Meningitis
Pembimbimg :
dr. Hj. Heka Majasari, Sp. A
Disusun oleh :
Ikhlima Pramista Janaria (2015730057)
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D. W.
Umur : 1 Tahun 5 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasar Batik Girimulya
Ayah : Tn. A
Usia : 37 tahun
Ibu : Ny. D
Usia : 28 tahun
Tanggal MRS : 25 Agustus 2019
Tanggal Pemeriksaan : 26 Agustus 2019
B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanmnesis dan alloanamnesis pada 26 Agustus 2019
Riwayat Pengobatan
Os belum pernah berobat ke dokter.
Riwayat Alergi
Os tidak alergi makanan, obat, cuaca, maupun debu.
Riwayat kelahiran
Os lahirkan di bidan secara spontan dengan usia kehamilan 9 bulan. Saat lahir, os
langsung menangis. BBL: 3000 gram.
Riwayat Perkembangan
Perkembangan os sama seperti sebayanya. Tidak ada keterlambatan dalam
perkembangan.
Kesan: Perkembangan sesuai dengan usia.
Riwayat Imunisasi
BCG = 1x (Usia 1 bulan)
Hep B = 4x ( Saat lahir, Usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
Polio = 4x (Usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
DPT = 3x (Usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
Hib = 3x (Usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
Pasien belum di imunisasi MR
Kesan = Imunisasi tidak lengkap
Riwayat Pemberian Makanan
0-6 bulan : ASI Eksklusif
7 bulan – 12 bulan : ASI + bubur + buah lunak
13 bulan – saat ini : ASI + makanan keluarga
Saat ini kesehariannya makan 3 x sehari. Kebutuhan kalori os tiap hari 1080
kkal/hari.
Os makan ¾ porsi dewasa dengan varian 4 sehat 5 sempurna
Kesan : kualitas dan kuantitas kurang baik.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Delirium
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 130 x/menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 38,2 ◦ C
Status Antropometri
BB : 8 kg
TB : 76,5 cm
BB / U : 8/10.6 x 100% = 74% (gizi kurang)
TB / U : 76.5/80 x 100% = 95% (normal)
BB / TB : 8/10.6 x 100% = 74% (gizi kurang)
Kesan : gizi kurang
Status Generalis
Kepala : Rambut tidak mudah dicabut, terdistribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) oedema palpebra (-/-) mata
cekung (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
Telinga : Serumen (-/-)
Mulut : coated tongued (-), tonsil hiperemis (-) T1-T1
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Pemeriksaan KGB
• Submental (-)
• Submandibular (-)
• Preauricular (-)
• Posterior auricular (-)
• Cervical (-)
• Supraclavicular (-)
• Aksila (-)
• Inguinal (-)
Paru :
Inspeksi : simetris (pergerakan dinding dada simetris)
Palpasi : simetris
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikular pada kedua lapang paru, tidak terdapat rhonchi
maupun wheezing
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V line midklavikula sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS II
Batas kiri : line midklavikula sinistra
Batas kanan : linea parasternal dextra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur(-), gallop –
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : kontur simetris supel, nyeri tekan epigastrium (-)
Hati, lien, ginjal tidak teraba. Tidak teraba adanya massa.
Perkusi : Suara timpani
Ektremitas :
Atas : akral hangat , capillary refill time < 2 detik, edema -/-
Tidak terdapat clubbing finger (jari tabuh)
Bawah : akral hangat , capillary refill time < 2 detik, edema -/-
Tidak terdapat nyeri otot dan sendi
Tubuh tidak tampak kuning.
