Oleh :
KELAS 31 D
Kami bersyukur atas bimbingan Allah SWT yang telah menyertai kami
dalam menyusun makalah ini. Kami juga ingin menyampaikan penghargaan yang
tulus kepada semua individu yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan
makalah ini, baik dengan ide-ide maupun materi yang diberikan.
Harapan kami adalah agar makalah ini tidak sekadar menjadi bahan
bacaan, tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan bagi pembaca, dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan menghasilkan dampak positif
yang nyata.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kewarganegaraan juga bertujuan untuk membangun komitmen terhadap
perdamaian, keadilan, dan keberlanjutan dalam konteks lokal dan global.
Dalam era globalisasi dan kompleksitas sosial yang semakin meningkat,
Pendidikan Kewarganegaraan juga memiliki tujuan untuk mempersiapkan
individu untuk mengatasi tantangan-tantangan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat modern. Ini meliputi pemahaman tentang isu-isu global seperti
perubahan iklim, perdagangan internasional, konflik bersenjata, dan
ketimpangan ekonomi, serta kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya
pemecahan masalah ini secara kolektif.
James A. Banks merupakan seorang ahli dalam bidang
multikulturalisme dan pendidikan global. Menurutnya, Pendidikan
Kewarganegaraan harus berfokus pada pengembangan kesadaran budaya,
penghargaan terhadap keragaman, dan pembentukan identitas
kewarganegaraan yang inklusif di tengah-tengah masyarakat yang
multikultural (Mania, 2010). Sedangkan menurut Nussbaum adalah seorang
filsuf yang terkenal dengan karyanya tentang pendidikan untuk pembangunan
manusia. Menurutnya, Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya membantu
siswa mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara kritis, berempati
terhadap orang lain, dan bertindak secara moral dalam konteks masyarakat
yang kompleks dan beragam.
4
b) Mendorong Partisipasi Demokratis: Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, individu diajarkan pentingnya berpartisipasi dalam
proses demokrasi, seperti pemilihan umum, diskusi publik, dan kegiatan
politik lainnya. Ini membantu memperkuat fondasi demokratis
masyarakat dan memastikan keterlibatan aktif warga negara dalam
pembuatan keputusan politik.
c) Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Berpikir Kritis: Pendidikan
Kewarganegaraan membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial,
seperti kerjasama, komunikasi efektif, dan empati terhadap orang lain.
Selain itu, pendidikan ini juga mendorong pengembangan keterampilan
berpikir kritis untuk mengevaluasi informasi, memahami perspektif yang
berbeda, dan membuat keputusan yang informasional dan reflektif.
d) Memperjuangkan Keadilan Sosial dan Hak Asasi Manusia: Pendidikan
Kewarganegaraan memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip
keadilan sosial, hak asasi manusia, dan pluralisme dalam masyarakat
modern. Ini mendorong siswa untuk memperjuangkan kesetaraan,
keadilan, dan penghargaan terhadap keragaman dalam masyarakat.
e) Menyediakan Pengetahuan tentang Isu-isu Global: Pendidikan
Kewarganegaraan juga membantu siswa memahami isu-isu global yang
relevan, seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, konflik
bersenjata, dan kemiskinan. Hal ini mempersiapkan mereka untuk
berperan sebagai warga dunia yang bertanggung jawab dan berkontribusi
dalam upaya pemecahan masalah global (Gunawan & Najicha, 2022).
Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang
krusial dalam membentuk individu yang memiliki kesadaran kewarganegaraan
yang kuat, berpartisipasi aktif dalam proses demokratis, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam masyarakat modern
yang kompleks dan beragam.
5
B. Paradigma Lama dalam Pendidikan Kewarganegaraan
6
2. Kelemahan dan Kelebihan Paradigma Lama dalam Menghadapi
Tantangan Zaman
a) Kelemahan paradigma lama dalam menghadapi tantangan zaman
termasuk:
Keterbatasan dalam Pengembangan Keterampilan Aktif: Paradigma
lama cenderung mempromosikan pendekatan yang bersifat pasif
dalam pembelajaran, yang menghambat pengembangan keterampilan
aktif seperti berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan. Ini tidak lagi memadai dalam
menghadapi tantangan zaman yang membutuhkan warga negara
yang proaktif dan berdaya.
Kurangnya Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Kebanyakan
paradigma lama cenderung fokus pada pengetahuan faktual tanpa
mengaitkannya dengan konteks kehidupan nyata siswa. Hal ini
membuat pembelajaran kurang relevan dan sulit bagi siswa untuk
mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak Mengakomodasi Keragaman: Paradigma lama dalam
Pendidikan Kewarganegaraan sering kali tidak mampu
mengakomodasi keragaman budaya, politik, dan sosial dalam
masyarakat. Ini dapat menyebabkan ketidaktermasukan siswa dari
latar belakang yang berbeda dan tidak mampu mempersiapkan
mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat yang semakin global
dan beragam.
b) Kelebihan paradigma lama adalah:
Memiliki Struktur yang Terorganisir: Paradigma lama sering kali
memiliki struktur yang terorganisir dengan jelas, yang
memungkinkan penyampaian materi yang sistematis dan terstruktur
kepada siswa. Hal ini dapat membantu siswa memahami konsep-
konsep dasar tentang kewarganegaraan dengan lebih baik.
7
Menyediakan Fondasi Pengetahuan yang Penting: Meskipun
pendekatan yang bersifat transmisi pengetahuan memiliki
kelemahan, pendekatan ini masih dapat memberikan fondasi
pengetahuan yang penting tentang sistem politik, hak asasi manusia,
dan nilai-nilai demokrasi kepada siswa.
Memiliki Peran Penting dalam Sejarah Pendidikan: Paradigma lama
telah menjadi bagian integral dari sejarah pendidikan
kewarganegaraan dan telah memberikan kontribusi penting dalam
membentuk pemahaman kita tentang kewarganegaraan. Meskipun
paradigma ini harus diperbarui, pengetahuan dan pengalaman dari
pendekatan ini tetap menjadi landasan yang berharga dalam
pembelajaran kewarganegaraan (Setiawan, 2013)
8
manusia,
9
keadilan sosial, dan pluralisme. Mereka percaya bahwa pendidikan
kewarganegaraan harus menjadi wahana untuk membangun pemahaman yang
mendalam tentang nilai-nilai demokratis dan meningkatkan partisipasi aktif
dalam masyarakat yang demokratis. Pendekatan baru dalam mengintegrasikan
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum lebih menekankan pada
pembelajaran yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata siswa. Ini
mencakup penggunaan studi kasus, simulasi, permainan peran, proyek
kolaboratif, dan pengalaman langsung di masyarakat sebagai metode
pembelajaran. Dengan memadukan berbagai strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa, paradigma baru ini bertujuan untuk menciptakan
pengalaman belajar yang menarik dan bermakna, yang mendorong siswa untuk
memahami konsep-konsep kewarganegaraan dalam konteks yang lebih luas
dan relevan.
1
mungkin memerlukan pelatihan tambahan dan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan pendekatan baru ini, dan beberapa sekolah
atau sistem pendidikan mungkin tidak memiliki sumber daya yang
cukup untuk mendukung perubahan tersebut.
Keterbatasan Sumber Daya: Pendekatan yang lebih interaktif dan
berbasis proyek dalam paradigma baru sering membutuhkan lebih
banyak sumber daya, baik dalam hal waktu, uang, atau fasilitas.
Sekolah yang memiliki keterbatasan sumber daya mungkin
mengalami kesulitan dalam menerapkan pendekatan baru ini secara
menyeluruh, yang dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam
pengalaman pembelajaran antara berbagai lingkungan pendidikan.
Evaluasi yang Tidak Tepat: Pengukuran keberhasilan dalam
pendekatan baru ini mungkin menjadi tantangan. Kriteria evaluasi
yang lebih tradisional, seperti ujian standar atau tes tertulis, mungkin
tidak sepenuhnya mencerminkan kemajuan siswa dalam
pengembangan keterampilan kewarganegaraan yang lebih luas,
seperti berpikir kritis atau berpartisipasi dalam masyarakat.
b) Di sisi lain, beberapa kelebihan dari paradigma baru dalam Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi:
Pemberdayaan Siswa: Paradigma baru menempatkan siswa sebagai
subjek aktif dalam pembelajaran, memungkinkan mereka untuk
mengambil peran yang lebih besar dalam pengembangan
pemahaman dan keterampilan kewarganegaraan mereka. Ini dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
Relevansi yang Lebih Besar: Pendekatan yang berbasis proyek dan
kontekstual dalam paradigma baru memastikan bahwa materi
pembelajaran lebih terkait dengan kehidupan nyata siswa. Hal ini
dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran
kewarganegaraan, karena mereka dapat melihat relevansi dan arti
penting dari apa yang mereka pelajari.
1
Pengembangan Keterampilan Kewarganegaraan yang Lebih
Komprehensif: Paradigma baru cenderung lebih efektif dalam
mengembangkan keterampilan kewarganegaraan yang kompleks,
seperti berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan berkolaborasi
dengan orang lain. Ini mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk
berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis dan kompleks
(Wiyono, 2012).
1
a) Peningkatan Keterlibatan Siswa: Pendekatan baru yang menekankan
pada partisipasi aktif siswa dapat meningkatkan keterlibatan mereka
dalam pembelajaran dan memberikan mereka rasa memiliki terhadap
proses pendidikan. Ini dapat menghasilkan pengalaman belajar yang
lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
b) Pengembangan Keterampilan Kewarganegaraan yang Komprehensif:
Paradigma baru cenderung lebih efektif dalam mengembangkan
keterampilan kewarganegaraan yang kompleks, seperti berpikir kritis,
berkomunikasi efektif, dan berkolaborasi dengan orang lain. Ini dapat
membantu siswa menjadi lebih siap untuk berpartisipasi dalam
masyarakat yang demokratis dan kompleks.
c) Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Teknologi dapat menjadi
alat yang berguna dalam mendukung implementasi paradigma baru,
dengan menyediakan akses terhadap sumber daya pembelajaran yang
kaya dan beragam serta memungkinkan kolaborasi dan komunikasi
antara siswa dan guru di luar ruang kelas.
Dengan demikian, sementara implementasi paradigma baru dalam
Pendidikan Kewarganegaraan menghadapi tantangan yang nyata, ada juga
peluang besar untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dan
mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk berpartisipasi dalam
masyarakat yang demokratis dan beragam (Maksum, 2016).
1
BAB III
PENUTUP
1
DAFTAR PUSTAKA