Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :
HABIBA OHORELLA
NIM : P07124020013
KELAS : 2A

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


POLITEKES KEMENKES MALUKU

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang banyak melimpahkan
nikmat-Nya kepada kita semua. Dan tak lupa penulis ucapkan shalawat dan salam semoga
semua tercurah dan terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya. Berkat rahmat- Nya jualah penulis dapat menyusun karya tulis yang
berjudul “Anti Korupsi” ini.

Dalam pembuatan karya tulis ini penulis menyadari dan merasakan masih banyak
kekurangan dan kesalahan karena penulis masih dalam tahap belajar dan terbatasnya ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
baik dalam penulisan, bahasa maupun dalam susunan kalimatnya. Penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya penulisan
karya tulis ini dimasa yang akan datang. Demikian kata pengantar dari penulis, semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin ya Rabbalalamin. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Ambon, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II : PEMBAHASAN 3
A. Deskripsi Kegiatan 3
B. Penerapan Nilai – Nilai Anti Korupsi Pada Kegiatan 7
C. Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan 7

BAB III : PENUTUP 12


A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya korupsi di Indonesia bukan lagi disebut membudaya, tapi sudah menjadi

suatu seni, yaitu seni berkorupsi. Meraup uang negara merupakan hal yang mudah saja

dilakukan oleh para koruptor, tinggal bagaimana cara mereka untuk mengemas hasil korupsi

tersebut agar tidak tercium oleh KPK. Bahkan dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa

korupsi di Indonesia sudah menjadi suatu life style atau gaya hidup (Achmad, 2012). Lebih

lanjut lagi Hikmawan (2007) menyebutkan bahwa, “berdasarkan hasil survei tahun 2004,

Political And Economic Risk Consultancy Ltd. (PERC) menyatakan bahwa korupsi di

Indonesia menduduki skor 9,25 di atas India (8,90), Vietnam (8,67), Filipina (8,33), dan

Thailand (7,33). Artinya, Indonesia masih menjadi negara terkorup di Asia”. Pemberian

Pendidikan Antikorupsi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa tersebut merupakan salah

satu usaha preventif memberantas korupsi yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan

efisien.

Partisipasi masyarakat dalam usaha preventif ini dapat dijadikan sebagai suatu usaha

prioritas mengingat ketidakberdayaan hukum di Indonesia dalam memberantas korupsi. Selan

itu, United Nations Against Corruption (UNCAC) mengemukakan kelebihan usaha preventif

(pencegahan) dibandingkan usaha represif (penanganan) dalam memberantas korupsi, dua di

antaranya adalah dampak korupsi yang sangat luas tidak dapat ditanggulangi melalui

pendekatan represif semata dan di dalam sistem peradilan yang masih rentan atas korupsi,

tindakan represif tidak akan berfungsi optimal (Kejaksaan Republik Indonesia, 2009).

Korupsi adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu kemunduran suatu negara sehingga

sangat penting untuk menanamkan sifat/sikap anti korupsi sejak dini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Memahami deskripsi study kasus/kegiatan yang akan di bahas

2. Bagaimana penerapan nilai-nilai anti korupsi dalam kegiatan yang dijadikan


contoh ?

3. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip anti korupsi dalam kegiatan yang akan di


jadikan contoh ?

C. Tujuan

1. Untuk memahami deskripsi study kasus yang akan di bahas

2. Untuk menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kegiatan yang akan dijadikan


conroh

3. Untuk menerapkan prinsip-prinsip anti korupsi dalam kegiatan yang akan di


jadikan contoh

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan

Pada study kasus penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi ini akan

mengambil contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu organisasi

kemahasiswaan yang ada di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yaitu HMJ Keperawatan

(Himpunan Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Yogyakarta )

HMJ Keperawatan ( Himpunan Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Yogyakarta )

adalah sebuah wadah mahasiswa keperawatan untuk berorganisasi. Status organisasi

kemahasiswaan ini berada dibawah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta. HMJ Keperawatan memiliki program kerja khususnya untuk divisi Penalaran

yaitu salah satunya Seminar Nasional yang dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Oktober 2014.

