Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

HOSPITAL EXPOSURE

FRAKTUR TERTUTUP DISTAL KLAVIKULA

RSUS Siloam Lippo Village


Dibuat oleh:
Iglesias Owen
01071190176

Universitas Pelita Harapan


2022
BAB I
ILUSTRASI KASUS

I. Identitas Pasien
1. Nama pasien : Bpk. YS
2. Tanggal lahir : 20/03/1988,34 tahun
3. Status marital : sudah menikah
4. Pekerjaan : karyawan swasta
5. Agama : Islam
6. Nomor RM : 01-XX-XX-XX

II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autonamnesis pada tanggal 19 Oktober 2022 di
RSUS Siloam Lippo Village

1. Keluhan Utama
Nyeri Pundak kanan setelah terjatuh dari motor sekitar 1 jam sebelum
masuk rumah sakit

2. Keluhan Tambahan
Tidak ada

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Bpk YS datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri Pundak kanan
pasca jatuh dari motor 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan sekitar 50 km/jam menabrak pintu mobil yang
tiba-tiba terbuka. Pasien kemudian jatuh ke sisi kanan disertai bahu berbentur
dengan jalan . Pasien memakai helm dan menyangkal adanya benturan
kepala.. Nyeri yang dirasakan seperti ngilu, dengan frekuensi sering. Nyeri
diperberat dengan aktivitas dan mereda apabila pasien beristirahat. Pasien
tidak merasakan nyeri di tempat lain. Skala nyeri saat beraktivitas adalah 7/10
dan saat istirahat adalah 6/10 . Pasien memakai helm dan menyangkal adanya
benturan kepala, sakit kepala, mual muntah . Gejala sakit kepala, mual
muntah, sesak napas disangkal

1
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
Tidak ada

6. Riwayat Sosial dan Kebiasaan


Pasien selalu memakai helm, jaket tebal, dan masker saat berkendara
menggunakan motor. Pasien menyangkal adanya kebiasaan merokok dan
minum minuman beralkohol

7. Riwayat Pengobatan dan Alergi


Tidak ada

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15; E4 M6 V5)
Tekanan darah : 100/60
Denyut nadi : 71 bpm
Laju pernafasan : 18x/menit
Suhu : 37,2oC

Antopometri:
Berat badan : - kg
Tinggi badan : - cm
IMT : - kg/m2

2
Status Generalisata:

SISTEM DESKRIPSI

KEPALA Bentuk: normosefali. Laserasi (-), massa (-), deformitas (-),


Dan racoon eye (-)
MUKA
Rambut: hitam, tersebar merata,

Warna kulit normal, laserasi(-), massa (-)

MATA Palpebra : normal, edema (-)

Pupil: normal, isokor

Konjungtiva: normal, anemis (-)

Sklera: tidak ikterik

TELINGA Bentuk telinga normal, simetris kanan-kiri , luka (-), sekret (-),
fistula (-), hematoma (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan
mastoid (-)

HIDUNG Bentuk hidung normal, luka (-), deviasi septum nasi (-) , epitaxis
(-), sekret (-), hiperemis (-), nafas cuping hidung (-)

TENGGOROK Trakea: di tengah leher, massa (-), luka (-), deviasi trakea (-)

Tonsil: T1/T1, hiperremis (-)

Faring: hiperremis (-)

LEHER Kaku kuduk: (-)

Kelenjar tiroid: normal, pembesaran (-)

Kelenjar getah bening: normal, pembesaran (-)

PARU Inspeksi: bentuk dada normal, perkembangan simetris kanan-kiri,


luka (-), retraksi otot bantu napas (-), massa (-)

Palpasi: perkembangan dada kanan-kiri simetris, tactile vocal


fremitus simetris, krepitasi (-), nyeri tekan (-)

Perkusi: sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : bunyi paru bronchovesikuler , wheezing(-), rhonci (-)

3
JANTUNG Inspeksi: bentuk dada normal , ictus cordis tidak terlihat (-),
luka(-), memar (-)

Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS 5 linea midklavikular sinistra

