MULTITRAUMA DENGAN
SUBARACHNOID HEMORRHAGE
Dailla Rahma Leputri 6120018022
Abd. Aziz Hafid Amrullah 6120018030
3
Riwayat Penyakit Sekarang
• Ny. Sit datang dengan keluhan luka pada tangan kanan dan kiri serta luka
pada kaki kiri, keluar darah merah segar telinga sebelah kiri.
• Keluhan didapat oleh sebab kecelakaan saat mengendarai sepeda motor
sendiri pada pukul 02.30 WIB sebelum dibawa ke IGD RSIJS pada pukul
03.27 WIB,
• Pasien dijambret dan ditendang (lupa bagian tubuh mana yang
ditendang) kemudian jatuh ke arah kiri dan tidak sadarkan diri
• Ditolong oleh seorang satpam menyampaikan bahwa baru menemukan
keberadaan pasien saat jatuh pingsan
• Pasien muntah 1x berwarna kehitaman beserta makanan, keluar darah
merah segar dari telinga sebelah kiri, terdapat luka lecet pada kaki
sebelah kiri, punggung tangan kanan serta kiri
• Pusing bila bangun dari posisi terlentang. 4
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Masa Lampau
- Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi (Hipertensi) disangkal
Riwayat alergi obat-obatan disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat Kecelakaan sebelumnya disangkal
Riwayat pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan.
Riwayat Trauma
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
5
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Meningeal Sign
Kaku kuduk :-
Kaku Leher :-
Brudzinki I :-
Brudzinki II :-
Brudzinki III :-
Brudzinski IV :-
Kernig :-
10
Gambar 1. Vulnus Excoriatum Regio Manus Gambar 2. Vulnus Excoriatum Regio
Dextra Manus Dextra
11
Gambar 3. Vulnus Excoriatum Pada Extremitas
Inferior Sinistra
12
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah lengkap 08/12/2019
Leukosit 13.44 Ribu/Ul 3,80 – 10,6
Basophil 0.444 % 0–1
Neutrophil 77.87 % 39,3 – 73,7
Limfosit 17.480 % 25 – 40
Eosinophil 0.394 % 2–4
Monosit 3.814 % 2–8
Eritrosit 4.15 Juta/ Ul 4,40 – 5,90
Haemoglobin 11.69 g/Dl 13,2 – 17,3
Hematokrit 35.8 % 40 – 52
Indeks Eritrosit
MCV 86.3 Fl 80 – 100
MCH 28.2 Pg 26,0 – 34,0
MCHC 32.7 % 32 – 36
RDW-CV 11.5 % 11,5 – 14,5
Trombosit 159 Ribu/Ul 150 – 440
MPV 8.559 Fl 7,2 – 11,1
Glukosa Darah
Blood Sugar Acak 87 mg/dL < 145
ECG
• Sinus rhytm 88 bpm reguler, aksis frontal normal, aksis horizontal clockwise
rotation. 14
Radiologi
Hasil Pemeriksaan Thorax Foto Dewasa 06 Januari 2020
Klinis :
Alignment baik
Trabekulasi tulang normal
Caput femur baik
Celah dan permukaan sendi normal
Tak tampak soft tissue swelling
Tak tampak fraktur
Kesimpulan :
Femur sinistra dalam batas normal
16
Foto CT Scan tanggal 06 Januari 2020
17
• Klinis :
– Tampak lesi hyperdens berdensitas darah minimal (67 HU) di cortical lobus parietal
kanan dan tampak area perdarahan minimal di sulcus dan gyrus di sekitarnya
– Tampak hematom subgaleal di regio parieto occipital kiri
– Tak tampak deviasi mid line struktur
– System ventirkel normal
– Sulci dan gyri normal
– Tak tampak kalsifikasi di basal ganglia kanan kiri
– Mastoid, sinus frontalis, ethmoidalis, sphenoidalis kanan kiri normal
– Tulang-tulang calvaria tampak normal, tak tampak fraktur
– Pons dan cerebellum kesan normal
• Kesimpulan :
ICH (minimal) di cortical lobus parietal kanan
SAH (minimal) di lobus parietal kanan
Subgaleal hematom di regio parieto occipital kiri
18
Radiologi
Foto Humerus AP tanggal 08 Januari 2020
Klinis :
Trabekulasi tulang normal
Tampak fraktur pada sisi lateral os
clavicula kiri disertai soft tissue
swelling
Tampak fraktur multiple costa 3,4,5
posterior kiri
Celah sendi baik
Kesimpulan :
Fraktur pada sisi lateral os clavicula kiri
Fraktur multiple costa 3,4,5 posteior kiri
19
Diagnosa Kerja
Cedera otak ringan et causa Subarachnoid
Hemorrage + Close fracture clavicula sinistra +
Ekskoriasi regio genu anterior, cruralis anterior,
dorsum pedis dan dorsum manus dextra et
sinistra + bloody aurikula sinistra.