B. Penerapan Nilai – Nilai Anti Korupsi Pada Kegiatan

a. Kejujuran

Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan

maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur merupakan salah

satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang

tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan

sosial.

3
“ Pada kegiatan ini dapat dikatakan semua panitia saling terbuka dan jujur untuk

bekerja sama” Contohnya dalam kegiatan Seminar Nasional ini terdiri dari beberapa

divisi yang mendapatkan tugas masing-masing, salah satu kejujurannya dapat dilihat

seperti bendahara selalu melaporkan keluar-masuknya keuangan yang dipakai setiap

saat rapat sehingga semua panitia mengetahui dan terlihat transparansi penggunaan

anggaran Seminar Nasional.

b. Kepedulian

Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa

kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang

berkembang didalamnya.

“Sikap ini ditunjukan dengan sikap yang saling mengingatkan antar panitia agar

menambah kekurangan persiapan dan saling mengingatkan jika akan diadakan rapat

kembali, jadi setiap minggunya diadakan rapat untuk melaporkan semua yang sudah

dilakukan tiap panitia sehingga semua panitia bisa saling mengingatkan dan

menambahkan jika ada kekurangan sehingga acara dapat berjalan dengan baik ”

c. Kemandirian

Mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung

kepada orang lain dalam berbagai hal.

“Mandiri dalam kegiatan ini dapat ditunjukan pada sie usaha dana dengan usaha

pencarian dana dengan menyebarkan proposal sponsorship di took-toko dan

perusahaan serta menjual jajanan pasar yang dijual ke mahasiswa lain atau dosen

dengan harapan dapat membantu pencarian dana demi terlaksananya kegiatan ini.

Dengan kegiatan pencarian dana tersebut kegiatan dapat berjalan dengan baik sampai

hari H , sehingga HMJ Keperawatanpun dapat secara mandiri tanpa meminjam uang

untuk memenuhi kebutuhan Seminar Nasional”

4
d. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan. Manfaat dari disiplin yaitu

seseorang dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan

memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat

menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.

“Kedisplinan ini dapat dilihat dari rapat untuk persiapan hingga kegiatan ini dapat

terlaksana sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditentukan atau direncanakan.

Acara tersebut direncanakan 24 Oktober 2014 dan rapat – rapat sudah di mulai sejak

bulan maret, karena kedisiplinan panitia dalam persiapan acara sehingga cara tepat

sesuai yang direncanakan”.

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi

apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang yang memiliki

tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih

baik.

“Masing-masing panitia dapat bertanggung jawab dengan terselesainya persiapan dari

tugas masing-masing seksi. Hal ini terbukti dari siapnya berbagai keperluan yang

diperlukan dalam kegiatan tersebut. Walaupun pada saat acara berlangsung ada hal

hal sedikit yang kurang tapi karena tanggung jawab yang diberikan pada masing-

masing panitia telah mereka lakukan dengan baik sehingga kegiatan tetap berjalan

dengan baik“

f. Kerja Keras

Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung

ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan,

keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna

5
tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi

tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.

“Kerja keras pada kegiatan ini dapat dilihat saat rapat – rapat yang dilakukan untuk

persiapan yaitu mengambil pada waktu malam hari, biasanya kami rapat jam 18.00

sampai 21.00 WIB meskipun siang kuliah sampai sore tetapi panitia tetap semangat

untuk rapat . Selain itu kerja keras terlihat dari usaha menghubungi pembicara yaitu

dari PPSDM Kemenkes RI yang sangat susah untuk mendapatkan jalur untuk

menghubunginya sampai-sampai kami sangat rajin setiap hari menyambangi dosen

untuk meminta bantuan dan akhirnya kami berhasil menghubungi pembicara

tersebut.”

g. Kesederhanaan

Kesederhanaan adalah manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai

dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina

untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.

