jumlah cairan ekstraseluler.
Terapi oksigen untuk memperbaiki oksigenasi pada pasien dengan edema
paru akut, langkah pertama dapat dilakukan dengan memposisikan pasien dalam
posisi duduk. Posisi tempat tidur pasien dapat disesuaikan untuk mengakomodasi
hal ini. Terapi oksigen tambahan dapat mulai diberikan ketika SpO2 < 90%.
Obat golongan diuretik digunakan ketika ada bukti kongesti cairan pada
pasien. Loop diuretic dapat membantu menurunkan preload dan harus digunakan
secara hati-hati pada pasien yang mungkin memiliki kondisi dehidrasi ringan.
Terapi diuretik dapat dimulai dengan pemberian furosemide 20-40 mg/IV.
Obat vasodilator seperti golongan nitrat dapat ditambahkan sebagai terapi
adjuvant karena dapat mengurangi preload dan kongesti paru. Pada penggunaan
dosis rendah, nitrat dapat menyebabkan relaksasi otot sehingga menyebabkan
dilatasi vena sistemik dan mengurangi preload. Pada penggunaan dosis yang lebih
tinggi, nitrat dapat memberikan efek dilatasi arteriol sehingga perbaikan oksigenasi
jantung dan menurunkan beban kerja jantung. Terapi nitrat dapat dimulai dengan
pemberian nitrogliserin 5-10 mcg/menit yang dapat dititrasi sampai dosis maksimal
400 mcg/menit.
Beta blocker harus diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik
dan fraksi ejeksi ventrikel kiri < 40%. Beta blocker memperbaiki fungsi ventrikel
dan kualitas hidup, mengurangi perawatan rumah sakit karena perburukan gagal
janrung, dan menurunkan mortalitas. Pada pasien gagal jantung dapat diberikan
bisoprol 1.25 mg/hari.
ARB direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi
ventrikel kiri < 40% yang tetap simtomatik walaupun sudah diberikan ACE-I dan
beta blocker dosis optimal, kecuali terdapat kontraindikasi. Terapi dengan ARB
dapat memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi angka
perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung. ARB direkomendasikan
sebagai alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE-I. Pada pasien gagal
jantung dapat diberikan candesartan 16 mg/hari.
Prognosis dari edema paru akut sendiri bergantung pada penyebab yang
mendasarinya tetapi umumnya memiliki prognosis yang buruk. Edema paru
kardiogenik merupakan kondisi yang mengkhawatirkan dengan tingkat kepulangan
sebesar 74% dan tingkat kelangsungan hidup setelah satu tahun sebesar 50%.
Sebagian besar komplikasi edema paru timbul dari penyebab yang
mendasarinya. Komplikasi umum yang terkait dengan penyebab kardiogenik
meliputi risiko aritmia, tromboemboli, pericarditis, penyakit jantung katup,
serangan jantung, tamponade jantung, hingga kematian.
Edema paru dapat menyebabkan hipoksia dan hipoksemia berat yang
menyebabkan kerusakan organ akhir dan kegagalan multi organ. Gagal napas
adalah komplikasi lainnya dari edema paru kardiogenik.
AFTAR PUSTAKA
1. Assaad, S., Kratzert, W.B., Shelley, B. et al. (2017). Assessment of Pulmonary
Edema: Principles and Practice. J Cardiothorac Vasc Anesth. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29174750/
2. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, et al. (2013). American Heart
Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart
disease and stroke statistics--2013 update: a report from the American Heart
Association. Circulation. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5408511/
3. Iqbal, M.A., & Gupta M. (2023). Cardiogenic Pulmonary Edema. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544260/
4. Malek R, Soufi S. (2023). Pulmonary Edema. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557611/
5. PERKI. (2020). Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, edisi kedua,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.
6. Safri, Z. (2014). Edema Paru Akut. Dalam: Setiati, S., Idrus, A., Sudoyo, et al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
7. Sarkar M, Madabhavi I, Niranjan N, Dogra M. (2015). Auscultation of the
respiratory system. Ann Thorac Med. Available from:
https://ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4518345/

Anda mungkin juga menyukai