Defenisi Colitis
Kolitis berasal dari kata kolon (usus besar) dan itis (peradangan). Kolitis ulserativa
merupakan penyakit radang non spesifik kolon yang umumnya berlangsung lama disertai masa
remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Sakit abdomen, diare dan perdarahan rektum
merupakan tanda dan gejala yang penting. Frekuensi penyakit paling banyak antara usia 20 -40
tahun, dan menyerang ke dua jenis kelamin sama banyak. Insiden kolitis ulserativa adalah sekitar
1 per 10.000 orang dewasa kulit putih per tahun.
Tugas utama kolon ialah untuk menyimpan sisa makanan yang nantinya harus
dikeluarkan, absorpsi air, elektrolit dan asam empedu. Absorpsi terhadap air dan elektrolit
terutama dilakukan di kolon sebelah kanan, yaitu di coecum dan kolon asenden, dan sebagian
kecil dibagikan kolon lainnya
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan luka, yang disebut
borok, di lapisan rektum dan usus besar. Borok terbentuk peradangan telah membunuh sel-sel
yang biasanya garis usus besar, kemudian perdarahan dan menghasilkan nanah. Peradangan
dalam usus besar juga menyebabkan usus sering kosong, menyebabkan diare.
Ketika peradangan terjadi di rektum dan bagian bawah usus besar ini disebut ulseratif
proktitis. Jika seluruh kolon terkena disebut pancolitis. Jika hanya sisi kiri kolon terkena disebut
terbatas atau kolitis distal.
Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus (IBD), nama umum untuk penyakit-
penyakit yang menyebabkan peradangan di usus halus dan usus besar. Ini bisa sulit untuk
mendiagnosis karena gejala yang mirip dengan gangguan usus lainnya dan jenis lain IBD disebut
penyakit Crohn. Penyakit Crohn berbeda karena menyebabkan peradangan lebih dalam dinding
usus dan dapat terjadi di bagian lain dari sistem pencernaan termasuk usus kecil, mulut,
kerongkongan, dan perut.
Kolitis ulseratif dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, tapi biasanya dimulai
antara usia 15 dan 30, dan kurang sering antara 50 dan 70 tahun. Ini mempengaruhi laki-laki dan
perempuan sama-sama dan tampaknya berjalan dalam keluarga, dengan laporan sampai dengan
20 persen orang dengan kolitis ulserativa memiliki anggota keluarga atau kerabat dengan kolitis
ulserativa atau penyakit Crohn. Insiden yang lebih tinggi dari kolitis ulseratif terlihat dalam Putih
dan orang-orang keturunan Yahudi.
Colitis ulseratif terjadi pada 35-100 orang untuk setiap 100.000 di Amerika Serikat, atau
kurang dari 0,1% dari populasi. Penyakit ini cenderung lebih umum di daerah utara. Meskipun
kolitis ulserativa tidak diketahui penyebabnya, diduga ada genetik kerentanan komponen.
Penyakit ini dapat dipicu pada orang yang rentan oleh faktor-faktor lingkungan. Meskipun
modifikasi diet dapat mengurangi ketidaknyamanan seseorang dengan penyakit, kolitis ulserativa
tidak diduga disebabkan oleh faktor-faktor diet. Meskipun kolitis ulserativa diperlakukan seolah-
olah itu merupakan penyakit autoimun, tidak ada konsensus bahwa itu adalah seperti itu.
Pengobatannya dengan obat anti-peradangan, kekebalan, dan terapi biologis penargetan
komponen spesifik dari respon kekebalan. Colectomy (parsial atau total pengangkatan melalui
pembedahan usus besar) yang kadang-kadang diperlukan, dan dianggap sebagai obat untuk
penyakit.
B. Etiologi
Etiologi kolitis ulserativa tidak diketahui. Faktor genetik tampaknya berperan dalam
etiologi, karena terdapat hubungan familial. Juga terdapat bukti yang menduga bahwa
autoimunnita berperan dalam patogenisis kolitis ulserativa. Antibodi antikolon telah ditemukan
dalam serum penderita penyakit ini. Dalam biakan jaringan limfosit dari penderrita kolitis
ulserativa merusak sel epitel pada kolon.
Selain itu ada juga beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya colitis
ulseratif diantaranya adalah : hipersensitifitas terhadap factor lingkungan dan makanan, interaksi
imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari terbentuknya ulkus), pernah mengalami
perbaikan pembuluh darah, dan stress.
a. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi karena terdapat hubungan familial
yang jelas antara colitis ulseratif, enteritis regional dan spondilitis ankilosa.
b. Lingkungan seperti pestisida, adiktif makanan, tembakau, dan radiasi.
c. Imunologi. Penelitian menunjukkan abnormalitas dalam imunitas seluler dan humoral
pada orang dengan gangguan ini.
d. Mikrobakterium, Alergi dan Diet.
C. Manifestasi Klinik
Gejala yang pertama kali diajukan yaitu keluarnya darah segar per rektum terutama
setelah defekasi dan atau adanya diare. Pada akhirnya terjadi diare bercampur darah. Pada
sebagian penderita dapat timbul secara akut dari permulaan dengan disertai diare berdarah dan
penderita terlihat sakit berat untuk beberapa hari atau minggu. Gejala-gejala akut ini timbul
bilamana terjadi perdarahan dari kolon yang difus. Tak jarang penyakit ini timbul sejak penderita
sedang hamil dan menyebabkan keadaan jadi berat. Bilamana penyakit ini hanya dibagian kolon
sigmoid (prokto sigmoiditis), maka terjadi perdarahan kronis sehingga timbul anemi.
Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang air besar yang lebih
sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah.
Pasien juga dapat mengalami:
Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana proses penyakit. Pasien
biasanya hadir dengan diare bercampur darah dan lendir, dari onset gradual. Penyakit ini
biasanya disertai dengan berbagai derajat nyeri perut, dari ketidaknyamanan ringan untuk sangat
menyakitkan kram.
D. Patofisiologis
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit
perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit.
Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita
memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja
yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau
keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir
yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam,
bisa ringan atau malah tidak muncul.
Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar
sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri,
disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak
berkurang.
Tinja tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering
ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis
ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum.
Penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens
adalah pada usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi
sistemik dan angka mortalitas yang tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma
kolon.
Arif, muttaqin dan sari kumala. 2011. Gangguan gastrointestinal aplikasi askep medical bedah.
Jakarta : penerbit salemba medika
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth vol.2 edisi 8. Jakarta: EGC
www.semangateli.blogspot.com/2008_03_01
www.medicastore.com/nutracare/isi-enzym.php
www.medic-fighting.blogspot.com/2008/02
www.indonesiaindonesia.com/f/10717-kolitis-ulserativa/