Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

A. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan masyarakat sejalan dengan penyebab timbulnya masalah. Demikian pula
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, telah terbukti berbanding lurus
beberapa hambatan. Hal ini layaknya dipahami oleh pelaksanan pelayanan kesehatan di masyarakat,
termasuk bidan yang bertugas di desa/komunitas. Sesuai dengan pedoman dalam Undang-undang
Nomor 9 tahun 1969, tentang pokok-pokok kesehatan yang berbunyi,” Tiap warga negara berhak
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan wajib diikutsertakan dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah”.
Praktik asuhan kebidanan komunitas adalah penerapan dimensi ilmu kebidanan dan ilmu
kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi dalam bentuk kegiatan praktik
yang berorientasi pada butir kedua fungsi pokok puskesmas. Praktik asuhan kebidanan komunitas
merupakan salah satu wujud pembangunan kesehatan masyarakat desa dalam rangkaian kegaiatan
yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
memenuhi kebutuhan kesehatan, termasuk memecahkan masalah kesehatan yang dialami sampai
mencapai derajat sehat dan sejahtera dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.

B. PELAKSANAAN PRAKTIK
Praktik asuhan kebidanan komunitas dilaksanakan dalam bentuk:
1. Pengelolaan pembinaan kesehatan di tingkat masyarakat yang dilaksanakan secara
berkelompok berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan
2. Pengelolaan pembinaan kesehatan di tingkat keluarga yang dilaksanakan oleh tiap mahasiswa
dengan memilih minimal satu keluarga sebagai keluarga binaan

Adapun penjelasan dari masing-masing kegaiatan baik di tingkat masyarakat maupun di tingkat
keluarga adalah sbb:

PENGELOLAAN PEMBINAAN KESEHATAN DI TINGKAT MASYARAKAT.

Dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok:

I. Pengkajian atau pengumpulan data


Dilakukan untuk mengidentifikasi kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui pendekatan sosial dengan langkah-langkah sbb:
Pertama, Pengenalan Masyarakat
Dilakukan dengan cara:
a. Pendekatan kepada formal leader (camat, kepala desa, kepala dusun) dan informal leader
(tokoh masy, pemuka agama, pemuka adat, sesepuh dll)
1
b. Mengenal struktur pemerintahan desa
c. Mengenal organisasi desa, seperi LKMD, PKK, karangtaruna dll
d. Pemetaan wilayah

Kedua, Pengenalan Masalah


Dilakukan melalui pengumpulan data (survei).
Data yang dikumpulkan meliputi:
1. Data umum
Diperoleh dengan melakukan orientasi wilayah untuk mengetahui antara lain: lokasi wilayah
praktik,luas wilayah, keaadan geografis dan demografis

2. Data khusus
Diperoleh dengan menggunakan format pengumpulan data untuk mengetahui data kultural yakni:
tingkat pendidikan, pekerjaan, sosek, kebudayaan atau kebiasaan

3. Data kesehatan/cakupan pelayanan kesehatan, yakni:


a. Kesehatan ibu dan anak
b. Status gizi
c. KB
d. Imunisasi
e. Penyakit yg diderita
f. Kesling menyangkut: sumber air minum dan sumber air minum dan jamban keluarga
(SAMIJAGA)
g. Sumber daya masyarakat

Tujuan Pengkajian
Memperoleh informasi yang berhubungan dengan tujuan program kegiatan.
Informasi adalah data yg telah dirubah melalui suatu proses pekerjaan statistik yang berpotensi
menjadi sumber pengetahuan terutama peneliti
Data adalah fakta yang dinyatakan dengan angka, baik yang diperoleh dengan pengukuran maupun
perhitungan

Adapun format pengkajian data masyarakat terlampir.

II. Pengolahan data


Merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data mentah, sehingga menghasilkan informasi yg diperlukan.
Tujuan pengolahan data yaitu:
a. Meringkas data untuk memberi informasi berdasarkan kebutuhan,
b. Menentukan hubungan antara input dan proses
2
c. Memudahkan mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diteliti.

Langkah-langkah pengolahan data


1. Editing,
Yaitu data yang sudah ada diamati kembali dengan mengoreksi kelengkapan, kejelasan
dan menyesuaikan dengan maksud pertanyaan dalam format pengkajian. Apanila ditemukan
kesalahan maka dilakukan konfirmasi untuk memperoleh data yang sebenarnya.

