Dosen Pengajar :
Paska Sriulina Tarigan, M.Pd
Nama : Rosin
Naibaho
Npm : 2005030105
Kelas : 2B21
Mata Kuliah : Pendidikan
PKn kelas Tinggi
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU KEPENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS QUALITY
2022
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan RahmatNya
sehingga Tugas Critical Book
Report yang saya kerjakan untuk
memenuhi tugas Pendidikan PKn
Kelas Tinggi ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga saya
mengucapakan terima kasih kepada
Ibu Dosen yang sudah memberikan
tugas ini.
Saya menyadari masih
banyak kekurangan dalam tugas ini.
Oleh sebab itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi penyempurnaan
tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan
terima kasih semoga dapat
bermaanfaat dan dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Critical book report
adalah laporan yang
bertujuan untuk mengetahui
isi buku, tetapi lebih
meitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi, dan
analisis) kita mengenai
keunggulan dan kelemahan
buku, apa yang menarik dari
buku tersebut dan bagaimana
isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir
kita dan menambah
pemahaman kita terhadap
suatu bidang kajian tertentu.
Sehingga critical book report
ini merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk
mencari kelebihan dan
kelemahan buku.
Untuk mengulas
sebuah buku, kita dapat
memperolehnya dengan
membaca terlebih dahulu
buku yang akan dikritik.
Dengan adanya critical book
report ini, mahasiswa dapat
menambah pemahaman
tentang materi ini dan mampu
berfikir lebih kritis maupun
sistematis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identitas buu
tersebut ?
2. Bagaimana ringkasan dari
setiap bab buku tersebut ?
3. Apakah kelebihan dan
kekurangan dari buku
tersebut ?
D. Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum
SD disusun berdasarkan
standar kompetensi
lulusan dan standar
kompetensi mata
pelajaran dengan
ketentuan sebagai
berikut :
1. Kurikulum SD
memuat 8 mata
pelajaran, muatan
local dan
pengembangan
diri.
2. Substansi mata
pelajaran IPA dan
IPS di SD
merupakan IPA
terpadu dan IPS
terpadu
3. Pembelajaran
pada kelas I-III
melalui
pendekatan
tematik,
sedangkan IV-VI
melalui
pendekatan mata
pelajaran.
4. Jam pelajaran
untuk setiap mata
pelajaran
dialokasikan
sebagaimana
tertera dalam
struktur
kurikulum.
5. Alokasi waktu
satu jam
pembelajaran
adalah 35 menit
6. Minggu efektif
dalam satu tahun
peljaran (dua
semester) adalah
34-38 minggu.
Ruang lingkup mata
pelajaran PKn untuk
pendidikan dasar dan
menengah meliputi
aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Persatuan dan
kesatuan bangsa
Meliputi hidup rukun
dalam perbedaan,
cinta Indonesia dan
kebangsaan sebagai
bangsa Indonesia,
sumpah pemuda,
keutuhan NKRI,
partisipasi dalam
pembelajaran Negara,
sikap positif terhadap
NKRI
2. Norma Hukum dan
Peraturan
Meliputi tertib dalam
kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah,
norma yang berlaku
di masyarakat,
peraturan-peraturan
daerah, norma-norma
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara, sistem
hokum dan peradilan
nasional hokum dan
peradilan
internasional
3. HAM
Meliputi hak dan
kewajiban anak.
4. Keutuhan warga
Negara
Meliputi gotong
royong, harga diri
sebagai warga
masyarakat,
kebebasan
berorganisasi,
kemerdekaan
mengeluarkan
pendapat, menghargai
keputusan bersama,
peserta diri,
persamaan kedudukan
warga Negara.
