Pembimbing:
Dr. Yunus, Sp.OT
Dipresentasikan Oleh :
Elsa Kusumawati
6120018011
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Nama : Ny. Sih
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Suarabaya
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Sudah menikah
MRS : 12 November 2019
No. RM : 222826
Didapatkan secara autoanamnesis pada tanggal 11
Februari 2016
Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), Sianosis (-), Anemis (-), berdebar-
debar (-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak Napas (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB (dbn)
Sistem Musculosceletal Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-), kelemahan
otot (-)
Sistem Integumentum Sikatriks (-), keringat dingin (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital : TD=120/80, N = 83 x/menit (reguler kuat angkat),
R = 20x/menit S=36 oC-axilla
• Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba membesar
• Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
• Pulmo : Sonor, VBS normal kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing
-/-,
• Cor : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular, murmur (-)
• Abdomen : Datar, lembut, Hepar dan lien tidak teraba,
Bising Usus (+) Normal, lihat lokalis
• Ekstremitas : akral hangat
STATUS LOKALIS
Look : Deformitas (+), Edema (+), hiperemi (-), luka (-)
Feel : Nyeri tekan +, krepitasi (-), CRT < 2 detik, pulsasi arteri
radialis (+)
Movement : false movement, gerakan terbatas karena nyeri pada
digiti v manus dextra
DIAGNOSIS KERJA
S. Close Fracture radius-ulna dextra
PLANNING DIAGNOSIS
MCV 89,8
84,0 – 96,0 fL
MCHC 33,4
26,0 – 34,0%
Diagnosis Kerja
Close Fracture 1/3 distal radius dextra
Terapi
Pro ORIF
Reduction : pasang bidai untuk transportasi dan immobilisasi
sementara
Inf. PZ 1500cc/24 jam
Inj. Cefazoline 2gram (profilaksis)
Inj. Antrain 3x1 amp
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
definisi
FRAKTUR ADALAH TERPUTUSNYA KONTINUITAS
JARINGAN TULANG YANG TERJADI KARENA ADANYA
TEKANAN PADA TULANG YANG MELEBIHI ABSORPSI
TULANG (BLACK, 1997).
- usia lanjut
- postmenopause
- massa otot rendah
- osteoporosis
- kurang gizi
- malabsorpsi kalsium
PATOFIOLOGI
Fraktur colles sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Dimana tulang masih lunak dan menjadi lebih kropos sehingga
mudah mengalami fraktur. Biasanya penderita jatuh terpeleset
sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan
pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal
yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis
patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan
tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah
dorsal, radial dan supinasi.
A. Biokimiawi
Kalsium, fosfat dan alkali fosfatase serum serta kalsium urin normal
(alkali fosfatase bisa meningkat setelah fraktur)
B. Radiologi
Rontgen lateral vetebral, lumbal dan dorsal bisa tampak bentuk baji
atau deformitas konkras pada korpus vetebra bisa terjadi ruptur
diskus kedalam korpus vetebra (nodus schmorl) hilangnya densitas
tulang bisa tampak jelas namin evaluasi masa tulang berdasarkan
radiologis tidak bisa di andalkan. Osteopenia yang tegas pada
rongen merupakan tanda hilangya tulang yang lanjud
PENATALAKSANAAN
- Terapi awal :
Recognized : look, feel, move, X- ray
Reposition : Menyesuaikan fragment distal terhadap fragment
proximal sehingga mencapai posisi acceptable
Retain : Imobilisasi atau fiksasi luar ,fiksasi dalam
Rehabilitation : Mengembalikan fungsi secepat mungkin dan
menghindari kecacatan
-Surgikal :
a. Jika fraktur tidak bergeser, fraktur dibebat dalam slab gips
yang dibalut disekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan
tangan dan dibalu kuat dalam posisinya.
b.Fraktur yang bergeser harus direduksi dibawah anestesi.
Dipasang gips dorsal membentang tepat di bawah siku sampai
leher metacarpal dan 2/3 dari pergelangan tangan itu.
Tinjauan Pustaka
Definisi Fraktur
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur
tulang.
c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang
yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur kruris, dan
fraktur tulang belakang
4. Bergeser/tidak bergeser
a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser), garis patah komplit
tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih
utuh
2) Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat
berjalan
3) Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya
pada tungkai bawah meliputi apparent length (jarak antara umbilikus
dengan maleolus medialis) dan true length (jarak antara SIAS dengan
maleolus medialis)
Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu
tidak dilakukan lagi karena akan menambah trauma.
Mempertahankan Reduksi
Lakukan Latihan
INDIKASI :
1. Fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi
2. Fraktur yang tak stabil secara bawaan dan cenderung mengalami
pergeseran juga fraktur yang cenderung ditarik terpisah oleh kerja
otot.
3. Fraktur yang penyatuannya kurang baik dan perlahan-laahan
terutama fraktur pada leher femur
4. Fraktur patologik
INDIKASI :
1. Fraktur yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat
2. Fraktur yang disertai kerusakan saraf dan pembukuh
3. Fraktur yang sangat kominutif dan tidak stabil
4. Fraktur yang tak menyatu
5. Fraktur pada pelvis
6. Fraktur yang terinfeksi
7. Cedera multiple yang berat
1) Pembalutan luka dengan segera
2) Profilaksis antibiotik
3) Debridement luka secara dini
4) Stabilisasi fraktur