Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERAN MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI KORUPSI

DI INDONESIA

Disusun Oleh :

SITI AISYAH
13404321157

Dosen Pembimbing :
Ns. Wiwin Haryati, M.Kep

PROGRAM STUDI AKADEMI KEPERAWATAN


KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul "PERAN MAHASISWA
DALAM MENANGGULANGI KORUPSI DI INDONESIA" dapat selesai tepat pada
waktunya.

Dalam kesempatan ini, Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, 14 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................5

C. Tujuan Makalah............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................6

A. Definisi Gerakan Anti Korupsi...................................................6

B. Peranan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi.................8

C. Keterlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi.........10

D. Strategi Pemberantasan Korupsi..............................................13

3
E. Cara Paling Efektif Untuk Memberantas Korupsi Di
Indonesia........................................................................................14

F. Perlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi............17

BAB III PENUTUP..................................................................................22

A. Kesimpulan......................................................................................22

B. Saran................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 24

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih
serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak
pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap
kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan
bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak
lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku
jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor
publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena.
Penyelenggaraan negara yang bersih menjadi penting dan sangat diperlukan untuk
menghindari praktek-praktek korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat
bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka
rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan. Tindak pidana
korupsi merupakan perbuatan yang bukan saja dapat merugikan keuangan negara akan
tetapi juga dapat menimbulkan kerugiankerugian pada perekonomian rakyat.

Oleh karena itu, tindak pidana korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai
kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan luar biasa (extraordinary
4
crime). Hal ini dikarenakan, metode konvensional yang selama ini yang digunakan,
terbukti tidak bisa menyelesaikan persoalan korupsi yang ada di masyarakat. Dengan
demikian, dalam penanganannya pun juga harus menggunakan cara-cara luar biasa
(extra-ordinary). Sementara itu, penanganan tindak pidana korupsi di Indonesia masih
dihadapkan pada beberapa kondisi, yakni masih lemahnya upaya penegakkan hukum
tindak pidana korupsi, kualitas SDM aparat penegak hukum yang masih rendah,
lemahnya koordinasi penegakkan hukum tindak pidana korupsi, serta masih sering
terjadinya tindak pidana korupsi dalam penanganan kasus korupsi.

Perkembangan korupsi di Indonesia masih tergolong sangat tinggi, sedangkan


pemberantasannya masih sangat lamban. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi tidak
lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu
kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Hal ini dikarenakan, metode konvensional
yang selama ini digunakan, terbukti tidak bisa menyelesaikan persoalan korupsi yang
ada di masyarakat. Dengan demikian, dalam penanganannya pun juga harus
menggunakan cara-cara luar biasa (extra ordinary)Sementara itu, penanganan tindak
pidana korupsi di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa kondisi, yakni masih
lemahnya upaya penegakan hukum tindak pidana korupsi, kualitas SDM aparat
penegak hukum masih rendah, lemahnya koordinasi penegakan hukum tindak pidana
korupsi, serta masih sering terjadinya tindak pidana korupsi dalam penanganan kasus
korupsi.

Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan


korupsi dengan dengan ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat. Mahas is
wa diharapkan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan gerakan anti korupsi di
masyarakat. Untuk dapat berperan aktifma hasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan
yang cukup tentang seluk belukkorupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah
penting, untuk dapat berperanaktif mahasiswa harus dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai antikorupsidalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan
mahasiswa dapat ditempuhdengan berbagai cara kampanye,seminar atau perkuliahan.
antara lain melalui kegiatan sosialisasi,

Dari uraian latar belakang diatas, makalah ini mencoba untuk mengupas tema
tentang "PERAN MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI KORUPSI DI
INDONESIA ".

