Anda di halaman 1dari 21

URGENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI PELAJAR

DAN MAHASISWA DALAM KELANGSUNGAN


PEMBANGUNAN DI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yanag telah memberikan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat manyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah yang bejudul “URGENSI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI PELAJAR DAN MAHASISWA
DALAM KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA” ini disusun
guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberi bimbingan dan masukan. Kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan yang lebih
baik. Sebagai manusia biasa, tentu kami memliki banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Pendidikan Anti Korupsi.........................................................4
2.2 Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi........................................................5
2.3 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi...............................................................7
2.4 Dampak Korupsi Bagi Negara..................................................................9
2.5 Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Bagi Pelajar Dan Mahasiswa............10
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia kaitannya dengan korupsi memberi suatau hal yang tidak dapat
dipisahkan dan menjadi sebuah permasalahan. Indonesia begitu lekat dengan
permasalahan dan persoalan tentang kejahatan korupsi yang dimana korupsi juga
begitu menjadi permasalahan besar yang harus dihadapi Indonesia dalam menuju
negara yang bersih akan korupsi untuk kemajuan negara itu sendiri. Korupsi
menjadi hal yang sudah biasa terjadi dalam sebuah negara apabila dilihat dari
kasus atau kejahatan korupsi yang terjadi di Indonesia yang sering terjadi dan bisa
dikatakan patah hilang dan kemudian tumbuh berkembang dan silih berganti yang
tidak ada ujungnya. Sering kali kita menyaksikan kasus-kasus korupsi yang
dimana setiap saat selalu bermunculan kasus korupsi baru disamping kasus-kasus
lainnya yang belum selesai diusut secara tuntas dan juga dengan pemain-pemain
baru ataupun pemain lama yang bermain kembali sehingga mengakibatkan citra
terhadap Indonesia yang tidak bisa dijauhkan dengan kejahatan korupsi dapat
dikatakan juga korupsi dapat diumpamakan seperti budaya yang terus berlanjut
dan hidup dan tidak dapat terpisahkan dalam masyarakat Indonesia sehingga hal
ini menjadi hal yang harus kita rubah untuk menciptakan budaya anti korupsi di
negara Indonesia.

Permasalahan kejahatan korupsi yang terjadi di negara Indonesia saat ini


sangat mepriatinkan banyak pejabat ataupun bukan pejabat yang terkena kasus
korupsi saat ini. Jika dilihat korupsi di Indonesia dapat dumpamakan seperti
penyakit yang mempengaruhi dan juga menggerogoti mental masyarakat
Indonesia yang saat ini sulit untuk diobati atau dicegah dalam hal ini maka
diperlukan penanaman budaya anti korupsi terutama dikalangan masyarakat
terhusunya generasi muda yang merupakan pengerak sebuah perubahan yaitu
sebagai agent of change untuk merubah budaya korupsi menjadi budaya anti
korupsi sejak dini. Apabila ditelesuri kampanye atau jargon anti korupsi yang

1
seringkali ditemukan dan dijalankan ataupun dilembaga-lembaga tertentu terkesan
hanya bagaikan formalitas saja atau bisa dikatakan omong kosong yang tidak
berfaedah.

Kondisi dan situasi ini sering juga diperburuk dengan adanya kebiasaan-
kebiasaan buruk yang dilakukan sering kali di masyarakat negara Indonesia yang
dilakukan secara sengaja ataupun tidak. Jadi kebiasaan-kebiasaan buruk ini adalah
kebiasaan yang menganggap bahwa sebuah tindakan-tindakan yang
menguntungkan diri sendiri atau pribadi dan orang lain dan tindakan ini dianggap
hal yang biasa dan diwajarkan. Disnilah peran generasi muda saat ini untuk
merubah kondisi tersebut dengan merubah budaya buruk tersebut di masyarakat
mengenai kebiasaan-kebiasaan yang sering terjadi karena generasi lebih iltelektual
sehingga mampu menjadi pioner dalam menegakkan budaya anti korupsi.

Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebutlah yang menjadi munculnya


permasalahan atau awal terjadinya permasalahan kenapa kejahatan korupsi itu
sangat susah untuk ditanggulangi di negara Indonesia. Kejahatan korupsi saat ini
sudah menjadi sebuah prilaku dalam kehidupan masyarakat yang sudah menjadi
kebiasaan yang bisa dikatakan sudah menjadi budaya buruk dalam kejahatan
korupsi hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus oleh pemerintah dan generasi
muda kemudian lapisan masyarakat untuk mencegah budaya korupsi dan
membentuk budaya baru yaitu budaya anti korupsi di Indonesia.

Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa generasi muda adalah harapan dan
tumpuan bagi suatu negara dalam kemajuan dan kesejahteraan untuk masa depan
yang baik di yang akan datang. Masyarakat terkhususnya generasi muda adalah
penggerak atau pioner akan tercaoainya sebuah gerakan perubahan dalam suatu
negara untuk kemajuan negara itu sendiri. Dalam permasalahn korupsi di
Indonesia generasi muda saat ini memiliki sebuah peranan yang menjadi sangat
penting untuk menumbuhkan budaya anti korupsi yang merupakan sebagai
kontrol dari pemerintahan dan masyarakat. Generasi muda melaui ide-ide dan
pikirannya dapat memotong rangkaian dari korupsi jika hal ini dilakukan sejak

2
dini melalui pendidikan anti korupsi dan didukung dengan adanya mental budaya
anti korupsi yang didapatkan dari adanya pendidikan antikorupsi. Dalam uraian
ini adapun hal yang akan dibahas yaitu terkait dengan bagaimana Urgensi
Pendidikan Anti Korupsi Pada Generasi Muda Sebagai Agent Of Change Dalam
Menumbuhkan Budaya Anti Korupsi Di Indonesia (Saputra, I Komang Adi.
2022).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Pendidikan Anti Korupsi?
2. Apa Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi?
3. Apa Tujuan Pendidikan Anti Korupsi?
4. Apa Dampak Korupsi Bagi Negara?
5. Bagaimana urgensi Pendidikan Anti Korupsi Bagi Pelajar Dan
Mahasiswa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Anti Korupsi
2. Untuk mengetahui Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi
3. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Anti Korupsi
4. Untuk mengetahui Dampak Korupsi Bagi Negara
5. Untuk mengetahui urgensi Pendidikan Anti Korupsi Bagi Pelajar Dan
Mahasiswa

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Anti Korupsi


Pendidikan anti korupsi dapat digambarkan sebagai upaya yang disengaja dan
terorganisir untuk membekali siswa dengan informasi, keyakinan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan untuk menghindari dan memberantas potensi
terjadinya korupsi. Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk
pendidikan yang bertumpu pada konsep anti korupsi yang sudah dikenal
masyarakat luas. Pendidikan ini merupakanpendidikan yang mana mengajarkan
kepada kita bahwasannya perilaku korupsi adalah perilaku yang menyimpang,
dimana pelakunya adalah warga masyarakat yang menggunakan jabatan sebagai
cara untuk mendapatkan keuntungan.

Pengertian Pendidikan Antikorupsi menurut para ahli (Rusdi Hasan . 2015) :

1. Pendidikan antikorupsi menurut Agus Wibowo adalahusaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap
nilai-nilai anti korupsi. Dalam proses tersebut, pendidikan antikorupsi
tidak sekedar transfer pengetahuan (kognitif), namun penekanan
pembentukan karakter (afektif),dan kesadaran moral perlawanan
(psikomotorik) terhadap perilaku korupsi.
2. Pendidikan antikorupsi menurut Amirullah Syarbani adalah usaha sadar
untuk memberikan pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan
korupsi yang di lakukan dari pendidikan formal di sekolah, pendidikan
informal pada lingkungan keluarga dan non formal pada masyarakat.
3. Menurut Dharma, pendidikan antikorupsi secara umum dikatakan sebagai
pendidikan koreksi budaya yang bertujuan untuk mengenalkan cara
berfikir dan nilai-nilai baru kepada peserta didik

4
Hal ini sangatlah merugikan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin
yang susah payah mencari uang. Banyak sekali petinggi-petinggi organisasi
kelembagaan ataupun kemasyarakatan yang mengambil keuntungan dengan
alasan penggunaan dana untuk masyarakat, padahal ia menggunakan nya untuk
keuntungan pribadi. Karena alasan inilah banyak masyarakat yang merasakan
dampak adanya korupsi. Dalam hal ini lah yang menelatar belakangi munculnya
pendidikan anti korupsi.

Dalam upaya memberantas korupsi pendidikan antikorupsi penting untuk


dilakukan. Pemberantasan korupsi harus dilaksanakan secara konsisten dengan
memberikan lebih pemahaman dan kesadaran yang dilakukan melalui sosialisasi.
Sosialisasi dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga,
perusahaan/instansiinstansi, masyarakat, dan khususnya sekolah agar tidak terjadi
korupsi di masa yang akan datang. (Widiartana, Gregorius. 2022)

Pendidikan antikorupsi juga dapat dimaknai sebagai usaha yang terstruktur


dan sistematis untuk memberikan pengetahuan, nilai-nilai serta sikap guna
membekali peserta didik untuk menjadi agen penggerak pencegahan korupsi serta
menghilangkan potensi tumbuh dan berkembangnya korupsi. Tujuan akhir
pendidikan antikorupsi bukanlah hanya mereka memahami konsep pendidikan
antikorupsi, akan tetapi mereka mampu untuk mengatasi segala pengaruh dari
lingkungan sekitar/dunia pergaulan yang berpotensi dilakukannya perilaku
koruptif.

2.2 Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi


Kurikulum anti korupsi sangat penting dalam mengembangkan identitas anti
korupsi pada siswa serta meningkatkan semangat dan integritas mereka sebagai
agen reformasi untuk masyarakat yang aman dan bebas serta keberadaan negara
yang bebas dari korupsi. Selain itu, mahasiswa mampu menghindarkan diri dari
perbuatan korupsi (tanggung jawab individu), mencegah siapapun melakukan
tindak korupsi dengan memberikan peringatan, dan pada akhirnya mahasiswa

5
mampu mendeteksi adanya tindak korupsi (dan dapat melaporkannya kepada
penegak hukum).

Menurut Handoyo (Dewi, Ni Ketut Dessy Fitri Yanti. 2023) Pendidikan anti
korupsi sangat penting karena bertujuan untuk:

1. mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang berbagai sumber


korupsi dan konsekuensinya
2. mengubah pandangan dan sikap tentang korupsi,
3. mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru yang diperlukan
untuk memerangi korupsi
Pelaksanaan pendidikan antikorupsi akan sia-sia jika landasan utama
pembentukan karakter hilang. Pendidikan Anti Korupsi bertujuan untuk mencegah
korupsi daripada memberantasnya dengan mendidik individu tentang perilaku
antikorupsi. Jika karakter yang dibangun tidak antikorupsi, maka pendidikan
antikorupsi tidak akan efektif. Oleh karena itu, Pendidikan Anti Korupsi sangat
penting untuk memberikan pengetahuan mengenai nilai-nilai korupsi sebagai
nilai-nilai yang dapat merugikan banyak pihak. Karakter anti korupsi akan muncul
dari kesadaran yang demikian. Pendidikan antikorupsi akan mempertajam dan
mmengasah idealism dan integritas generasi muda yang memandang korupsi
sebagai perbuatanmmelawannhukum yang harus segera dicegah,dditanggulangi,
dan diberantas karena berpotensi menimbulkan kerugian materiil dan immateriil.
Dalam kondisi korupsi saat ini yang begitu mendarah daging dan mengakar,
pendidikan antikorupsi melalui pembangunan pembangunan karakter antikorupsi
menjadi tantangan yang signifikan. Tetapi pembentukan karakter antikorupsi ini
harus terus dilakukan sebagai sarana penanggulangan korupsi di masa mendatang.
Ini akan mengembalikan nilai-nilai antikorupsi dengan membentuk kembali
karakter antikorupsi generasi muda, sehingga membantu pencegahan korupsi di
masa depan.