2. Koding
Yaitu memberi kode pada data dengan merubah kata-kata menjadi angka, misalnya
baik=3, sedang = 2, kurang = 1.

3. Analisa data
Adalah kemampuan untuk menghubungakan data dengan kemampuan kognitif yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanggulangan masalah yang dialami oleh
masyarakat.
Tujuan analisa data adalah untuk mengetahui komponen-komponen yang mempunyai sifat
menonjol dan yang mempunyai sifat ekstrim.

4. Rumusan masalah
Yaitu suatu masalah dirumuskan disertai data dasar yang mendukung secara valid. Hasil
rumusan masalah sebaiknya dimusyawarahkan secara informal bersama tokoh masyarakat yang
berhubungan dengan masalah tersebut, misalnya jumlah kepala keluarga dikoordinasikan dengan
kepala dusun, tingkat pendidikan dikoordinasikan dengan kepala sekolah dsb. Hal ini penting
untuk diperhatikan dalam perumusan masalah sebelum disajikan pada musyawarah masayarakat
desa (MMD) untuk menghindari konflik yang berkaitan dengan politik.

5. Prioritas masalah
Yaitu beberapa masalah biasanya muncul secara bersamaam dan tidak memungkinkan
untuk ditangani secara bersamaam pula. Oleh karena itu, masalah diprioritaskan dengan
pertimbangan beberapa hal antara lain:
a. Prevalensi
b. Sifat masalah
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah dapat dirubah
e. Perhatian masyarakat
f. Dukungan sumber daya
g. Aspek politik dll

3
Cara memprioritaskan masalah adalah sebagai berikut:
a. Tulis diagnosa/masalah kebidanan yang ada.
Contoh:
Pengetahuan tentang pap smear rendah
Dasar: 85 % warga RT 6 & RT 7 tidak mengetahui tentang pap smear

b. Nilai setiap diagnosa untuk masing-masing factor (ada 12 faktor)


Nilai/skor yang diberikan 1-2, dinilai 1 jika tidak dan dinilai 2 jika jawaban ”ya”
Jumlah nilai tertinggi adalah prioritas untuk intervensi.

Format scoring
Score/nilai : 1- 2
DX sesuai resiko resiko potensial minat sesuai kemungkinan keterbatasan dumber dan TN
kebidanan peran terjadi parah untuk masy. prohgram dapat tempat dana waktu fasilitas petugas
CHN penkes pemerintah diatasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
papsmear 2 1 1 2 12

Cara mengisi kolom:


Kolom 1 : adalah kolom diagnosa kebidanan komunitas.
Kolom 2 : adalah nilai masing-masing diagnosa kebidanan apakah keterlibatan peran bidan
besar. Jika ya beri nilai 2, sebaliknya jika tidak ada perannya berarti nilainya 1
Kolom 3 : adalah menilai bersama masyarakat apakah hal tersebut berisiko menjadi masalah
lain yang lebih besar. Jika ya beri nilai 2, sebaliknya jika masy merasa tidak
berisiko berarti nilainya 1
Kolom 4 : adalah menilai bersama masyarakat apakah apakah diagnosa kebidanan tersebut
akan menimbulkan kondisi lebih parah jika tidak diatasi. Jika ya beri nilai 2,
sebaliknya jika tidak masy merasa tidak menimbulkan kondisi menjadi lebih parak
walau tdk diatasi berarti nilainya 1
Kolom 5 : adalah menilai bersama masyarakat apakah potensi untuk dilakukan pendidikan
kesehatan dalam menangani masing-masing diagnosa tersebut. Jika ”ya diberi nilai
2 jika ”tidak diberi nilai 1
Kolom 6 : adalah menilai bersama masyarakat apakah masyarakat menaruh minat terhadap
masalah diagnosa tersebut. Jika besar minat masyarakat diberi nilai 2 sebaliknya
tidak diberi nilai 1
Kolom 7 : adalah menilai bersama masyarakat apakah diagnosa kebidanan tersebut sesuai
dengan program pemerintah. Jika ya diberi nilai 2 sebaliknya jika tidak diberi nilai
1