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah nya adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gerakan anti korupsi di Indonesia?
2. Bagaimanakah peran mahasiswa dalam gerakan pemberantasan anti korupsi ?
5
3. Bagaimanakah keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah bentuk gerakan pemberantasan anti korupsi.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah peranan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah strategi atau upaya pemberantasan korupsi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gerakan Anti Korupsi

Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan


korupsipun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan. Berbagai
peraturan perundangan tentang pemberantasan korupsi juga sudah dibuat. Demikian
juga berbagai institusi pemberantasan korupsi silih berganti didirikan, dimulai dari
Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967 sampai dengan pendirian KPK pada
tahun 2003. Namun demikian harus diakui bahwa upaya pemberantasan korupsi yang
dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil maksimal. Hal ini antara lain terlihat
dari masih rendahnya angka Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.

Berdasarkan UU No.30 tahun 2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


dirumuskan sebagai serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak
pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumusan
undang-undang tersebut menyiratkan bahwa upaya pemberantasan korupsi tidak akan
pernah berhasil tanpa melibatkan peran (tiga) unsur utama, yaitu: pencegahan,
penindakan, dan peran serta masyarakat.
Pencegahan adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku
koruptif. Pencegahan juga sering disebut sebagai kegiatan Anti-korupsi yang sifatnya
preventif. Penindakan adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk menanggulangi

6
atau memberantas terjadinya tindak pidana korupsi. Penindakan sering juga disebut
sebagai kegiatan Kontra Korupsi yang sifatnya represifPeran serta masyarakat adalah
peran aktif perorangan, organisasi kemasyarakatan, atau lembaga swadaya masyarakat
dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu
Gerakan Anti-korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan
tumbuhnya budaya anti korupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah munculnya
perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang
harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah,
swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa sebagai salah satu
bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pada dasarnya korupsi itu terjadi jika
ada pertemuan antara tiga faktor utama, yaitu: niat, kesempatan dan kewenangan. Niat
adalah unsur setiap tindak pidana yang lebih terkait dengan individu manusia,
misalnya perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang. Sedangkan kesempatan
lebih terkait dengan sistem yang ada. Sementara itu, kewenangan yang dimiliki
seseorang akan secara langsung memperkuat kesempatan yang tersedia. Meskipun
muncul niat dan terbuka kesempatan tetapi tidak diikuti oleh kewenangan, maka
korupsi tidak akan terjadi. Dengan demikian, korupsi tidak akan terjadi jika ketiga
faktor tersebut, yaitu niat, kesempatan, dan kewenangan tidak ada dan tidak bertemu.
Sehingga upaya memerangi korupsi pada dasarnya adalah upaya untuk
menghilangkan atau setidaknya meminimalkan ketiga faktor tersebut.

Gerakan anti-korupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen


bangsa untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan kata lain
gerakan anti-korupsi adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu
(manusia) dan sistem untuk mencegah terjadinya perilaku koruptif. Diyakini bahwa
upaya perbaikan sistem (sistem hukum dan kelembagaan serta norma) dan perbaikan
perilaku manusia (moral dan kesejahteraan) dapat menghilangkan, atau setidaknya
memperkecil peluang bagi berkembangnya korupsi di negeri ini.

Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan


menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai-
nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.
Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting dilakukan
kepada mahasiswa. Pendidikan anti- korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam
berbagai bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-
bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Pendidikan anti korupsi juga dapat diberikan
dalam bentuk perkuliahan, baik dalam bentuk mata kuliah wajib maupun pilihan.

7
Upaya perbaikan sistem antara lain dapat dilakukan dengan memperbaiki
peraturan perundang-undangan yang berlaku, memperbaiki tata kelola pemerintahan,
reformasi birokrasi, menciptakan lingkungan kerja yang anti- korupsi, menerapkan
prinsip-prinsip clean and good governance, pemanfaatan teknologi untuk transparansi,
dan lain-lain. Tentu saja upaya perbaikan sistem ini tidak hanya merupakan
tanggungjawab pemerintah saja, tetapi juga harus didukung oleh seluruh pemangku
kepentingan termasuk mahasiswa. Pengetahuan tentang upaya perbaikan sistem ini
juga penting diberikan kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami upaya
memerangi korupsi.