“Kesederhanaan pada Seminar Nasional ini dapat dilihat yaitu penggunaan dana yang

ada tanpa melebihkan, mengurangi atau menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan

sehingga sampai akhir acara HMJ Keperawatan tidak memiliki pinjaman uang /

berhutang pada siapapun.”

h. Keberanian

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela

kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya.

Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan

semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat

jika pengetahuannya juga kuat.

6
“Sikap ini ditunjukan dengan berani berpendapat baik dalam memberikan koreksi atau

kritikan atau ide-ide dari panitia satu ke panitia yang lainnya sehingga dapat menutupi

kekurangan yang ada dalam kegiatan yang akan dilaksanakan”

i. Keadilan

Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. “Sikap ini terlihat

dengan pembagian tugas untuk masing-masing anggota kepanitiaan sesuai dengan

seksi-seksi yang dibentuk dan sikap ketua panitia yang tidak membeda-bedakan

angggota panitia lainnya”.

C. Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan

a. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga

mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk

konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu

dengan individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas publik secara tradisional

dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku

administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban

(answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik : 2005). Dalam

pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui

mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan.

“Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan seminar

nasional yang mana ketua panitia melaporkan kepada para undangan tentang jumlah

peserta dan jalannya acara sebagai pertanggung jawabannya dalam acara”.

b. Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi

dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala

bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh public

1. Proses Penganggaran

7
Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat transparasi

dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana

dari kegiatan tersebut.

2. Proses Penyusunan Kegiatan

Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan

diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa di poltekkes

kemenkes Yogyakarta.

3. Proses Pembahasan

Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen dan selurung

anggota HMJ Keperawatan sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi dan

diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pihak.

4. Proses Pengawasan

Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari

Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta HMJ

(Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.

5. Proses Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan oleh panitia terkait dan Dosen

pembimbing organisasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan sehingga akan

memperbaikinya untuk kegiatan yang akan mendatang.

c. Kewajaran

Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi

(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun

ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari

lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan

informatif.

8
Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :

1. Komprehensif dan disiplin

Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang

dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang

diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.

2. Fleksibilitas

Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.

3. Terprediksi

Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang

diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target dana

yang dibutuhkan.

4. Kejujuran

Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh

pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan

bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut.

5. Informatif

Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang

rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.

d. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan

yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu

9
identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa undang-undang

kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-

monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus

mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek

kebijakan anti korupsi yaitu:

1. Isi

Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :

 Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat yang

diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.

 Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang

diperlukan masing-masing seksi.

 Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.

 Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam waktu

kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.

2. Pembuat

Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.

3. Pelaksana

Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.

4. Kultur

Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali

ataupun merasa terpaksa.

e. Kontrol Kebijakan

Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Partisipasi

10
Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol acara yang telah

dibuat.

2. Evolusi

Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan alternatif

jalannya acara yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Reformasi

Penggantian jalannya acara yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang di usulkan

serta susunan acara yang diusulkan tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota

kepanitiaan lainnya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan,

atau setidaknya mengurangi kedua faktor penyebab korupsi tersebut. Adapun faktor korupsi

terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor intenal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya

nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,

tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian dan keadilan. Nilai – nilai anti korupsi itu

perlu diterapkan oleh setiap individu untuk mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak

terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai anti korupsi, setiap

individu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip budayan

anti korupsi pada contoh kegiatan tersebut sudah cukup baik dan dapat diterapkan dalam

kegiatan berikutnya. Sehingga hal ini akan menanamkan sifat anti korupsi serta melatih diri

untuk terbiasa dengan nilainilai dan prinsip-prinsip anti korupsi pada masing-masing

mahasiswa.

B. Saran

Jauhilah korupsi, karena korupsi selain merugikan orang lain juga merugikan kita

sendiri. Selain dilarang oleh agama, juga ada hukum pidana baik yang memberi maupun yang

menerima.

12

Anda mungkin juga menyukai