6
2.3 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi
1. Membangun Karakter dan Nilai-Nilai Anti Korupsi, Salah satu tujuan dari
pendidikan anti korupsi adalah untuk membentuk karakter dan nilai-nilai
anti korupsi pada diri peserta didik. Karakter dan nilai-nilai anti korupsi
meliputi sikap jujur, adil, bertanggung jawab, transparan, akuntabel, dan
berintegritas. Dengan memiliki karakter dan nilai-nilai anti korupsi,
peserta didik dapat menolak segala bentuk tindakan yang merugikan
kepentingan umum, seperti suap, gratifikasi, kolusi, nepotisme, dan
penyalahgunaan wewenang.
2. Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat, Tujuan lain dari
pendidikan anti korupsi adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Pendidikan anti
korupsi dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta
didik tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, mekanisme
pengawasan dan pengaduan terhadap praktik korupsi, serta dampak negatif
korupsi bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, peserta didik dapat menjadi agen perubahan yang aktif dan
kritis dalam mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang bersih
dan berkeadilan.
3. Membentuk Budaya Anti Korupsi, Tujuan akhir dari pendidikan anti
korupsi adalah untuk membentuk budaya anti korupsi di seluruh lapisan
masyarakat. Budaya anti korupsi adalah suatu pola perilaku dan nilai-nilai
yang menolak segala bentuk korupsi dan mendukung upaya
pemberantasan korupsi. Budaya anti korupsi dapat terwujud jika
pendidikan anti korupsi dilakukan secara berkelanjutan, komprehensif, dan
kolaboratif antara semua pihak yang terlibat. Budaya anti korupsi akan
menjadi modal sosial yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang bebas
dari korupsi.

7
2.4 Penerapan Pendidikan Antikorupsi
Strategi Pendidikan Antikorupsi melalui Pendidikan Formal dan upaya
memberantas korupsi melalui jalur pendidikan formal. Strategi pendidikan
antikorupsi melalui pendidikan formal dapat dilaksanakan dengan kurikulum yang
terdapat di sekolah– sekolah seperti SD, SMP, SMA mauput PT (Perguruan
Tinggi). Kurikulum menjadi bagian penting dalam menanamkan dan
mensosialisasikan nilai–nilai antikorupsi, karena di dalamnya sarat dengan
pengetahuan dan pengalaman yang harus diberikan dan dimiliki oleh peserta didik
sehingga dapat menjadi out come yang diharapkan.

Mengenai materi pendidikan antikorupsi, secara tegas Menteri Pendidikan


Nasional, Muhammad Nuh menyatakan bahwa materi pendidikan antikorupsi
tidak akan berbentuk mata pelajaran tersendiri, tetapi akan dimasukkan dalam
seluruh mata pelajaran terkait, menginagt kurikulum saat ini sudah sarat beban,
sehingga tidak memungkinkan menambah pelajaran baru. Pendidikan antikorupsi
harus terus menerus diupayakan dan tidak boleh berhenti di tengah jalan. Untuk
mengatasi hal ini, penanaman dan sosialisasi nilai–nilai antikorupsi dapat
dimasukkan melalui kurikulum.

Pelaksanaan pendidikan Antikorupsi mempunyai beberapa faktor-faktor


penunjang keberhasilan dari penerapan terhadap pelaksanaan pendidikan
antikorupsi, yaitu kesadaran dalam diri sendiri. Pendidikan faktor kesadaran diri
sangat diperlukan, hal ini dikarenakan kesadaran diri sendiri yang menentukan
dalam dunia pendidikan. Jika diri sendiri sadar akan pentingnya pendidikan
antikoruspi maka secara mudah materi yang disampaikan akan diterima dengan
baik. Namun sebaliknya, jika diri belum menyadari akan pentingnya pendidikan
antikorupsi ini maka, materi yang akan di sampaikan tidak akan bisa diterima dan
sia -sia saja.