B. Peranan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

Berbagai Strategi dan/atau Upaya PemberaDalam sejarah perjalanan bangsa


Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting.
Peranan tersebut tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari
Kebangkitan Nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi
Kemerdekaan NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan Reformasi
tahun 1998. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut
mahasiswa tampil di depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan,
semangat dan idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik
yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda, dan idealisme. Dengan
kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme
yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam
sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini
telah terbukti bahwa mahasiswa berperan sangat penting sebagai agen perubahan
(agent of change).
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil
di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang
mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan
rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi
watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum pemberantasan Korupsi
Korupsi merupakan kejahatan yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga
masyarakat. Artinya keadilan dan kesejahteraan masyarakat sudah mulai terancam.
Maka saatnya mahasiswa sadar dan bertindak, dengan cara :
8
a. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus
Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan
tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang
ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang
suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya
Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir dan
dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah
menjadisebuahkarakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka
mereka juga harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga
tidak memberikan peluang kepada pihak- pihak yang ingin mendapatkan keuntungan
melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya yang
diestimasikan dari pihak kampus kepada calon mahasiswa maka perlu bagi mahasiswa
untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan yang jelas dan
hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai pengontrol kebijakan internal
universitas.
Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai pihak
pengontrol kebijakaninternal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku korupsi .
Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus
adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur. Tindakan ini diharapkan
agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko korupsi di lingkungan
kampus.Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas intra
kampus yang berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi. Organisasi atau
komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi wadah mengadakan diskusi atau seminar
mengenai bahaya korupsiSelain itu organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat
pengontrol terhadap kebijakan internal kampus.
Mahasiswa juga bisa memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya
melakukan korupsiUpaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan
mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiriSerta menghimbau agar
masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas
tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat
dituntut lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang relevanMaka
masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan dimusnahkan dengan
mengerahkan kekuatan secara massif, artinya bukan hanya pemerintah saja
melainakan seluruh lapisan masyarakat.

b. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah


Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol
dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi
jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan dan
kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakatMisalnya

9
dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat
untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik.
1) Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial
terkait dengan kepentingan publik.
2) Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
3) Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
4) Membuka waw as an seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan
pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.

C. Keterlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi


Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di masyarakat
sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi
tolok ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa untuk menguji apakah proses
internalisasi anti korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi. keterlibatan mahasiswa
dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak bisa dilepaskan dari status
mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi
dan misi kampusnya. Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
di masyarakat dan di tingkat lokal/nasional terkait dengan status mahasiswa sebagai
seorang warga negara yang memunya hak dan kewajiban yang sama dengan
masyarakat lainnya.
a. Di Lingkungan Keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari
lingkungan keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan terhadap
perilaku keseharian anggota keluarga. Yang dapat diambil dari lingkungan keluarga
pula adalah tingkat ketaatan seseorang terhadap aturan/tata tertib yang berlaku.
Substansi dari dilanggamya aturan/tata tertib adalah dirugikannya orang lain karena
haknya terampas. Terampasnya hak orang lainmerupakan cikal bakal dari tindakan
korupsi.
Tahapan proses internalisasi karakter anti-korupsi di dalam diri mahasiswa
yang diawali dari lingkungan keluarga sangat sulit untuk dilakukanJusru anggota
keluarga adalah orang-orang terdekatyang setiap saat bertemu dan berkumpul, maka
pengamatan terhadap adanya peilaku korupsi yang dilakukan di dalam keluarga
seringkali menjadi biasa.
Bagaimana mungkin seorang anak berani menegur ayahnya ketika sang ayah
kerap kali melanggar peraturan lalu lintas?apakah anak berani untuk bertanya tentamg

10
asal usul penghasilan orang tuanya? Apakah anak memiliki keberanian untuk menegur
anggota keluarga yang lain karena menggunakan barag-barang bajakan? Nilai-nilai
yang ditanamkan orang tua epada anak-anaknya bermula dari ligkngan keluarga dan
pada kenyataanya nilai-nilai tersebut akan terbawa selama hidupnya. Jadi, ketika
seorang mahasiswa berhasil melewati masa yang sult ini, maka dapat diharapkan
ketika terjun ke masyarakat mahasiswa tersebut akan selamat melewati berbagai
rintangan mengarak kepada tindak korupsi.
Paling tidak, ada satu orang generasi mudayang toiak tergiur untuk melakukan
tindak korupsiJia pendidikan Anti-korupsi diikuti oleh banyak perguruan tinggi,
makaakan diperoleh cukup banyak generasi muda yang dapat menjadi benteng anti-
korupsi di indonesia.

b. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi di lingkungan kampus
dapat dibagi ke dalam dua wilayah yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri dan
untuk komunitas mahasiswa. Untuk konteks individu, seorang mahasiswa diharapkan
dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.
Sedangkan untuk konteks komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah
agar rekan-rekannya sesama mahasiswa dan organisasi mahasiswa di kampus tidak
berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-
korupsi maka pertama-pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-koruptif
dan tidak korupsi dalam berbagai tingkatan. Dengan demikian mahasiswa tersebut
harus mempunyai nilai-nilai anti- korupsi dan memahami korupsi dan memahami
korupsi dan prinsip- prinsip anti-korupsiKedua hal ini dapat diperoleh dari mengikuti
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar dan kuliah pendidikan anti-korupsiNilai- nilai
dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus diimplimentasikan dalam kehidupan
sehari-hariDengan kata lain seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan
bahwa dirinya bersih dan jauh dari perbuatan korupsi

Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti-


korupsi kepada komunitas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan agar tumbuh
budaya anti korupsi di mahasiswaKegiatan kampanye, sosialisasi, seminar, pelatihan,
kaderisasi dan lain-lain dapat dilakukan untuk menumbuhkan budaya anti
korupsiKegiatan kampanye ujian bersih atau anti mencontek misalnya, dapat
dilakukan untuk menumbuhkan antara lain nilai-nilai kerja keras, kejujuran, tanggung
jawab, dan kemandirianKantin kejujuran adalah contoh lain yang dapat dilakukan
untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab.

c. Di Masyarakat Sekitar

11
Hal yang sama dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa
untuk mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:

1. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada


masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTPSIMKK, laporan
kehilangan, pelayanan pajak? Adakah biaya yang diperlukan untuk pembuatan
surat-surat atau dokumen tersebut? Wajarkah jumlah biaya dan apakah jumlah
biaya tersebut resmi diumumkan secara transparan sehingga masyarakat umum
tahu?

2. Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai? Misalnya:


kondisi jalan, penerangan terutama diwaktu malam, ketersediaan fasilitas
umum, rambu-rambu penyebrangan jalan dsb.

3. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai?


Misalnya: pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dsb.

4. Apakah akses publik kepada berbagai informasi didapatkan?


Satu bentuk gerakan yang sederhana misalnya “gerakan tidak
menyuap” untuk setiap pengurusan ktp, kk, sim, atau pelanggaran lalu lintas,
apabila dilakukan serentak oleh seluruh masyarakat indonesia pasti akan
menghasilkan dampak yang luar biasa. apabila lebih banyak lagi "gerakan anti
korupsi" yang bisa kita lakukan berapa banyak kekayaan negara yang bisa
diselamatkan dan bisa dipergunakan untuk sesuatu yang lebih penting? tidak
ada lagi mark-up anggaran, tidak ada lagi insentif-insentif untuk meluluskan
perundang-undangan, tidak ada lagi bentuk kebocoran-kebocoran dana proyek,
dana proyek, tidak ada lagi perusakan hutan, tidak ada lagi biaya siluman
untuk pengurusan berbagai izin, tidak ada lagi anggaran jalan-jalan untuk
anggota dewan dan pejabat dengan alasan studi banding dan sebagainya. maka
kita pasti yakin bahwa negara ini memang negara yang kaya. apakah anda siap
memberikan kontribusi anda untuk tidak melakukan korupsi?

d. Di Tingkat Lokal dan Nasional


Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang
masif dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya
dapat menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat
lokal maupun nasional.
Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam kampus, mahasiswa
dapat menyebarkan perilaku anti korupsi kepada masyarakat luas, dimulai dari
masyarakat yang berada disekitar kampus kemudian akan meluas ke lingkup yang
lebih luas. Kegiatan-kegiatan anti korupsi yang dirancang dan dilaksanakan secara

