Anda di halaman 1dari 56

CASE REPORT

Close Fraktur 1/3 Distal Radius Dextra

Pembimbing:
Dr. Yunus, Sp.OT

Dipresentasikan Oleh :
Elsa Kusumawati
6120018011
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Nama : Ny. Sih
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Suarabaya
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Sudah menikah
MRS : 12 November 2019
No. RM : 222826
Didapatkan secara autoanamnesis pada tanggal 11
Februari 2016

Keluhan Utama : Nyeri lengan bawah kanan setelah terpleset


di kamar mandi
Pasien datang ke IGD RSI Jemursari Surabaya dengan keluhan nyeri
pada lengan bawah kanan setelah terpleset dari kamar mandi. Jam
kejadian 09.00, jam kedatangan 10.00. Awalnya pasien cuci baju di
kamar mandi rumahnya, namun sisa sabun dilantai tidak
dibersihkan, akhirnya pasien terpeleset dan jatuh kebelakang,
badan dulu yang jatuh, kemudian tangan kanan menatap dinding
kamar mandi, kepala juga sempat terbentur namun tidak keras.
Pusing, mual, muntah, disangkal. Pasien setelah terpelset sadar
penuh, dan masih ingat kejadian. Lengan kanan bawah nyeri dan
susah untuk digerakkan, bahu dan jari-jari masih bisa digerakkan,
pasien juga mengeluhkan bentuk tangan kanannya berubah tidak
lurus lagi. Kemudian tangan kanan dibebat dengan elastic bandage
dan langsung dibawa ke IGD, tidak dipijat, dan tidak diolesi apapun
• Operasi disangkal
• Alergi obat dan makanan disangkal
• Keluhan yang sama sebelumnya disangkal
• Diabetes mellitus dan hipertensi disangkal
ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-)

Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), Sianosis (-), Anemis (-), berdebar-
debar (-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak Napas (-)

Sistem Genitourinarius Nyeri saat BAK (-)

Sistem Gastrointestinal Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB (dbn)

Sistem Musculosceletal Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-), kelemahan
otot (-)
Sistem Integumentum Sikatriks (-), keringat dingin (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital : TD=120/80, N = 83 x/menit (reguler kuat angkat),
R = 20x/menit S=36 oC-axilla
• Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba membesar
• Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
• Pulmo : Sonor, VBS normal kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing
-/-,
• Cor : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular, murmur (-)
• Abdomen : Datar, lembut, Hepar dan lien tidak teraba,
Bising Usus (+) Normal, lihat lokalis
• Ekstremitas : akral hangat
STATUS LOKALIS
Look : Deformitas (+), Edema (+), hiperemi (-), luka (-)
Feel : Nyeri tekan +, krepitasi (-), CRT < 2 detik, pulsasi arteri
radialis (+)
Movement : false movement, gerakan terbatas karena nyeri pada
digiti v manus dextra
 DIAGNOSIS KERJA
 S. Close Fracture radius-ulna dextra

 PLANNING DIAGNOSIS

 Xray Manus Dextra AP/Lat


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Leukosit 4,83 3,8-10,6 ribu/uL
Basofil 1,095 0-1 %
Neutrofil 67,00 39,3-73,7 %
Limfosit 20,100 25-40%
Eosinofil 2,934 2-4 %
Monosit 8,868 2-8 %
Eritrosit 4,47 4,4-5,9 juta/uL
Hemoglobin 13,40 11,7-15,5 g/dL
Hematokrit 40,1 35-47 %
Trombosit 100
150-440 ribu/uL

MCV 89,8
84,0 – 96,0 fL

MCH 29,9 28,0 – 34,0 pg

MCHC 33,4
26,0 – 34,0%
Diagnosis Kerja
Close Fracture 1/3 distal radius dextra
Terapi
Pro ORIF
Reduction : pasang bidai untuk transportasi dan immobilisasi
sementara
Inf. PZ 1500cc/24 jam
Inj. Cefazoline 2gram (profilaksis)
Inj. Antrain 3x1 amp
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
definisi
FRAKTUR ADALAH TERPUTUSNYA KONTINUITAS
JARINGAN TULANG YANG TERJADI KARENA ADANYA
TEKANAN PADA TULANG YANG MELEBIHI ABSORPSI
TULANG (BLACK, 1997).