Status Neurologis :
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : +
Brudzinski I : -
Brudzinski II : -
Brudzinski III : -
Kernig sign : -
Lasegue sign : -
Saraf otak :
Pupil isokor Ø 4 mm
Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tak langsung +/+
Pemeriksaan motorik :
Pemeriksaan sensorik :
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Nyeri + + + +
Raba + + + +
Refleks fisiologis :
Refleks bisep : ↑/↑
Refleks trisep : ↑/↑
Refleks patella : ↑/↑
Refleks brachioradialis : ↑/↑
Refleks achilles : ↑/↑
Refleks patologis :
Refleks babinski : +/+ (kedua ibu jari dorsifleksi)
Refleks oppenheim : -/-
Refleks chaddock : +/+ (kedua ibu jari dorsifleksi)
Refleks schaefer : -/-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 25 Agustus 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Lengkap
Haemoglobin 14.3 11.5 – 13.5 g/dl
Hematokrit 43.4 32 – 42 %
Eritrosit 5.66 4 – 5.2 10^6/µL
Leukosit 18 4.5 – 10.5 10^3/µL
Trombosit 245 150 – 450 10^3/µL
MCV 76.6 80 – 94 fL
MCH 25.3 27 – 31 Pg
MCHC 33 33 – 37 %
RDW-SD 41.1 37 – 54 fL
PDW 15.6 9 – 14 fL
MPV 8.3 8 – 12 fL
Differential
Limfosit % 11.3 26 – 36 %
Monosit % 3.4 4–8 %
Neutrofil % 84.5 47 – 62 %
Eosinofil % 0.1 1–3 %
Basofil % 0.7 <1 %
Absolut
Limfosit # 0.91 1 – 1.51 10^3/µL
Monosit # 0.28 0.16 – 1 10^3/µL
Neutrofil # 11.5 2.1 – 8.4 10^3/µL
Eosinofil # 0.01 0.02 – 0.50 10^3/µL
Basofil # 0.05 0.00 – 0.10 10^3/µL
Kimia Klinik
Glukosa Rapid Sewaktu 50 <180 mg/dl
Elektrolit
Natrium 135.1 135 – 148 mEq/L
Kalium 3.73 3.5 – 5.3 mEq/L
Calcium ion 1.34 1.15 – 1.29 mmol/L
F. DIAGNOSA
Meningitis bakterialis DD/ meningitis serosa
Ensefalitis
KEP 1
G. TATALAKSANA
IVFD RL 3 cc/kgBB/jam
Injeksi ceftriaxone
Injeksi deksametason
Manitol
Paracetamol 4 x ¾ cth
Zink 1 x 20 mg
Oksigen nasal kanul 1 lpm
I. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
26/08/2019
S : Kejang 1 hari yang lalu > 5 kali kelojotan seluruh tubuh disertai muntah > 10 kali
dan diare sebanyak 3 kali sehari.
O : KU tampak sakit sedang
Kesadaran : delirium
TTV : TD : 100/60 mmHg, RR : 28 kali/menit, Nadi : 130 kali/menit
Suhu : 38oC
Kepala : rambut tidak mudah dicabut dan terdisribusi merata
Mata : CA -/- SI -/- mata cekung -/-
Hidung : sekret -/- PCH -/-
Mulut : bibir kering (-)
Leher : pembesaran KGB -/-
Thorax : simetris
Pulmo : retraksi dada (-), vesikular +/+, ronki -/- wheezing-/-
Cor : BJ 1/II reguler, mumur (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+/N), kontur datar simetris supel, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik
Status neurologis :
Kaku kuduk +
Refleks fisiologis :
Refleks bisep : +++/+++
Refleks tricep : +++/+++
Refleks pattella : +++/+++
Refleks patologis :
Refleks babinski : +/+
Refleks chaddock : +/+
Refleks oppenheim : -/-
Pemeriksaan motorik :
27/08/2019
S : Kejang (-) BAB cair 3 kali sehari tanpa muntah. BAB konsistensi cair, ampas
sedikit, lendir (+) dan darah (-).
O : KU tampak sakit sedang
Kesadaran : delirium
TTV : TD : 100/60 mmHg, RR : 28 kali/menit, Nadi : 126 kali/menit
Suhu : 36.8oC
Pada pemeriksaan fisik head to toe hasilnya masih sama dengan tanggal
26/08/2019 kecuali pemeriksaan motorik :
Pemeriksaan motorik :
A : KDK ec susp elektrolit imbalance + meningitis + epilepsi
P:
IVFD RL 3 cc/KgBB/jam
Injeksi cefotaxime 3 x 425 mg (H.2)
Injeksi gentamisin 1 x 40 mg (H.2)
Injeksi stesolid 4,25 (bolus perlahan bila kejang )
Injeksi deksametason 3 x ½ ampul (H.2)
NGT sufor 8 x 20 cc
Paracetamol 4 x ¾ cth
Zink syr 1 x 20 mg
Oksigen nasal kanul 1 lpm
Rencana : CT SCAN kepala dengan kontras tanggal 30/08/2019
Lab tanggal 27/08/2019:
Urin : leukosit 25/1+ , keton 15/1+.
