ANASTESI PEDIATRI
Disusun oleh:
Dana Madya Puspita
6120018002
Pembimbing:
dr. Ardian Medianto, Sp.An
Oleh :
Dana Madya Puspita
Referat “Anastesi Pediatri” ini telah diperiksa, disetujui, dan diterima sebagai
salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepanitraan klinik di bagian
Ilmu Anesthesi dan Reanimasi RSI Jemursari Surabaya, Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
PREMEDIKASI .................................................................................................... 11
PERSIAPAN ANASTESI..................................................................................... 12
INDUKSI .............................................................................................................. 13
INTUBASI ............................................................................................................ 14
SIMPULAN .......................................................................................................... 16
3
PENDAHULUAN
Pasien pediatrik bukan pasien dewasa dalam ukuran tubuh yang lebih kecil.
Dalam dunia pediatrik sendiri terdapat perbedaan golongan antara umur pasien dan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas pasien pediatrik sangat berbeda dari
pasien dewasa secara anatomis, fisiologis, psikologis dan secara biokimia. Secara
pemasangan intubasi harus dilakukan dengan hati-hati, selain itu sekresi saliva
pernapasan pada anak-anak sama seperti orang dewasa yang dipengaruhi dan diatur
oleh PH dan PaCO2, namun anak-anak lebih rentan terhadap terjadinya desaturasi
Otot pernapasan pada anak-anak didominasi oleh otot diafragma dimana otot
bayi diafragma mudah letih dan bila ada penyakit yang menyebabkan tekanan
kardiovaskuler anak-anak lebih aktif dari orang dewasa dengan nilai laju jantung
2-3x lipat di atas orang dewasa. Toleransi neonatus terhadap pemberian cairan dan
4
garam lebih rendah karena laju filtrasi glomerulus yang rendah. Enzim untuk
karena cadangan glikogen yang sedikit dan juga hipotermi karena permukaan tubuh
5
OBAT ANASTESI INHALASI
Bayi dan anak-anak memiliki tingkat ventilasi alveolar yang lebih tinggi
serta koefisien distribusi gas-darah yang lebih rendah dari orang dewasa sehingga
menyebabkan penyerapan obat inhalasi lebih cepat. Nilai MAC (Mean Alveolar
Concentration) untuk pasien anak sedikit lebih tinggi dari dewasa namun neonatus
membutuhkan MAC yang lebih rendah dari pasien dewasa, hal ini disebabkan
karena immaturitas otak, level progesterone residual dari ibu, dan kadar endorphin
ditambahkan kepada gas anestesi lain, maka kadar MAC yang dibutuhkan akan
berkurang karena efek second gas exchange dengan nilai sebagai berikut; MAC
desflurane 25%.3,7
Selain pengambilan, eliminasi obat anestesi pada pasien pediatrik juga lebih
cepat dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini disebabkan karena tingginya laju
napas dan cardiac output serta distribusi yang besar kepada organ dengan
vaskularisasi banyak, di sisi lain hal ini menyebabkan mudahnya terjadi overdosis
Fungsi hati pasien bayi belum sepenuhnya terbentuk sehingga hanya sedikit
obat yang dimetabolisme di sana sehingga hepatitis yang disebabkan oleh halotan
6
Nilai MAC untuk anestesi sesuai golongan umur7
Pasien neonatus memiliki proporsi cardiac output yang mencapai otak yang
lebih besar dibandingkan pasien anak sehingga dosis untuk induksi lebih kecil.
