OLEH
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2:
1. NOVALITA G.M. DAUD( 2001140036)
2. NATALIA LEWANG( 2001140035)
3. MERLIN LUSI( 2001140160)
4. NOFRIANTY MUTI( 2001140163)
segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas izin-
Nya makalah yang berjudul “Paradigma Pengajaran dan Pembelajaran” dapat kami selesaikan.
Terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran 1yang telah
memberi materi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Dan juga terima kasih kepada
teman-teman yang telah mambantu dalam pencarian dan resume materi sehingga makalah ini
dapat terselasaikan dengan waktu yang cukup singkat.
Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa makalah
kami masih jauh dari sempurna dan kepada teman-teman yang membaca makalah ini kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah yang kami buat dapat bermanfaat
bagi yang membaca. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………......
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………….
C. TUJUAN……………………………………………..………………
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PARADIGMA……………………………….……..
B. PARADIGMA PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM……………………………….………………………..
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perubahan dan dinamika masyarakat yang terus bergerak menuju
arus globalisasi, problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan
makin rumit dan kompleks. Kasus-kasus amoral seperti fenomena klitih, kerusuhan
supporter dan pergaulan bebas perlu menjadi perhatian serius dalam pendidikan.
Selain itu, terbukanya arus informasi dan interaksi dengan dengan negara-negara
lain, menuntut suatu bangsa untuk ikut menjadi bagian dalam masayarakat dunia.
Mobilitas yang tinggi, mempercepat pertemuan antarsuku dan antarbangsa. Hal
tersebut terkadang menimbulkan pertentangan antar sektor sosial-budaya. Apabila
hal ini tidak diantisipasi dengan baik maka dikhawatirkan suatu bangsa akan
mengalami ketertinggalan dari bangsa lain.
Sesuai dengan UU nomer 20 tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Maka dari itu, pendidikan tidak hanya dituntut untuk mampu melahirkan
generasi-generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga diharapkan dapat
menciptakan generasi bangsa yang cerdas secara emosional dan spiritual untuk
menjadi bekal dalam bermasyarakat. Karena makin rumit dan kompleksnya
persoalan yang muncul di tengah masyarakat, dibutuhkan paradigma pendidikan
masa depan yang dinilai lebih mampu menjawab tantangan zaman. Pendidikan
harus bisa menjawab tantangan-tantangan dan mengurai benang-benang masalah
yang muncul di tengah masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu paradigma?
2. Bagaimana paradigma pengajaran dan pembelajaran dalam perkembangan
kurikulum?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu paradigma
2. Untuk mengetahui bagaimana paradigma pengajaran dan pembelajaran
dalam perkembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PARADIGMA
Bahasa Yunani, istilah paradigma berasal dari kata ,para deigma dari
kata para yang berarti di samping, di sebelah, dan dekynai yang berarti model,
contoh, arketipe, ideal. selain itu, disebutkan pula dalam pengertian lain,
paradigma adalah cara memandang sesuatu, dasar-dasar untuk menyeleksi
problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem, serta konstruk
berpikir yang mampu menjadi wacana untuk temuan ilmiah.
Menurut Thomas Khun, Paradigma adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis
yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi sumber hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan
sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang
di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama.
Paradigma ibarat kacamata, apabila kita memakai kacamata berwarna biru, maka
lingkungan di sekeliling kita akan tampak biru, apabila kita memakai kacamata
merah, maka lingkungan sekeliling kita akan tampak merah. Dengan demikian,
paradigma seseorang dengan orang lain bisa memiliki kesamaan dan juga bisa saja
berbeda.
Dari pemaparan diatas, dapat kita pahami paradigma adalah suatu asumsi dasar
dan asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi
sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma
membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari,
persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterprestasikan jawaban yang diperoleh.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa cara pandang atau paradigma
seseorang terhadap sesuatu akan mempengaruhi sikap, pikiran dan tindakan
kedepannya. Obyek yang sama, dipandang oleh subyek yang berbeda dengan cara
pandang atau paradigma yang berbeda bisa menghasilkan pola pikir, sikap dan
tindakan yang berbeda.
Seiring dengan perubahan dan dinamika masyarakat yang terus bergerak menuju
arus globalisasi, problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan
makin rumit dan kompleks. Di era globalisasi ini batas-batas negara seoalah-olah
tak lagi tampak. Hal ini membawa pengaruh bahwa pendidikan nasional akan
terintegrasi dengan pendidikan dunia.