Fraktur colles adalah patah transvers dari ujung


bawah radius, kira-kira dua setengah sentimeter di atas
pergelangan, umumnya pada orang berusia tua bila
jatuh dia atas tangan yang terenggang, maka
ligamennya tertarik dan sobek sedangkan prosesus
stiloideus dari ulna bias fraktur. (Evelyn Pearce, 2005).
KLASIFIKASI

a. Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler


Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
b. Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radiokarpal
Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radiokarpal
c. Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radioulnar
Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radioulnar
d. Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radiokarpal dan sendi radioulnar
Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radiokarpal dan sendi
radioulnar
ETIOLOGI

Fraktur colles terjadi karena adanya trauma langsung akibat


posisi tangan yang hiperekstensi saat terjatuh. Namun ada
beberapa faktor resiko yang dapat menjadi permulaan
terjadinya frakur colles, seperti :

- usia lanjut
- postmenopause
- massa otot rendah
- osteoporosis
- kurang gizi
- malabsorpsi kalsium
PATOFIOLOGI
Fraktur colles sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Dimana tulang masih lunak dan menjadi lebih kropos sehingga
mudah mengalami fraktur. Biasanya penderita jatuh terpeleset
sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan
pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal
yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis
patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan
tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah
dorsal, radial dan supinasi.

Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus


styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah
radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. cedera tungkai atas
adalah kekakuan, terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan.
LANJUD...

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan


tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada
permukaan tangan sebelah volar atau dorsal. Jatuh pada
permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi
fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini
menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari
samping menyerupai garpu.
MANIFESTASI KLINIS

- Nyeri pada pergelangan tangan (adanya spasme otot, tekanan


dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.)
- Edema pergelangan tangan (akibat cairan serosa yang
terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan
sekitarnya)
- Memar / ekimosis.
- Terdapat deformitas diatas pergelangan tangan.
- Tidak dapat memegang benda-benda yang tidak berat
Dinner fork deformity
PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Biokimiawi
Kalsium, fosfat dan alkali fosfatase serum serta kalsium urin normal
(alkali fosfatase bisa meningkat setelah fraktur)

B. Radiologi
Rontgen lateral vetebral, lumbal dan dorsal bisa tampak bentuk baji
atau deformitas konkras pada korpus vetebra bisa terjadi ruptur
diskus kedalam korpus vetebra (nodus schmorl) hilangnya densitas
tulang bisa tampak jelas namin evaluasi masa tulang berdasarkan
radiologis tidak bisa di andalkan. Osteopenia yang tegas pada
rongen merupakan tanda hilangya tulang yang lanjud
PENATALAKSANAAN

- Terapi awal :
Recognized : look, feel, move, X- ray
Reposition : Menyesuaikan fragment distal terhadap fragment
proximal sehingga mencapai posisi acceptable
Retain : Imobilisasi atau fiksasi luar ,fiksasi dalam
Rehabilitation : Mengembalikan fungsi secepat mungkin dan
menghindari kecacatan
-Surgikal :
a. Jika fraktur tidak bergeser, fraktur dibebat dalam slab gips
yang dibalut disekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan
tangan dan dibalu kuat dalam posisinya.
b.Fraktur yang bergeser harus direduksi dibawah anestesi.
Dipasang gips dorsal membentang tepat di bawah siku sampai
leher metacarpal dan 2/3 dari pergelangan tangan itu.
Tinjauan Pustaka
Definisi Fraktur
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur
tulang.