Dalam pelaksanaan Pendidikan Antikorupsi ini sangatlah penting dukungan


dari masyarakat, agar adanya sinergisitas untuk menerapkan Pendidikan
Antikorupsi di sekolah dengan baik. Penerapan Pendidikan antikorupsi kepada

8
siswa sekolah dasar sangatlah tepat, karena anak usia sekolah dasar lebih mudah
untuk mengingat hal-hal yang positif yang diajarkan oleh gurunya. Adapun
penghambat pada penerapan Pendidikan antikorupsi disekolah dasar adalah
kurang pahamnya guru sekolah dasar cara pengajarannya yang khusus tentang
antikorupsi, karena selama ini hanya mengandalkan pembelajaran di mata
pelajaran PPKn sehingga perlunya kerja ekstra oleh guru untuk memberikan
penjelasan kepada siswa sekolah dasar tentang antikorupsi dengan contoh-contoh
kongkrit.

2.5 Dampak Korupsi Bagi Negara


Korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia saja namun dapat terjadi di semua
Negara, tentu korupsi sangat berdampak buruk bagi suatu Negara, setidaknya ada
10 dampak dari perbuatan korupsi dalam suatu Negara sebagai berikut: .

1. Timbulnya korupsi dibayar dengan kegagalan pemerintah untuk mencapai


tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya atas nama efisiensi waktu dan
biaya, misalnya korupsi dalam penempatan pegawai pemerintah hanya
mengakibatkan ketiadaan efisiensi dan pemborosan.
2. Korupsi menyebabkan kenaikan biayaa dministrasi dan pelipatgandaa
biaya tambahan karena memberikan suap.
3. Jika korupsi berupa “komisi” maka mengakibatkan berkurangnya dana
yang mestinya dipakai untuk keperluan masyarakat umum. Bila pegawai
negeri menerima komisi 100 persen dari suatu kontrak tertentu maka
hanya 90 ppersen dari anggaran publik itu pergunakan untuk kebutuhkan
masyarakat sedangkan 10 persen menjadi keuntungan pribadi.
4. Korupsi menghancurkan keberanian orang untuk berpegang teguh pada
nilai-nilai kesopanan, moral dan akhlak karena setiap orang akan
mempunyai pemikiran bahwa hanya ia saja yang harus memiliki akhlak
yang tinggi.
5. Korupsi yang terjadi di golongan pemerintah dapat menurunkan martabat
penguasa. Ia menjatuhkan kepercayaan masyarakat terhadap tindakan adil
pemerintah dan meruntuhkan rasa hormat rakyat.

9
6. Ahli-ahli politik dan pegawai negeri sebagai golongan elit terlibat korupsi
akan memberikan contoh bagi orang kecil untuk terus mengumpulkan
apapun yang membawa keuntungan bagi dirinya serta orang-orang yang
ada di dekatnya.
7. Korupsi menimbulkan keengganan otoritas untuk mengambil langkah-
langkah yang tidak populis bagi rakyat tetapi diperlukan untuk
pertumbuhan. Pejabat yang korupsi pasti akan menolak untuk mengambil
tindakan penting ini untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
8. Sejumlah strategi untuk memelihara hubungan khusus dalam rangka
konsolidasi kekuasaan muncul sebagai akibat dari turunnya kepercayaan
masyarakat terhadap sikap pejabat pemerintah. Hal ini mengakibatkan
upaya-upaya produktif yang seharusnya dilakukan untuk rakyat
terabaikan.
9. Kemungkinan timbul fitnah dan tuduhan bagi individu yang jujur tidak
bersedia mengambil perilaku curang yang akhirnya dapat memecah
kesatuan para tokoh antikorupsi.
10. Korupsi menyebabkan keputusan dipertimbangkan berdasarkan uang dan
bukan berdasarkan kebutuhan manusia.

2.6 Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Bagi Pelajar Dan Mahasiswa


Pendidikan anti korupsi sebagai bentuk nyata pendidikan karakter bangsa
perlu diintegrasikan ke dalam muatan kurikulum. Hal itu didasarkan atas
pemikiran bahwa pendidikan antikorupsi merupakan salah satu upaya bagi
terwujudnya penguasaan pengetahuan yang benar, niat atau motivasi yang baik,
dan tindakan yang baik dan benar.

