Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Tingginya angka korupsi di Indonesia membuat pemerintah Indonesia
membuat berbagai usaha dalam pencegahan atau upaya pemberantasan korupsi
seperti membuat sebuah lembaga yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK , upaya
lain adalah dengan Kementrian Pendidikan yang memasukkan mata kuliah
Pendidikan Budaya  Anti Korupsi di perguruan tinggi guna meningkatkan rasa anti
korupsi sehingga dapat diharapkan membantu mengurangi angka korupsi di
Indonesia.
Korupsi adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu kemunduran
suatu negara sehingga sangat penting untuk menanamkan sifat/sikap anti korupsi
sejak dini.
Pada pembelajaran kali ini membahas tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti
korupsi sehingga mahasiswa mengetahui bagaimana penerapan dalam kehidupan
sehari-hari.
B.   Rumusan Masalah
Berikut masalah yang akan dibahas:
1.      Memahami deskripsi study kasus/kegiatan yang akan dibahas.
2.      Bagaimana penerapan nilai-nilai anti korupsi dalam kegiatan yang dijadikan
contoh.
3.      Bagaimana penerapan prinsip-prinsip anti korupsi dalam kegiatan yang
dijadikan contoh.
C.   Tujuan Penulisan
Seperti yang kita ketahui, korupsi adalah tindak pidana yang dapat merugikan orang
banyak, oleh karena itu penulis akan memaparkan atau menguraikan
tentang  penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi dalam contoh study
kasus/kegiatan organisasi kemahasiswaan.
D.   Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini dapat diharapkan menjadi referensi dalam menambah
pengetahuan mahasiswa/i atau masyarakat umum lainnya serta menambah rasa anti
korupsi pada diri pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Deskripsi Kegiatan
Pada study kasus penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi  ini akan
mengambil contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu organisasi
kemahasiswaan  yang ada di Poltekkes Kemenkes Riau yaitu BEM (badan eksekutif
mahasiswa)
BEM (badan eksekutif mahasiswa) adalah sebuah wadah mahasiswa untuk
berorganisasi. Membuat program kerja untuk memperingati PHBI (Peringatan Hari
Besar Islam) yaitu salah satunya peringatan tahun baru islam 1441 hijriyah yang akan
dilaksanakan pada hari jumat, 6 september 2019.
Berikut rencana anggaran yang diperlukan untuk kegiatan tersebut.
N Seksi perlengkapan Anggaran
o
1 Dekorasi Rp= 500.000
2 2 spanduk 4m x 1m Rp= 300.000
=150.000
3 Sewa tempat Rp= 250.000
SubTotal Rp= 1.050.000

N Seksi konsumsi Anggaran


o
1 Makanan 15.000 x 250 Rp= 3.750.000
2 Snack Rp= 250.000
SubTotal Rp= 4.000.000

N Seksi acara Anggran


o
1 Ceramah agama Rp= 400.000

2 Habsy Rp= 400.000


SubTotal Rp= 800.000
No Seksi sekretariat Anggaran
1 Fotocopy Rp= 210.000
2 Map Rp= 10.000
3 Lain-lain Rp= 190.000
SubTotal Rp= 410.000

N Seksi dokumentasi Anggaran


o
1 Cetak foto Rp= 150.000
2 2 kaset video = 50.000 Rp= 100.000
SubTotal Rp= 250.000

N Humas Anggaran
o
1 Transportasi Rp= 75.000
SubTotal Rp= 75.000

N Usaha dana Anggaran


o
1 Pembuatan kotak Rp= 75.000
sumbangan
SubTotal Rp= 75.000

JUMLAH TOTAL Rp= 6.660.000

No Rencana anggaran dana Anggaran


pendapatan
1 Dana mahasiswa = Rp= 4.000.000
20.000 x 200
2 Kekurangan dana Rp= 2.660.000
anggaran