Dibagi Menjadi Dua :


Fraktur Terbuka  Kulit dan rongga sudah
tertembus. Cenderung untuk mengalami kontaminasi dan
infeksi.
Fraktur Tertutup  Kulit diatasnya masih utuh.
Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R. Gustillo), yaitu:
Derajat I:
1. Luka < 1cm
2. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk
3. Fraktur sederhana, tranversal, oblik, atau kominutif ringan
4. Kontaminasi minimal
Derajat II:
1. Laserasi > 1 cm
2. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulsi
3. Fraktur kominutif sedang
4. Kontaminasi sedang
Derajat III:
1. Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit,
otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.
Deskripsi Fraktur
Untuk menjelaskan keadaan fraktur,
hal-hal yang perlu dideskripsikan
adalah:
1. Komplit/tidak komplit
a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
b. Fraktur tidak komplit, bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang, seperti:
1. Hairline fracture (patah retak rambut)
2. Buckle fracture atau torus fracture, bila terjadi lipatan dari
satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya, biasanya
pada distal radius anak-anak
3. Greenstick fracture, mengenai satu korteks dengan angulasi
korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak
2. Bentuk garis patah dan
hubungannya dengan mekanisme
trauma
a. Garis patah melintang: trauma angulasi atau langsung
b. Garis patah oblik: trauma angulasi
c. Garis patah spiral, trauma rotasi
d. Fraktur kompresi: trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa
e. Fraktur avulsi: trauma tarikan/traksi otot pada insersinya di
tulang, misalnya fraktur patela
3. Jumlah garis patah
a. Fraktur kominutif: garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan

b. Fraktur segmental: garis patah lebih dari satu tetapi tidak


berhubungan. Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal

c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang
yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur kruris, dan
fraktur tulang belakang
4. Bergeser/tidak bergeser
a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser), garis patah komplit
tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih
utuh

b. Fraktur displaced (bergeser), terjadi pergeseran fragmen-


fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi:

1. Dislokasi ad longitudinum cum contractionum (pergeseran


searah sumbu dan overlapping)
2. Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)
3. Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauhi)
5. Terbuka-tertutup

a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan


antara fragmen tulang dengan dunia luar

b. Frakur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan


antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan di kulit.
6. Komplikasi-tanpa komplikasi

bila ada harus disebut. Komplikasi dapat berupa komplikasi


dini atau lambat, lokal atau sistemik, oleh trauma atau
akibat pengobatan
1. CEDERA MEDULA SPINALIS
Perlu dilakukan pemeriksaan neurologik. Untuk menetapkan kerusakan
atau perbandingan dikemudian hari bila tanda-tanda neurologik
berubah.
2. CEDERA PELVIS DAN PERUT
Fraktur pelvis berhubungan dengan cedera viseral. Tanyakan fungsi air
kemih jika terdapat cedera uretra atau kandung kemih. Dapat dilakukan
katerisasi.
3. CEDERA TORAKS
Fraktur tulang dada dapat disertai cedera paru-paru atau jantung.
Pemeriksaan fungsi kardiorespiratori perlu dilakukan.
4. CEDERA DAERAH PEKTORAL
Dapat merusak pleksus brakialis atau pembuluh besar pada pangkal
leher. Pemeriksaan neurologik dan pembuluh darah perlu dilakukan.
Kerusakan
jaringan Radang
dan dan Pembentuk Konsolidasi Remodellin
pembentuk proliferasi an Kalus g
an seluler
hematoma
Penyatuan ( union ) adalah perbaikan yang tidak lengkap ; kalus yang

menyelimutinya akan mengalami kalsifikasi. Secara Klinik, tempat fraktur masih


sedikit nyeri.

Konsolidasi adalah perbaikan yang lengkap ; kalus berkapur itu mengalami


osifikasi. Secara klinik tempat fraktur tidak nyeri.

Non-Union adalah tulang gagal menyatu.


JADWAL PERKINS
Fraktur spiral tungkai atas 
Union : 3 minggu
Konsolidasi : x2
Tungkai bawah : 3x2x2
Fraktur Melintang 
3x2x2x2
RUMUS YANG LAIN
Fraktur spiral tungkai atas  6-8 minggu u/ konsolidasi
Fraktur spiral tungkai bawah  2x lebih lama ( tambahkan 25% jika
fraktur tidak bersifat spiral atau kalau fraktur melibatkan femur )
1.SINDROM EMBOLI LEMAK
Merupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan
kondisi fatal. Hal ini terjadi ketika gelembung – gelembung lemak
terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan yang rusak.
Gelombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan
oklusi pada pembuluh – pembuluh darah pulmonary yang
menyebabkan sukar bernafas. Gejala dari sindrom emboli lemak
mencakup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah,
marah, bingung, stupor), tachycardia, demam, ruam kulit ptechie.
2.Sindrom Kompartemen
Komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan
dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan
akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah
yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot.
Gejala – gejalanya mencakup rasa sakit karena
ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan
dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit
dengan perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan
paresthesia. Komplikasi ini terjadi lebih sering pada fraktur
tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna).
3.Nekrosis Avaskular (Nekrosis Aseptik)

Nekrosis avaskular dapat terjadi saat suplai darah ke


tulang kurang baik. Hal ini paling sering mengenai fraktur
intrascapular femur (yaitu kepala dan leher), saat kepala femur
berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah.
Karena nekrosis avaskular mencakup proses yang terjadi dalam
periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan
merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah sakit. Oleh
karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting.
Perawat harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang
bersifat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan
beban.
4.Osteomyelitis

Adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup


sumsum dan korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi
masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang berasal
dari dalam tubuh). Patogen dapat masuk melalui luka fraktur
terbuka, luka tembus, atau selama operasi. Luka tembak, fraktur
tulang panjang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka
amputasi karena trauma dan fraktur – fraktur dengan sindrom
kompartemen atau luka vaskular memiliki risiko osteomyelitis
yang lebih besar.
5.Gangren Gas

Gas gangren berasal dari infeksi yang disebabkan oleh


bakterium saprophystik gram-positif anaerob yaitu antara lain
Clostridium welchii atau clostridium perfringens. Clostridium
biasanya akan tumbuh pada luka dalam yang mengalami
penurunan suplai oksigen karena trauma otot. Jika kondisi ini
terus terjadi, maka akan terdapat edema, gelembung –
gelembung gas pada tempat luka. Tanpa perawatan, infeksi
toksin tersebut dapat berakibat fatal.
Anamnesis
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur
patologis. Trauma harus diperinci kapan terjadinya,
dimana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah
trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang
bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk
meneliti kembali trauma di tempat lain secara sistematik
dari kepala, muka, leher, dada, dan perut
Pemeriksaan umum

Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada


fraktur multipel, fraktur pelvis, fraktur terbuka; tanda-
tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami
infeksi
Pemeriksaan status lokalis
Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:

Look, dicari apakah terdapat:


1) Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal(misalnya pada fraktur
kondilus lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan pemendekan)

2) Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat
berjalan

3) Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya
pada tungkai bawah meliputi apparent length (jarak antara umbilikus
dengan maleolus medialis) dan true length (jarak antara SIAS dengan
maleolus medialis)
Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu
tidak dilakukan lagi karena akan menambah trauma.