4
Kolom 8 : adalah menilai bersama masyarakat kemungkinan diagnosa untuk diatasi, jika besar
kemungkinannya beri nilai 2 dan jika tidak beri nilai 1
Kolom 9 : adalah menilai bersama masyarakat apakah tersedia tempat kegiatan untuk
menangani diagnosa kebidanan tersebut. Jika ada beri nilai 2, sebaliknya jika tidak
ada beri nilai 1
Kolom 10 : adalah menilai bersama masyarakat apakah tersedia dana untuk menangani
diagnosa kebidanan tersebut. Jika ya beri nilai 2, sebaliknya jika tidak beri nilai 1
Kolom 11 : adalah menilai bersama masyarakat apakah tersedia waktu untuk menangani
diagnosa kebidanan tersebut. Jika ada beri nilai 2, sebaliknya jika tidak ada beri
nilai 1
Kolom 12 : adalah menilai bersama masyarakat apakah tersedia waktu untuk menangani
diagnosa kebidanan tersebut akurat. Jika ada beri nilai 2, sebaliknya jika tidak ada
beri nilai 1
Kolom 13 : adalah menilai bersama masyarakat apakah petugas memiliki kemampuan dan
kesiapan untuk membantu menangani masalah tersebut. Jika ya beri nilai 2,
sebaliknya jika tidak beri nilai 1.

Setelah diagnosa dinilai semua, lalu jumlahkan nilai dari semua kolom. Nilai tertinggi dari
diagnosa kebidanan tersebut adalah prioritas untuk ditangani. Setelah masalah diprioritaskan langkah
selanjutnya adalah menetapkan tujuan, rencana intervensi dan menetapkan kriteria

hasil (kriteria standar evaluasi)

Data tidak hanya dikumpulkan, diolah dan dianalisa, tetapi perlu disajikan dalam bentuk yang
mudah dibaca dan dimengerti oleh pembaca atau yang akan menggunakannya sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan.Adapun data yang ditampilkan disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi berdasarkan prosentase.

Data yang ditampilkan dikelompokkan berdasarkan jenis data sbb:


1. Data kultural
Data cultural dibedakan menjadi 5 macam table, yaitu:
a. Umur dan jenis kelamin
b. Agama
c. Pendidikan
d. Pekerjaan dan penghasilan
e. Suku bangsa

2. Data Keadaan Kesehatan


Dibuat dalam satu table yang mencakup:
a. Riwayat penyakit

5
b. Anggota keluarga yang meninggal
c. Pengetahuan PMS
d. Pengetahuan Pap Smear
e. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan

Contoh:
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Sempulang
Rt 1 dan 2 Kecamatan Tanah Gerogot Kabupaten Paser, 2009

Kelompok
Umur Laki-laki Perempuan ∑ %
∑ % ∑ %
0 - 28 hari
1 – 3 tahun
4 – 5 tahun
6 - 12 tahun
13 - 20 tahun
21 - 35 tahun
36 - 55 tahun
56 - 70 tahun
> 70 tahun
Total

3. Data KIA/KB
Data KIA/KB dibedakan menjadi 8 macam table, yaitu:
a. Riwayat Kehamilan (< 5 tahun terakhir)
b. Riwayat Persalinan, nifas dan keadaan bayi (< 5 tahun sekarang)
c. Riwayat kehamilan sekarang
d. Riwayat nifas sekarang
e. Gizi masa hamil dan nifas
f. Keluarga Berencana
g. Keadaan Bayi/anak Balita (Imunisasi)
h. Keadaan Bayi/anak Balita (gizi)

4. Data Kesehatan remaja


5. Data kesehatan Usila
6. Data kesehatan lingkungan

III. Perencanaan
Perencanaan tindakan disusun berdasarkan rumusan masalah yang dialami masyarakat dengan
memperhatikan hal-hal sbb:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai


Kriteria merumuskan masalah:
a. Berfokus pada masy

6
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur & diobservasi
d. Realistis
e. Waktu relatif dibatasi: jangka pendek, menengah, panjang
f. Melibatkan peran serta masyarakat

Formulasi rumusan tujuan


T=S+P+K+K
T = Tujuan
S = Subyek
P = Predikat
K = Kondisi
K = Kriteria
Contoh:
Semua ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care dengan kesadaran sendiri minimal 4
kali
Semua ibu hamil (S) melakukan kunjungan antenatal care (P) kesadaran sendiri (K) minimal 4
kali (K)

Tujuan terbagi menjadi 2, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
a. Tujuan jangka panjang
Adalah target akhir kegiatan atau hasil akhir yang diharapkan dari rangkaian proses pemecahan
suatu diagnosa/masalah kebidanan komunitas. Biasanya beririentasi pada perubahan tingkah laku
baik mencakup ketrampilan, sikap dan pengetahuan
contoh:
Akhir Desember tahun 2009, cakupan imunisasi balita di RT 01 Desa Sempulang meningkat
dari 65 % menjadi 70%

b. Tujuan jangka pendek


Adalah hasil yang diharapkan dari setiap akhir kegiatan yang dilakuakn pada waktu tertentu.
Merupakan tujuan antara untuk mencapai tujua jangka panjang.
Contoh:
Setelah pelatihan kader selama 3 hari diharapkan kader dapat:
Melaksanakan penimbangan
Melaksanakan pencatatan KMS
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan 3 bulanan

