Anda di halaman 1dari 37

Case Based Discussion

DISHIDROTIK EKSEMA

Oleh :
Almeir Pradhipta Andras Asmara

Pembimbing :
dr. Winawati Eka Putri., Sp. KK

Departemen / SMF Dermatologi dan Venereologi


Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
RSI Jemur Sari Surabaya
2019
1
PENDAHULUAN
• Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual paling
umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
• Tahun 2012 penderita baru penyakit yang disebabkan oleh
bakteri N. Gonorrhoeae sebanyak 78,3 juta diseluruh dunia.
• Gonorrhoeae Biasanya ditandai dengan uretritis purulen
kelamin dan disuria.
• Komplikasi yang terjadi pada penyakit gonorrhoeae ini adalah
termasuk epididimitis pada pria dan Salpingitis akut atau
penyakit radang panggul ( PID ) pada wanita.
2
DEFINISI
• Gonorrhoeae adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
• Sebuah Diplococcus gram ngatif yang reservoirnya adalah
manusia.
• Infeksi ini hampir selalu dikontrak selama aktifitas seksual.

3
Epidemiologi
• Gonore dapat terjadi pada semua ras, usia dan tidak
memandang strata sosial
• Kejadian penyakit ini meningkat dengan adanya kontak seksual
dengan banyak mitra.
• Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru gonore
setiap tahunnya.
• Dimana pria 1,5 kali lebih banyak daripada wanita.
• Insiden gonore tertinggi terjadi di negara-negara berkembang.
Lebih banyak mengenai penduduk dengan sosial ekonomi
rendah
4
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• Grup Neisseria terdiri dari 4 spesies yaitu
1. Neisseria gonorrhoeae
2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngitis
4. Neisseria catarrhalis

Morfologi
- kokus gram negatif
- berbentuk diplokokus seperti biji kopi
- tidak motil dan tidak membentuk spora
- Thayer Martin dengan suhu optimal 35- 37ºC
pH 6,5-7,5, dengan kadar CO2 5%

5
• Mikrobiologi
- Membran sitoplasma
- Lapisan peptidoglikan
- Membran luar ( dinding sel )
-Lapisan polisakarida
-Pili
-Protein
-Lipo Oligosakarida (LOS)

6
faktor resiko
1) Usia muda (18-39 tahun)
2) Berganti-ganti pasangan seksual
3) Homoseksual
4) Status sosial ekonomi yang rendah
5) Mobilitas penduduk yang tinggi
6) Tidak menggunakan kondom
7) Seks anal
8) Memiliki riwayat penyakit menular seksual

7
Klasifikasi
Centers for Disease Control and Prevention (2015) mengklasifikasikan
gonore menjadi 4 golongan yaitu:
1) Infeksi gonokokal non komplikasi

Gambar 1. Contoh infeksi gonokokal non


komplikasi (A) infeksi gonokokal serviks (B) infeksi
gonokokal uretra (C) infeksi gonokokal faring (D)
infeksi gonokokal konjungtivis (Centers for Disease
Control and Prevention, 2005).

8
Klasifikasi
2) Infeksi gonokokal diseminasi

Gambar 2. Contoh infeksi diseminasi gonokokal


(A) infeksi gonokokal lesi pada jari (B) infeksi
gonokokal lesi pada kaki (C) infeksi gonokokal
arthritis (Centers for Disease Control and
Prevention, 2005).

9
Klasifikasi
3 ) Infeksi gonokokal pada neonatus

Gambar 3. Contoh infeksi gonokokal neonatus (A)


ophtalmia neonatorum (B) gonococcal scalp
abscesses (Centers for Disease Control and
Prevention, 2005).

4) Infeksi gonokokal pada bayi dan anak

10
Patogenesis
Gonokokus akan melakukan penetrasi permukaan mukosa dan berkembang biak
dalam jaringan subepitelial

Gonokokus akan menghasilkan berbagai produk ekstraseluler seperti fosfolipase,


peptidase yang dapat mengakibatkan kerusakan sel.

Adanya infeksi gonokokus akan menyebabkan mobilisasi leukosit PMN (Polymorpho


nuclear), menyebabkan terbentuknya mikro abses subepitelial

Pada akhirnya mikro abses akan pecah dan melepaskan PMN dan gonokokus

Peradangan dan destruksi sel epitel tersebut menimbulkan duh tubuh mukopurulen
11
Manifestasi Klinis
Wanita
• Uretritis ringan atau bahkan tidak ada
• Gejala yang menonjol berupa servisitis
dengan keluhan berupa keputihan
• Rasa panas dibagian uretra anterior.
• Karena gejala keputihan biasanya
ringan, seringkali disamarkan dengan
penyebab keputihan fisiologis lain,
sehingga tidak merangsang penderita
untuk berobat.

12
Manifestasi Klinis
Laki-laki
• Rasa nyeri pada penis
• Disuria dan polakisuria
• Terdapat duh tubuh yang bersifat
mukopurulen
• Duh tubuh baru keluar bila dilakukan
pemijatan atau pengurutan korpus
penis kearah distal
• Tetapi pada keadaan penyakit yang
lebih berat nanah tersebut menetes
sendiri.

13
Manifestasi Klinis
Pada Bayi
• Ophtalmia neonatorum yang
disebabkan oleh gonococci
• Yaitu suatu infeksi mata pada bayi yang
baru lahir yang didapat selama bayi
berada dalam saluran lahir yang
terinfeksi
• Conjungtivitis inisial dengan cepat
dapat terjadi dan bila tidak diobati
dapat menimbulkan kebutaan.

14
Diagnosis
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
- Pasien wanita, diperiksa dengan berbaring pada meja
ginekologik dengan posisi litotomi.
- Pasien pria, diperiksa dengan posisi duduk/ berdiri.
Gambar 5. Posisi litotomi
3) Pengambilan spesimen
- Pasien laki-laki, pengambilan bahan duh tubuh genitalia
dengan sengkelit steril atau dengan swab berujung kecil.
- Pasien wanita sudah menikah, pengambilan spesimen
dilakukan dengan menggunakan spekulum steril yang
dimasukkan kedalam vagina.
- Pasien wanita belum menikah, pengambilan spesimen
Gambar 6. Pengambilan
dilakukan tidak menggunakan spekulum karena dapat spesimen pada pria
merusak selaput darahnya, tetapi digunakan sengkelit steril
untuk pengambilan spesimen dari dalam vagina. 15
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan gram
Pemeriksaan ini akan menunjukkan Neisseria gonorrhoeae yang merupakan bakteri
gram negatif dan dapat ditemukan di dalam maupun luar sel leukosit.

b) Kultur bakteri
Umumnya menggunakan Thayer-Martin . Pemeriksaan kultur ini merupakan
pemeriksaan dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, sehingga sangat
dianjurkan dilakukan pada pasien wanita.

c) Tes definitif
Tes definitif dengan oksidasi akan ditemukan semua Neisseria gonorrhoeae yang
mengoksidasi dan mengubah warna koloni yang semula bening menjadi merah
muda sampai merah lembayung, sedangkan pada tes fermentasi dapat dibedakan
N.gonorrhoeae yang hanya dapat meragikan glukosa saja. 16
d) Tes betalaktamase
Tes ini menggunakan cefinase TM disc dan akan tampak perubahan warna koloni
dari kuning menjadi merah.

e) Tes thomson
Tes ini dilakukan dengan menampung urin setelah bangun pagi ke dalam 2 gelas
dan tidak boleh menahan kencing dari gelas pertama ke gelas kedua. Hasil
dinyatakan positif jika gelas pertama tampak keruh sedangkan gelas kedua tampak
jernih.

17
Diagnosis Banding
• Uretritis non-gonore akut
Dapat disebabkan oleh :
 Chlamydia trachomatis
 Ureaplasma urealyticum
 Mycoplasma genitaslium
 Trichomonas vaginalis
 Jamur
 Herpes simplex virus.