Mikroskopis urin : leukosit 1-3 LPB
Mikroskopis feses : leukosit 0 – 1 LPB
Fungsi ginjal : ureum 19 mg% dan kreatinin 0.3 mg%
28/08/2019
S : Kejang (-) BAB cair 2 kali sehari tanpa muntah. BAB konsistensi cair, ampas
sedikit, lendir (+) dan darah (-).
O : KU tampak sakit sedang
Kesadaran : delirium
TTV : TD : 100/60 mmHg, RR : 26 kali/menit, Nadi : 118 kali/menit
Suhu : 36.8oC
Pada pemeriksaan head to toe masih sama dengan tanggal 27/08/2019 tetapi
terdapat perubahan pada pemeriksaan motorik.
Pemeriksaan motorik :
A : KDK ec susp elektrolit imbalance + meningitis + epilepsi
P:
IVFD RL 3 cc/KgBB/jam
Injeksi cefotaxime 3 x 425 mg (H.3)
Injeksi gentamisin 1 x 40 mg (H.3)
Injeksi stesolid 4,25 (bolus perlahan bila kejang )
Injeksi deksametason 3 x ½ ampul (H.3)
NGT sufor 8 x 20 cc
Paracetamol 4 x ¾ cth
Zink syr 1 x 20 mg
Oksigen nasal kanul 1 lpm
Rencana : CT SCAN kepala dengan kontras tanggal 30/08/2019
Lab tanggal 27/08/2019:
Urin : leukosit 25/1+ , keton 15/1+.
Mikroskopis urin : leukosit 1-3 LPB
Mikroskopis feses : leukosit 0 – 1 LPB
Fungsi ginjal : ureum 19 mg% dan kreatinin 0.3 mg%
29/08/2019
S : Kejang (-) BAB cair 1 kali sehari tanpa muntah. BAB konsistensi cair, ampas
sedikit, lendir (+) dan darah (-).
O : KU tampak sakit sedang
Kesadaran : delirium
TTV : TD : 100/60 mmHg, RR : 26 kali/menit, Nadi : 116 kali/menit
Suhu : 36.5oC
Kepala : rambut tidak mudah dicabut dan terdisribusi merata
Mata : CA -/- SI -/- mata cekung -/-
Hidung : sekret -/- PCH -/-
Mulut : bibir kering (-)
Leher : pembesaran KGB -/-
Thorax : simetris
Pulmo : retraksi dada (-), vesikular +/+, ronki -/- wheezing-/-
Cor : BJ 1/II reguler, mumur (-), gallop (-)
Abdomen : BU (+/N), kontur datar simetris supel, turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik
Status neurologis :
Kaku kuduk +
Refleks fisiologis :
Refleks bisep : +++/+++
Refleks tricep : +++/+++
Refleks pattella : +++/+++
Refleks patologis :
Refleks babinski : +/+
Refleks chaddock : +/+
Refleks oppenheim : -/-
Pemeriksaan motorik :
B. ENSEFALITIS
Ensefalitis terjadi dalam dua bentuk, yaitu bentuk primer dan bentuk
sekunder. Ensefalitis Primer melibatkan infeksi virus langsung dari otak dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan ensefalitis sekunder, infeksi virus
pertama terjadi di tempat lain di tubuh dan kemudian ke otak. 1
Penyebab Penyebab ensefalitis biasanya bersifat infektif tetapi bisa juga
yang non- infektif seperti pada proses dimielinisasi pada Acute disseminated
encephalitis. Penyebab ensefalitis paling sering adalah infeksi karena virus.
Beberapa contoh termasuk : 1
Herpes virus
Flavivirus
Rabies
Klasifikasi ensefalitis adalah : 7
1. Ensefalitis Supurativa
Ensefalitis supurativa biasanya disebabkan oleh bakteri
staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa.
Proses peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media,
mastoiditis, sinusitis, atau dari piema yang berasal dari radang,
abses di dalam paru, bronkiektasis, empiema, fraktur terbuka,
trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi
dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema,
kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses.
Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan ikat dan
astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah
abses yang masuk ventrikel.
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ;
1) Demam
2) Kejang
3) Kesadaran menurun : Bila berkembang menjadi abses serebri
akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya
tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik dan progresif,
muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada
pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. Tanda-tanda defisit
neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.
2. Ensefalitis Virus
Ensefalitis virus dapat disebabkan oleh dua tie virus yaitu virus DNA
dan RNA, seperti : 7
Virus RNA :
Paramikso virus : parotitis virus
Rabdovirus : virus rabies
Flavivirus
Virus DNA :
Herpes virus : herpes varicella-zoster, herpes
simpleks dan sitomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Retrovirus : AIDS
Manifestasi klinis ensefalitis virus biasanya dimulai dengan demam,
nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran menurun,
timbul serangan kejang, kaku kuduk, dan hemiparese.
2. Ensefalitis Fungi
Ensefalitis fungi biasanya diakibatkan oleh jamur Candida albicans,
Cryptococcus neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan
Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada
sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang
memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang
menurun. 2
3. Ensefalitis Toksoplasma
Ensefalitis toksoplasma adalah ensefalitis tersering pada pasien
HIV. Pasien HIV yang seropositif terhadap infeksi toksoplasma
memiliki peningkat resiko reaktivasi infeksi dan dapat berkembang
menjadi ensefalitis toksoplasma. Adanya defisit neurologis yang
bersifat progresif pada pasien HIV positif dengan CD4 < 100 sel/uL
serta pencitraan yang sesuai denagn lesi fokal multipel di otak harus
dicurigai ke arah toksoplasma.7
Gejala dan tanda klinis : gejala klinis pada pasien dengan
ensefalitis toksoplasma umumnya onsetnya subakut dengan gejala
dan tanda paling sering seperti nyeri kepala, demam, hemiparese,
penurunan kesadaran dan kejang. Toksoplasmosis juga dapat
menyerang mata (korioretinitis toksoplasma).
Diagnosis :
Analisis cairan otak
CT scan atau MRI dengan kontras : biasanya terdapat gambaran
asymmetric target sign yaitu abses menyengat kontras berbentuk
cincin.
Tatalaksana : 7
Pemberian profilaksis primer pada pasien HIV dengan CD4 <100
sel/uL dengan serologi toksoplasma yang positif dan diberikan TMP-
SMX ( trimetoprim-sulfametoksazol) 960 mg satu kali sehari
Terapi fase akut : diberikan pirimetamin ditambah dengan
sulfadiazin dan leukovorin. Pemberian terapi akut sebaiknya tidak
dihentikan selama minimal 3-6 minggu. Terapi rumatan diberikan
hingga CD4 >200 sel/uL selama 6 bulan berturut-turut setelah
pemberian ARV. Terapi tambahan seperti kortikosteroid
deksametason dapat diberikan pada pasien yang memiliki lesi fokal
serta edema dan tanda herniasi. Pemberian harus dievaluasi dan
dihentikan karena adanya potensi imunosupresi.
NAMA OBAT DOSIS AWAL DOSIS RUMATAN
Sulfadiazin 1-2 g/6 jam 1-2 jam/6 jam selama 6
minggu
Pirimetamin 200mg satu kali BB <60 kg : 50 mg/hari
BB >60 kg : 75 mg/hari
Asam folinat 10-20 mg/hari 10-20 mg/hari
Klindamisin 600 mg/6 jam 600 mg/ 6 jam
TMP-SMX 960 mg/12 jam 960 mg/12 jam
C. PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan. Disamping
itu perlu dipertimbangkan pula mengenai kemungkinan penyulit yang dapat
muncul selama perawatan. Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit
banyak bergantung pada etiologi penyakit dan usia penderita. Bayi biasanya
mengalami penyulit dan gejala sisa yang berat. Ensefalitis yang disebabkan
oleh VHS memberi prognosis yang lebih buruk daripada prognosis virus
entero.
Kematian karena ensefalitis masih tinggi berkisar antara 35-50 %. Dari
penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa.
Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam
perkembangan selanjutnya masih menderita retardasi mental, epilepsi dan
masalah tingkah laku. 7
DAFTAR PUSTAKA