Anda di halaman 1dari 35

Colitis Ulcerative

Inflammatory Bowel Dissease

Crohn’s disease Kolitis ulseratif

Crohn’s disease: dapat terjadi pada seluruh bagian dari


traktus gastrointestinal, dan melibatkan seluruh ketebalan
dinding usus

Kolitis ulseratif: terbatas pada kolon dan hanya melibatkan


lapisan dalam dari kolon.
Kolitisulserosa merupakan radang kronik non spesifik pada mukosa
kolon yang bersifat difus dan ulseratif.
Keterlibatan rectum tercatat hingga 95% kasus, juga dapat meluas ke
proksimal
Gejala klinisnya berupa nyeri perut, diare yang berdarah, sering disertai
dengan gejala lainnya seperti tenesmus.
Fase eksaserbasi dan remisi dapat terjadi secara spontan atau sebagai
respon dari pengobatan

terjadi pada hampir insiden 8-12 per


500.000 orang di 100.000 populasi
Amerika Serikat per tahun
ANATOMI
Usus besar dibagi menjadi sekum, colon
(ascenden, tranversum, descenden, sigmoid) dan
rektum.
Berdasarkan histologinya, dinding usus besar
memiliki tiga lapis yaitu lapisan mukosa, lapisan
muskularis dan lapisan serosa.
Colon Ascendens

Terletak : retroperitoneal sepanjang sisi kanan


dinding abdomen dorsal.
Arteria ileocolica dan arteri colica dextra,
cabang arteria mesenterica superior
Vena ileocolica dan vena colica dextra
Lymp node : nodi lympjoidei paracolici dan
nodi lymphoidei epicolici dan kemudian ke
nodi lymphoidei mesenterici superiores.
Persarafan : Pleksus mesentericus superior
Colon Transversum
Terbesar dan paling mobile.
Arteria colica media, cabang asteria
mesenterica superior, tetapi memperoleh
juga darah melalui arteria colica dextra
dan arteria colica sinistra.
Vena mesenterica superior
Nodi lymphoidei mesenteici superiores.
Persarafan : plexus mesentericus superior
dan inferior
Colon Descendens
Melintas retroperitoneal dari flexura coli sinistra
ke fossa iliaca sinistra dan beralih menjadi colon
sigmoideum.
Arteria colica sinistra dan arteria sigmoidea
superior. Arteriae sigmoidea, cabang arteria
mesenterica inferior
Vena mesenterica inferior
Lymp node : nodi lymphoidei colici medii
sepanjang arteria colica sinistra. Disalurkan ke
nodi lymphoidei mesenterici inferiores sekitar
arteria mesenterica inferior
Colon Sigmoid
Berbentuk S
Colon sigmoideum meluas dari tepi pelvis
sampai segmen sacrum ketiga, untuk beralih
menjadi rectum
Arteria colica sinistra dan arteria sigmoidea
superior. Arteriae sigmoidea, cabang arteria
mesenterica inferior
Vena mesenterica inferior
Lymp node : nodi lymphoidei colici medii
sepanjang arteria colica sinistra
Persarafan Colon Descenden dan Sigmoid

Persarafan simpatis berasal dari truncus


sympatheticus bagian lumbal dan plexus
hypogastricus superior melalui pleksus
sepanjang cabang arteria mesenteriica
inferior.
Persarafan parasimpatis dari nervi
splanchinici pelvici.
FISIOLOGI
Fungsi utama kolon adalah absorpsi air 90%
dan elektrolit dan penimbunan bahan feses
sampai dapat dikeluarkan
Kolon tidak memproduksi enzim, tetapi hanya
mukus
Terdapat sejumlah bakteri pada kolon, yang
mampu mencerna sejumlah kecil selulosa, dan
menghasilkan sedikit nutrien bagi tubuh
Terdapat gerakan haustrasi dan menggerakan
massa
PATOLOGI ANATOMI
kripte yang terdistorsi pada kolon
sel basal plasma
agregasi limfoid  basal multipel
kongesti vaskuler pada mukosa
infiltrat sel-sel inflamasi
neutrofil menginvasi epithelium
Kriptitis
abses kripte.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Labora •Anemia, trombositosis


•Hipoalbuminemia, hipokalemia, hipomagnesemia,
dan alkali fosfatase meningkat

torium
•Sedimen eritrosit da CRP meningkat
•Pem. Feses untuk menyingkirkan dd lain

Pemeriksa •Foto polos abdomen


•Barium Enema (tergantung stadium CU, dapat single contrast ayau double contrast)

an
•USG (bukan modalitas utama)
•CT scan (dilakukan jika barium enema menunjukkan gambaran mirip, membedakan
colitis ulseratif dengan chron disease)
•MRI
•Endoskopi (kolonoskopi)

Radiologi
Foto polos abdomen
dilatasikolon yang masif dan disertai dengan
kontur mukosa yang abnormal
edema pada dinding usus biasa tampak pada
fase akut dari kolitis ulseratif, yang disebut
juga gambaran thumbprinting.
pseudopolip (mukosa yang udem diantara
mukosa yang mengalami ulserasi)
pemendekan usus akibat spasme muskulus
longitudinal atau fibrosis yang ireversibel
haustra pada kolon desendens menghilang
Pemeriksaan barium enema
Haustra menghilang pada lumen kolon
granula dapat disebabkan oleh hiperemia dan
udem ulserasi
gambaran bintik-bintik pada mukosa akibat
perlengketan barium pada ulser superfisial
Collar button ulcers merupakan ulserasi yang
lebih dalam pada mukosa yang udem dengan
kripte abses pada submukosa
Striktur pada kolitis ulseratif dalam jangka
waktu yang lama terutama pada kolon asendens
Ultrasonografi
penebalan dinding usus yang simetris dengan
kandungan lumen kolon yang berkurang
berstruktur hipoekhoik akibat dari edema
hilangnya haustra kolon
Dapat ditemukan target sign atau pseudo-
kidney sign pada potongan transversal atau
cross-sectional
Dengan USG Doppler (penebalan dinding
usus, hypervascular pada dinding usus)
CT-Scan
Dilatasi
penebalan pada bagian mural
permukaan mukosa ireguler
terdapat target sign
terlihat pseudopolip pada dinding kolon
Dilatasi pembuluh darah akibat inflamasi
dan hiperemia.
Endoskopi
hilangnya vaskularitas mukosa
eritema difus
kerapuhan mukosa,
eksudat (mukus, darah dan nanah)
ulserasi landai, bisa kecil atau konfluen
namun selalu terjadi pada segmen dengan
kolitis aktif
mukosa granuler dan pseudopolip (kronik)
Pemeriksaan histopatologi

kripte yang terdistorsi pada kolon

kripte bisa saja berbentuk bifida


dan sedikit  jumlahnya

seringkali terdapat celah di antara


dasar kripte dan muskularis mukosa.
GEJALA KLINIS
1. Diare berdarah
2. Nyeri abdomen
3. Demam
4. Penurunan berat badan
5. Feses yang setengah berbentuk
PENANGANAN
FARMAKOLOGI

Pengobatan simptomatis

• Rehidrasi dengan oralit atau cairan infus (Ringer laktat, dekstrose 5% dalam NaCl 0,09%)

Rehidrasi

• derivate dari 5-acetil salisilic acid , yang mempunyai efek antiinflamasi.


• Obat ini bekerja secara lokalpada kolon untuk menurunkan respon inflamsi dan secara sistemik menghambat sintesis prostaglandin

Sulfasalazin
Antihistamin

• histamine terdapat pada sel mast.


• Inflamasi pada colitis ulseratif utamanya mengenai mukosa dan meningkatkan pengeluaran mediator sel mast intestinal  menurunkan
efek inflamasi

Antidiare

• dapat mengurangi pengeluaran tinja berlebih dan melegakan urgensi rektal


• Pada colitis berat  kontraindikasi karena dapat mencetuskan megakolon

Kortikosteroid

• Diberikan pada colitis ulseratif berat, kronik dan progresif yang tidak membaik dengan
sulfasalazine atau obat lainnya
INDIKASI OPERASI

terdapat kegagalan terapi medikamentosa

terdapat megakolon toksik

perforasi,

perdarahan massif

gejala kronik tidak teratasi

dan terdapat komplikasi karsinoma atau berisiko tinggi terkena karsinoma


KOMPLIKASI
1. Perforasi usus
2. Stenosis usus akibat proses fibrosis
3. Megakolon toksik
4. Perdarahan
5. Degenerasi maligna
KESIMPULAN
 Kolitis ulserosa merupakan radang kronik non spesifik
pada mukosa kolon yang bersifat difus dan ulseratif
 Gejala klinis : diare berdarah, nyeri abdomen, demam ,
penurunan berat badan , feses yang setengah berbentuk
 Penanganan dari kolitis ulserosa lebih kepada
menghambat terjadinya inflamasi. Komplikasi yang
terjadi seperti perforasi usus yang terlibat, terjadinya
stenosis usus akibat proses fibrosis, megakolon toksik
(terutama pada colitis ulseratif), perdarahan, dan
degenerasi maligna

Anda mungkin juga menyukai