Move, untuk mencari:


1) Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang
spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena menambah
trauma

2) Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif

3) Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang


tidak mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup
gerakan sendi), dan kekuatan
Reduksi ( tertutup dan
terbuka )

Mempertahankan Reduksi

Lakukan Latihan
INDIKASI :
1. Fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi
2. Fraktur yang tak stabil secara bawaan dan cenderung mengalami
pergeseran juga fraktur yang cenderung ditarik terpisah oleh kerja
otot.
3. Fraktur yang penyatuannya kurang baik dan perlahan-laahan
terutama fraktur pada leher femur
4. Fraktur patologik
INDIKASI :
1. Fraktur yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat
2. Fraktur yang disertai kerusakan saraf dan pembukuh
3. Fraktur yang sangat kominutif dan tidak stabil
4. Fraktur yang tak menyatu
5. Fraktur pada pelvis
6. Fraktur yang terinfeksi
7. Cedera multiple yang berat
1) Pembalutan luka dengan segera
2) Profilaksis antibiotik
3) Debridement luka secara dini
4) Stabilisasi fraktur

Anda mungkin juga menyukai

  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen10 halaman
    Journal Reading
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD NS Cor Sah
    CBD NS Cor Sah
    Dokumen49 halaman
    CBD NS Cor Sah
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Bedah Anak UDT
    CBD Bedah Anak UDT
    Dokumen18 halaman
    CBD Bedah Anak UDT
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKRS Varicose Vein
    Laporan PKRS Varicose Vein
    Dokumen19 halaman
    Laporan PKRS Varicose Vein
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Bedah Anak UDT
    CBD Bedah Anak UDT
    Dokumen39 halaman
    CBD Bedah Anak UDT
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Mini Cex APP
    Mini Cex APP
    Dokumen11 halaman
    Mini Cex APP
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Mini Cex APP
    Mini Cex APP
    Dokumen11 halaman
    Mini Cex APP
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Batu Ginjal
    CBD Batu Ginjal
    Dokumen45 halaman
    CBD Batu Ginjal
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • HOMEVISIT
    HOMEVISIT
    Dokumen8 halaman
    HOMEVISIT
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • HOMEVISIT
    HOMEVISIT
    Dokumen8 halaman
    HOMEVISIT
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Ca Mama
    CBD Ca Mama
    Dokumen34 halaman
    CBD Ca Mama
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Batu Ginjal
    CBD Batu Ginjal
    Dokumen45 halaman
    CBD Batu Ginjal
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Batu Ginjal
    CBD Batu Ginjal
    Dokumen45 halaman
    CBD Batu Ginjal
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Post Op Meningioma
    Post Op Meningioma
    Dokumen37 halaman
    Post Op Meningioma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Post Op Meningioma
    Post Op Meningioma
    Dokumen37 halaman
    Post Op Meningioma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Referat Anastesi Pediatri
    Referat Anastesi Pediatri
    Dokumen20 halaman
    Referat Anastesi Pediatri
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Ca Tiroid
    CBD Ca Tiroid
    Dokumen48 halaman
    CBD Ca Tiroid
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Post Op Meningioma
    Post Op Meningioma
    Dokumen37 halaman
    Post Op Meningioma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Referat Kad
    Referat Kad
    Dokumen45 halaman
    Referat Kad
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Case Based Discussion
    Case Based Discussion
    Dokumen37 halaman
    Case Based Discussion
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • CBD Ca Tiroid S
    CBD Ca Tiroid S
    Dokumen37 halaman
    CBD Ca Tiroid S
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Post Op Meningioma
    Post Op Meningioma
    Dokumen36 halaman
    Post Op Meningioma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Journal
    Journal
    Dokumen13 halaman
    Journal
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Ans CBD Struma
    Ans CBD Struma
    Dokumen39 halaman
    Ans CBD Struma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Ans CBD Struma
    Ans CBD Struma
    Dokumen31 halaman
    Ans CBD Struma
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen10 halaman
    Journal Reading
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • ANS - REF - Airway Management
    ANS - REF - Airway Management
    Dokumen19 halaman
    ANS - REF - Airway Management
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Journal
    Journal
    Dokumen13 halaman
    Journal
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat
  • Interna Referat Pneumothorax
    Interna Referat Pneumothorax
    Dokumen25 halaman
    Interna Referat Pneumothorax
    andraspradhipta
    Belum ada peringkat