Urgensi Pendidikan Antikorupsi dan Tantangannya Dalam Mewujudkan


Masyarakat Madani dengan pendidikan anti korupsi akan terlahir generasi yang
memiliki kebiasaan berpikir, berniat, dan bertindak yang selalu dibingkai nilai
kejujuran, generasi yang terampil membaca situasi sosial kemasyarakatan.Selain
itu juga akan melahirkan generasi yang kuat dengan prinsip-prinsip kebenaran dan
kebaikan serta generasi yang tidak memikirkan untungnya diri sendiri.Di sinilah

10
pentingnya pendidikan antikorupsi disosialisasikan dan dikembangkan pada
semua lini masyarakat terutama generasi muda melalui dunia pendidikan. Melalui
pendidikan generasi dapat dibangun dan diperkokoh karakternya, Upaya tersebut
antara lain dalam bidang pendidikan akan melaksanakan pembelajaran yang jujur
dan benar dengan mengutamakan proses, kampanye pendidikan antikorupsi,
merumuskan desain pendidikan antikorupsi di semua jenjang pendidikan, dan
penyusunan modul pendidikan antikorupsi dengan mengembangkan kerja sama
pihak terkait (Rusdi Hasan . 2015.)

Pendidikan anti korupsi adalah program pendidikan tentang korupsi yang


bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kepedulian warganegara terhadap
bahaya dan akibat dari tindakan korupsi. Pendidikan antikorupsi dinilai menjadi
salah satu strategi pemberantasan korupsi karena dapat menciptakan ekosistem
budaya antikorupsi dalam membangun karakter generasi muda.

1. Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan mengendalikan dan


mengurangi korupsi. Hal ini diharapkan untuk mendorong generasi muda
untuk kritis terhadap nilai-nilai anti korupsi.
2. Pendidikan anti korupsi memberi pemahaman yang berkaitan dengan
moral seperti kejujuran, keadilan, hak, tanggung jawab, diskriminasi, dan
implikasi buruk korupsi terhadap kehidupan. Pendidikan anti korupsi
menanamkan sikap menolak terlibat melakukan korupsi dan memerangi
tindak korupsi di masyarakat.
3. Pendidikan antikorupsi wajib dilakukan sejak dini. Penanaman nilai-nilai
moral, pembekalan ilmu pengetahuan tentang hukum, adat istiadat
ketimuran serta religius, dan kepercayaan pada Tuhan sebagai cara
melahirkan calon-calon figur pemangku kekuasaan yang bersih dari
korupsi.
4. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif
terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan
ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak,
sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada

11
masyarakat.Mahasiswa dapat mensosialisasikan segala hal yang
merupakan pencegahan terjadinya korupsi dan menghilangkan budaya
perilaku koruptif di dalam masyarakat. Kemudian yang lebih vital lagi
adalah mahasiswa harus mengontrol segala kebijakan yang dihasilkan oleh
pemerintah.
Untuk mencegah terjadinya praktik korupsi dan membentuk mental
masyarakat terkhususnya generasi muda yaitu pelajar dan mahasiswa yang dapat
menumbuhkan budaya anti korupsi dengan melakukan penyuluhan hukum dan
tentunya pendidikan anti korupsi yang sudah dilaksanakan sejak awal yang
nantinya dapat menjadi generasi muda yang mampu membawa perubahan dan
disamping itu dapat dilakukan pembentukan gerakan-gerakan masyarakat
khususnya generasi muda yang anti korupsi dan selalu melakukan kampanye
tentang budaya anti korupsi yang dapat kita lakukan dalam suatu media saat ini
menjadi utama yaitu media massa yang saat ini sangat cepat dan mudah dipahami
masyarakat. Melalui gerakan-gerakan yang menyuarakan anti korupsi dengan
cepat dan masif serta melalui penekanan-penekanan nilai-nilai budaya anti korupsi
sejak awal atau dini yang nantinya dapat menumbuhkan pengetahuan masyarakat
tentang bahayanya perbuatan korupsi bagi sendi kehidupan dalam berbangsa dan
bernegara yang mampu merusak sendi-sendi kehidupan bernegara.

