Anda di halaman 1dari 19

STUDY OF LACTOSE INTOLERANCE

IN CHILDREN BELOW 24 MONTHS

Pembimbing :
dr. Aswitha Damayanti, Sp.A (K)

Refi Hadriana(2012730081)
PENDAHULUAN

Diare adalah masalah yang sangat


umum pada masa bayi dan kanak-kanak,
khususnya di negara-negara berkembang.
Hal ini penyebab paling umum kedua
kematian pada balita.

Di antara faktor-faktor etiologi yang beragam


dalam kasus ini diare persisten, intoleransi
laktosa telah terbukti menjadi penyebab yang
sangat penting.
Laktosa adalah sumber karbohidrat terpenting dalam
ASI dan susu formula.
Hampir semua laktosa yang masuk usus halus
dihidrolisis (dipecah) menjadi glukosa dan galaktosa
oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili epitel
usus halus.
Hasil hidrolisis akan diserap dan masuk ke dalam
aliran darah sebagai nutrisi.
ADA BEBERAPA TERMINOLOGI YANG PERLU DIPAHAMI
SEHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN ABSORPSI LAKTOSA
YAITU:

• Rendah (atau tidak ada) aktifitas laktase pada


Defisiensi pemeriksaan hasil biopsi mukosa usus halus.
laktase

• Ketidakmampuan usus halus mengabsorpsi laktosa


yang dibuktikan dengan pemeriksaan yang sesuai( uji
Malabsorpsi
laktosa
beban laktosa, uji hidrogen pernapasan)

• Munculnya gejala gejala klinis setelah makan atau


minum bahan yang mengandung laktosa(mual, mencret,
Intoleransi muntah, perut kembung dan sakit perut)
laktosa
Jumlah laktosa yang akan menyebabkan
gejala bervariasi dari individu ke individu
tergantung pada laktosa yang dikonsumsi,
tingkat kekurangan laktosa dan bentuk zat
makanan yang laktosa yang tertelan

Penyerapan laktosa membutuhkan aktivitas laktase


dalam brush border usus kecil. ß-galaktosidase disebut
"laktase phlorizin hidrolase (laktase)" suatu enzim untuk
sebagian besar aktivitas laktase dalam mukosa usus.
laktase ditemukan dalam usus kecil dan melokalisasi ke
ujung vili.
Tujuan penelitian
• Untuk mengetahui kejadian intoleransi
laktosa sementara(tidak tetap) pada pasien
dengan diare, distensi abdomen, merah
disekitar anus, muntah
• untuk menentukan kebutuhan penghentian
menyusui dan kebutuhan susu formula bebas
laktosa.
BAHAN DAN METODE

Pasien dipilih
70 dengan
dari
kasus dengan
Departemen Penelitian ini
diare akut 30 adalah
Ilmu Kesehatan melibatkan
atau diare kontrol yang
Anak, SS 100 anak-
persisten, tidak
Medical College anak di
distensi memiliki
dan Associated bawah usia
abdomen,mera kriteria tsb
GM Rumah 24 bulan
h disekitar
Sakit Rewa
anus, muntah
(MP).
Usia , durasi penyakit,
jumlah dan karakter
tinja, muntah, pola
makan dan riwayat
diare.

Pemeriksaan fisik :
tinggi badan, berat
badan / rasio tinggi
dan lingkar kepala
Kriteria diukur.

pemeriksaan
Pemeriksaan untuk
distensi abdomen,
merah disekitas anus.

Tinja dikumpulkan
dalam lembar plastik
untuk memastikan
lengkap tinja berair.
PEMERIKSAAN LANJUT
 Pemeriksaan pH tinja dengan pH meter.
 Pemeriksaan reducing sugar dengan
reagen benedict

Pasien dengan diare, muntah, distensi abdomen


atau merah disekitar anus mempunyai pH ≤5.5 dan
reducing sugar ≥ 0.5- 1 gm%(+2) klasifikasi
intoleransi laktosa
Dilanjutkan tes uji osazon untuk
membedakan jenis reducing sugar dalam
sampel tinja atas dasar bentuk kristal dilihat
di bawah mikroskop cahaya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan pH tinja

Penentuan kadar gula dalam tinja dengan


tablet “Clinitest”

Lactose Tolerance test

Barium Lactose Meal

Breath Hydrogen Test


HASIL
DISKUSI

Jumlah kasus intoleransi laktosa (86,36%)


berada dalam kelompok usia 0 bulan
sampai 12 bulan dalam penelitian kami.
Ansari et al telah melaporkan insiden
tertinggi dalam 6 bulan - 12 bulan
kelompok usia.
70 kasus menjadi sasaran uji osazon dan diklasifikasikan
sebagai uji osazon positif bagi laktosa, glukosa atau
maltosa.
Laktosa terdeteksi pada 22 kasus dan tidak ada yang
positif untuk glukosa dan maltosa.

Penarikan ASI tidak perlu pada anak dengan diare


akut dan diare persisten. Laktosa formula bebas
tidak perlu. Kelanjutan menyusui tidak
menyebabkan perpanjangan penyakit.
TATALAKSANA

Pada bayi dan anak-anak, susu tentunya


harus diganti dengan susu yang
kandungan laktosanya rendah atau sama
sekali tidak mengandung laktosa
(tergantung tingkat defisiensi laktase yang
terjadi). Pada anak yang lebih besar juga
disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang mengandung laktosa seperti
es krim, keju, kue-kue dan yogurt
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai