Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHANKEPERAWATAN

KOLITIS USERATIF

1. PENGERTIAN

Sesuai dengan namanya , colitis useratif merupakan penyakit inflamasi


kronik pada kolon yang sering kambuh. Colitis useratif merupakan Penyakit
idiopatik penyebabnya tidak diketahui mungkin ada peran reaksi autoimun
terhadap rangsangan dari luar,keturunan ataupun infeksi virus dan bakteri.
Kolitis ulseratif merupakan penyakit imflamasi mukosa yang membentuk abses
yang bergabung menjadi tukak. Daerah antar ulkus Nampak udem dan
poliferasi radang yang mirip polip. Peradangan pada kolon menyebabkan usus
sering kosong dan menyebabkan diare.Ketika peradangan terjadi di rektum
dan bagian bawah usus besar ini disebut ulseratif proktitis. Jika seluruh kolon
terkena disebut pancolitis. Jika hanya sisi kiri kolon terkena disebut terbatas
atau kolitis distal.

Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus (IBD), nama umum untuk
penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan di usus halus dan usus besar.
Ini bisa sulit untuk mendiagnosis karena gejala yang mirip dengan gangguan
usus lainnya dan jenis lain IBD disebut penyakit Crohn. Penyakit Crohn
berbeda karena menyebabkan peradangan lebih dalam dinding usus dan dapat
terjadi di bagian lain dari sistem pencernaan termasuk usus kecil, mulut,
kerongkongan, dan perut.

Kolitis ulseratif dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, tapisering
ditemui pada usia muda ( 15- 30 tahun ) dan lanjut usia (60-80 tahun.lebih
sering diderita oleh wanita disbanding laki-laki.
2. PATOFISIOLOGIS
Awalnya lesi patologis terbatas pada lapisan mokusa dan terdiri atas
pembentukan abses dalam kriptus. Di permulaan penyakit, terjadi udema dan
kongesti mukosa. Udema dapat mengakibatkan kerapuhan yang hebat sehingga
terjadi perdarahan dari trauma yang ringan, seperti gesekan ringan pada
permukaan.

Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses kriptus pecah melewati
didinding kriptus dan menyebar dalam lapisan mukosa yang menimbulkan
terowongan dalam mukosa. Mukosa kemudian terkelupas dalam lumen usus
dan meninggalkan daerah yang tidak diliputi mukosa (tukak). Pertukakan
mula-mula tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium lebih lanjut permukaan
mukosa yang menghilang luas sekali mengakibatkan banyak kehilangan
jaringan, protein dan darah

Kondisi fisiologis system imun pada kolon melindungi mukosa kolon


dari gesekan dengan feses pada saat akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun
yang berlebihan pada colitis maka system imunnya malah menyerang sel-sel
dikolon sehingga menyebabkan terjadinya ulkus.
Ulkus terjadi di sepanjang permukaan dalam (mukosa) kolon atau rectum
yang menyebabkan darah keluar bersama feses.

Darah yang keluar biasanya bewarna merah, karena darah ini tidak masuk
dalam proses pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh darah
didaerah kolon yang rusak akibat ulkus. Selain itu ulkus yang lama ini
kemudian akan menyebabkan peradangan menahun sehingga terbentuk pula
nanah(pus).
Ulkus dapat terjadi pada semua bagian kolon baik, pada sekum, kolon
ascenden, kolon transversum maupun kolon sigmoid.
Berdasarkan daerah yang terinfeksi kolitis ulseratif dapat dibagi menjadi
beberapa tipe, yaitu :
Area yang terinfeksi
Name
Rectum
Ulcerative proctitis
Left side of the colon
Limited, or distal, colitis
Entire colon
Universal, or Pancolitis

Akibat ulkus yang menahun maka terjadilah perubahan bentuk pada kolon
baik secara mikroskopik ataupun makroskopik
Gejala yang sering timbul pada penyakit colitis ulseratif ini adalah :
Nyeri perut
Diare berdarah,berlendir dan bernanah
Anemia
Turunnya berat badan

3. ETIOLOGI
Etiologi kolitis ulserativa tidak diketahui. Faktor prediposisi yang berkaitan
adalah keturunan, imunologi, infeksi virus atau bakteri ( masih spekulatif) dan
jarang ditemukan pada perokok.