Pedoman menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek:


a. rumusan berfokus pada klien
b. tujuan jangka panjang berorientasi pada penyelesaian 1 diagnosa kebidanan
7
c. tujuan jangka pendek disesuaikan dengan penjabaran tujuan jangka panjang
d. tujuan jangka panjang terdiri dari indikator performance yang luas dan abstrak
e. tujuan jangka panjang terdiri dari indikator performance yang spesifik
f. mengembangkan tujuan didasrakan pada prinsip ilmiah dan praktek

2. Merumuskan perencanaan tindakan yang akan dilakukan


Langkah-langkah perencanaan:
a. Identifikasi beberapa alternatif tindakan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masy terutama formal dan informal leader dalam menyusun rencana
melalui musyawarah masyarakat desa
d. Pertimbangkan sumber daya masy dan fasilitas yg tersedia
e. Tindakan yang dibutuhkan memenuhi kebutuhan kesahatan masyarakat
f. Sejalan dengan tujuan yg akan dicapai
g. Rencana disusun secara proporsional

Kriteria rumusan rencana tindakan:


a. Memakai kata kerja yang tepat
b. Dapat dimodifikasi
c. Bersifat spesifik, artinya apa masalahnya, apa yg dilakukan, dimana dilakukan, kapan
dilakukan, bagaimana melakukan, berapa kali dilakukan dan siapa yg melakukan

Contoh perencanaan:

Masalah Tujuan Kegiatan Tempat Waktu Frekuensi Pelaksana


35 % ibu hamil di 100% ibu hamil Penyuluhan Polindes Senin 1X Bidan Tuti
desa Lolo tidak melakukan tentang Gambir di 2 Maret
melakukan kunjungan atenatal pemeriksaa desa Lolo 2009
kunjungan care dengan n jam 09.00
antenatal care kesadaran sendiri kehamilan – 10.00
dengan lengkap minimal 4 kali (ANC)
dan teratur Polindes Bidan
Gambir di 10.00 – 1 X Nina
Melakukan desa Lolo 12.00
pemeriksaa
n
kehamilan

Perencanaan selalu harus memprioritaskan masalah, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek,.
Menetapkan rencana interensi dan rumusan rencanan evaluasi.

IV. Implementasi

8
Tahap ini merupakan pelaksanaan semua kegiatan dengan rencana penanganan yg telah
disepakati bersama masyarakat saat dilaksanakannya MMD.

Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan adalah:


a. Respon masyarakat
b. Pemberdayaan upaya rujukan
c. Keterpaduan beberapa unsur (tenaga, biaya, saran/prasarana)

Waktu pelaksanaan minimal 1 minggu dan bersamaan dengan pelaksanaan pembinaan keluarga

V. Evaluasi
Kegiatan yang dilaksanakan dievaluasi untuk melihat perbandingan hasil yang diperoleh
dengan tujuan yang akan dicapai dan efektifitas proses pelaksanaan
Manfaat penilaian:
a. Sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masih ada masalah yang belum teratasi
b. Sebagai umpan balik untuk kesempurnaan program praktik berikutnya
c. Sebagai bahan atau data penelitian dan pertimbangan bagi pemerintah untuk pengembangan
upaya kesehatan

PENGELOLAAN PEMBINAAN KES DI TINGKAT KELUARGA

Pengelolaan pembinaan kesehatan ditingkat keluarga merupakan bagian dari pelaksanaan


kegiatan pengelolaan pembinaan tingkat masyarakat.