12
bersama dan berkesinambungan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan
mampu membangunkan kesadaran masyarakat akan buruknya korupsi yang terjadi di
suatu negara.
Dari ujung Aceh sampai ke Papua, negara Indonesia diberikan berkah yang amat
besar dari Tuhan Yang Maha Esa. Hampir tidak ada satu wilayahpun di negara
Indonesia ini yang tidak subur atau tidak mempunyai potensi sumber daya alam yang
baik, segalah jenis kayu, bambu, tumbuhan pangan dapat hidup dengan baik dan
subur. Sedangkan didalam tanah tak kurang begitu melimpahnya minyak bumi, batu
bara, gas alam, panas bumi, biji besi, tembaga, emas, aluminium sampai uranium.
Belum lagi kekayaan laut yang sangat besar dengan luas yang luar biasa besar. Selain
itu anugerah bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang sangat berlimpah
sinar matahari dan hanya mempunyai 2 (dua) musim yang sangat menghidupi.
Untuk berobat, tidak ada lagi kebodohan karena setiap orang mampu bersekolah
sampai tingkat yang paling tinggi, tidak ada orang yang tinggal dibawah kolong
jembatan lagi karena semua orang mempunyai tempat tinggal layak, tidak ada
kemacetan yang parah karena kota tertata dengan baik, anak-anak tumbuh sehat
karena ketercukupan gizi yang baik. Anak- anak jalanan, pengemis, dan penyakit
masyarakat lain sudah menjadi cerita masa lalu yang sudah tidak ada lagi. Anak
yatim, orang-orang usia lanjut hidup sejahtera dan diperhatikan oleh pemerintah.

Bukan sebuah kesengajaan bahwa di tengah kata Indonesia ada kata 'ONE', ind-one-
sia, yang berarti satu. Tentunya ini akan bisa diartikan bahwa Indonesia bisa menjadi
negara nomor satu di dunia. Tentu saja bisa, dengan melihat begitu kayanya negeri ini,
subur, gemah, ripah loh jinawi, Indonesia sangat potensial untuk menjadi negara
nomor satu di dunia. Tentunya dengan catatan, tidak ada korupsi, tidak ada yang
mengambil hak orang lain, dan tidak ada yang menjarah kekayaan negara.
Sebab apabila masih ada yang korupsi dan mengambil hak-hak orang lain, negara
Indonesia tidak lagi ONE' namun akan berubah menjadi In- DONE-sia, "DONE",
selesai! Tamat!, Bangsa dan Negara ini selesai! Indonesia sebagai bangsa dan negara
tidak lagi eksis. Kemudian, kalau Indonesia tidak lagi eksis, Indonesia hanya menjadi
cerita masa lalu, bagaimana kelak nasib anak cucu kita? Anda bisa membayangkan?
Oleh karena itu mari satukan langkah, mari perangi korupsi dengan mengawali dari
diri sendiri, dengan harapan besar bagi kejayaan negeri ini serta kesejahteraan bangsa
yang ada di dalamnya. Tidak ada yang tidak mungkin di muka bumi ini, sesuatu yang
besar selalu diawali dengan satu langkah kecil namun pasti dan penuh integritas.

D. Strategi Pemberantasan Korupsi

Komisi pemberantasan korupsi dalam bukunya mengenal panduan memberantas


korupsi dengan mudah dan menyenangkan. Mengelompokkan strategi pemberantasan
tersebut ke dalam 3 strategi, yaitu :

13
1. Strategi Represif

Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana korupsi dimana seseorang
diadukan, diselidiki, dituntut, dan di eksekusi berdasarkan saksi- saksi dan alat bukti
yang kuat.

2. Strategi perbaikan system.

Strategi perbaikan system dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi caranya


dengan kajian system, penataan layanan public melalui koordinasi/supervise
pencegahan serta transfaransi penyelenggaraan Negara.