• Diagnosis pasti uretritis gonore harus dengan ditemukannya kuman


Neiserria gonorrhoeaea sebagai penyebabnya

18
Tatalaksana
• Terapi gonore tanpa komplikasi :

 Cefixime 400 mg per oral dosis tunggal


 Ceftriaxone 250 mg im dosis tunggal
 Ciprofloxacine 500 mg per oral dosis tunggal
 Ofloxacin 400 mg per oral dosis tunggal
 Spectinomycin, 2 g im injeksi, dosis tunggal
 Bila diduga ada infeksi campuran dengan Chlamydia dapat ditambahkan :
 Erytromycine 500 mg sehari 4 kali peroral selama 7 hari
 Doxycycline 100 mg/ sehari 2 kali peroral selama 7 hari

19
• Terapi gonore dengan komplikasi:
 Meningitis dan Endocarditis
 Ceftriaxone 1-2 g IV setiap 12 jam untuk meningitis dilanjutkan 10-14 hari dan untuk endocarditis
diteruskan paling sedikit 4 minggu.
 Arthritis , tenosynovitis dan dermatitis  Regimen terapi untuk disseminated
 Ciprofloxacin : 500 mg IV setiap 12 jam gonococcal :
 Ofloxacin : 400 mg IV setiap 12 jam Ceftriaxone : 1 g im/iv satu kali sehari selama 7
hari
 Ceftriaxone : 1 g im/iv tiap 24 jam
Spectinomycin 2 g im dua kali sehari selama 7 hari
 Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam
 Komplikasi ( lokal)
 Terapi gonore pada wanita hamil
 Ciprofloxacin : 500 mg oral selama 5 hari
 Ceftriaxone 250 mg dosis tunggal
 Ceftriaxone 125 mg im selama 5 hari  Amoxicilline 3g + probenesid 1 g
 Cefixime 400 mg oral selama 5 hari
 Spectinomycin 2 g im selama 5 hari

20
• Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan tentang:
 Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya
 Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
 Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya.
 Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika
tidak dapat dihindarkan
 Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang

21
Komplikasi
Laki-Laki
• Tysonitis
• Parauretritis
• Prostatitis
• Cowperitis Gambar : Balanitis
• Balanitis
Gambar : Disseminated Gonococcal Infection
• Artritis Gonococcal
• Funikulitis dan Epididimitis
• Cystitis
• Proktitis
• DGI ( Disseminated Gonococcal Infection )
• Dll.

Gambar : Artritis Gonococcal 22


Wanita
• PID ( Pelvic Inflammatory Disease )
• Bartholinitis
• Servisitis
Gambar : Servisitis

Gambar : Pelvic Inflammatory Disease Gambar : Bartholinitis


23
Prognosis

Pengobatan secara dini dan tepat memberi prognosis yang


lebih, yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan
rekurens lebih jarang. Biakan setelah pengobatan perlu dilakukan
untuk memeriksa kesembuhan.

24
STUDI KASUS

25
IDENTITAS
• Nama : Sdr S
• Umur : 23 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pemain bola
• Agama : Islam
• Alamat : Dukuh Bakayen, desa Plalangan, Ponorogo
• No. RM : 320291
• Tanggal Pemeriksaan : 07 Mei 2019
26
Anamnesis
Autoanamnesa kepada pasien di Poli Kulit dan Kelamin RSI Jemursari Surabaya.
Keluhan Utama
Keluar cairan dari ujung kemaluan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan keluar cairan dari ujung kemaluan berwarna
putih kental, tidak berbau, keluar menetes setiap saat tanpa disadri pasien sejak 3
hari yang lalu, keluhan disertai rasa nyeri dan panas di ujung kemaluan. Pasien
mengaku setelah berkemih keluar sedikit darah menetes dari ujung kemaluan dan
terasa sangat nyeri. Pasien mengaku belum menikah tetapi pasien sering
berhubungan badan dengan pacar tanpa menggunakan kondom, terakhir kali
berhubungan yaitu 1 bulan yang lalu. Pasien menyangkal bergonta-ganti pasangan.
Pasien mengaku pacarnya tidak mengalami keluhan yang sama. Demam (-) , Trauma
(-) , pasien mengaku belum berobat ataupun minum obat sama sekali.
27
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Alergi Obat / Makanan
• Diabetes Mellitus (-) • Alergi Obat disangkal
• Hipertensi (-) • Alergi Makanan disangkal
• Tidak pernah mengalami hal serupa • Alergi debu dan lainnya disangkal
sebelumnya Riwayat kebiasaan sosial
Riwayat Penyakit Keluarga • Pasien bekerja sebagai pemain sepak
• Tidak ada keluarga yang mengalami bola
keluhan serupa • Pasien suka berhubungan badan
Riwayat Penggunaan Obat dengan pasangannya tanpa kondom
• Pasien mengaku belum minum obat
sama sekali

28
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
– Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
– Kesadaran : Compos mentis.
– Tanda vital :
• Tekanan Darah : 140/95mmHg.
• Nadi : 90 x/menit.
• Suhu : 36,50 C.
• Frekuensi Pernapasan : 20 x/menit.

29
Status Generalis
• Kepala : Normosephal
• Mata : Anemis – /–, Ikterik – /–, injeksi konjungtiva – /–,
Hidung : PCH (–)
Mulut : Dalam Batas Normal
• Leher : Perbesaran kelenjar getah bening (–)
• Thoraks : Cor S1 S2 reguler, murmur (–), gallop (–),
Pulmo Vesikuler kanan kiri, Ro – /–, Wheezing – /–
• Abdomen : Dalam batas normal
• Ekstremitas : CTR< 2 detik, Akral hangat, kering, merah (+)

30
STATUS DERMATOLOGIS
• Regio : Orifisium Urethra Eksterna
• Efloresensi : Eritema pada orifisium uretra eksterna, disertai
discharge mukopurulen

31
• DIAGNOSIS BANDING
 Uretritis Non-Gonore
 Trichomoniasis
 Chlamidia Trachomatis
• USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pewarnaan gram
 Kultur Bakteri Cairan
• DIAGNOSIS KERJA (ASSESMENT)
 Uretritis Gonore

32
Hasil Pewarnaan Gram

33
TATALAKSANA
Farmakologis : Edukasi :
o Vit C tab 500 mg 1x1 • Bahaya penyakit menular seksual (PMS)
dan komplikasinya
o Cefixime tab 400 mg 1x1
• Pentingnya mematuhi pengobatan yang
o Doxycycline tab 100 mg 2x1 diberikan
o Paracetamol tab 500 mg 2x1 • Cara penularan PMS dan perlunya
pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya.
• Hindari hubungan seksual sebelum
sembuh, dan memakai kondom jika tidak
Prognosis : dapat dihindarkan
Quo Ad vitam : Dubia ad bonam • Cara-cara menghindari infeksi PMS di
Quo Ad functional : Dubia ad bonam masa datang

34
EDUKASI
• Ganti sabun yang non antiseptic (ex: Dove, Lux, Sabun Bayi, dll).
• Hindari menggaruk pada daerah yang gatal.
• Cairan di dalam lepuh yang besar harus dikeluarkan, tetapi lepuh tidak boleh
dipecahkan.
• Mengontrol stress dan emosional.
• Menjaga pola makan dan istirahat yang cukup
• Penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter.

PROGNOSIS
• Quo Ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo Ad functional : Dubia ad bonam
35
Aspek Islami
• Sabar, ikhlas dan tawakal serta selalu ikhtiar dalam menghadapi penyakit
yang diderita kepada Allah SWT
• Memohon kesembuhan
َ ‫ي اِالَّ ا َ ْن‬
َ ‫ت ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر‬
‫سقَ ًما‬ َ ‫شا ِفى الَ شَا ِف‬
َّ ‫ت ال‬ َ ‫ف ا َ ْن‬ِ ‫ب ْالبَأ ْ ِس اِ ْش‬
َ ‫اس ُم ْذ ِه‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم َر‬
ِ َّ‫ب الن‬
“Ya Allah, Tuhan semua manusia, yang menghilangkan sakit. Sembuhkanlah,
dan Engkau Maha Pemberi kesembuhan. Tiada yang dapat menyembuhkan
selain Engkau, (yaitu) dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit
lagi”.
• Tentang Zina
‫يل‬ً ‫س ِب‬
َ ‫سا َء‬ َ ‫شةً َو‬ ِّ ِ ‫َو َال ت َ ْق َربُوا‬
ِ َ‫الزنَا ۖ ِإنَّهُ َكانَ ف‬
َ ‫اح‬
“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu
adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang
ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]
36
TERIMA KASIH

37

Anda mungkin juga menyukai