Perkusi : batas jantung normal

Auskultasi: S1 dan S2 reguler. Gallop (-). Murmur (-)

ABDOMEN Inspeksi: bentuk abdomen normal, luka (-), massa (-), caput
medusa (-), spider navy (-)

Auskultasi: bising usus normal (10x/menit ), bruit abdomen (-),


metallic sound (-)

Perkusi: timfani seluruh lapang abdomen

Palpasi: nyeri tekan (-). Massa (-). Hepatosplenomegaly (-),massa


(-)

EKSTREMITAS Look: et regio os klavikula dextra, deformitas (+),edema (+)


ATAS

Feel: et regio os klavikula dextra, nyeri tekan (+) ,CRT< 2 detik

Move: ROM terbatas, krepitasi (+)

EKSTREMITA Look: edema (-), eritema (-), edema (-), deformitas (-)
S BAWAH
Feel: hangat , nyeri tekan (-), CRT < 2 detik

Move: ROM penuh, krepitasi (-)

4
IV. Pemeriksaan Penunjang
Berikut hasil pemeriksaan laborotorium darah pada tanggal 19 Oktober 2022

observation value unit Ref range


Haemoglobin 14,4 g/dL 13,2-17,3
Hematocrit 44,5 % 40-52
Erythrocyte (RBC) 5,24 10^6/µL 4,4-5,9
White blood cell (WBC) 15,17 10^3/µL 3,8-10,6
Differential count
- Basophil 0 % 0-1
- Eosinophil 1 % 1-3
- Band neutrophil 2 % 2-6
- Segment neutrophil 77 % 50-70
- Lymphocyte 14 % 25-40
- Monocyte 6 % 2-8
Platelet count 282.000 10^3/µL 150.000 – 400.000
ESR 19 mm/hrs 0-10
MCV 84,9 fL 80-100
MCH 27,5 pg 26-34
MCHC 32,4 g/dL 32-36
Prothrombin time
- Control 10,6 second 9,3-12,5
- Patient 9,3 second 9,4-11,3
- INR 0,89
A.P.T.T
- Control 25,6 second 21-28,4
- Patient 22,4 second 23,4 – 31,5
Biochemistry
- SGOT 56 U/L 0-40
- SGPT 88 U/L 0-41
Ureum 23 mg/dL < 50
Creatinine 0,8 mg/dL 0,5 – 1,3
eGFR 119 ml/mnt/1.73m^2 >=90 GFR normal

5
Berikut hasil pemeriksaan radiologi thorax pada pasien

CR- Thorax PA
PARU Normal
MEDIASTINUM Normal
TRAKEA DAN BRONKUS Normal
HILUS Normal
PLEURA Normal
DIAFRAGMA Normal
JANTUNG CTR < 50%
AORTA Normal
VERTEBRAL THORACAL DAN Fraktur kominutif pada 1/3 lateral os klavikula
TULANG-TULANG LAINNYA dextra
JARINGAN LUNAK Normal
ABDOMEN YANG TERVISUALISASI Normal
LEHER YANG TERVISUALISASI Normal
Conclusion
Kesan :
Tidak tampak opasitas maupun konsoliditas pada kedua paru
Cor dalam batas normal

V. Resume
Bpk YS datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri Pundak kanan pasca
jatuh dari motor 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengendarai sepeda
motor dengan kecepatan 50 km/jam menabrak pintu mobil yang tiba-tiba terbuka.
Pasien jatuh ke sisi kanan disertai bahu berbentur ke jalan . Pasien memakai helm dan
menyangkal adanya benturan kepala. Nyeri dirasakan pasien seperti rasa ngilu,
dengan frekuensi sering. Nyeri diperberat dengan aktivitas dan mereda apabila pasien
beristirahat. Pasien tidak merasakan nyeri di tempat lain. Skala nyeri saat beraktivitas
adalah 7/10 dan saat istirahat adalah 6/10.

6
Pada pemeriksaan fisik ditemukan ada deformitas, krepitasi, nyeri tekan serta
penurunan ROM di klavikula dextra, Pemeriksaan penunjang lab darah ditemukan
kenaikan WBC, neutrophil segment, ESR dan penurunan lymphocyte, PT, APTT.
Pemeriksaan X-ray dada ditemukan fraktur komunitif 1/3 lateral klavikula dextra

VI. Diagnosis Utama dan Diagnosis Banding


Diagnosis Utama : fraktur komminutiva tertutup 1/3 lateral klavikula dextra
Diagnosis Banding : fraktur scapula, cedera acromioklavikular

VII. Penatalaksanaan
Terapi di rumah sakit
Non- 1. Pasien dipasangkan arm sling untuk imobilisasi
Medikamentosa 2. Pasien dirujuk ke dokter orthopedi untuk dilakukan open reduction
internal fixation dan pemasangan S plate

Medikamentosa 1. paracetamol IV 1 gr
2. omeprazole IV 40 mg BID

VIII. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi Tulang klavikula


Tulang klavikula adalah salah satu tulang panjang berbentuk S yang
menghubungkan antara tulang aksial dan apendikular pada regio bahu ( pectoral
girdle). Pada bagian medial ,klavikula beratikulasi dengan manubrium sternum
membentuk artikulasio strenoklavikular, dan pada bagian lateral klavikula
berartikulasi
dengan acromion scapula sehingga membentuk artikulasio acromioklavikular 1–3

8
Anatomi Tulang Klavikula

Berdasarkan struktur dan posisi anatomisnya, klavikula menstabilisasi posisi antara


thorax dan ekstremitas atas (bahu) sehingga memperluas rentang geraknya (ROM) . Posisi
dari tulang ini juga melindungi struktur neurovaskularisasi dibawahnya seperti pleksus
brachial, arteri dan vena subclavian 4,5.

Tulang klavikula mendapatkan suplai darah yang berasal dari arteri suprascapular,
arteri thoracoacromial dan arteri thoracica internal. Sementara itu, inervasi tulang klavikula
berasal dari kombinasi nervus supraklavikular, nervus subclavia dan nervus suprascapular 6,7.

Secara anatomis , klavikula menjadi tempat melekatnya beberapa otot rangka.


Beberapa otot yang melekat pada kalvikula adalah

o Permukaan superior
 M. deltoideus pada tuberculum deltoideus
 M. trapezius
o Permukaan inferior
 M. subclavian pada sulcus subclavian
 Lig.conoideum (bagian medial dari ligamentum coracoklavikular)
 Lig. Trapzoideum ( bagian lateral dari ligemntum coracoklavikular)
o Permukaan anterior
 Pars. Klavikula m pectoralis mayor
o Permukaan posterior
 M. trapezius
 M. sternocleidomastoideus 8

II. Epidemiologi
Fraktur klavikula lebih sering terjadi pada anak-anak dan sekitar 2/3 kasus
fraktur klavikula terjadi pada laki-laki. Berdasarkan persebaran usia, kasus fraktur
klavikula lebih sering terjadi pada laki-laki usia < 25 tahun dan pasien usia >55 tahun.
Sekitar 20 % perempuan dan lebih dari 1/3 laki-laki yang mengalami fraktur klavikula
berusia diantara 13-20 tahun. Berdasarkan persebaran kasus, 69% fraktur terjadi pada
1/3 median tulang klavikula, 28% kasus fraktur terjadi pada 1/3 distal dan 3 % pada
1/3 proximal 9,10

9
III. Etiologi
Fraktur klavikula paling sering disebabkan karena jatuh dengan tumpuan
langsung bahu ataupun adanya trauma langsung ke area klavikula. Fraktur juga bisa
disebabkan oleh jatuh yang bertumpuan pada tangan 11.

IV. Patofisiologi
Pada umumnya mekanisme cedera pada tulang klavikula disebabkan dari
trauma langsung ke bahu ( jatuh dengan titik tumpu bahu) atau trauma tidak langsung
( jatuh dengan tumpuan tangan). Berdasarkan posisi anatomis klavikula yang terletak
lebih dipermukaan dan gaya yang dihasilkan dari perlekatan banyak ligamentum serta
otot. Gaya yang dihasilkan dari mekanisme cedera menyebabkan tulang klavikula
mudah frraktur 11.

V. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi Allman-Neer, fraktur klavikula dapat diklasifikasi
sesuai dengan lokasi terjadinya fraktur. Berikut klasifikasi fraktur klavikula 12,13

o Grup I : merupakan fraktur yang terjadi pada 1/3 tengah tulang klavikula.
Merupakan jenis fraktur klavikula yang paling sering ditemukan.
o Grup II : merupakan fraktur yang terjadi pada 1/3 lateral tulang klavikula.
Fraktur ini diklasifikan menjadi beberapa sub-tipe yakni
 Fraktur tipe I : Fraktur 1/3 lateral klavikula dengan ligamen
coracoklavikular masih utuh dan intact. Lokasi fraktur berada ditengah
ligament conoid dan trapezoid
 Fraktur tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula yang terjadi medial dari
ligamentum coracoklavikular . Fraktur tipe ini dibedakan lagi menjadi
 Fraktur 2A: ligament trapezoid dan conoid masih utuh pada
fragment distal
 Fraktur 2B :Pelekatan ligament conoid terganggu namun
ligament trapezoid masih utuh
 Fraktur tipe III : fraktur 1/3 lateral klavikula yang terjadi intra-artikular
 Fraktur tipe IV : fraktur pada area physeal ( growth plate) dengan
dislokasi lateral klavikula ke arah superior. Hal ini disebabkan adanya
gaya Tarik oleh robekan periosteum Pada fraktur ini ligament conoid
dan trapezoid masih utuh

10
 Fraktur tipe V : tipe Fraktur klavikula dengan pola kominutif. Pada
umumnya ligamen conoid dan trapezoid masih utuh
o Grup III : merupakan fraktur yang terjadi pada 1/3 medial tulang klavikula

.Klasifikasi Neer Fraktur Klavikula 14

VI. Gejala Klinis


Penderita fraktur klavikula biasanya mengeluhkan rasa sakit yang terlokalisasi
pada area terjadinya fraktur. Rasa sakit biasanya diperparah dengan melakukan
pergerakan dari bahu dan mereda apabila diistirahatkan. Pada umumnya , penderita
cenderung mendekatkan lengannya ke dada untuk meminimalisir gerakan. Sering
sekali penderita juga mengeluhkan adanya krepitasi serta gumpalan pada area
subkutan 11,13

11
VII. Diagnosis
Pada umumnya, penegakan diagnosis fraktur klavikula didasarkan pada hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Keluhan dari anamnesis biasanya
berupa rasa sakit terlokalisir di area klavikula pasca terjatuh atau kecelakaan. Pasien
juga cenderung mendekatkan lengannya ke dada dan terkadang disertai krepitasi Pada
pemeriksaan fisik dapat terlihat ada nyeri lokal, krepitasi , edema serta deformitas
pada klavikula . Pemeriksaan neurovaskular penting untuk dilakukan dalam mencari
gejala neurologis maupun vascular dari kerusakan pleksus brakial maupun pembuluh
subclavian dalam fraktur klavikula. Pemeriksaan paru juga dilakukan untuk menilai
gejala pneumothorax atau hemothorax sebagai komplikasi cedera dari tulang
klavikula. Palpasi tulang rusuk dan scapula rutin dilakukan untuk menilai ada
tidaknya fraktur lain 15,16 .
Pemeriksaan penunjang yang pada umumnya dilakukan adalah X-ray
anteroposterior klavikula. Untuk mendapatkan foto klavikula lebih jelas, dapat
dilakukan pengambilan dari sudut 45oC ( cephalic tilt view) 17

VIII. Terapi
Tujuan akhir daripada tatalaksana fraktur klavikula adalah mengembalikan
klavikula ke posisi anatomisnya, mengurangi rasa sakit dan mempercepat
penyembuhan pasien agar dapat Kembali beraktivitas. Terdapat 2 pilihan dalam
menatalaksana fraktur klavikula yakni melalui Tindakan bedah ( operative treatment)
atau Tindakan non-bedah (non-operative treatement) 17.

Pada fraktur 1/3 tengah klavikula tanpa dislokasi , Pendekatan non-operasi


adalah pendekatan yang paling sering dilakukan. Imobilisasi yang dilakukan biasanya
adalah pemasangan arm sling. Studi menunjukkan bahwa pemasangan figure of 8
dressing menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien dan meningkatkan resiko terjadi
non-union .Imobilisasi pada umumnya dilakukan selama 1-3 minggu atau sampai rasa
sakit berkurang. Saat rasa sakit mulai berkurang , pasien dianjurkan untuk melatih
mobilisasi ekstremitas, Latihan dilakukan dengan proses bertahap selama 4-8 minggu.
Untuk fraktur 1/3 tengah dengan dislokasi, pendekatan terapi bedah dapat
dipertimbangkan, Metode yang dapat dipilih adalah reduksi terbuka (open reduction),
tertutup (closed reduction) dengan fiksasi plat atau melalui fiksasi intermedullary .
17–21

12
Pada fraktur 1/3 lateral klavikula memiliki pendekatan berbeda sesuai subtype
fraktur. Pada fraktur tipe I dan III, biasanya dilakukan terapi non-operatif dengan
pemasangan arm sling selama 2-3 minggu atau sampai rasa sakit menghilang yang
kemudian dilanjutkan dengan Latihan mobilisasi. Pada fraktur tipe II, pendekatan
bedah sering direkomendasikan walaupun beberapa studi menujukkan adanya hasil
yang mirip antara terapi non-operatif dan operatif. Pada fraktur komunitif klavikula
pendekatan absolut yang digunakan adalah operasi .Metode operasi yang dilakukan
pada umumnya adalah open reduction internal fixation 13,17,22.

Pada fraktur 1/3 medial klavikula umumnya dilakukan pendekatan non-operasi


dengan memasang arm sling untuk imobilisasi yang dilanjutkan dengan mobilisasi
saat nyeri mereda. Pendekatan bedah diindikasikan apabila terdapat dislokasi yang
mengancam struktur neurovaskular disekitarnya 13,17

Manajemen rasa sakit fraktur klavikula dilakukan dengan mengikuti pedoman


tangga analgesik WHO ( WHO analgesic ladder ) yaitu 23 :
 Tahap I ( sakit ringan) : non-opioid ( NSAID) atau acetaminophen dengan
atau tanpa adjuvant
 Tahap II ( sakit sedang) : opioid lemah ( hydrocodone, codeine ,tramadol)
dengan atau tanpa analgesic opioid dan dengan atau tanpa adjuvant
 Tahap III ( sakir berat dan persisten) : opioid kuat ( morphine, fentanyl,
oxycodone , tapentadol) dengan atau tanpa non-opioid analgesic dan dengan
atau tanpa adjuvan
IX. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah kerusakan pada struktur neurovaskular
disekitar klavikula, seperti pada pleksus brachial, pembuluh darah subclavian dan
pneumothorax. Komplikasi lainnya dapat berupa malunion, dimana terjadinya
penyembuhan tulang yang tidak sesuai dengan posisi anatomisnya sehingga
membentuk angulasi dan pemendakan. Pada umumnya malunion tidak menimbulkan
gejala, namun beberapa kasus dapat ditemukan gejala seperti nyeri berkelanjutan,
penurunan fungsi gerak, dan penurunan kekuatan. Komplikasi non-union atau kondisi
gagal penyembuhan tulang setelah 4 – 6 bulan terjadi pada 28%- 44% kasus fraktur
klavikula distal dan sekitar 15 % pada fraktur dislokasi. Beberapa faktor resiko non-
union adalah umur lanjut, fraktur dislokasi, fraktur komunitif dan imobilisasi yang
tidak adekuat 13,24 .

13
X. Pencegahan
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya
fraktur adalah

o Selalu memakai helm dan APD (Alat pelindung diri) yang lengkap saat
berkendara menggunakan sepeda motor atau memakai seatbell saat
mengemudi
o Melakukan aktivitas fisik untuk mempertahankan densitas atau kekuatan
tulang
o Menerapakan pola diet tinggi calcium dan vitamin D 25

XI. Prognosis
Mayoritas penderita fraktur klavikula memiliki prognosis yang baik (bonam).
Mayoritas pasien menjalani tatalaksana konservatif dengan imobilisasi menggunakan
arm sling atau figure of 8 dressing .Pada umumnya union komplit dicapai selama 6-12
minggu pada orang dewasa dan 3-6 minggu pada anak-anak. Biasanya pasien sudah
bisa menjalankan aktivitas sehari-hari 6 minggu pasca fraktur 11.

14
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

YS merupakan laki-laki berusia 34 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri Pundak


kanan pasca terjatuh dari motor 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien yang sedang
mengendari sepeda motor dengan kecepatan sekitar 50 km/jam menabrak pintu mobil yang
tiba-tiba terbuka. Pasien jatuh ke sisi kanan dengan bahu berbenturan dengan jalan. Pasien
memakai helm dan menyangkal adanya benturan kepala. Nyeri dirasakan seperti ngilu
dengan frekuensi sering, Nyeri diperberat dengan aktivitas dan mereda dengan istirahat,
Skala nyeri adalah 7/10 saat beraktvitas dan 6/10 saat istirahat. Pemeriksaan fisik os klavikula
dextra ditemukan deformitas (+), edema (+), nyeri tekan (+), krepitasi (+) serta ROM
terbatas. Pemeriksaan penunjang lab darah ditemukan adanya peningkatan WBC, neutrophil
segment, ESR, SGOT dan SGPT. Pemeriksaan X-ray menunjukkan gambaran fraktur
komunitif pada 1/3 lateral os klavikula dextra

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan.
Diagnosa pasien adalah fraktur tertutup 1/3 lateral os klavikula dextra. Berdasarkan
anamnesis, pasien memiliki gejala nyeri Pundak kanan, Riwayat trauma jatuh dari sepeda
motor ke sisi kanan, Nyeri diperberat dengan aktivitas dan mereda apabila istirahat. Hal ini
sesuai dengan literatur fraktur klavikula yakni nyeri terlokalisir pada klavikula, diperberat
dengan pergerakan, mereda dengan istirahat serta ada Riwayat jatuh bertumpu bahu. Dari
pemeriksaan fisik pasien ditemukan ada deformitas, edema, nyeri tekan, rasa
hangat ,keterbatasan ROM disertai krepitasi. Temuan ini menunjukkan adanya proses
inflamasi yang sedang terjadi pada area klavikula pasien yang diakibatkan fraktur. Kenaikan
WBC, neutrofil segmen dan ESR diperkirakan karena adanya proses inflamasi akut yang
melibatkan neutrofil. Kenaikan dari nilai PT dan APTT pasien menandakan adanya proses
koagulasi yang cepat akibat inflamasi akut .Kenaikan kadar SGOT dan SGPT pada pasien
diperkirakan adalah manifestasi dari kerusakan pada tulang. Pemeriksaan penunjang X-ray
mengkonfirmasi bahwa terdapat fraktur 1/3 lateral klavikula kanan.