Selain itu ada juga beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab
terjadinya colitis ulseratif diantaranya adalah : hipersensitifitas terhadap factor
lingkungan dan makanan

4. Manifestasi Klinik

Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang


air besar yang sering serta demam. Gejala yang paling umum dari kolitis
ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah. Pasien juga dapat mengalami:

1. Anemia
2. Fatigue/ Kelelahan
3. Berat badan menurun
4. Hilangnya nafsu makan
5. ilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6. Lesi kulit (eritoma nodosum)
7. Lesi mata (uveitis)
8. Nyeri sendi
9. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
10. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
12. Perdarahan rektum (anus).
13. Rasa tidak enak di bagian perut.
14. Mendadak perut terasa mulas.
15. Kram perut.
16. Sakit pada persendian.
17. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
18. Anoreksia
19. Dorongan untuk defekasi
20. Hipokalsemia

Sekitar setengah dari orang-orang yang didiagnosis kolitis ulserativa


memiliki gejala-gejala ringan antara lain sering menderita demam, diare, mual,
dan kram perut yang parah. Kolitis ulserativa juga dapat menyebabkan masalah
seperti radang sendi, radang mata, penyakit hati, dan osteoporosis. Tidak
diketahui mengapa masalah ini terjadi di luar usus. Para ilmuwan berpikir
komplikasi ini mungkin akibat dari peradangan yang dipicu oleh sistem
kekebalan tubuh. Beberapa masalah ini hilang ketika kolitis di obati.

Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana proses
penyakit. Pasien biasanya datang dengan diare bercampur darah dan lendir,
dari onset gradual. Penyakit ini biasanya disertai dengan berbagai derajat nyeri
perut, dari ketidaknyamanan ringan sampai yang sangat menyakitkan kram.
Kolitis ulseratif berhubungan dengan proses peradangan umum yang
mempengaruhi banyak bagian tubuh. Kadang-kadang terkait ekstra-gejala usus
adalah tanda-tanda awal penyakit, seperti sakit rematik lutut pada seorang
remaja. Penyakit ini tidak dapat diketahui di awal manifestasi usus

5. Komplikasi

Komplikasi ditemukan pada anus dan kolon. Di anus terdapat fisura, abses
perianal, dan fistel perianal. Perforasi kolon dapat terjadi terutama di sigmoid
dan kolon descendens. Komplikasi lain yaitu kolon toksik biasanya
menyebabkan perforasi fatal.

Dilatasi kolon akut atau megakolon toksik disebabkan oleh progresivitas


penyakit di dinding, dapat dicetuskan oleh pemberian sediaan opiat atau
pemeriksaan Roentgent barium. Penderita tampak sakit berat, dengan takikardi
dan syok toksik. Diagnosis dapat dibuat dengan foto polos perut. Gambaran
klinik megakolon toksik juga dapat ditemukan pada morbus Crohn, demam
tifoid dan amubiasis. Pendarahan berat biasanya mengancam jiwa tetapi jarang
terjadi.

Striktur kolon dapat ditemukan pada penyakit kronik yang menimbulkan


nekrosis, polip atau karsinoma. Karsinoma merupakan penyuluit lambat yang
ditemukan pada 25% penderita setelah 20 tahun dan pada 30-40% setelah 30
tahun. Karsinoma sering timbul multisentrik, begitu juga di kolon bagian
kanan. Karena itu bila ditemukan displasia epitel mukosa pada pemeriksaan
biopsi harus dipertimbangkan untuk melakukan kolektomi total.

6. Penatalasanaan

 Hasil analisa darah lengkap,guna dilakukan untuk memeriksa anemia;


Trombositosis, tinggi platelet count, kadang-kadang terlihat
 Elektrolit studi dan tes fungsi ginjal dilakukan, sebagai kronis diare dapat
berhubungan dengan hipokalemia, hypomagnesemia dan pra-gagal ginjal.
 Tes fungsi hati dilakukan untuk keterlibatan saluran empedu: kolangitis
sclerosing utama.
 X-ray
 Urine
 Tingkat sedimentasi eritrosit dapat diukur, dengan tingkat sedimentasi
yang tinggi menunjukkan bahwa proses peradangan hadir.
 C-reactive protein dapat diukur, dengan tingkat yang lebih tinggi menjadi
indikasi lain peradangan.
 Sumsum tulang : Menurun secara umum pada tipe berat/setelah proses
inflamasi panjang.
 Alkaline fostase : Meningkat, dengan kolesterol serumdan
hipoproteinemia, menunjukkan gangguan fungsi hati (kolangitis, sirosis)
 Kadar albumin : Penurunan karena kehilangan protein plasma/gangguan
fungsi     hati.
 Elektrolit : Penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.
 Trombositosis : Dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.
 ESR : meningkatkarena beratnya penyakit.
 Kadar besi serum : rendah karena kehilangan darah.

ANATOMI FISIOLOGI USUS BESAR

Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang


membentang dari secum hingga canalis ani dan dibagi menjadi sekum, colon
(assendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rectum. Katup
ileosekal mengontrol masuknya kimus ke dalam kolon, sedangkan otot
sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya feses dari kanalis ani.
Diameter kolon kurang lebih 6,3 cm dengan panjang kurang lebih 1,5
m.Fungsi utama kolon adalah (1) absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat
dikeluarkan.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam kolon berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
kolon juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri
ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus
besar

Anda mungkin juga menyukai