Dari sini bisa kita lihat kembali, apabila output yang dihasilakan cenderung
mengarah pada yang demikian, maka paradigma teacher centered ini tidak bisa
lagi sepenuhnya digunakan, karena era globalisasi sekarang ini menuntut
adanya individu yang aktif dan kaya kreativitas.
Banyak orang yang sudah mengetahui bahwa ternyata potensi yang dimiliki
otak manusia itu sungguh luar biasa. Tetapi sayangnya potensi itu hanya tinggal
potensi. Sebagian besar manusia belum bisa menggunakan dan memanfaatkan
kehebatan potensi yang dimiliki otak yang dimilikinya. Sebagian besar metode
dan suasana pembelajaran di sekolah-sekolah yang digunakan oleh guru kita
tampaknya banyak menghambat daripada memotivasi potensi otak.
Oleh karena itu perlu adanya proses kreatif dan perumusan kembali
paradigma dan visi pendidikan. Paradigma dan visi pendidikan yang cocok bagi
tantangan zaman sekarang ini diantaranya adalah mengubah
paradigm teaching (mengajar) dengan paradigma learning (belajar).
Salah satu bagian vital dari proses pendidikan adalah asesmen. Tetapi sedikit
guru yang memberikan perhatian padanya. Kebanyakan guru berpikir bahwa
asesmen hanyalah bagian pelengkap dari suatu proses belajar. Mereka
melakukannya ketika mereka akan “mengambil” nilai untuk siswa.
Para guru tersebut mengadakan asesmen pada bagian akhir dari program
pengajaran, biasanya dilakukan melalui ujian tengah semester dan ujian akhir
semester. Ujian dilakukan lebih banyak melalui tes tertulis, menilai pelajaran
tertentu (olahraga dan sains) melalui paper-and-pencil tests adalah sama
halnya menilai seorang pemain basket dengan memberikan tes tertulis. Kita
mungkin dapat mengukur pengetahuannya mengenai permainan basket, tetapi
kita tidak dapat mengetahui keterampilannya dalam bermain basket.
Beberapa paradigma diatas kiranya bisa menjadi alternatif bagi pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi era global. Dalam
kurikulum 2013 sendiri telah dikembangkan dalam beberapa aspek, baik dakam pembelajaran
ataupun dalam penilaian. Dalam rumusannya, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan
scientific dengan berbagai metode lain yang mendorong peserta didik untuk menghasilkan
karya kontekstual.
Dari segi penilaian, sesuai Permendikbud nomor 66 tahun 2013 disebutkan bahwa
penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik. Sifat dari penilaian otentik
adalah berpusat pada peserta didik, terintegrasi dengan pembelajaran, otentik, berkelanjutan
dan individual. Dari penilaian tersebut diharapkan mampu membentuk unsur-unsur kognitif
peserta didik seperti kemauan mengambil risiko,kreatif, tanggung jawab dan rasa kepemilikan.
A.KESIMPULAN
Paradigma adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis yang menjadi sumber
hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan
sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam pengembangan
kurikulum, pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang
pengembangan kurikulum.
[1] Nana Syaodiq Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2002) hal. 61.
[4] Lorens Bagus, Kamus Filsafat , (Jakarta; Gramedia, 2002), hlm. 779
[6] Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), hlm. 157-158.
[7] Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), hlm. 157-158.
[8] Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid : Esai-Esai Agama,Budaya, dan Politik dalam
Bingkai Strukturalisme Transendental (Bandung : Mizan, 2001), hal. 122.
[9] Trilling, Bernie and Charles Fadel , 21 Century skills : Learning for Life in Our Times (San
Fransisco : John Wiley & Sons, Inc. ossey-Bass, 2009)
[10] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2013), hal. 70.
[11] Ditjen dikti depdiknas, Tanya jawab Seputar unit dan Proses Pembelajaran di
Perguruan Tinggi(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hal 24
[13] ibid
[14] Syaiful, Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran ( Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 20.
[15] Syaifudin Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfa Beta,
2014), hal.9 [16] C . Asriningsih, Belajar dan Pembelajaran ( Jakarta : Rineka CIpta,2012)
hal 5.
[17] Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran : Dalam Konteks Kurikulum 2013,
(Bandung : Refika Aditama, 2014), hal 23.
[18] Banned R.E Gitomer, Education Assesment in the 21st century, (London: Springer,
2009) hal. 10
[19] Deni Hadiana, “Penilaian Hasil Belajar untuk Siswa Sekolah Dasar”, dalam jurnal Pusat
Penilaian Pendidikan, Vol 21, No.1(April 2015) hal.15