Anda di halaman 1dari 25

Referat

PNEUMOTHORAK
Hessty Rochendah Onjiah 6120018021
Lintan Kurnia Farizqi 6120018047

Pembimbing :
dr. Nur Aisah Wardani, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK SMF INTERNA


PROFESI DOKTER UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
RSI JEMURSARI SURABAYA
Definisi
Pneumothorax adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara pada
rongga potensial diantara pleura visceral dan pleura parietal.
Kebocoran udara ke dalam rongga pleura akan menyebabkan jaringan
paru kolaps sesuai dengan proporsi udara yang memasuki rongga
pleura
Etiologi

Pneumothoraks spontan primer: Pneumothoraks spontan sekunder:


Terjadi pada orang-orang muda Penyakit paru-paru, emfisema
tanpa penyakit paru-paru terutama, tetapi juga dapat terjadi
parenchymal atau terjadi dalam dengan tuberkulosis (TB),
ketiadaan cedera traumatis dada Sarkoidosis, cystic fibrosis,
atau paru-paru keganasan, dan fibrosis paru

Alsagaff H, Mukty A. Dasar - Dasar Ilmu Penyakit Paru. Edisi ke – 2. Surabaya : Airlangga University
Press. 2002. h 263 – 300.
Iatrogenik: Traumatis:
Komplikasi prosedur medis atau Bentuk paling umum dari
operasi, seperti terapi pneumotoraks dan hemothorax,
thoracentesis, trakeostomi, biopsi disebabkan oleh trauma dada
pleura, kateter vena sentral terbuka atau tertutup terkait
penyisipan, ventilasi mekanik dengan cedera tumpul atau
tekanan positif, sengaja intubasi menembus. (Matt vera: 2012)
bronkus kanan mainstem

Alsagaff H, Mukty A. Dasar - Dasar Ilmu Penyakit Paru. Edisi ke – 2. Surabaya : Airlangga University
Press. 2002. h 263 – 300.
Alsagaff H, Mukty A. Dasar - Dasar Ilmu Penyakit Paru. Edisi ke – 2. Surabaya : Airlangga University
Press. 2002. h 263 – 300.
Klasifikasi Pneumothorax :
Menurut penyebabnya :

1. Pneumotoraks spontan 2. Pneumothorax traumatik


• Yaitu setiap pneumotoraks yang • Yaitu pneumotoraks yang terjadi
terjadi secara tiba-tiba. akibat adanya suatu trauma,
baik trauma penetrasi maupun
bukan, yang menyebabkan
robeknya pleura, dinding dada
maupun paru.
Pneumothorax spontan

Pneumotoraks spontan primer


yaitu pneumotoraks yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya.

Pneumothorax spontan sekunder


dihubungkan dengan penyakit respirasi yang merusak arsitektur paru, paling sering bersifat
obstruktif (misalnya penyakit paru obstruktif kronik/PPOK, asma) fibrotik atau infektif (misalnya
pneumonia) dan kadang-kadang gangguan langka atau herediter (misalnya sindrom Marfan,
Fibrosis kistik).
Pneumothorax spontan
Pneumotoraks traumatik non-iatrogenik
Pneumotoraks yang terjadi karena jejas kecelakaan,misal barotrauma

Pneumotoraks traumatik iatrogenik


Pneumotoraks yang terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis

Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental


Suatu pneumotoraks yang terjadi akibat tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi dari tindakan
tersebut (parasentesis dada dan biopsi pleura)

Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate)


Suatu pneumotoraks yang sengaja dilakukan dengan cara mengisikan udara ke dalam rongga pleura.
Berdasarkan Jenis Fistulanya
Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
Pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding dada), sehingga tidak ada hubungan
dengan dunia luar. Tekanan di dalam rongga pleura awalnya positif, namun berubah menjadi negatif

Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax)


Pneumotoraks dimana terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari
dunia luar (terdapat luka terbuka pada dada). Dalam keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan tekanan
udara luar. Pada pneumotoraks terbuka tekanan intrapleura sekitar nol.

Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax)


Pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin bertambah besar karena ada
fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil.
Luasnya Paru Yang Mengalami Kolaps
Pneumotoraks parsialis
Pneumotoraks yang menekan pada sebagian kecil paru (< 50% volume paru).

Pneumotoraks totalis,
Pneumotoraks yang mengenai sebagian besar paru (> 50% volume paru).
Patofisiologi
Gejala Klinis
• Sesak
• Nyeri dada
• Batuk – batuk
• Denyut jantung meningkat
• Kulit mungkin tampak sianosis
• Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien
Pemeriksaan Fisik

Perkusi : Auskultasi :
• Suara ketok pada sisi • Pada bagian yang sakit,suara
sakit,hipersonor sampai timpani nafas terdengar amorfik bila ada
dan tidak mengggetar fistel bronkopleura yang cukup
• Batas jantung terdorong ke arah besar pada pneumothorax
thorax yang sehat apabila terbuka
tekanan intrapleura tinggi • Suara vokal melemah dan tidak
menggetar serta bronkofoni
negatif
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Palpasi:
• Dapat terjadi pencembungan • Pada sisi yang sakit,ruang antar
pada sisi yang sakit iga dapat normal atau melebar
• Pada waktu respirasi,bagian • Iktus jantung terdorong ke sisi
yang sakit gerakannya tertinggal yang sehat
• Trachea dan jantung terdorong • Fremitus suara melemah atau
ke sisi yang sehat menghilang pada sisi yang sakit
Pemeriksaan penunjang
Foto Thorax
Analisis Gas Darah
Arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan.

CT-scan thorax
Lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan
cairan intra dan ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan sekunder.
Endoskopi/ Thorakoskopi
merupakan pemeriksaan invasive, tetapi memiliki sensitivitas yang lebih besar dibandingkan pemeriksaan CT-
Scan
Diagnosis Banding
• Infark Miokard
• Emboli Paru
• Pneumonia
Perhitungan Luas Pneumothorax
1. Rasio antara volume paru yang tersisa dengan volume hemitoraks,
dimana masing-masing volume paru dan hemitoraks diukur sebagai
volume kubus
2. Menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal,
ditambah dengan jarak terjauh antara celah pleura pada garis horizontal,
ditambah dengan jarak terdekat antara celah pleura pada garis
horizontal, kemudian dibagi tiga, dan dikalikan sepuluh % luas
pneumotoraks
3. Rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dengan
luas hemitoraks
Terapi
• O2 2 lpm
Komplikasi
Dapat mengakibatkan kegagalan respirasi akut, pio-pneumothorax,
hidro-pneumothorax/hemo-pneumothorax, henti jantung paru dan
kematian (sangat jarang terjadi); pneumomediastinum dan emfisema
subkutan sebagai akibat komplikasi pneumthorax spontan, biasanya
karena pecahnya esophagus atau bronkus, sehingga kelainan tersebut
ditegakkan (insidensinya sekitar 1%), pneumothorax simultan bilateral,
insidensinya sekitar 2%, pneumothorax kronik, bila tetap ada selama
waktu lebih dari 3 bulan, insidensinya sekitar 5%
Prognosis

Pasien dengan pneumothorax spontan hampir separuhnya akan


mengalami kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun
setelah pemasangan tube thoracostomy.

Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien pneumthorax yang


dilakukan torakotomi terbuka. Pasien-pasien yang penatalaksanaanya
cukup baik, umumnya tidak dijumpai komplikasi
Kesimpulan
 Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga
pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan
menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak
dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika
bernapas.
Berdasarkan penyebabnya, pneumotoraks dapat terjadi baik secara
spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat
bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat
bersifat iatrogenik dan non iatrogenik. Dan menurut fistel yang terbentuk,
maka pneumotoraks dapat bersifat terbuka, tertutup dan ventil (tension).

Anda mungkin juga menyukai