5. Konstitusi Negara
Meliputi proklamasi
kemerdekaan dan
konstitusi yang
pertama, konstitusi-
konstitusi yang
pernah digunakan di
Indonesia, hubungan
dasar Negara dengan
konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik
Meliputi
pemerintahan desa
dan kcamatan,
pemerintahan daerah
dan otonomi-
pemerintah pusat,
demokrasi dan sistem
politik, budaya
politik, budaya
demokrasi menuju
masyarakat madani,
sistem pemerintahan,
pers dalam
masyarakat demokrasi
7. Pancasila
Meliputi kedudukan
pancasila sebagai
dasar Negara dan
ideology negra,
proses perumusan
pancaila sebagai dasar
Negara, pengalaman
nilai-nilai pancasila
dalama kehidupan
sehari-hari, pancasila
sebagai ideology
terbuka
8. Globalisasi
Meliiputi globalisasi
di lingkungannya,
politik luar negeri
Indonesia di era
globalisasi, dampak
globalisasi, Hubungan
internasional dan
organisasi
internasional, dan
mengevaluasi
globalisai.
E. Tuntutan Pedagogis
PKn di SD
1) Tuntuan pedagogis
dalam buku ini
diartikan sebagai
pengalaman belajar
(learning experiences)
yang bagaimana yang
diperlukan untuk
mencapai tujuan
pendidikan
kewarganegaraan,
dalam pengertian
keutuhan penguasaan
kompetensi
kearganegaraan yang
tersurat dan tersirat
dalam lingkup isi dan
kompetensi dasar
2) Implikasi dari lingkup
isi Pkn SD/MI perlu
dikaitkan dengan
kualitas warga Negara
yang demokratis dan
bertanggung jawab.
3) Dengan kata lain pkn
menuntut
terwujudnya
pengalaman belajar
yang bersifat utuh
memuat belajar
kognitif, belajar nilai
sikap, dan belajar
perilaku
4) Proses pendidikan
yang dituntut dan
menjadi kepedulian
pkn adalah proses
pendidikan yang
terpadu utuh, yang
juga disebut sebagai
bentuk confluent
education.
5) Tuntutan pedagogis
memerlukan
persiapan mental,
profesionaltas dan
hubungan sosial guru-
murid yang koesif
6) Dalam pkn berlaku
pada postulat bahwa
value is neither tought
now cought, it is
learned.
7) Pkn merupakan mata
pelajaran dengan visi
utama sebgai
pendidikan demokrasi
yang bersifat
multidimensional
karena merupakan
pendidikan nilai
demokrasi,
pendidikan moral,
pendidikan social, dan
masalah pendidikan
politik.
8) Pkn merupakan
program pemelajaran
nilai dan moral
pancasila dan UUD
45 yang bermuara
pada terbentuknya
watak pancasila dan
UUD 45 dalam diri
peserta didik.
C. Teori-Teori Kurikulum
Teori merupakan
suatu perangkat
pernyataan yang bertalian
satu sama lain, yang
disusun sedemikian rupa
sehingga memberikan
makna yang fungsional
terhadap serangkaian
kejadian. Perangkat
pernyataan tersebut
dirumuskan dalam bentuk
difini deskriptif atau
fungsional, suatu
konstruksi fungsional,
asumsi-asumsi hipotesis,
generalisasi hukum, atau
teorem-teorem. Isi
rumusan –rumusan
tersebut ditentukan oleh
lingkup dari rentetan
kejadian yang dicangkup,
jumlah pengetahuan
empiris yang ada, dan
tingkat keluasan dan
kedalaman teori dan
penelitian di sekitar
kjadian-kejadian tersebut.
Bahan kajian dari
teori kurikulum adalah
hal-hal yang berkaitan
dengan renentuan
keputusan, penggunaan,
perencanaan,
pengembangan, evaluasi
kurikulum, dan lain-lain.
1. Konsep kurikulum
Ada 3 konsep
tentang
kurikulum, yaitu
kurikulum sebagai
substansi, sebagi
sistem, dan
sebagai bidang
studi.
Konsep
pertama,
kurikulum sebagai
suatu substansii,
suatu kurikulum,
dipandang orang
sebagai suatu
rencana kegiatan
belajar bagi
murid-murid di
sekolah, atau
sebagai suatu
perangkat tujuan
yang ingin
dicapai. Suatu
kurikulum juga
dapat menunjuk
kepada suatu
dokumen yang
berisi rumusan
tentang tujuan,
bahan ajar,
kegiatan belajar-
mengajar, jadwal,
dan evaluasi.
