DISHIDROTIK EKSEMA
Oleh :
Almeir Pradhipta Andras Asmara
Pembimbing :
dr. Winawati Eka Putri., Sp. KK
3
Epidemiologi
• Gonore dapat terjadi pada semua ras, usia dan tidak
memandang strata sosial
• Kejadian penyakit ini meningkat dengan adanya kontak seksual
dengan banyak mitra.
• Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru gonore
setiap tahunnya.
• Dimana pria 1,5 kali lebih banyak daripada wanita.
• Insiden gonore tertinggi terjadi di negara-negara berkembang.
Lebih banyak mengenai penduduk dengan sosial ekonomi
rendah
4
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• Grup Neisseria terdiri dari 4 spesies yaitu
1. Neisseria gonorrhoeae
2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngitis
4. Neisseria catarrhalis
Morfologi
- kokus gram negatif
- berbentuk diplokokus seperti biji kopi
- tidak motil dan tidak membentuk spora
- Thayer Martin dengan suhu optimal 35- 37ºC
pH 6,5-7,5, dengan kadar CO2 5%
5
• Mikrobiologi
- Membran sitoplasma
- Lapisan peptidoglikan
- Membran luar ( dinding sel )
-Lapisan polisakarida
-Pili
-Protein
-Lipo Oligosakarida (LOS)
6
faktor resiko
1) Usia muda (18-39 tahun)
2) Berganti-ganti pasangan seksual
3) Homoseksual
4) Status sosial ekonomi yang rendah
5) Mobilitas penduduk yang tinggi
6) Tidak menggunakan kondom
7) Seks anal
8) Memiliki riwayat penyakit menular seksual
7
Klasifikasi
Centers for Disease Control and Prevention (2015) mengklasifikasikan
gonore menjadi 4 golongan yaitu:
1) Infeksi gonokokal non komplikasi
8
Klasifikasi
2) Infeksi gonokokal diseminasi
9
Klasifikasi
3 ) Infeksi gonokokal pada neonatus
10
Patogenesis
Gonokokus akan melakukan penetrasi permukaan mukosa dan berkembang biak
dalam jaringan subepitelial
Pada akhirnya mikro abses akan pecah dan melepaskan PMN dan gonokokus
Peradangan dan destruksi sel epitel tersebut menimbulkan duh tubuh mukopurulen
11
Manifestasi Klinis
Wanita
• Uretritis ringan atau bahkan tidak ada
• Gejala yang menonjol berupa servisitis
dengan keluhan berupa keputihan
• Rasa panas dibagian uretra anterior.
• Karena gejala keputihan biasanya
ringan, seringkali disamarkan dengan
penyebab keputihan fisiologis lain,
sehingga tidak merangsang penderita
untuk berobat.
12
Manifestasi Klinis
Laki-laki
• Rasa nyeri pada penis
• Disuria dan polakisuria
• Terdapat duh tubuh yang bersifat
mukopurulen
• Duh tubuh baru keluar bila dilakukan
pemijatan atau pengurutan korpus
penis kearah distal
• Tetapi pada keadaan penyakit yang
lebih berat nanah tersebut menetes
sendiri.
13
Manifestasi Klinis
Pada Bayi
• Ophtalmia neonatorum yang
disebabkan oleh gonococci
• Yaitu suatu infeksi mata pada bayi yang
baru lahir yang didapat selama bayi
berada dalam saluran lahir yang
terinfeksi
• Conjungtivitis inisial dengan cepat
dapat terjadi dan bila tidak diobati
dapat menimbulkan kebutaan.
14
Diagnosis
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
- Pasien wanita, diperiksa dengan berbaring pada meja
ginekologik dengan posisi litotomi.
- Pasien pria, diperiksa dengan posisi duduk/ berdiri.
Gambar 5. Posisi litotomi
3) Pengambilan spesimen
- Pasien laki-laki, pengambilan bahan duh tubuh genitalia
dengan sengkelit steril atau dengan swab berujung kecil.
- Pasien wanita sudah menikah, pengambilan spesimen
dilakukan dengan menggunakan spekulum steril yang
dimasukkan kedalam vagina.
- Pasien wanita belum menikah, pengambilan spesimen
Gambar 6. Pengambilan
dilakukan tidak menggunakan spekulum karena dapat spesimen pada pria
merusak selaput darahnya, tetapi digunakan sengkelit steril
untuk pengambilan spesimen dari dalam vagina. 15
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan gram
Pemeriksaan ini akan menunjukkan Neisseria gonorrhoeae yang merupakan bakteri
gram negatif dan dapat ditemukan di dalam maupun luar sel leukosit.
b) Kultur bakteri
Umumnya menggunakan Thayer-Martin . Pemeriksaan kultur ini merupakan
pemeriksaan dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, sehingga sangat
dianjurkan dilakukan pada pasien wanita.
c) Tes definitif
Tes definitif dengan oksidasi akan ditemukan semua Neisseria gonorrhoeae yang
mengoksidasi dan mengubah warna koloni yang semula bening menjadi merah
muda sampai merah lembayung, sedangkan pada tes fermentasi dapat dibedakan
N.gonorrhoeae yang hanya dapat meragikan glukosa saja. 16
d) Tes betalaktamase
Tes ini menggunakan cefinase TM disc dan akan tampak perubahan warna koloni
dari kuning menjadi merah.
e) Tes thomson
Tes ini dilakukan dengan menampung urin setelah bangun pagi ke dalam 2 gelas
dan tidak boleh menahan kencing dari gelas pertama ke gelas kedua. Hasil
dinyatakan positif jika gelas pertama tampak keruh sedangkan gelas kedua tampak
jernih.
17
Diagnosis Banding
• Uretritis non-gonore akut
Dapat disebabkan oleh :
Chlamydia trachomatis
Ureaplasma urealyticum
Mycoplasma genitaslium
Trichomonas vaginalis
Jamur
Herpes simplex virus.
18
Tatalaksana
• Terapi gonore tanpa komplikasi :
19
• Terapi gonore dengan komplikasi:
Meningitis dan Endocarditis
Ceftriaxone 1-2 g IV setiap 12 jam untuk meningitis dilanjutkan 10-14 hari dan untuk endocarditis
diteruskan paling sedikit 4 minggu.
Arthritis , tenosynovitis dan dermatitis Regimen terapi untuk disseminated
Ciprofloxacin : 500 mg IV setiap 12 jam gonococcal :
Ofloxacin : 400 mg IV setiap 12 jam Ceftriaxone : 1 g im/iv satu kali sehari selama 7
hari
Ceftriaxone : 1 g im/iv tiap 24 jam
Spectinomycin 2 g im dua kali sehari selama 7 hari
Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam
Komplikasi ( lokal)
Terapi gonore pada wanita hamil
Ciprofloxacin : 500 mg oral selama 5 hari
Ceftriaxone 250 mg dosis tunggal
Ceftriaxone 125 mg im selama 5 hari Amoxicilline 3g + probenesid 1 g
Cefixime 400 mg oral selama 5 hari
Spectinomycin 2 g im selama 5 hari
20
• Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan tentang:
Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya
Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya.
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika
tidak dapat dihindarkan
Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang
21
Komplikasi
Laki-Laki
• Tysonitis
• Parauretritis
• Prostatitis
• Cowperitis Gambar : Balanitis
• Balanitis
Gambar : Disseminated Gonococcal Infection
• Artritis Gonococcal
• Funikulitis dan Epididimitis
• Cystitis
• Proktitis
• DGI ( Disseminated Gonococcal Infection )
• Dll.
24
STUDI KASUS
25
IDENTITAS
• Nama : Sdr S
• Umur : 23 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pemain bola
• Agama : Islam
• Alamat : Dukuh Bakayen, desa Plalangan, Ponorogo
• No. RM : 320291
• Tanggal Pemeriksaan : 07 Mei 2019
26
Anamnesis
Autoanamnesa kepada pasien di Poli Kulit dan Kelamin RSI Jemursari Surabaya.
Keluhan Utama
Keluar cairan dari ujung kemaluan
28
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
– Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
– Kesadaran : Compos mentis.
– Tanda vital :
• Tekanan Darah : 140/95mmHg.
• Nadi : 90 x/menit.
• Suhu : 36,50 C.
• Frekuensi Pernapasan : 20 x/menit.
29
Status Generalis
• Kepala : Normosephal
• Mata : Anemis – /–, Ikterik – /–, injeksi konjungtiva – /–,
Hidung : PCH (–)
Mulut : Dalam Batas Normal
• Leher : Perbesaran kelenjar getah bening (–)
• Thoraks : Cor S1 S2 reguler, murmur (–), gallop (–),
Pulmo Vesikuler kanan kiri, Ro – /–, Wheezing – /–
• Abdomen : Dalam batas normal
• Ekstremitas : CTR< 2 detik, Akral hangat, kering, merah (+)
30
STATUS DERMATOLOGIS
• Regio : Orifisium Urethra Eksterna
• Efloresensi : Eritema pada orifisium uretra eksterna, disertai
discharge mukopurulen
31
• DIAGNOSIS BANDING
Uretritis Non-Gonore
Trichomoniasis
Chlamidia Trachomatis
• USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pewarnaan gram
Kultur Bakteri Cairan
• DIAGNOSIS KERJA (ASSESMENT)
Uretritis Gonore
32
Hasil Pewarnaan Gram
33
TATALAKSANA
Farmakologis : Edukasi :
o Vit C tab 500 mg 1x1 • Bahaya penyakit menular seksual (PMS)
dan komplikasinya
o Cefixime tab 400 mg 1x1
• Pentingnya mematuhi pengobatan yang
o Doxycycline tab 100 mg 2x1 diberikan
o Paracetamol tab 500 mg 2x1 • Cara penularan PMS dan perlunya
pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya.
• Hindari hubungan seksual sebelum
sembuh, dan memakai kondom jika tidak
Prognosis : dapat dihindarkan
Quo Ad vitam : Dubia ad bonam • Cara-cara menghindari infeksi PMS di
Quo Ad functional : Dubia ad bonam masa datang
34
EDUKASI
• Ganti sabun yang non antiseptic (ex: Dove, Lux, Sabun Bayi, dll).
• Hindari menggaruk pada daerah yang gatal.
• Cairan di dalam lepuh yang besar harus dikeluarkan, tetapi lepuh tidak boleh
dipecahkan.
• Mengontrol stress dan emosional.
• Menjaga pola makan dan istirahat yang cukup
• Penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter.
PROGNOSIS
• Quo Ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo Ad functional : Dubia ad bonam
35
Aspek Islami
• Sabar, ikhlas dan tawakal serta selalu ikhtiar dalam menghadapi penyakit
yang diderita kepada Allah SWT
• Memohon kesembuhan
َ ي اِالَّ ا َ ْن
َ ت ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر
سقَ ًما َ شا ِفى الَ شَا ِف
َّ ت ال َ ف ا َ ْنِ ب ْالبَأ ْ ِس اِ ْش
َ اس ُم ْذ ِه َّ اَللَّ ُه َّم َر
ِ َّب الن
“Ya Allah, Tuhan semua manusia, yang menghilangkan sakit. Sembuhkanlah,
dan Engkau Maha Pemberi kesembuhan. Tiada yang dapat menyembuhkan
selain Engkau, (yaitu) dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit
lagi”.
• Tentang Zina
يلً س ِب
َ سا َء َ شةً َو ِّ ِ َو َال ت َ ْق َربُوا
ِ َالزنَا ۖ ِإنَّهُ َكانَ ف
َ اح
“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu
adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang
ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]
36
TERIMA KASIH
37