Salah satu obat yang paling sering digunakan untuk anestesi intravena adalah
Dalam pemberian obat anestesi intravena perlu diketahui karena fungsi ginjal dan
hati belum sempurna maka interval dosis pemberian obat perlu diperpanjang agar
massa otot dan lemaknya berbeda dari orang dewasa. Efek samping dari propofol
yang dapat muncul adalah bradikardi dan hipotensi dimana insidensi bradikardia
pada anak-anak 10-20% lebih tinggi daripada orang dewasa, hal ini penting
sehingga pengaturan cardiac output didominasi oleh peningkatan laju nadi. Selain
propofol terdapat beberapa kombinasi obat yang dapat digunakan untuk anestesi
intravena.7
7
Obat Intravena Dosis Inisial Laju Infus
Propofol 1-2 mg/kg 100-200 mcg/kg/menit
Ketamine 1-2 mg/kg 25-100 mcg/kg/menit
Midazolam 0.5-1 mg/kg (PO atau PR)
0.1-0.2 mg/kg (IV atau IM)
0.2 mg/kg (Intranasal)
Diazepam 0.2 mg/kg (PO atau PR)
Thiopental 3-5 mg/kg
Dosis Obat Anestesi Intravena untuk Pasien Anak3
diperlukan lebih tinggi untuk menimbulkan efek, namun di sisi lain karena fungsi
hati dan ginjal belum sempurna maka eliminasi dan durasi efek obat akan lebih
untuk balita lebih tinggi daripada anak dewasa yakni infusi 2 mg/kg diberikan
untuk anak-anak sedangkan pasien anak dewasa diberikan infusi 1.5 mg/kg. Efek
8
Relaxan non depolarizing seperti pankuronium digunakan pada pasien pediatrik
sebagai relaxan untuk intra operasi, dan pada beberapa kasus dipakai juga pada saat
EVALUASI PRE-OPERATIF
Anamnesis3
9
10) Waktu terakhir makan dan minum
Pertanyaan yang diberikan pada saat anamnesis preoperatif 3
Pemeriksaan Fisik3
1) Keadaan umum
2) Tanda-Tanda Vital : Tekanan darah, Laju nadi dan napas, Suhu
3) Data antropometrik : Tinggi dan berat badan
4) Adanya gigi yang lepas atau goyang
5) Sistem respirasi
6) Sistem Kardiovaskuler
7) Sistem Neurologi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien preoperatif 3
PUASA PRE-OPERATIF
Glycoprotein) yang ditemukan pada plasma. Kadar AAG pada neonatus lebih
rendah sekitar 30-40% dari orang dewasa, sehingga hal ini dapat menyebabkan
10
peningkatan kadar obat bebas dalam plasma dan meningkatkan resiko terjadinya
toksisitas.
Proses Myelinasi pada manusia akan selesai pada usia 1 tahun. Myelinasi
yang tidak sempurna akan memudahkan penetrasi pada anestesi regional dan
meningkatkan onset obat anestesi. Jaringan sekitar saraf yang masih longgar juga
menyebabkan penyebaran obat lebih ekstensif dari yang diharapkan, selain itu
dapat menyebabkan durasi obat lebih cepat habis karena penyebaran yang lebih
cepat ke tubuh. Selain itu jumlah volume likuor serebrospinalis pada pasien anak
lebih banyak daripada orang dewasa sehingga dosis obat anestesi yang dibutuhkan
PREMEDIKASI
dewasa yakni untuk menurangi ansietas pasien, mengurangi rasa nyeri yang
dialami, menurunkan dosis obat untuk induksi, serta mengurangi sekresi jalan
dengan orang tuaa dan memudahkan proses intubasi bila dibutuhkan.3 Beberapa
obat pre-medikasi yang paling sering diberikan adalah midazolam dan ketamine.7
Pemberian obat sedasi harus diberikan hati-hati bila pasien memiliki gangguan
11
saluran napas dan pemberian harus dihindari bila pasien memiliki gangguan
neurologis atau peningkatan tekanan intrakranial serta bila ada resiko besar
PERSIAPAN ANASTESIA
STATIC :
Scope : Laringoskop apakah lampunya cukup terang atau tidak, serta
Stethoscope.
Tubes : ETT dipersiapkan dengan ukuran sesuai dan satu ukuran
dibawah dan diatasnya. Airway : alat untuk menahan lidah agar tidak
jatuh yakni pipa orofaringeal Guedel atau pipa nasofaringeal.
Tapes : Plester untuk fiksasi ETT
Introducer : kawat untuk dimasukan ke dalam ETT]
Connector : penghubung antara ETT dengan sirkuit nafas
Suction : mesin pengisap untk membersihkan jalan napas.
12
Peralatan Elektronik :
1. Lampu ruangan
2. Mesin anestesia
3. Mesin penghangat tempat tidur
4. Infusion pump
5. Syringe pump
6. Defibrilator
Sumber Gas : O2, N2 , Halothane, Isoflurane dan gas sejenis serta dipantau
dengan penggunaan flowmeter
INDUKSI
pasien. Induksi dapat dilakukan baik dengan metode inhalasi maupun metode
intravena. Metode inhalasi dapat digunakan apabila pasien takut terhadap jarum,
tidak kooperatif atau sulit mencari akses vena, namun metode inhalasi merupakan
napas dan orang kedua mencari akses vena dan memasukan obat-obatan intravena
sesuai indikasi.
dan sevoflurane. Halothane memiliki bau yang manis sehingga mudah dihirup dan
bila ditambah dengan N2O dapat mempercepat induksi serta durasi obat yang lebih
ditinggalkan. Sevoflurane tidak bersifat irritatif dan memiliki onset yang lebih
cepat dan durasi yang lebih pendek namun dapat menyebabkan delirium pada saat
pasien sadar. Pilihan obat untuk induksi intravena adalah propofol, thiopental dan
13
ketamine.