20
Tatalaksana
• Oksigen masker 6-8 lpm
• Inf. PZ 1500cc/24 jam
• Inj. Diphenhidramin 2x10 mg
• Inj. Ondancentron 2x8 mg
• Inj. Ranitidin 25 mg
• Inj. Antrain 3x1 g
• Extra Transamin 500mg
• DL, GDA
• Inform concent Pro Open Reduction with Internal Fixation
• Konsul Sp An
• Konsul SP JP
21
Follow Up
Tanggal Subject Object Assesment Planning
KU : lemah
Terapi:
GCS 456
TD 96/63 mmHg
Inf. PZ 1500cc/24 jam
Nadi 80x/mnt
RR 20x/menit Inj. Diphenhidramin 2x10 mg
T 36,70C Inj. Ondancentron 3x4 mg
Inj. Ranitidin 25 mg
Status Generalisata :
Mual (+), Muntah (-), Pusing
Kepala-Leher : Hematome regio
COR ec SAH + Close Inj. Antrain 3x1 g
berputar yang makin Fracture Clavicula
frontoparietal sinistra, edema regio Inform concent Pro Open
bertambah ketika bergerak, cingulum membri thoracici sinistra sinistra + Ekskoriasi
nyeri pada bahu kiri (+), Regio Genu Anterior, Reduction with Internal Fixation
08/01/20 merasa sedikit nyeri pada Thoraks : dbn Cruralis Anterior, Konsul Sp An
pundak kiri, Abdomen : dbn Dorsum pedis, dan Konsul SP JP
BAB 1x dalam batas normal dorsum manus dextra
dan BAK dalam batas Extremitas : vulnus excoriatum regio genu et sinistra + Vertigo +
anterior sinsitra, regio cruralis sinistra,
normal Bloody aurikula sinistra Monitoring:
regio dorsum pedis, regio malleolus
Edukasi :
medial sinistra, regio manus dextra, regio
manus sinistra Tampon di telinga mencegah
perdarahan
Pemriksaan Neurologis : dalam batas Boleh diet bebas
normal Mobilisasi duduk 45˚
Diperluakn tindakan Open
Reduction Interna Fixation22
Tanggal Subject Object Assesment Planning
Terapi:
Vit C 2x1
23
Calk 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
24
Anatomi
Meningea : tiga lapisan membran penghubung yang memproteksi otak dan medulla
spinalis.
- Duramater adalah membran yang paling superfisial dan tebal (falx serebri,
tentorium serebelli, dan falx serebelli)
- Arachnoid. Dari arachnoidea menonjol ke luar tonjolan-tonjolan mirip jamur ke
dalam sinus-sinus venosus utama yaitu granulationes pacchioni
(granulationes/villi arachnoidea).Ruang antara arachnoid dan duramater
dinamakan ruang subdural dan mempunyai sangat sedikit cairan serosa.
- Piamater yang melapisi permukaan otak. Antara arachnoid dan piamater
terdapat ruang subarachnoid di mana terdapat banyak pembuluh darah dan
dipenuhi dengan cairan serebrospinal.
(Machfoed, 2011)
25
26
27
Arter-arteri Intrakranial
28
Definisi
• Pendarahan subarakhnoid :
(Machfoed, 2011)
29
Epidemiologi
• PSA menduduki 7-15% dari seluruh kasus GPDO (Gangguan
Peredaran Darah Otak).
• Prevalensi kejadiannya sekitar 62% timbul pertama kali pada usia 40-
60 tahun.
• Dan jika penyebabnya adalah MAV (malformasi arteriovenosa) maka
insidensnya lebih sering pada laki-laki daripada wanita
(Machfoed, 2011)
30
Etiologi
(Machfoed, 2011) 31
Patofisiologi
• Aneurisma dinding arteri percabangan dan perlekukan untuk arteri intracranial
• Aneurisma pada arteri serebri yang paling sering adalah aneurisma sakular yang bersifat
kongenital
• Infeksi sistemik seperti endokarditis bisa menyebar ke arteri serebri dan menyebabkan
aneurisma mikotik.
• Ruptur aneurisma intrakranial bisa meningkatkan tekanan intrakranial dan menyebabkan
nyeri kepala.
• Tekanan intrakranial bisa mencapai tekanan perfusi sistemik dan menurunkan sirkulasi
darah secara akut
• Malformasi arteriovenosa adalah gangguan komunikasi vaskuler di mana darah arterial
memasuki system venous. Sering terjadi pada arteri serebri media.
(Machfoed, 2011
32
Perdarahan Subarachnoid 33
Aneurisma pada Arteri Cerebri
34
Diagnosa
1. Gejala Klinis
• Gejala prodromal: nyeri kepala hebat dan akut
• Kesadaran sering terganggu, dan sangat bervariasi dari tak sadar sebentar, sedikit
delirium sampai koma.
• Gejala / tanda rangsangan meningeal: kaku kuduk, tanda kernig ada.
• Fundus okuli: 10% penderita mengalami edema papil beberapa jam setelah
pendarahan.
• Gejala-gejala neurologik fokal: bergantung pada lokasi lesi.
• Gangguan fungsi saraf otonom: demam setelah 24 jam, Begitu pun muntah,
berkeringat, menggigil, dan takikardi, adanya hubungan dengan hipotalamus.
• Perubahan perilaku atau iritabilitas.
• Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan melena dan seringkali
disertai peninggian kadar gula darah, glukosuria, albuminuria.
(Machfoed, 2011) 35
Gambaran Radiologi
CT Scan tanpa kontras; gambaran perdarahan subarachnoid menunjukkan
peningkatan density (hiperdens) pada ruang cairan serebrospinal.
(Machfoed, 2011) 36
Gambaran Radiologi
(Machfoed, 2011) 37
Klasifikasi
(Harsono, 2004)
Klasifikasi
Menurut skala Hunt&Hess, perdarahan subarakhnoid dapat dibagi menjadi
beberapa kelas (grade), yaitu:
(Harsono, 2004) 40
Penatalaksanaan
Penderita dengan tanda-tanda grade I atau II hunt and Hess PSA
(Machfoed, 2011 ) 41
Penatalaksanaan
Penderita dengan grade III, IV atau V Hunt and Hess PSA
(Machfoed, 2011 ) 42
Penatalaksanaan
- Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA
Terapi antifibrinolitik untuk mencegah perdarahan ulang
direkomendasikan pada keadaan klinis tertentu, contohnya: pasien dengan
risiko rendah untuk terjadinya vasospasme atau memberi efek bermanfaat
pada operasi yang ditunda.
(Machfoed, 2011 ) 43
Penatalaksanaan
• Tatalaksana pencegahan vasospasme
- Pemberian nimodipin,
- Hyperdinamic therapy (triple H) : hypervolemic-hypertensive-
hemodilution
- Angioplasti transluminal : dianjurkan untuk pengobatan vasospasme
pada pasien-pasien yang gagal dengan terapi konvensional
(Machfoed, 2011 ) 44
Penatalaksanaan
• Antifibrinolitik
Obat-obat antifibrinolitik dapat mencegah perdarahan ulang
• Antihipertensi
Jaga MAP sekitar 110 mgHg atau tekanan darah sistolik tidak lebih 160
dan tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Obat-obat antihipertensi diberi bila tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik melebihi batasannya dan MAP di atas 130mmHg
(Machfoed, 2011 ) 45
Penatalaksanaan
• Anti Kejang
Hanya dipertimbangkan pada pasien yang mungkin timbul kejang,
• Analgetik
Kontrol nyeri penting untuk kualitas perawatan pasien.
• Antiemetik
Promethazine (phenergan) merupakan obat anti dopaminergik yang efektif dalam
mengobati muntah.
(Machfoed, 2011 ) 46
Komplikasi
Tiga komplikasi terbesar aneurisma
perdarahan Subarachnoid adalah perdarahan
ulang, vasospasme dan hidrosefalus.
(Machfoed, 2011 ) 47
Prognosis
• Faktor yang paling penting adalah keadaan neurologis pada pasien tersebut
ketika tiba di rumah sakit.
(Machfoed, 2011 ) 48
49