Konsep kedua,
adalah kurikulum
sebagai suatu
sitem, yaitu sistem
kurikulum. Sistem
kurikulum
merupakan bagian
dari sistem
persekolahan,
sistem pendidikan,
bahkan sistem
masyarakat. Suatu
sitem kurikulum
mencakup struktur
personalia, dan
prosedur kerja
bagaimana cara
menyusun struktur
personalia, dan
prosedur kerja
bagaimana cara
menysuusn suatu
kurikulum,
melaksanakan,
mengevaluasi dan
menyempurnakan
nya.
Konsep ketiga,
kurikulum sebagai
suatu bidang studi
yaitu bidang studi
kurikulum. Ini
merupakan bidang
kajian para ahli
kurikulum dan
ahli pendidikan
dan pengajaran.
Tujuan kurikulum
sebagai bidang
studi adalah
mengembangkan
ilmu tentang
kurikulum dan
sitem kurikulum.
Seperti halnya
para ahli ilmu
sosial lainnya,
para ahli teori
kurikulum juga
dituntut untuk :
(1)
mengembangkan
definisi-defini
deskriptif dan
preskriptif dari
istilah-istilah
teknis, (2)
mengadakan
klasifikasi tentang
pengetahuan yang
telah ada dalam
pengetahuan-
pengetahuan baru.
(3) melakukan
penelitian
inferensial dan
prediktif, (4)
mengemangkan
subsubteori
kurikulum,
meengembangkan
dan melaksankan
model-model
kurikulum.
2. Perkembangan
teori kurikulum
Perkembangan
teori kurikulum
tidak dapat
dilepaskan dari
sejarah
perkembangannya
. Perkembangan
kurikulum telah
dimulai pada
tahun 1890
dengan tulisan
Charles dan
McMurry, tetapi
secara definitive
berawal pada hasil
karya Franklin
Babbit tahun
1918. Bobbit
sering dipandang
sebagai ahli
kurikulum yang
pertma, ia perintis
pengembangan
praktik kurikulum.
Menurut
Bobbit, inti teori
kurikulum itu
sederhana, yaitu
kehidupan
manusia.
Kehidupan
manusia meskipun
berbeda-beda
pada dasarnya
sama, terbentuk
oleh sejumlah
kecakapan
pekerjaan.
Pendidikan
berupaya
mempersiapkan
kecakapan-
kecakapan
tersebut dengan
teliti dan
sempurna . setiap
tingkatan dan
lingkungan
kehidupan
menuntut
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan,
sikap, kebiasaan,
apresiasi tertentu.
Ada 2 hal
yang sama dari
teori kurikulum,
teori Bobbit dan
Charters. Pertama,
keduanya setuju
atas penggunaan
teknik ilmiah
dalam
memecahkan
masalah-masalah
kurikulum. Dalam
hal ini mereka
dipengaruhi oleh
gerakan.
D. Landasan
Pengembangan
Kurikulum.
Tiga aspek yang
menjadi landasan
pengembangan kurikulum
secara jelas terangkum
dalam isi materi uji
kurikulum sebagai berikut
:
1. Landasan
Filosofis
kurikulum 2013
Landasan filosofis
kurikulum 2013
adalah UU No.
20/2003 tentang
sistem pendidikan
nasional pada
pasal 1 butir 1
yang menyatakan
bahwa
“pendidikan
adalah usaha sadar
dan terencana
untuk
mewujudkan
suasana belajar
dan proses
pembelajaran agar
peserta didik
secara aktif
mengembangkan
potensi dirinya
untuk memiliki
kekutana spiritual
keagamaan,
pengendalian diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak mulia, dan
keterampilan yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat,
bangsa dan
Negara”
Menurut
pandangan
filsafata, setiap
individu peserta
didik adalah unik,
memiliki
kebutuhan belajar
yang unik, perlu
mendapatkan
perhatian secara
individual, dan
memiliki
kebebasan untuk
menentukan
kehidupan
mereka.
2. Landasan Yuridis
dan Empiris
Kurikulum 2013
Adalah
Permendikbud
Nomor 71 tahun
2013 tentang buku
teks pelajaran dan
buku panduan
guru. Setiap guru
harus memahami
baik buku siswa
maupun buku
guru dan mampu
menggunakannya
dalam
pembelajaran.