Korupsi yang muncul di Indonesia dipicu oleh beberapa hal, seperti:

1. Masih lemahnya karakter bangsa


2. Pemahaman terhadap ajaran ajaran agama tidak diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Belum terbangunnya sistem pembangunan,pemerintahan,dan
pembangunan berkelanjutan.
4. Belum berkembangnya nasionalisme kemanusiaan serta demokrasi politik
dan ekonomi.
5. Belum terejawantahnya nilai-nilai utama dan belum berkembangnya
sistem yang memungkinkan masyarakat untuk mengadopsi dan memaknai
nilai-nilai kontemporer secara bijaksana.

12
6. Kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya system
pembangunan,pemerintahan,dan kenegaraan dalam menghadapi
perubahan.
Kondisi yang mendukung terjadinya korupsi adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung


jawab langsung kepada rakyat,seperti yang sering terlihat direzim-rezim
yang bukan demokrat.
2. Kurangnya transparansi dipengambilan keputusan pemerintah.
3. Kampanye-kampanye politik yang mahal,dengan pengeluaran lebih besar
dari pendanaan politik yang normal.
4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan teman
lama.
6. Lemahnya ketertiban hukum.
7. Lemahnya profesi hukum
8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media masa.
9. Gaji pemerintah yang sangat kecil.
10. Rakyat yang cuek tidak tertarik atau mudah dibohongi yang gagal
memberikan perhatian kepemilihan umum.
11. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau
sumbangan kampanye
Kesadaran hukum atas korupsi juga diperlukan untuk mencegah terjadinya
tindakan korupsi ketika masyarakat menyadari bahwa korupsi perilaku tercela
yang wajib dihindari, maka masyarakat akan menjauhi tindakan korupsi dan
memiliki kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi yang dapat menjadi
hambatan dalam memajukan negara. Pembentukan karakter mahasiswa untuk
dapat menyadari terhadap aturan hukum merupakan tujuan utama dalam
pendidikan antikorupsi sebagai pencegahan terhadap generasi muda sekaligus
membentuk watak mahasiswa, agar tidak terjerumus pada perilaku tindakan
korupsi.

13
Sehingga, berefek pada perilaku sebagai budaya yang baik setiap individu dan
tidak mengarah pada tindakan korupsi. Selain itu, timbulnya kesadaran hukum
mahasiswa akan berdampak pada ketaatan hukum, ketika mahasiswa sudah sadar
atas hukum tentunya akan menaati segala aturan hukum yang berlaku. Tetapi, jika
mahasiswa tidak memiliki kesadaran atas hukum, maka akan bertindak untuk
melanggar seluruh aturan hukum yang berlaku. Oleh sebab itu, kesadaran hukum
dan ketaatan hukum harus ditanamkan secara bersamaan untuk dapat menghindari
terjadinya pelanggaran atas hukum.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah salah satu instrumen penuntun generasi muda untuk
kejalan yang benar. Jadi, sistem pendidikan sangat memengaruhi perilaku generasi
muda ke depannya. Termasuk juga pendidikan anti korupsi dini. Pendidikan,
sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk koruptor sebenarnya merupakan
aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor atau tidak. Pedidikan
merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang madani,
sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu
yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti
korupsi dalam pendidikan karakter bangsa di Indonesia

Pendidikan antikorupsi perlu untuk diselenggarakan dalam pendidikan


formal maupun pendidikan informal. Namun, diantara keduanya pendidikan
formal dianggap lebih optimal oleh karena otoritas dan kultur yang dimilikinya.
Implementasi pendidikan antikorupsi pada pendidikan formal dilakukan dengan
terlebih dahulu menanamkan nilai-nilai antikorupsi yang terdiri dari: Nilai-nilai
kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, kerja keras, keberanian, kesederhanaan,
keadilan, kedisiplinan dan komitmen. Nilai-nilai tersebut dapat terrencana,
terrealisasi, dan terawasi dengan baik pada jalur pendidikan formal.