Diagnosis banding fraktur scapula dipikirkan karena posisi anatomisnya yang


berdekatan dengan klavikula serta mekanisme cedera yang hampir sama. Pasien dengan
fraktur scapula biasanya juga terdapat limitasi gerakan dari lengan. Namun, diagnosis ini
dapat disingkirkan karena berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan ada tanda-

15
tanda inflamasi pada area scapula, Deformitas dan krepitasi juga tidak ditemukan pada
scapula pasien. Pemeriksaan penunjang X-ray pasien secara jelas menggambarkan adanya
fraktur pada klavikula

Diagnosis cedera acromioklavikular dipikirkan atas mekanisme trauma yang terjadi


pada pasien, nyeri pada bahu, deformitas dari klavikula serta limitasi gerakan pada pasien.
Pada pemeriksaan fisik cedera acromioklavikular dapat ditemukan ada piano key sign
(elevasi klavikula setelah dilakukan kompresi) .Pada diagnosis cedera acromioklavikular
dapat disingkirkan melalui penunjang X-ray . Pemeriksaan penunjang X-ray pasien secara
jelas menggambarkan adanya fraktur pada area klavikula, Hal ini berbeda dengan cedera
acromioklavikular yang dimana di X-ray akan tampak elevasi dari klavikula

Tatalaksana non-medikamentosa yang diberikan pada pasien YS adalah dengan


memasang arm sling sebagai imobilisasi sementara. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
pergerakan dari klavikula. Tindakan berikut sudah tepat dimana imobilisasi dapat melimitasi
pergerakan sehingga tidak menimbulkan cedera yang lebih parah. Pada pasien dilakukan
pendekatan bedah open reduction internal fixation dengan pemasangan S plate. Pendekatan
bedah merupakan indikasi absolut untuk menatalaksana fraktur komunitif klavikula sehingga
merupakan Tindakan yang tepat. Disarankan Pasca operasi pasien diimobilisasi kembali
dengan arm sling untuk optimalisasi penyembuhan fraktur, kemudian pasien dilakukan
fisioterapi untuk mengembalikan fungsi gerak dari klavikula secara optimal selama 4-8
minggu. Tatalaksana medikamentosa yang diberikan pada pasien YS adalah berupa
analgesik dengan tujuan untuk mengurangi nyeri fraktur pada pasien. Pasien YS diberikan
paracetamol secara intravena. Selain itu, pasien juga diberikan omeprazole untuk menekan
produksi asam lambung sebelum operasi .Rute pemberian lebih dipilih melalui intravena
dikarenakan durasi efek kerja obat yang lebih cepat dibanding melalui rute oral.Pemberian
antibiotik profilaksis seperti cefazolin atau vancomycin disarankan sebelum pasien menjalani
ORIF

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Anatomy, Shoulder and Upper Limb, Muscles - PubMed [Internet]. [cited 2022 Oct 31].
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29494017/

2. Toogood P, Horst P, Samagh S, Feeley BT. Clavicle fractures: a review of the literature and
update on treatment. Phys Sportsmed [Internet]. 2011 [cited 2022 Oct 29];39(3):142–50.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22030950/

3. Shane Tubbs R, Loukas M, Slappey JB, McEvoy WC, Linganna S, Shoja MM, et al. Surgical
and clinical anatomy of the interklavikular ligament. Surg Radiol Anat [Internet]. 2007 Jun
[cited 2022 Oct 31];29(5):357–60. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17563831/

4. Anatomy, Shoulder and Upper Limb, Axillary Nerve - PubMed [Internet]. [cited 2022 Oct
31]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29630264/

5. Hsu JE, Hulet DA, McDonald C, Whitson A, Russ SM, Matsen FA. The contribution of the
scapula to active shoulder motion and self-assessed function in three hundred and fifty two
patients prior to elective shoulder surgery. Int Orthop [Internet]. 2018 Nov 1 [cited 2022 Oct
31];42(11):2645–51. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29987556/

6. Natsis K, Totlis T, Chorti A, Karanassos M, Didagelos M, Lazaridis N. Tunnels and grooves


for supraklavikular nerves within the clavicle: review of the literature and clinical impact.
Surg Radiol Anat [Internet]. 2016 Aug 1 [cited 2022 Oct 31];38(6):687–91. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26702936/

