DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Disusun oleh:
1. Laura Viodora
2. Muhammad Yusuf Alfariz
3. Natasya Ananda
4. Rajisten Jovantri Silalahi
5. Shezra Oktadhilla Ramadhani
6. Stevanie Ester Elsadai
BELTUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah- Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “UPAYA MENANAMKAN SIKAP ANTI
KORUPSI DI LINGKUNGAN SEKOLAH”
Makalah ini memberi tahu tentang bagaimana upaya menanamkan sikap anti korupsi
dilingkungan sekolah. Kami sebagai kelompok 6 dari kelas XII MIPA 5 menyadari masih ada
kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, kami menerima saran dan kritik demi
perbaikan karya kami. Kami juga berharap semoga makalah ini mampu memengaruhi
pembaca, dapat menambah pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
4.2 Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi efektif dalam menanamkan sikap
anti korupsi di lingkungan sekolah. Secara spesifik, tujuan penulisan mencakup:
1. Mengevaluasi tingkat kesadaran anti korupsi di lingkungan sekolah
2. Menganalisis dampak korupsi terhadap proses pendidikan.
3. Menyelidiki strategi konkret dalam menanamkan sikap anti korupsi di kalangan siswa dan
stakeholders sekolah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Faktor-faktor penyebab korupsi
Sebagai suatu peristiwa korupsi tidak terjadi begitu saja. Menurrut Chatrina Darul Rosikah
sebagaimana dikutip Asfi Burhan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana
korupsi. Korupsi terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor Ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada kemung-kinan
seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang
bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
b) Faktor organisasi
Dalam hal ini, organisasi yang dimaksud memiliki cakupan yang luas, termasuksistem
pengorganisasian lingkungan masyarkat. Oraganisasi yang menjadi korban korupsi atau tempat
korupsiterjadi biasanya memberi andil karena membuka peluang atau kesempatan untuk
melakukan korupsi. Hal ini terjadi karena beberapa aspek diantaranya kurang adanya
keteladanan dari sosok pemimpin, kultur organisasi yang salah, sistem akuntabilitas yang kurang
memadai, dan manajemen yang kurang terarah.
c) Faktor Politik
Politik juga merupakan salah saatu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat dari
instabilitas politik dan kepentingan para pemegang kekuasaan. Kasus suap serta politik uang
juga santer terdengar oleh masyarakat. Persaingan dan kompetisi politik merupakan salah satu
penyebab korupsi, terutama di kalangan para elite politik. Umumnya, desakan kultur dan
struktur korupsi betul-betul terwujud dalam perbuatan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3. Model Pembudayaan, Pembiasaan Nilai dalam Seluruh Aktifitas dan Suasana Sekolah.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi dapat juga ditanamkan melalui pembudayaan dalam
seluruh aktifitas sekolah. Pembudayaan akan menimbulkan suatu pembiasaan. Untuk
menumbuhkan budaya antikorupsi perlu direncanakan suatu budaya dan kegiatan pembiasaan.
Bagi siswa, pembiasaan sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu
aktivitas akan menjadi milik mahasiswa di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan
membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang
buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Berdasarkan
pembiasaan itulah siswa terbiasa menurut dan taat kepada peraturan-peraturan yang beralaku di
lungkup kampus dan masyarakat, setelah mendapatkan pendidikan pembiasaan yang baik di
kampus pengaruhnya juga terbawa dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sampai dewasa
nanti. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan juga membutuhkan waktu
yang lama, tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. Dalam
rangka mendukung praktek anti korupsi tersebut penanaman nilai-nilai anti korupsi dapat juga
ditanamkan melalui pembudayaan dalam seluruh aktivitas dan suasana kampus.
4. Model Gabungan
Model gabungan berarti menggunakan gabungan antara model terintegrasi dan di luar
pembelajaran secara bersama-sama. Penanaman nilai lewat pengakaran formal terintegrasi bersama
dengan kegiatan di luar. pembelajaran. Model ini dapat dilaksanakan baik dalam kerja sama dengan
tim sekolah maupun dalam kerja sama dengan pihak luar sekolah. Keunggulan model ini adalah
semua guru terlibat dan bahkan dapat dan harus belajar dari pihak luar untuk mengembangkan diri
siswa. Siswa mengenal nilai- nilai hidup untuk membentuk mereka baik secara informative
maupun diperkuat dengan pengalaman melalui kegiatan-kegiatan yang terencana dengan baik.
Kelemahan model ini adalah menuntut keterlibatan banyak pihak dan banyak waktu koordinasi.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di pembahasan dapat disimpulkan bahwa,
12
4.2.1 Bagi Peneliti lain
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengasingan Soekarno dan Mohammad Hatta di Kota Muntok
Kabupaten Bangka Barat tahun 1948-1949, karena masih banyak yang dapat dikaji lebih lanjut agar
memperoleh gambaran yang lebih jelas dan tidak hanya mengenai aktivitas politik Soekarno dan
Mohammad Hatta saat di asingkan di Kota Muntok tahun 1948-1949 dalam mengembalikan kedaulatan
Republik Indonesia tetapi dapat perspetif lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Edukasi Anti Korupsi. 2023. Mengenal Pengertian Korupsi dan Anti Korupsi.
Diakses di
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220411-
mengenal-pengertian-korupsi-dan-antikorupsi Pada tanggal 27
Januari 2024.
Anugerah Ayu Sendari. 2023. Faktor Penyebab Korupsi, Lengkap dengan Teori
dan Jenisnya. Diakses di
https://www.liputan6.com/hot/read/5308413/faktor-penyebab-korupsi-
lengkap-dengan-teori-dan-jenisnya. Pada 27 Januari 2024.
Trisna Wulandari. 2022. 16 Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Individu Hingga Organisasi
Diakes di https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5975109/16-faktor-penyebab-
korupsi-dari-aspek-individu-hingga-organisasi Pada 27 Januari 2024.
Humas Undiksha. 2021. Penting Peran Pendidikan dalam Pengembangan Jiwa Anti
Korupsi. Diakses di https://undiksha.ac.id/senacila-ke-2-penting-peran-
pendidikan-dalam-pengembangan-jiwa-antikorupsi. Pada 27 Januari 2024.
Retia Kartika Dewi. 2023. Mengenal 3 Strategi Pemberantasan Korupsi. Diakses di
https://amp.kompas.com/skola/read/2023/09/11/130000169/mengenal-3-strategi-
pemberantasan-korupsi-apa-saja- Pada 27 Januari 2024
14