Salah satu sasaran pemberian Pendidikan Anti Korupsi kepada


generasi muda diberikan kepada mahasiswa atau orang yang sedang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pemberian Pendidikan Anti
Korupsi tentu sangat efisien bilamana diberikan kepada seluruh jenjang
pendidikan, khususnya generasi muda tidak hanya kalangan mahasiswa akan
tetapi juga peserta didik pada jenjang SMA/Sederajat. Mengingat Pendidikan
Anti Korupsi kepada mahasiswa diberikan dalam mata kuliah tersendiri
dengan bobot 2 SKS atau di sisipkan dalam mata kuliah Pancasila atau
Pendidikan Kewarganegaraan maka pemberian Pendidikan Anti Korupsi

15
kepada peserta didik SMA/Sederajat harus diberikan dalam bentuk mata
pelajaran tersendiri.

Pendidikan anti korupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah


tindak pidana korupsi. Jika KPK dan beberapa instansi anti korupsi lainnya
menangkapi para koruptor, maka pendidikan anti korupsi juga penting guna
mencegah adanya koruptor. Seperti pentingnya pelajaran akhlak dan moral.
Pelajaran akhlak penting guna mencegah terjadinya kriminalitas. Begitu halnya
pendidikan anti korupsi memiliki nilai penting guna mencegah aksi korupsi.

Maka dari itu, sebagai komunitas intelektual, pemelihara bangsa dan


penelur generasi penerus bangsa, mahasiswa sudah harus mampu memberikan
sumbangsih dalam hal pemberantasan korupsi. Satu hal yang pasti, korupsi
bukanlah selalu terkait dengan korupsi uang. Namun sisi korupsi dapat merambah
dalam segala hal bidang kehidupan. Misalnya tenaga, jasa, materi, dan
sebagainya. Seperti yang dilansir dari program KPK yang akan datang bahwa
pendidikan dan pembudayaan antikorupsi akan masuk ke kurikulum pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi. Pemerintah akan memulai proyek percontohan
pendidikan anti korupsi di pendidikan tinggi. Jika hal tersebut dapat terealisasi
dengan lancar maka masyarakat Indonesia bisa optimis di masa depan kasus
korupsi bisa diminimalisir.

3.2 Saran
Siswa dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harapannya terus
menjadi pribadi berintegritas dengan mempertahankan serta meningkatkan
persepsi positif mereka terhadap antikorupsi maupun praktik-praktik antikorupsi
dengan mengamalkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian bagi pelaku kejahatan korupsi harus sadar akan apa yang diperbuat
adalah perbuatan yang tercela dan mampu merusak bangsa dan negara dan
menjadi penderitaan terhadap banyak orang dan dirinya sendiri sebagai pelaku
korupsi. Dengan adanya kesadaran yang tumbuh dan nantinya dapat membentuk

16
suatu sikap masayrakat yang baik dan juga mental masyarakat yang anti terhadap
korupsi dan nantinya bisa menumbuhkan budaya anti korupsi di masyarakat
dengan pengetahuan dan pengamalan terhadap nilai-nilai, Pancasila, nasionalisme,
dan kebangsaan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, I Komang Adi. 2022. Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Pada Generasi
Muda Sebagai Agent Of Change Dalam Menumbuhkan Budaya Anti
Korupsi Di Indonesia, Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1
Widiartana, Gregorius. 2022. Urgensi Pendidikan Antikorupsi Terhadap
Pencegahan Korupsi Dalam Pendidikan Dasar, Jurnal Hukum Mimbar
Justitia, Vol. 6 No. 2
Dewi, Ni Ketut Dessy Fitri Yanti. 2023. Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi
Dalam Menumbuhkan Budaya Anti Korupsi, Jurnal Ilmu Hukum Sui
Generis, Volume 3 Nomor 1
Zenda Vidya Uttamo,Dkk. 2021. Peran Pendidikan Anti Korupsi Sebagai Upaya
Pembentukan Karakter Generasi Muda(Prespektif Permenristekdikti
Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi
Di Perguruan Tinggi), Semarang Law Review (Slr)/Vol.4, No 1
Rusdi Hasan . 2015.Penerapan Pendidikan Anti Korupsi Di Kampus Sebagai
Bagian Integral Dari Pendidikan Karakter , - Jurnal Pendidikan, Vol. 13
No.2

18

Anda mungkin juga menyukai