7. Knudsen FW, Andersen M, Krag C. The arterial supply of the clavicle. Surg Radiol Anat
[Internet]. 1989 Oct [cited 2022 Oct 31];11(3):211–4. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2588097/

8. Hyland S, Charlick M, Varacallo M. Anatomy, Shoulder and Upper Limb, Clavicle.


StatPearls [Internet]. 2022 Jul 25 [cited 2022 Oct 31]; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525990/

9. Hughes K, Kimpton J, Wei R, Williamson M, Yeo A, Arnander M, et al. Clavicle fracture


nonunion in the paediatric population: a systematic review of the literature. J Child Orthop
[Internet]. 2018 Feb 1 [cited 2022 Oct 31];12(1):2–8. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29456747/

17
10. Robinson CM. Fractures of the clavicle in the adult. Epidemiology and classification. J Bone
Joint Surg Br [Internet]. 1998 May [cited 2022 Oct 31];80(3):476–84. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9619941/

11. Clavicle Fractures - StatPearls - NCBI Bookshelf [Internet]. [cited 2022 Oct 31]. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507892/#article-21949.r3

12. Sheehan SE, Gaviola G, Sacks A, Gordon R, Shi LL, Smith SE. Traumatic shoulder injuries:
a force mechanism analysis of complex injuries to the shoulder girdle and proximal humerus.
AJR Am J Roentgenol [Internet]. 2013 Sep [cited 2022 Nov 1];201(3). Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23971472/

13. Cole Andrew PPWD. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. 2010. 733 p.

14. Serpico M, Tomberg S. The emergency medicine management of clavicle fractures. Am J


Emerg Med [Internet]. 2021;49:315–25. Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735675721004940

15. Peebles CR, Sulkin T, Sampson MA. C A S E R E P O RT [Internet]. 2000. Available from:
http://www.cm-uj.krakow.pl/

16. Fallon KE, Fricker PA. Stress fracture of the clavicle in a young female gymnast. Br J Sports
Med. 2001;35(6):448–9.

17. Pecci M, Kreher JB. Clavicle Fractures [Internet]. 2008. Available from: www.aafp.org/afp.

18. Altamimi SA, McKee MD. Nonoperative treatment compared with plate fixation of displaced
midshaft klavikular fractures: Surgical technique. JBJS. 2008;90(Supplement_2_Part_1):1–8.

19. Andersen K, Jensen PØ, Lauritzen J. Treatment of klavikular fractures: Figure-of-elght


bandage versus a slmple sling. Acta Orthop Scand [Internet]. 1987 Jan 1;58(1):71–4.
Available from: https://doi.org/10.3109/17453678709146346

20. Stanley D, Norris SH. Recovery following fractures of the clavicle treated conservatively.
Injury. 1988;19(3):162–4.

21. Andersen K, Jensen PØ, Lauritzen J. Treatment of klavikular fractures: Figure-of-elght


bandage versus a slmple sling. Acta Orthop Scand [Internet]. 1987 Jan 1;58(1):71–4.
Available from: https://doi.org/10.3109/17453678709146346

22. management of distal klavikula fracture.

18
23. Jadad AR, Browman GP. The WHO Analgesic Ladder for Cancer Pain Management
Stepping Up the Quality of Its Evaluation [Internet]. Vol. 274, JAMA. 1995. Available from:
http://jama.jamanetwork.com/

24. Luo TD, Ashraf A, Larson AN, Stans AA, Shaughnessy WJ, McIntosh AL. Complications in
the treatment of adolescent clavicle fractures. Orthopedics. 2015 Apr 1;38(4):e287–91.

25. Department of Health U, Services H, Institutes of Health Osteoporosis N, Bone Diseases


National Resource Center R. Once Is Enough: A Guide to Preventing Future Fractures
[Internet]. Available from: https://www.bones.nih.gov

19

Anda mungkin juga menyukai