Selain itu,
permendikbud
nomor 65 tahun
2013 tentang
standar proses
pendidikan dasar
dan menengah
juga menjadi
landasan yuridis
dan empiris
kurikulum 2013.
3. Aspek Konseptual
Aspek ini
mencakup
relevansi, model
kurikulum
berbasis
kompetensi,
kurikulum lebih
dari sekedar
dokumen, proses
pembelajaran
mencakup
aktivitas belajar,
output belajar dan
outcome belajar
serta cakupan
mengenai
penilaian. Jika
melihat dari ketiga
aspek ini maka
kita dapat melihat
dan juga meniali
bahwasannya
apakah pergantian
kurikulum ini
telah memang
dirasakan perlu
dengan kondisi rill
di lingkungan kita
maisng-masing
diseiap satuan
pendidikan.
Menteri
pendidikan dan
bebudayaan,
Prof.Ir.Muhamma
d Nuh, Dea
mengatkan bahwa
kurikulum 2013
ini lebih
ditekankan pada
kompetensi
dengan pemikiran
kompetensi
berbasis sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.
E. Keunggulan Kurikulum
2013
1) Siswa lebih dituntut
untuk aktif, kreatif
dan inovatif dalam
setiap pemecahan
masalah yang mereka
hadapi di sekolah
2) Adanya penilaian dari
semua aspek meliputi
nilai kesopanan,
religi, praktek, sikap
dll.
3) Munculnya
pendidikan karakter
dan pendidikan budi
pekerti yang telah
diintegrasikan
kedalam semua
program studi
4) Adanya kompetensi
yang sesuai dengan
tuntutan fungsi dan
pendidikan nasional.
5) Kompeteni yang
dimaksud
menggambarkan
secara holistic
dominan sikap,
keterampilan dan
pengetahuan.
6) Kurikulum ini sangat
tanggap dengan
fenomena dan
perubahan soaial.
7) Standar penialaian
mengarahkan pada
penialaian berbasis
kompetensi seperti
sikap, keterampilan,
dan
pengetahuansecara
proporsional.
8) Mengharuskan
adanya remediasi
secra berkala.
9) Sifat pembelajaran
sangat kontekstual.
10) Buku dan
kelengkapan
dokumen disiapkan
lengkap oleh
pemerintah.
F. Kelemahan Kurikulum
2013
1) Guru banyak slah
paham, karena
beranggapan dengan
kurikulum 2013 guru
tidak perlu
menjelaskan materi
kepada siswa di kelas,
padahal banyak mata
pelajaran yang harus
tetap ada penjelasan
dari guru.
2) Banyak sekali guru-
guru yang belum siap
secara mental dengan
kurikulum 2013 ini.
3) Kurangnya
pemahaman guru
dengan konsep
pendekatan Scientific.
4) Kurangnya
keterampilan guru
merancang rpp
5) Guru tidak banyak
yang menguasai
penilaian autentik
6) Terlalu banyak materi
yang dikuasai siswa.
7) Beban belajar siswa
dan termasuk guru
terlalu berat, sehingga
waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
4. BAB IV MATERI YANG
DIPERLUKAN DALAM
PEMBENTUKAN
KARAKTER PADA USIA
SEKOLAH DASAR
Di era reformasi ini
banyak terjadi masalah-
masalah sosial termasuk pada
bidang pendidikan. Yang
kemudian membawa dampak
yang sangat besar dalam
dunia pendidikan termasuk
utamanya sekolah dasar.
Pendidikan karakter
(character education) adalah
pendekatan langsung untuk
pendidikan moral yang
melibatkan pengajaran moral
dasar untuk para siswa agar
mencegah mereka terlibat
dalam perilaku tak bermoral
dan melakukan hal yang
berbahaya bagi diri mereka
A. Pengertian Pendidikan
Karakter
Pengertian pendidikan
karakter berkaitan dengan
pengertian pendidikan
dan karakter. Pendidikan
adalah suatu usaha yang
sadar dan sistematis
dalam mengembangkan
potensi siswa. (Puskur,
2010: 4)
Pengertian karakter
adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan
diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk
cara pandang, berfikir,
bersikap, dan bertindak.
Jadi pengertian
pengertian pendidikan
karakter adalah
pendidikan yang
mengembangkan nilai-
nilai budaya dan karakter
bangsa pada diri siswa
sehingga mereka
memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter
dirinya.
C. Nilai-nilai Pendidikan
Karakter
Nilai-nilai pendidikan
karakter perlu
dikembangkan disekolah.
Nilai ini berlaku
universal, karena dapat
digunakan oleh seluruh
siswa di Indonesia tanpa
adanya diskriminasi
terhadap pihak-pihak
tertentu. Nilai-nilai ini
bersumber dari agama,
Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan
nasional. Dalam nilai-
nilai pendidikan karakter
perlu dijabarkan sehingga
diperoleh deskripsinya.
Deskripsi tersebut
berguna sebagai batasan
atau tolak ukur
ketercapaian pelaksanaan
nilai-nilai pendidikan
karakter di sekolah.
Adapun nilai-nilai
pendidikan karakter yaitu
religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin
tahu, semangat, cinta
tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat, cinta
damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggung jawab.
D. Penerapan Pendidikan
Karakter
Di Sekolah dasar
penerapan pendidikan
karakter di sekolah dasar
dilakukan pada ranah
pembelajaran (kegiatan
pembelajaran),
pengembangan budaya
sekolah dan pusat
kegiatan belajar, kegiatan
korikuler dan kegiatan
extrakurikuler serta
kegiatan sehari-hari di
rumah dan di sekolah.
1. Kegiatan
Pembelajaran
adalah suatu
proses yang
mengandung
serangkaian
kegiatan gru dan
siswa atas dasar
hubungan timbal
balik yang
berlangsung
dalam situasi
edukatif untuk
mencapai tujuan
tertentu.proses
pembelajaran ini
merupakan
sebuah bentuk
kegiatan yang
dilaksanakan oleh
guru dengan
siswa dengan
menjalin
konunikasi
edukatif dengan
menggunakan
strategi-strategi,
pendekatan,
prinsip, dan
metode tertentu
dalam rangka
mencapai tujuan
pembelajaran
yang efektif dan
efisiem
berdasarkan
perencanaan yang
telah dibuat
sebelumnya.
2. Pengembangan
budaya sekolah
dan pusat
kegiatan belajar
pengembangan
budaya sekolah
dan pusat
kegiatan belajar
dilakukan melalui
kegiatan
pengembangan
diri, yaitu
kegiatan rutin,
kegiatan spontan,
keteladanan, dan
pengkondisian.
Adapun hal-hal
tersebut sebagai
berikut :
a. Kegiatan
rutin
b. Kegiatan
spontan
c. Keteladanan
d. Pengkondisi
an
3. Kegiatan
Intrakurikuler, ko-
rikuler dan atau
kegiatan
Ekstrakurikuler di
Sekolah Dasar.
a. Kegiatan
Intrakurikule
r
b. Kegiatan
Ko-
Kurikuler
c. Kegiatan
Ekstrakuriku
ler
4. Kegiatan
Keseharian
dirumah dan
dimasyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan buku kritik
Dalam penulisannya buku
tersebut menggunakan
sistematika penulisan yang
bagus. Materi yang runtut dan
tidak memberikan kesan
membingungkan memudahkan
para pembaca untuk
memahaminya. Penulisan dalam
buku ini juga menurut saya sudah
sangat jelas dimana
menggunakan ukuran huruf yang
tidak terlalu kecil dan tidak
terlalu besar sehingga mudah
dibaca.
Buku ini juga sudah
menggunakan bahasa yang lugas
yang dibuktikan dengan
kesederhanaan bahasanya
sehingga materi dalam buku ini
memiliki makna yang jelas serta
tidak membuat ambigu para
pembacanya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan sebagai calon
pendidik kita harus selalu
menggali potensi yang ada pada
diri kita. Cara menggali potensi
dapat dilakukan dengan cara
mempelajari materi-materi yang
ada pada buku yang kita baca
sebagai referensi belajar. Dan
untuk pengarang buku ataupun
penulis setiap buku yang
diterbitkan, semoga kedepannya
agar lebih baik lagi dan mudah
dipahami pembaca
pembahasannya.