STRUMA
Oleh :
DANA MADYA PUSPITA
6120018002
RPS :
Pasien datang ke Poli RSI Jemursari diantar oleh suaminya pada tanggal 16
Oktober 2019. Pasien langsung minta diarahkan ke TPPRI untuk pesanan kamar.
Pasien mengatakan datang ke RSI Jemursari karna ingin melakukan operasi pada
bagian lehernya. Awal keluhan muncul satu tahun yang lalu, pasien mudah
merasa lemas, kemudian pasien menceritakan keluhan nya tersebut kepada
kakaknya dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada tiroid nya.
Kemudian pada bulan Agustus tahun 2018 pasien merasakan ada benjolan
dibagian leher sebelah kiri bagian depan sebesar kelereng, pasien mengatakan
benjolan tersebut tidak terasa nyeri.
3
ANAMNESIS
RPD :
Pasien menyangkal pernah sakit seperti ini sebelumnya
Pasien juga menyangkal pernah MRS sebelumnya
Riwayat asma disangkal, riwayat alergi disangkal
RPK :
Tidak ada sakit seperti ini pada keluarga pasien
RPO :
Tidak ada obat yang diminum rutin.
4
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
5
PEMERIKSAAN FISIK
TTV
Tekanan darah : 110/90 mmHg (berbaring, lengan
kanan)
Nadi : 80x/menit (teratur, kuat angkat)
Suhu : 37 C (aksiler)
Frekuensi nafas : 20x/menit
Saturasi Oksigen : 99% (tanpa menggunakan alat
bantu oksigen)
6
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
Pupil bulat isokor: 2mm/2mm, refleks cahaya (+)/(+)
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
Pendarahan nasal (-), deviasi septum nasal (-), fraktur os nasal (-),
pernafasan cuping hidup (-)
Sekret keluar dari telinga (-), bloody ottorhea (-)
7
PEMERIKSAAN FISIK
LEHER
• Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Pembesaran kelenjar tiroid (+), hiperemi (-), fluktuatif, padat, tepi rata, batas
tegas, bergerak saat menelan.
• Deviasi trachea (-).
• Peningkatan JVP (-).
8
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Bentuk simetris, jejas (-)
COR:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat, pulsasi jantung
tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 4 MCL
sinistra.
Perkusi : Batas kanan jantung terletak di ICS 3
parasternal line dextra, batas kiri jantung
terletak di ICS 4 MCL sinistra
Auskultasi : S1/S2 tunggal, mur-mur (-), gallop (-).
9
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
PULMO :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus raba simetris pada kedua lapang paru
Perkusi : Sonor simetris pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler simetris pada kedua lapang paru
10
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi : Flat, tidak ada penonjolan, tidak ada bekas luka operasi tidak
ada tumor, tidak ada dilatasi vena (-), jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-). Hepar/lien/renal tidak teraba. Turgor
normal, tonus normal
Perkusi : Timpani di seluruh abdomen
11
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Isthmus : Tampak massa solid, berbatas tegas, tepi regular pada isthmus
sisi kanan, ukuran 0,90 x 0,95 x 1,06 cm
Thyroid Dextra :
Ukuran normal
Intensitas parenkim normal
Tak tampak nodul solid/kistik
Vaskularisasi meningkat
USG THYROID
Thyroid Sinistra :
(04/10/2018) Ukuran normal
Intensitas parenkim normal
Tak tampak nodul solid/kistik
Vaskularisasi meningkat
Kesan :
1. Massa solid pada isthmus sisi kanan, ukuran 0,90 x 0,95 x 1,06 cm
Saran : FNAB
2. Peningkatan vaskularisasi pada thyroid
LABORATORIUM
(04/09/2019)
1.16 mg/dl
FT4
0.93 – 1.70
0.13 IU/mL
TSHs 0.27 – 4.20
Anti HIV
Metode I Non Reaktif Non Reaktif Indeks < 1,00
Diagnosis Kerja
Struma Uninodusa Toksik
Diagnosis Akhir
Struma Uninodusa Toksik
19
RESUME
Perempuan usia 45 tahun datang bersama suaminya dengan
keluhan terdapat benjolan di leher sebelah kiri bagian depan, pada
benjolan tidak didapatkan adanya nyeri. Benjolan sudah dirasakan
ada sejak bulan Agustus tahun 2018.
Tindakan yang akan dilakukan adalah Stabilisasi airway, breathing,
circulation dan disability.
Rencana operasi yang akan dilakukan adalah lobektomi subtotal
dengan general anastesi teknik intubasi.
20
TATALAKSANA
22
TATALAKSANA
Persiapan mesin anastesi
1. Pastikan mesin dan peralatan kaitannya tidak ada kerusakan dan
sambungan nya sudah benar
2. Pastikan alat penguap (vaporizer) terisi obat, penutupnya tidak longgar atau
bocor
3. Pastikan sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin sudah benar
4. Pastikan flowmeter sudah berfungsi baik
5. Periksa aliran gas O2 dan N2O
23
TATALAKSANA
Pelaksanaan
1. Mesin siap pakai 11. Berikan anestesi daerah laring
2. Cuci tangan dengan xylocain spray 10%
3. Memakai sarung tangan steril 12. Masukkan ETT yang sebelumnya
4. Periksa balon pipa/ cuff ETT sudah diberi jelly dengan tangan
5. Pasang macintosh blade yang sesuai kanan1
6. Beri oksigen 100% dengan masker/ 13. Sambungkan dengan bag/ sirkuit
ambu bag 4 liter/ menit anestesi, berikan oksigen dengan
7. Masukkan obat-obat sedasi dan nafas kontrol 8-10 kali/ menit dengan
relaksan tidal volume 8-10 ml/kgBB
8. Lakukan bagging sesuai irama 14. Kunci cuff ETT dengan udara ± 4-8
pernafasan cc, sampai kebocoran tidak terdengar
9. Buka mulut dengan teknik cross 15. Cek suara nafas/ auskultasi pada
finger dengan tangan kanan seluruh lapangan paru kiri kanan
10. Masukkan laringoskop dengan 16. Pasang OPA/NPA sesuai ukuran
tangan kiri sampai terlihat epiglotis, 17. Lakukan fiksasi ETT dengan plester
dorong blade sampai pangkal 18. Lakukan pengisapan lendir bila
epiglottis terdapat banyak lendir 24
TATALAKSANA
Medikamentosa
Premedikasi Cairan yang masuk selama operasi
• Midazolam, dosis 7 mg, IV
• Sulfas atropine, dosis 0.7 mg, IV • RL 200 cc
Induksi • PZ 100 cc
• Sedatif : Propofol, dosis 70 mg,
IV Pasca anastesi
• Analgesik : • Infus RL 1000cc/24 jam
Morphine, dosis 7 mg, IV
Fentanyl, dosis 140 mg, IV • Ketorolac 3 x 30 mg, IV
• Muscle relaxan : Atracurium, • Ondancetron 3 x 4 mg, IV
dosis 3.5 mg, IV
Maintanance • Dexamethasone 3 x 1 mg, IV
• O2
• Isofluran, 1 MAC = 1,2%
25
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Pembiusan dengan endotrakeal,
posisi kepala penderita
hiperekstensi dengan bantal di
bawah pundak penderita.
26
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Desinfeksi dengan larutan
antiseptik, kemudian
dipersempit dengan linen steril.
27
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Insisi collar dua jari di atas
jugulum, diperdalam dengan
memotong muskulus platisma
sampai fasia kolli superfisial.
28
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Dibuat flap keatas sampai emnensia kartilago tiroid dan
kebawah sampai jugulum. Kedua flap di teugel keatas
dan kebawah pada linen
29
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Insisi collar dua jari di atas • Kedua flap diteugel keatas dan
jugulum, diperdalam dengan kebawah pada linen.
memotong muskulus platisma • Fasia kolli superfisial dibuka
sampai fasia kolli superfisial. pada garis tengah dari kartilago
• Dibuat flap keatas sampai hioid sampai jugulum.
emnensia kartilago tiroid dan • Otot pretrakealis (sternohioid
kebawah sampai jugulum. dan sternotiroid) kanan kiri
dipisahkan kearah lateral dengan
melepaskannya dari kapsul
tiroid.
• Struma diluksir keluar,
dievaluasi tentang ukuran,
konsistensi, nodularitas dan
adanya lobus piramidalis.
30
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Fasia kolli superfisial dibuka
pada garis tengah dari kartilago
hioid sampai jugulum.
• Otot pretrakealis (sternohioid
dan sternotiroid) kanan kiri
dipisahkan kearah lateral dengan
melepaskannya dari kapsul
tiroid.
31
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
Struma diluksir keluar, dievaluasi
tentang ukuran, konsistensi,
nodularitas dan adanya lobus
piramidalis.
32
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Ligasi dan pemotongan
vena tiroidea media, dan
arteri tiroidea inferior
sedikit proksimal dari
tempat masuknya ke tiroid,
hati-hati jangan
mengganggu vaskularisasi
dari kelenjar paratiroid.
33
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Kutub atas kelenjar tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari
posterior dengan identifikasi cabang eksterna nerves laringikus superior
dengan memisahkannya dari arteri dan vena tiroidea superior.
• Kedua pembuluh darah tersebut diligasi dan dipotong.
34
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Identifikasi nerves rekuren pada
sulkus trakeoesofagikus. Syaraf
ini diikuti sampai menghilang
pada daerah krikotiroid.
35
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Untuk melakukan
lobektomi subtotal
maka dengan
menggunakan klem
lurus dibuat
“markering” pada
jaringan tiroid di
atas nerves rekuren
dan glandula
paratiroid atas
bawah dan jaringan
tiroid disisakan
sebesar satu ruas jari
kelingking
penderita. 36
TATALAKSANA
Tahapan operasi:
• Perdarahan yang
masih ada dirawat,
kemudian luka
pembedahan
ditutup lapis demi
lapis dengan
meninggalkan
drain Redon.
37
TATALAKSANA
Perawatan pasca bedah :
• Pasca bedah pasien dirawat di ruangan selama 1-2 hari
• Diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang
membahayakan jiwa pasien seperti perdarahan dan obstruksi jalan nafas.
• Drain Redon dilepas setelah 24 jam, dan jahitan luka pembedahan
diangkat pada hari ke 7.
• Follow-Up tahun pertama setiap 3 bulan, tahun kedua setiap 4 bulan,
tahun keempat dan kelima setiap 6 bulan.
38
TERIMAKASIH
Jazakumulloh Khoir
39