Penerapan pembinaan kes dituangkan dlm betuk asuhan kebidanan melalui pendekatan family
approach, degan langkah-langkah sbb:
a. Pengkajian
b. Analisa Data
c. Perumusan masalah
d. Prioritas masalah
e. Perencanaan dan Pelaksanaan Asuhan
f. Penilaian

I. Pengkajian
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan thd individu dan seluruh keluarga dengan
cara:
a. Membina hubungan kerjasama yang baik, yakni mengadakan kontak dengan keluarga,
menyampaikan tujuan kegiatan praktik
b. Mengenal masalah kesehatan dengan menggunakan format pengumpulan data masyarakat (format
terlampir)
9
II. Analisa Data
Komponen yang perlu diperhatikan dlm melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
a. Keadaan kesehatan setiap anggota keluarga, meliputi fisik dan psiko-sosial, tumbang, status
gizi, imunisasi, kehamilan & KB
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
c. Karakteristik keluarga, meliputi
• Sifat-sifat keluarga
• Dinamika dalam keluarga
• Komunikasi dlm keluarga
• Interaksi antar anggota keluarga
• Kesanggupan keluarga mengikuti perkembangan anggota keluarga
• Kebiasaan dan nilai-nilai yg berlaku dlm keluarga

III. Perumusan Masalah


Kategori masalah dlm keluarga dapat dirumuskan berdasarkan tipologi sifat masalah, antara lain:

Pertama: ancaman kesehatan, yaitu keadaan-keadaan yg memungkinkan terjadinya masalah


dlm kes atau kegagalan dlm mencapai potensi kes, misalnya:
a. Riwayat persalinan sulit
b. Imunisasi anak tidak lengkap
c. Penyakit keturunan
d. Keluarga/anggota keluarga yg menderita penyakit menular
e. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber daya
keluarga
f. Ada kencenderungan terjadi kecelakaan dlm keluarga karena kondisi rumah dan fasilitas
kurang mendukung
g. Gangguan status gizi anggota keluarga
h. Ada kecenderungan terjadi stres terhadap anggota keluarga karena hubungan kurang
harmonis dll

Kedua, kurang/tidak sehat, yaitu kegagalan dalam memelihara dan atau mempertahankan
kesehatan, misalnya:
a. Pertumbuhan dan perembangan yang tidak sesuai
b. Ada anggota keluarga yg sedang menderita penyakit

Ketiga, situasi krisis, yaitu situasi yg menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan
diri terhadap situasi atau masalah yang dialami.
Yang termasuk dalam situasi krisis adalah:
10
– Perkawinan
– Kehamilan
– Persalinan
– Masa nifas menjadi ortu
– Penambahan anggota keluarga
– Abortus
– Anak masuk sekolah
– Anak memasuki masa remaja
– Kehilangan pekerjaan
– Kematiaan anggota keluarga
– Pindah rumah

IV. Prioritas masalah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah:
a. Tidak mungkin masalah kesehatan yang ditemukan dalam suatu keluarga dapat diatasi
sekaligus
b. Masalah dapat mengancam kehidupan keluarga
c. Respon dan perhatian terhadap asuhan yang akan diberikan
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang dihadapi
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kes dialami termasuk
pengetahuan dan kebudayaan keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas berkaitan dengan rumusan masalah, antara lain:
Pertama, sifat masalah.
Dalam menentukan sifat masalah, bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit
atau yang mengancam kehidupan keluarga, misalnya dalam keadaan sakit atau pertumbuhan anak
tidak sesuai dengan usia, kemudian melihat situasi yang mengancam kesehatan keluarga dan
selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga, dimana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian
dalam keluarga.

Kedua, kemungkinan masalah dapat diubah


Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah: pengetahuan dan
tindakan-tindakan untuk menangani masalah, sumber daya keluarga (keuangan, tenaga, sarana dn
prasarana), sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, polindes dsb.

Ketiga, potensi masalah untuk dicegah


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah:
a. Kepelikan atau beratnya masalah sehingga keluarga mendapatkan kesulitan menangani
masalah yang dialami
b. Lamanya masalah, hal ini berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah
11
c. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan
d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga

Keempat, masalah yang menonjol

Adapun penentuan dalam prioritas masalah dapat dijabarkan sbb:


Sifat masalah, dikelompokkan :
ancaman kesehatan bobotnya .....................2
keadaan sakit/kurang sehat .........................3
situasi krisis ................................................1
Kemungkinan masalah dapat diubah, dikelompokkan:
dengan mudah .............................................2
hanya sebagian ............................................1
tidak dapat ...................................................0
Potensi masalah untuk dicegah, dikelompokkan :
tinggi.............................................................3
cukup ............................................................2
rendah ...........................................................1
Masalah yang menonjol, dikelompokkan:
Masalah berat harus ditangani...................... 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani... 1
Masalah tidak disarankan ............................. 0

Cara Menyusun skala prioritas masalah keluarga, sbb

KRITERIA NILAI BOBOT

Sifat masalah
Skala :
Situasi Krisis 1
Ancaman kesehatan 2 1
Tidak/kurang sehat. 3
Kemungkinan masalah dapat
diubah.
Skala :
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1 2
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah
skala :
Tinggi a3
Cukup 2 1
Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala : 2
Masalah berat hrs ditangani. 1
Masalah yang tidak perlu segera 1

12
ditangani. 0
Masalah tidak dirasakan.

Skoring:
Tentukan skor untuk setiap kriteria
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
skor
xbobot
angkatertinggi
jumlah skor untuk semua kriteria.
skor tertinggi 5 dan sama untuk semua bobot.

Contoh:
Perumusan masalah suatu keluarga yang telah didata :
Imunisasi
Keluarga berencana
Gizi (anemia)

TABEL PERHITUNGAN PRIORITAS MASALAH

Imunisasi

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan.
Kemungkinan
2/2 x 2 2 Masalah mudah diubah krn biaya dapat
masalah untuk
dijangkau.
diubah.

Potensi
3/3 x 1 1 Kepekaan terhadap penyakit tertentu dapat
pencegahan
dicegah bila anak diberikan imunisasi.

Penonjolan 1/2 x 1 1/2 Keluarga menyadari masalah tetapi belum


masalah segera diberikan.
Jumlah skor 4 2/5

Keluarga berencana.

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan.

Kemungkinan 1/2 x 2 1 Tidak ada keinginan keluarga mengikuti


masalah untuk program KB karena berasumsi anak adalah
diubah. titipan Tuhan

Potensi 1/3 x 1 1/3 Potensial untuk dicegah kecil karena


pencegahan keyakinan yang berhubungan dengan agama

Penonjolan 0/2 x 1 0 Keluarga tidak merasakan adanya masalah


masalah

13
Jumlah skor 2

Gizi (anemia)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan.

Kemungkinan 1/2 x 2 2 Masalah dapat diubah karena ada keinginan


masalah untuk keluarga untuk mengatasinya
diubah.
Anemia gizi dpt dicegah dengan pengaturan
Potensi 2/3 x 1 2/3 menu sehat seimbang sesuai dengan
pencegahan kemampuan keluarga

Penonjolan 0/2 x 1 0 Keluarga tidak menyadari bahwa anemia


masalah merupakan masalah kesehatan yang serius.

Jumlah skor 3 1/3

Prioritas 1 = Imunisasi
Prioritas 2 = Gizi (anemia)
Prioritas 3 = Keluarga berencana

V. Perencanaan dan pelaksanaan asuhan

Merupakan sekumpulan tindakan yang telah direncanakan bersama keluarga sebagai dasar
untuk memecahkan masalah kesehatan yang dialami keluarga.

Ciri-ciri rencana asuhan keluarga:


a. Berpusat pada tindakan yang dapat meringankan atau memecahkan masalah yang dialami
keluarga
b. Merupakan cara untuk mencapai tujuan dan berlangsung terus menerus
c. Berhubungan dengan masa yang akan dating

Komponen dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan


1. Adanya sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelah tindakan dilaksanakan.
misalnya: imunisasi sasarannya adalah bayi, ANC adalah bumil dsb
2. Adanya rumusan tujuan
Tujuan merupakan pernyataan yang rinci dan berdasarkan kriteria tentang hasil yang diharapkan
Kriteria tujuan ditentukan, apakah jangka pendek/panjang
1). Jangka pendek, ditekankan pada keadaan yang mengancam kehidupan.
misalnya bayi yg belum diimunisasikan

14
2). Jangka panjang, ditekankan pada perubahan tingkah laku terutama yang merugikan
kesehatan dan mengarah pada kemampuan secara mandiri untuk mengatasi masalah
sendiri.
misalnya: bumil mau ANC minimal 4 kali

VI. Evaluasi
Merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau belum karena selalu
berkaitan dengan tujuan

Pengukuran evaluasi asuhan disesuaikan dengan standar dan dari 3 dimensi:


a. Psikologis dan sikap positif keluarga terhadap asuhan yang diberikan. misalnya keluarga
dapat menjelaskan efektifitas jenis alat kontrasepsi
b. Perubahan perilaku, misalnya keluarga telah memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan
c. Keadaan fisik, misalnya keluarga telah menjadi akseptor KB

Hasil penilaian digabungkan dengan hasil yang diperoleh pada pengelolaan pembinaan di tingkat
masyarakat.

15

Anda mungkin juga menyukai