INTUBASI
menggunakan blade lurus, namun blade bengkok dapat digunakan bila pasien
memiliki berat 6-10 kg. Penggunaan ETT lebih disarankan jenis tanpa cuff pada
pasien berusia dibawah 8 tahun, serta usahakan terdapat sedikit bocoran pada ETT.
formula dan Khine Formula: [(Usia/4) + (4, bila tanpa cuff jadinya ditambah 3)].
bila pada anak berusia >2 tahun, bila usia anak <2 menggunakan rumus: (Ukuran
ETT X 3). Kedalaman ETT dapat diperhitungkan dengan rumus namun tetap harus
disesuaikan secara klinis dengan mendengarkan suara napas kedua paru pasien.
Pada saat induksi pasien sebaiknya ditempatkan dalam posisi bernafas yang
pasien paling nyaman, namun pada saat sudah dipasang intubasi sebaiknya pasien
14
ditempatkan dalam posisi sniffing untuk membuka jalan udara. Selain itu pasien
dilakukan jaw thrust agar mandibula dapat terangkat dan membuka glotis sehingga
mulut laring dan faring akan lebih besar dan lebih mempermudah proses ventilasi.3
Pemberian terapi cairan sangat penting mengingat tubuh pasien anak yang
lebih banyak TBW nya serta mudah terjadi dehidrasi. Terdapat tiga tahapan
pasien diperiksa apakah ada tanda dehidrasi dari 4 gejala klinis yaitu : Pengisian
kapiler >2 detik, tidak ada air mata, mukosa membran kering dan keadaan umum
sakit berat, bila 2 dari 4 gejala tersebut terpenuhi maka pasien dehidrasi dan dapat
15
untuk 10 kg berikutnya dan tambahan lagi 1 cc/kg/jam untuk setiap penambahan
SIMPULAN
dewasa karena sistem anatomi dan fisiologi yang berbeda. Secara anatomis lokasi
larynx, glotis dan kartilago krikoid pada pasien anak terletak lebih tinggi sehingga
akan lebih mudah untuk melakukan intubasi dengan blade lurus, serta karena jalan
napas yang sempit maka keterampilan dan kehati-hatian dokter anestesi sangat
diutamakan. Secara fisiologis ambang batas tanda-tanda vital pasien anak berbeda
dari orang dewasa sehingga pemantauan harus dilakukan dengan ambang batas
yang sesuai.
Pada pasien anak terdapat volume distribusi obat yang besar serta sistem
obat harus disesuaikan dengan dosis yang berbeda dari pasien dewasa. Anak-anak
memiliki proporsi TBW yang lebih tinggi serta mudah dehidrasi sehingga terapi
lebih tinggi dari orang dewasa sehingga tingkat ventilasi pun tinggi karena itu
pasien anak sangat mudah terkena hipoksia bila ada gangguan pada jalan napas
sehingga selama proses operasi maupun saat pengawasan paska operasi harus
dipantau secara ketat jalan napas dan kondisi saturasi oksigen pasien, salah satu
16
cara untuk memastikan jalan napas pasien tetap terbuka adalah dengan
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.aagbi.org/sites/default/files/7-Paediatric-anatomy-phy
siology-and-the-basics-of-paediatric-anaesthesia.pdf. Access : 20
February 2016
8. Longnecker DE, Tinker JH, Morgan GE, et al, eds. Principles and
Mosby; 1998.
18
clearance pathways in infants: part 1. Clin pharmacokinet 2002; 41:
959-98.
13. Lerman J, Schmitt Bantel BI, Gregory GA, et al. Effect of age on the
14. Lerman J, Gregory GA, Willis MM, et al. Age and solubility of
83: S83-90.
Services.
http://www.rcecs.com/MyCE/PDFDocs/course/V7099.pdf . Access
: 28 February 2016
19
17. Chiles J, Buckenmainer A. Basic Pediatric Regional Anesthesia .
http://www.dvcipm.org/files/maraa-book/chapt30.pdf . Access : 28
February 2016
20