Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MENUMBUHKAN SEMANGAT DAN SIKAP, PERAN MAHASISWA,


PENYULUHAN, KAMPANYE DALAM GERAKAN ANTIKORUPSI”

Dosen Pembimbing :

Ni Nyoman Murti M, M.Pd

Disusun Oleh :

Niken Nue Kholifah (P07224120019)

D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021/2022

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan karunianya sehingga kami diperkenankan menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah tentang Menumbuhkan Semangat dan Sikap, Peran Mahasiswa, Penyuluhan,


Kampanye Dalam Gerakan Antikorupsi disusun guna memenuhi tugas ibu Ni Nyoman Murti M,
M.Pd pada bidang mata kuliah Pendidikan dan Budaya Antikorupsi (PBAK) di Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Makalah Menumbuhkan Semangat dan Sikap, Peran
Mahasiswa, Penyuluhan, Kampanye Dalam Gerakan Antikorupsi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ni Nyoman Murti M,


M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan dan Budaya Antikorupsi (PBAK). Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Balikpapan, 20 April 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….…………………………………………………….1

DAFTAR ISI…………………….…………………………….……………………….………..2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………….3

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………….4

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN……………………………………………………………….4

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 MENUMBUHKAN SEMANGAT DAN SIKAP ANTI KORUPSI………..………………5

2.2 PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTIKORUPSI………….……………….7

2.3 PENYULUHAN ANTIKORUPSI…………………………………………………………..8

2.4 KAMPANYE ANTIKORUPSI…………….…….…………………………………….……9

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………....11

3.2 SARAN……………………………………….……………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…………………………………..12

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah topik yang diangkat dalam sebuah matakuliah atau bahkan menjadi penamaan dari
sebuah matakuliah tidak selalu berasal dari keilmuan itu sendiri, namun sangat mungkin lahir
sebagai respon atas perkembangan fenomena yang terjadi. Begitu pula matakuliah Anti-korupsi
yang bisa dikatakan lahir dari adanya fenomena semakin parahnya disintegritas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang diindikasikan oleh terjadinya berbagai tindak korupsi yang tiada
henti, sehingga memerlukan upayaupaya sistematis dalam membasminya. Dampak korupsi yang
telah terbukti melemahkan sumber daya, meresahkan kehidupan sosial, menggerogoti potensi
negara-bangsa dan bahkan sudah menjadi masalah internasional, harus didiseminasikan kepada
seluruh masyarakat melalui pendidikan; sehingga diharapkan akan menumbuhkan tekad bersama
untuk menghentikan korupsi dimasa mendatang.

Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada


upayapenindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum.Peran aktif
mahasiswadiharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut
membangunbudaya antikorupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai
agen perubahan dan motor penggerak gerakan antikorupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan
aktif, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya. Mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi
dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2.1 Menumbuhkan Semangat dan Sikap Aantikorupsi
2.2 Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi

2.3 Penyuluhan Aantikorupsi

2.4 Kampanye Antikorupsi

1.3 TUJUAN

Bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan
pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah
menumbuhkan budaya antikorupsi di kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk
dapat berperan serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Tujuan dari matakuliah Anti-korupsi adalah membentuk kepribadian anti-korupsi pada


diri pribadi mahasiswa serta membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change
bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi.

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Menumbuhkan Semangat dan Sikap Antikorupsi

A. Pengertian

Semangat perlawanan terhadap korupsi merupakan langkah awal yang harus dimiliki
masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Dalam melakukan penyuluhan untuk membangkitkan
semangat melawan korupsi, Penyuluhan Antikorupsi dapat menyampakan materi-materi dengan
tema antara lain:

a.) Gambaran kondisi Indonesia jika tanpa korupsi


b.) Informasi mengenai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan peringkat IPK beberapa Negara
dalam 5 tahun terakhir
c.) Belajar kepada Negara-Negara yang relative bersih dari korupsi
d.) Potensi yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan impian tanpa korupsi
e.) Sejarah pembentukan dan perjalanan KPK

B. Sikap Antikorupsi

Pendidikan budaya antikorupsi dalam menumbuhkan sikap antikorupsi bagi mahasiswa


ialah perlu di ketahui bahwa pendidikan budaya antikorupsi berperan menanamkan kepribadian
yang mandiri pada peserta didik, pendidikan budaya antikorupsi berperan penting dalam
mewujudkan karakter sikap antikorupsi pada mahasiswa sehingga nantinya bisa mewujudkan
karakter-karakter anak bangsa yang tangguh dalam memerangi korupsi itu sendiri.

a.) Kejujuran

 Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagi sebuah tindakan
maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Contoh Nilai kejujuran
pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik,

seperti: - tidak mencontek,

- tidak melakukan plagiarisme

- tidak memanipulasi daftar hadir dll

b. Kepedulian

Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian
dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.
Contohnya rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal
yang berkembang didalamnya.

b.) Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas
kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
karena tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.

c.) Kedisiplinan

Definisi dari kata disiplin ketekunan & konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat individu akan mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Contohnya Mampu mengatur waktu untuk, menyelesaikan tugas dengan baik, Patuh pada
peraturan yang berlaku, Mengerjakan tugas selesai tepat waktu. Manfaat dari disiplin adalah
- Mahasiswa dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yg lebih efisien

- Dipercaya

- Diperoleh hasil belajar yang maksimal.

d.) Tanggung Jawab

Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung
jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Penerapan nilai
tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar dengan sungguh-
sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan baik,
menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan tanggung jawab merupakan nilai pentinng
yang harus dimiliki oleh mahasiswa.

e.) Kerja Keras

Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung ketekadan,
ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang
mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai
dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya
pengetahuan.

 Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

- Dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan

hasil semata

- Tidak melakukan jalan pintas

- Belajar dan mengerjakan tugas akademik dengan

sungguh-sungguh.
f.) Kesederhanaan

Pribadi yg berintegritas tinggi adalah individu yg menyadari kebutuhannya & berupaya


memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebihan. Gaya hidup merupakan suatu
hal yang sangat penting bagi interaksi dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang
sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya.
Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan
diatas keinginannya.

 Penerapan nilai kesederhanaan pada mhs dapat diwujudkan dalam bentuk:

- Tawadhu (rendah hati)  mau mengakui kelebihan orang lain, jauh dari sifat gila
hormat, ambisi pangkat/jabatan

- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg ditetapkan

-Merasa cukup dengan yg ada, bukan lantaran pasrah, melainkan telah berusah
menyempurnakan usaha

- Tidak sombong ketika dipuji, dan tidak rendah diri ketika dikritik

- Menyelaraskan antara kebutuhan dengan kemampuan secara realistik & proporsional

g.) Keberanian

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi
dengan keyakinan, serta keyakinan dan keberanian akan semakin kuat jika pengetahuannya
juga kuat.

h.) Keadilan

Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang
menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan
berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan
dengan kewajiban. Bagi mahasiswa, karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahan agar mahasiswa dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil
dan benar. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral
tetapi meliputi ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

2.2 Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Antikorupsi


A. Pengertian

Sepanjang perjalanan sejarah bangsa Indonesia, setiap momen penting dikawal oleh
gerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai peserta didik dengan tingkat intelektual, daya kritis, dan
etika paling tinggi dari kelompok pembelajar di bawahnya secara riil berperan sebagai agen
perubahan (agent of change). Fakta bahwa dampak korupsi demikian masif merusak kehidupan
negara-bangsa, tidak bisa dibiarkan. Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan mampu
membersihkan nama Indonesia dari tindakan korupsi dengan cara menjaga integritas diri dan
menghindari perilaku koruptif.

B. Perilaku Koruptif

• Mengingkari integritas

• Melanggar hukum (kesepakatan, aturan, undang-undang)

• Merugikan pihak lain (orang lain, lingkungan, sistem)

Kita juga bisa membangun integritas di lingkungan terdekat dengan mengidentifikasi

perilaku koruptif.

Di Lingkungan Kampus

• Kedisiplinan menghadiri kuliah

• Kejujuran dalam ujian dan tugas kuliah

• Kerja sama dalam tugas kelompok

• Kepatuhan terhadap aturan-aturan kampus

• Pertanggungjawaban dalam anggaran kegiatan

• Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan proposal yang sudah disetujui

• Penggunaan beasiswa sesuai peruntukannya

C. Contoh Aksi Antikorupsi

Aksi Climate Strike 2019 diselenggarakan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk
Indonesia, pada tanggal 20 September 2019. Mahasiswa dan seluruh lapisan masyarakat di 18
kota di Indonesia menyerukan tuntutan kepada pemerintah dan korporasi untuk segera
mengambil tindakan terhadap krisis iklim yang tengah terjadi. Krisis iklim dinilai merupakan
dampak dari pemerintah dan korporasi yang korup yang mengabaikan kelestarian alam. Gerakan
global ini diinisiasi oleh beberapa pihak, salah satunya Greta Thunberg, aktivis iklim muda dari
Swedia.

Dalam beberapa tahun terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengadakan
Festival Integritas Kampus atau yang lebih dikenal dengan FIK. FIK merupakan kompetisi
kampanye sosial integritas yang diselenggarakan KPK sebagai wadah untuk mengajak
mahasiswa berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai integritas. FIK menjadi bentuk nyata
pergerakan mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi melalui kegiatan kampanye sosial
integritas kampus yang efektif.

2.3 Penyuluhan Aantikorupsi

A. Pengertian

Pemilihan dan penetapan metode dan langkah-langkah pembelajaran yang interaktif


sesuai tujuan, materi, dan kelompok sasaran. Atau identifikasi kelompok sasaran dan
merumuskan sosok ideal yang akan dihasilkan sesuai dengan kedudukan dan perannya di
masyarakat.

B. Media Penyuluhan

- Slide (Presentasi dalam format ppt)

- Poster

- Video

- Media lainnya

C. 7 Keterampilan Dasar Sebagai Seorang Penyuluh

1. Merencanakan Penyuluhan

Perencanaan diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gap atau penyimpangan antara


tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang diperoleh. Perencanaan yang baik akan mampu
memberikan jaminan terhadap pencapaian mutu hasil penyuluhan.

2. Mengorganisasi Penyuluhan

Hal-hal yang harus dipersiapkan lainnya adalah mengorganisasikan pelaksanaan


pembelajaran pengetahuan antikorupsi.

3. Melaksanakan Penyuluhan
Cara menarik menyampaikan materi penyuluhan terletak pada cara menarik membuka
penyuluhan, kegiata inti dan cara menarik menutup penyuluhan.

4. Mengevaluasi Kegiatan Penyuluhan

Cara melakukan evaluasi penyuluhan menjadi kegiatan yang strategis untuk menilai
apakah suatu penyuluhan berjalan sesuai tujuan pelatihan yang dirancang sebelumnya.

5. Membuat Laporan Kegiatan

Setelah selesai melaksanakan penyuluhan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan


pelaksanaan kegiatan secara tertulis.

6. Menerapkan K3 Dalam Penyuluhan

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan keselamatan orang, mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan lingkungannya.

7. Menangani Konflik Kegiatan Penyuluhan

Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih
individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.

2.4 Kampanye Antikorupsi

A. Definisi

Kampanye sosial adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan perubahan dalam sebuah
masalah sosial dan tidak berorientasi pada keuntungan.

Menurut para ahli :

a) Kolter : Jenis kampanye yang berorientasi kepada tujuan dan tidak berdimensi pada
keuntungan harta benda.
b) Rachmadi : Kegiatan yang terorganisir secara sistematis untuk mendorong masyarakat
melakukan sesuatu yang diinginkan. Kampanye dala pengertian ini disyaratkan untuk
melakukan evaluasi dan menggunakan media agar tepat sasaran
c) Venus : Serangkaian kegiatan yang dilakukan perseorangan atau organisasi dengan
terencana dan memiliki tujuan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik dalam
waktu tertentu
d) Leslie : Suatu bentuk tindakan komunikasi yang terorganisasi secara sistemati dengan
diarahkan kepada pihak tertentu guna terucapnya tujuan tertentu
Berdasarkan surat dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 489/4343/SJ
tertanggal 29 Juli 2020 hal Kolaborasi Kampanye Antikorupsi Bersama Pemerintah Daerah,
maka:

1. Kampanye pencegahan tindak pidana korupsi adalah upaya untuk memperkenalkan nilai-
nilai antikorupsi kepada masyarakat
2. Kampanye perlu dilakukan mengingat pemberantasan korupsi di Indonesia tidak cukup
hanya dengan melakukan represif namun juga memerlukan tindakan
preventif/pencegahan, sehingga sosialisasi Pemerintah Daerah untuk mendorong serta
seluruh masyarakat memahami nilai-nilai antikorupsi
3. Kampanye antikorupsi dilakukan melalui penayangan materi sosialisasi kampanye dan
pendidikan antikorupsi dalam berbagai kanal media antara lain media elektronik, sosial
media/digital atau media luar ruang (out of home)

B. Tujuan Kampanye Sosial Setelah Era Konetivitas

1) Perubahan 1 : Ketertarikan awal dari kampanye dipengaruhi oleh “Komunitas” dari target
kampanye

2) Perubahan 2 : Target kampanye sekarang ini secara aktif terhubung satu sama lain,
membangun hubungan ask-act-advocate

3) Perubahan 3 : Keterikatan dengan kampanye didefinisikan dengan kemauan untuk


merekomendasikan kampanye

BAB 3

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Korupsi pada dasarnya ada di sekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu.
Korupsi mungkin bisa terjadi di rumah, sekolah, masyaraat, maupun diintansi tertinggi dan
dalam pemerintahan. Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan Negara atau perekonomian Negara. Jadi unsur dalam perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan
aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya. Adapun penyebabnya antara lain,
ketiadaan dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaann lingkingan
yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.

3.2 Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar S, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006

Budiningsih, C.A, Pembelajaran Moral: Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya,
Bhineka Cipta,
Jakarta, 2004

Dananjaya, Utomo , Media Pembelajaran Aktif, Penerbit Nuansa, Bandung,2010

Fishbein M & Ajzein.I, Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and
Research,

Addison-Wesley Publishing, Sydney, 1975

Sofia, Asriana Issa & Herdiansyah H, Pengaruh Attitude toward behavior, Subjective norm, dan
Perceived

behavioral control terhadap Intensi Perilaku Anti-korupsi pada Mahasiswa Peserta Matakuliah
Antikorupsi Universitas Paramadina, Jurnal Paramadina ed. Maret 2011, Jakarta, 2011

Moeljatno (1994), Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP), Edisi Baru, Cetakan ke-18,

Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai