Pada study kasus penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi ini akan
mengambil contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu organisasi kemahasiswaan
yang ada di kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Islam kampus X
Ikatan Mahasiswa Islam di kampus x adalah sebuah wadah mahasiswa islam untuk
berorganisasi. Status organisasi kemahasiswaan ini berada dibawah Kementrian Agama BEM
(Badan Eksekutif Mahasiswa) dikampus X. Ikatan Mahasiswa Islam memiliki program kerja
khususnya untuk biro PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yaitu salah satunya peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW yang akan dilaksanakan pada hari minggu 20 November 2018
Berikut rencana anggaran yang diperlukan untuk kegiatan tersebut.
A SEKSI PERLENGKAPAN
1. Dekorasi Rp 500.000,-
2. 2 Spanduk 4m × 1m @150.000 Rp 300.000,-
3. Sewa Tempat Rp 250.000,-
Subtotal Rp 1.050.000,-
B SEKSI KONSUMSI
1. Makanan @ 15.000,- x 250 Rp 3.750.000,-
2. Snack Rp 250.000,-
Subtotal Rp 4.000.000,-
C SEKSI ACARA
1. Ceramah Agama Rp 400.000,-
2. Habsy Rp 400.000,-
Subtotal Rp 800.000,-
D SEKSI SEKRETARIAT
1. Fotocopy Rp 210.000,-
2. Map Rp 10.000,-
3. Lain-lain Rp 190.000,-
Subtotal Rp 410.000,-
E SEKSI DOKUMENTASI
1. Cetak foto Rp 150.000,-
2. 2 kaset video @ 50.000 Rp 100.000,-
Subtotal Rp 250.000,-
F HUMAS
Transportasi Rp 75.000,-
G USAHA DANA
Pembuatan kotak sumbangan Rp 75.000,-
2. Transparasi
a. Proses Penganggaran
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat
transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan
serta sisa dana dari kegiatan tersebut.
b. Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat
dan diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa islam di
Kampus X
c. Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen,
Presiden BEM, dan perwakilan dari semua HMJ (Himpuanan Mahasiswa Jurusan)
sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan
dukungan dari semua pihak.
d. Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan
dari Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta
HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.
e. Proses Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat
disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai
kekurangan sehingga akan memperbaikinya.
3. Kewajaran (Fairness)
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a. Komprehensif dan disiplin
Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana
yang dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana
yang diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.
b. Fleksibilitas
Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
c. Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak
dana yang diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga
mendapatkan target dana yang dibutuhkan.
d. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana
contoh pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan
memberikan bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.
e. Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan
tentang rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
5. Kontrol Kebijakan
Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Partisipasi
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol
kebijakan yang telah dibuat.
b. Evolusi
Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan
alternatif kebijakan baru yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Reformasi
Penggantian/reformasi kebijakan yang baru dapat dilakukan sesuai dengan
yang di usulkan serta kebijakan baru tersebut telah mendapat persetujuan oleh
anggota kepanitiaan lainnya.