Pekanbaru, 2 september 2019


KETUA PANITIA SEKRETARIS

Ratih putri Nurul utami

B.   Penerapan Nilai-nilai Anti Korupsi dalam Kegiatan


Dalam hal ini nilai-nilai anti korupsi akan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
1.      Inti
a.      Jujur
Pada kegiatan ini dapat dikatakan semua panitia saling terbuka dan jujur untuk
bekerja sama.
b.      Disiplin
Kedisplinan ini dapat dilihat dari rapat untuk persiapan hingga kegiatan ini dapat
terlaksana sesuai dengan hari/tanggal yang telah ditentukan/direncanakan.
c.       Tanggung Jawab
Masing-masing panitia dapat bertanggung jawab dengan terselesainya persiapan dari
tugas masing-masing seksi. Hal ini terbukti dari siapnya berbagai keperluan yang
diuperlukan dalam kegiatan tersebut.
2.      Sikap
a.      Adil
Sikap ini terlihat dengan pembagian tugas untuk masing-masing anggota kepanitiaan
sesuai dengan seksi-seksi yang dibentuk dan sikap ketua panitia yang tidak membeda-
bedakan angggota panitia lainnya.
b.      Berani
Sikap ini ditunjukan dengan berani berpendapat baik dalam memberikan
koreksi/kritikan atau ide-ide dari panitia satu ke panitia yang lainnya sehingga dapat
menutupi kekurangan yang ada dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
c.       Peduli
Sikap ini ditunjukan dengan sikap yang saling mengingatkan antar panitia agar
menambah kekurangan persiapan dan saling mengingatkan jika akan diadakan rapat
kembali.
3.      Etos Kerja
a.      Kerja Keras
Kerja keras dalam kegiatan ini dapat ditunjukan dengan usaha dari pencarian dana,
mengatur susunan acara, melengkapi berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.
b.      Sederhana
Terselenggaranya kegiatan ini dengan sederhana namun tidak mengurangi kesan
kehikmatan acara ini. Cukup baik dan tidak berlebihan dalam menggunakan dana
yang ada tanpa melebihkan, mengurangi atau menggunakan dana sesuai dengan
kebutuhan.

c.       Mandiri
Mandiri dalam kegiatan ini dapat ditunjukan dengan usaha pencarian dana dengan
menggunakan seksi usaha dana yang membuat kripik atau makanan ringan lainnya
yang dijual ke mahasiswa lain atau dosen dengan harapan dapat membantu pencarian
dana demi terlaksananya kegiatan ini.
C.   Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan
Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan dikelompokan menjadi lima bagian
yaitu:
1.      Akuntabilitas
Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan yang mana
ketua panitia melaporkan kepada para undangan.
2.      Transparasi
a.      Proses Penganggaran
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat transparasi
dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana
dari kegiatan tersebut.
b.      Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat  dan
diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa islam di poltekkes
kemenkes palangka raya.
c.       Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen, Presiden
BEM, dan perwakilan dari semua HMJ (Himpuanan Mahasiswa Jurusan) sehingga
tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari
semua pihak.
d.      Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari
Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.
e.       Proses Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat
disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai
kekurangan sehingga akan memperbaikinya.
3.      Kewajaran (Fairness)
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
a.      Komprehensif dan disiplin
Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang
dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang
diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.
b.      Fleksibilitas
Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
c.       Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang
diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target dana
yang dibutuhkan.
d.      Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh
pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan
bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.
e.       Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang
rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
4.      Kebijakan Anti Korupsi
Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek
kebijakan anti korupsi yaitu:
a.      Isi
Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :
·         Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat
yang diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.
·         Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang
diperlukan masing-masing seksi.
·         Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.
·         Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam
waktu kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.
b.      Pembuat
Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.
c.       Pelaksana
Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.
d.      Kultur
Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali
ataupun merasa terpaksa.
5.      Kontrol Kebijakan
Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :
a.      Partisipasi
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol kebijakan yang
telah dibuat.
b.      Evolusi
Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan alternatif
kebijakan baru yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.
c.       Reformasi
Penggantian/reformasi kebijakan yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang di
usulkan serta kebijakan baru tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota
kepanitiaan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip budaya anti korupsi pada contoh kegiatan tersebut sudah cukup baik
dan dapat diterapkan dalam kegiatan berikutnya. Sehingga hal ini akan
memunculkan/menanamkan  sifat anti korupsi serta melatih diri untuk terbiasa
dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi pada masing-masing mahasiswa.

B.   Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan pada
penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai