Oleh:
Retta Emelda
(2007110685)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Ir. Ermiyati, MT. pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Ermiyati, MT., selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Siklus Anti Fraud (European Comission, 2013) ...................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi dengan
berbagai cara. Korupsi di pandang sebagai kejahatan luar biasa yang oleh karena
itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya
pemberantasannya korupsi terdiri dari dua bagian yaitu penindakan dan pencegahan
yang tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja
tanpa melibatkan peran serta masyarakat, oleh karena itu mahasiswa pun harus
dilibatkan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia sebagai salah satu bagian
terpenting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan. Peran aktif
mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan
dengan ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan
dapat berperan aktif sebagai agen perubahan gerakan anti korupsi di masyarakat.
Untuk dapat berperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah
penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Upaya
pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang pendidikan?
2. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang kesehatan?
3. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang politik?
4. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang ekonomi?
5. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya?
6. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang teknologi?
1.3.Tujuan Makalah
1. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang pendidikan.
1
2. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang kesehatan.
3. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang politik.
4. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang ekonomi.
5. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya.
6. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang teknologi.
2
BAB II
ISI
Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi tentu memiliki peranannya
tersendiri dalam berbagai bidang. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi adalah sebagai berikut:
3
organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya
memberantas tindakan korupsi.
2. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan
korupsi.
Upaya ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena dampaknya dapat
mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta
menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam memberantas tindakan
korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.
3. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai
agen pengontrol dalam pemerintah. Kebijakan pemerintah sangat perlu
dikontrol dan dikritisi jika kebijakan tersebut tidak memberikan dampak
positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin
memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo
untuk menekan pemerintah dalam mengatasi masalah korupsi di negeri ini.
Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti
korupsi maka pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti korupsi dan tidak
melakukan tindakan korupsi. Dengan demikian mahasiswa harus mempunyai nilai-
nilai anti-korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi. Kedua
hal tersebut dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar
dan kuliah pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh
tersebut harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain
seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan
jauh dari perbuatan korupsi.
4
2.2.Peran Mahasiswa dalam Bidang Kesehatan
Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional, potensi fraud dalam layanan
kesehatan semakin nampak di Indonesia. Potensi ini muncul dan dapat menjadi
semakin meluas karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru berlaku
di Indonesia, adanya kesempatan karena minim pengawasan, serta ada pembenaran
saat melakukan tindakan ini.
5
tidak sah/ illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi
(economic extortion).
Saat ini di Indonesia sudah terbit Permenkes No. 36 tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagai dasar hukum
pengembangan sistem anti Fraud layanan kesehatan di Indonesia. Dalam peraturan
menteri ini, sudah mencakup kegiatan-kegiatan seperti membangun kesadaran,
pelaporan, deteksi, investigasi, dan pemberian sanksi. Kegiatan-kegiatan ini sesuai
dengan rekomendasi European Comission tahun 2013. Komisi negara-negara eropa
ini juga merekomendasikan bahwa kegiatan anti Fraud harus berjalan sesuai alur
seperti skema pada Gambar 1 berikut:
Implementasi siklus anti Fraud tidak serta merta dapat berjalan mulus.
Penelitian Sparrow (1998) menunjukkan 7 faktor yang membuat kontrol fraud di
lingkungan manapun sulit dicegah: (1) fraud hanya terlihat ketika dilakukan deteksi
dan seringkali hanya mewakili sebagian kecil dari kecurangan yang dilakukan; (2)
indikator kinerja yang tersedia masih ambigu dan belum jelasnya apa yang disebut
keberhasilan pelaksanaan fraud control plan; (3) upaya kontrol fraud terbentur data
banyak yang harus diolah oleh SDM terbatas; (4) pencegahan fraud bersifat dinamis
bukan satu statis. Sistem pencegahan fraud harus cepat dan mudah beradaptasi
dengan model-model fraud baru; (5) penindakan fraud umumnya bersifat
tradisional. Kekuatan ancaman sanksi fraud baru terlihat dari penangkapan pelaku
6
dan beratnya sanksi dijatuhkan bagi pelaku; (6) pihak berwenang terlalu percaya
diri dengan model kontrol fraud baru. Bila sebuah model terlihat dapat mengatasi
bentuk fraud yang sering muncul, upaya pengembangan model fraud ini tidak akan
optimal; (7) pencegahan fraud seringnya hanya dialamatkan untuk bentuk fraud
yang sederhana.
7
dalam setahun, namun terus meningkat hingga menjadi 62 tuntutan kasus korupsi
di tahun 2015 kemarin.
Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang mendasari
suatu tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau yang biasa
kita kenal sebagai tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi. Korupsi suap
biasa terjadi untuk kepentingan khusus seperti suap untuk “naik jabatan”, suap
untuk “menutupi” sesuatu.
Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada bidang politik, yakni:
1. Moralitas
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan interpersonal yang lebih tinggi sehingga memiliki moral, rasa
peduli dan rasa bertanggung jawab untuk turut memajukan Negara
Indonesia dengan memberantas korupsi. Mahasiswa yang menyelesaikan
pendidikannya cenderung memiliki tenggang rasa yang lebih baik terhadap
Negara dan masyarakat sekitarnya dan cenderung benci terhadap tindakan
korupsi.
2. Identifikasi korupsi
Mahasiswa fakultas tertentu (khususnya hukum dan ekonomi)
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu
tindakan korupsi lebih baik daripada masyarakat pada umumnya.
Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai standar standar identifikasi
dan analisis korupsi dari segi finansial maupun hukum. Dengan kemampuan
ini mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki kualitas penegakkan hukum
di Indonesia.
3. Pelaporan
Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya tindakan
korupsi oleh suatu entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan korupsi
tersebut kepada pemerintah karena mahasiswa dianggap memiliki suara
yang lebih didengarkan oleh pemerintah dan mampu menekan pemerintah.
Selain itu mahasiswa cenderung lebih berani untuk melaporkan tindakan
8
korupsi tersebut karena mereka memiliki pengetahuan akan prosedur dan
langkah hukum untuk melaporkan suatu tindakan korupsi.
4. Generasi masa depan
Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi dan memiliki
kemampuan interpersonal tinggi naik dan menggantikan generasi sekarang
yang dianggap penuh dengan koruptor, Tindakan korupsi diharapkan dapat
ditekan bahkan dihapuskan karena adanya kesadaran dalam diri mahasiswa
untuk turut memajukan Negara dengan tidak melakukan korupsi.
Kualitas kualitas professional maupun interpersonal yang ditanamkan pada
mahasiswa saat ini diharapkan mampu untuk memberantas korupsi yang
terus menggerogoti Negara Indonesia. Dengan artikel peran mahasiswa
dalam pemberantasan korupsi ini, kami harapkan anda dapat lebih mengerti
pentingnya pendidikan bukan hanya untuk memperoleh hard skill, namun
juga untuk mendapatkan kemampuan interpersonal dan moralitas yang lebih
baik.
9
1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal
ini yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut.
2. Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus.
3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada
saat menjadi mahasiswa baru.
4. Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau petinggi/pemimpin
sehingga menghindarkan terciptanya peluang korupsi pada petinggi tersebut
10
tugas di kalangan individu, membagi sumber daya, dan mengatur
pertukarannya untuk menjaga sustainabilitas kehidupan mereka secara
kolektif. Di atas lapis ekonomi, manusia kemudian berusaha melakukan
penataan kekuasaan dalam struktur masyarakat yang bernama sistem
politik.
Jadi, di atas lapisan budayalah dibangun tata ekonomi dan politik.
Budaya merupakan kolektivitas sosial perilaku yang menjadi tata kebiasaan
masyarakat dalam menyikapi tantangan pada lapis di bawahnya. Karena
begitu strategisnya peran budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat
inilah, maka sebuah perubahan sosial yang besar harus dimulai dengan
merubah kebudayaannya.
B. Merumuskan Budaya Anti Korupsi
Untuk membentuk budaya anti korupsi “asli” indonesia dibutuhkan
kesepakatan dari para cendekiawan agama, tokoh politik, budayawan, dan
sejarahwan untuk duduk bersama merumuskan sebuah formula kebudayaan
baru yang diambil dari nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang tersebar di
seluruh nusantara. Formula kebudayaan baru anti korupsi ini akan berisi
ajaran-ajaran positif sebagai antitesis dari perilaku korupsi.
Penyebaran dan penerapan budaya baru ini bisa dilakukan melalui
media kebudayaan seperti film, musik, novel dan berbagai ekspresi seni
lainnya. Tokoh agama juga akan sangat berperan untuk
mensosialisasikannya melalui ceramah baik secara lansung maupun tulisan.
Di ranah pendidikan, kebudayaan baru ini bisa dimasukkan ke dalam materi
pelajaran dan perkuliahan untuk membentuk karakter generasi muda.
Memang membutuhkan waktu yang panjang untuk merubah sebuah
kebudayaan, mungkin sampai beberapa generasi, tetapi adanya komitmen
politik yang kuat dari pemerintah akan semakin mempercepat prosesnya,
apalagi dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa dalam penyebaran
dan penerapannya. Dengan begitu, harapan kita akan terciptanya Indonesia
yang bersih, berwibawa dan berjaya suatu hari nanti akan menjadi nyata.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar
melakukan suatu gerakan anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah
11
upaya bersama yang bersetujuan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi
di masayarakat. Dengan budaya tumbuhnya anti korupsi di masyarakat
diharapakan dapat mencegah munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti
korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh
pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Dalam pemangku inilah peran mahasiswa sebagai salah satu
bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
C. Peran Mahasiswa
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa
mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut
tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan
Nasional tahun 1908, sumpah pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan
NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan reformasi tahun
1998. Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar
tersebut mahasiswa tampil didepan sebagai motor penggerak dengan
berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda, dan
idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa pemuda yang
penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa
selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam
beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiwa
berperan sangat penting sebagai agen perubahan.
Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapakan
dapat tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh
kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensi, kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mampu menyeruakan kepentingan rakyat, mampu
mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi
lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
D. Gerakan Kultural
12
Gerakan kultural bertujuan untuk: 1) memberikan pemahaman tentang
korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di dalam kemahasiswaan, 2)
menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini, dan 3) membentuk karakter
generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini
cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung
terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada
klasifikasi kultural diantaranya:
1. Propaganda Integritas Akademik
Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk
itu, sebagai pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan
propaganda integritas akademik bagi mahasiswa. Upaya ini adalah
untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang mungkin tumbuh dari
kecurangan-kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas
akademik di kemahasiswaan.
2. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student
governance)
Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi
korupsi secara luas dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu,
ditampilkan contoh-contoh bentuk korupsi di dalam organisasi
kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan kesadaran untuk tidak
melakukan tindakan korupsi dalam unit kelembagaan yang kecil.
Dengan pemahaman yang ada tentang jenis korupsi yang mungkin
terjadi pada organisasi kemahasiswaan, diharapkan penyelenggaraan
kelembagaan yang bersih dari korupsi mulai dipraktikkan oleh
mahasiswa sejak dini.
3. Propaganda Anti Korupsi Mahasiswa
Propaganda anti korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan
aksentuasi pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan.
Bahwa sebagai generasi penerus yang mengharapkan kondisi negara
yang bersih, maka mahasiswa harus mampu menjaga kebersihan
perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini menyadarkan
13
peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi
secara permanen.
14
Dalam merespon perkembangan teknologi, sosial media dapat dimanfaatkan
dengan bijak dengan membuat forum diskusi online anti korupsi. Dengan adanya
forum ini memudahkan antara para aktivis antikorupsi serta mahasiswa dari
kalangan akademisi ataupun berbagai elemen masyarakat lainnya dapat belajar
melawan korupsi dengan diskusi online.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah:
3.2. Saran
1. Pemerintah dalam halnya melalui dinas pendidikan memformulas kan
pendidikan anti korupsi dalam mata pelajaran pada jenjang pendidikan
formal.
2. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya di terapkan di bangku
perkuliahan tinggi sebagai mata kuliah wajib. Karena mahasiswa sebagai
16
salah satu bagaian dari genrasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi
intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan, dan pola pikir yang lebih diplomatis
menjadikan mereka agen perubahan pembelajaaran kehidupan bangsa.
3. Pendidikan anti korupsi (PAK) di tingkat prguruan tinggi memberikan
pembelajaran lebih efektif dalam pengalaman aktif bagi mahasiswa tentang
realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi, pelayanan
umum, dan lain-lain. Sehingga tetmotivasi untuk kreatif dan mandiri
mengajak dirinya sendiri dan keluarga dan lingkungannya untuk proaktif
memberantas korupsi.
4. Pemerintah seharusnya mampu memperbaiki kinerja lembaga peradilan
baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga
pemasyarakatan.
5. Adanya kerjasama masyarakat, pemerintah serta instansi terkait secara
sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan
anti korupsi dini di segala aspek kehidupan.
6. Salah satu cara memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga
yang independen yang khusus menangani korupsi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, M Zakaria. 2018. Peran Mahasiswa Mengatasi Korupsi.
Surono, Agus. 2016. Sikap Anti Korupsi di Kalangan Siswa dan Mahasiswa dalam
Mewujudkan Penyelenggaraan Negara Anti Korupsi dan Berbasis
Keadilan.
18