3. Strategi edukasi dan kampanye

Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategi
dalam pemberantasan korupsi. Melalui strategi ini akan dibangun perilaku dan budaya
anti korupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia dini.
Ketiga strategi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan.

E. Cara Paling Efektif Untuk Memberantas Korupsi Di Indonesia

Korupsi tidak hanya merugikan segelintir orang di negara ini. Beberapa kasus korupsi
bahkan berdampak buruk bagi hajat hidup orang banyak. Maka dari itu, peran serta
masyarakat dalam pemberantasan korupsi sangat diperlukan untuk menghindari
kerugian yang sangat besar.

Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa kontribusi mereka sangat
krusial untuk memberantas korupsi. Padahal, sekecil apapun kontribusi tersebut akan
sangat berarti bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. 

Masyarakat yang berintegritas, sadar akan bahaya korupsi, dan menghindari korupsi
akan membentuk lingkungan yang antikorupsi untuk masa depan Indonesia yang lebih

14
baik. Merangkum buku "Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi" yang bisa
diunduh di situs ACLC KPK, setidaknya ada lima peran masyarakat dalam
memberantas korupsi. Kelima peran tersebut adalah:

1. Pantang terlibat tindak pidana korupsi

"Mulai dari diri sendiri" adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan
poin ini. Bisa dibayangkan jika ratusan juta rakyat Indonesia sama-sama
memegang teguh prinsip kejujuran, maka korupsi akan tinggal cerita.

Namun kesamaan persepsi ini tidak akan muncul begitu. Agar dapat menolak
dan tidak terlibat dalam korupsi, seseorang harus memahami jenis-jenis tindak
pidana korupsi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

Dengan memahami apa dan bagaimana korupsi serta jenis-jenis korupsi,


seseorang bisa dengan mudah menghindarinya. Jangan sampai, korupsi terjadi
karena ketidaktahuan yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Berlatih untuk berintegritas

Seseorang yang antikorupsi haruslah memiliki integritas yang kokoh.


Integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang
dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan,
ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.

Jika seseorang mengakui bahwa dia orang yang jujur, maka pengakuannya
akan tercermin dari tindakan, perasaan, dan perilakunya. Integritas akan
menjaga orang itu tetap jujur, walau tidak ada orang lain di sekitar yang
melihat kejujurannya. 

KPK merumuskan sembilan nilai integritas untuk mencegah korupsi, yaitu


jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan
kerja keras atau yang disingkat "Jumat Bersepeda KK". Tidak hanya bagi diri
sendiri, nilai integritas ini juga harus kita ajarkan kepada lingkungan, terutama
keluarga sebagai yang terdekat.

3. Melaporkan tindak pidana korupsi

15
"Lihat, Lawan, Laporkan" sebagai salah satu jargon KPK bukannya tanpa arti.
Dengan jargon tersebut, KPK mengajak masyarakat untuk melaporkan kepada
aparat penegak hukum jika mendapati kasus korupsi. 

Pelaporan masyarakat merupakan penyumbang terbesar dalam terbongkarnya


kasus-kasus korupsi di Indonesia, mulai dari kasus kecil hingga kakap. Maka
dari itu, peran masyarakat dalam pelaporan tindak pidana korupsi sangat
penting. 

Masyarakat yang antikorupsi tidak akan diam saja jika melihat korupsi di
depan matanya. Namun ada keengganan masyarakat untuk melapor, salah satu
alasannya karena khawatir keselamatannya terancam. Kekhawatiran itu
seharusnya dapat ditepis karena KPK akan melindungi identitas pelapor. 

4. Memperbaiki sistem sehingga antikorupsi

Masyarakat juga bisa berperan memberantas korupsi dengan berkontribusi


dalam perbaikan sistem. Perbaikan sistem dimaksudkan untuk menutup celah-
celah korupsi yang bisa dimanfaatkan para koruptor menilap uang negara.

Masyarakat yang memiliki kedudukan di pemerintahan atau perusahaan, bisa


melakukan perbaikan sistem secara langsung. Mereka bisa mengidentifikasi
celah-celah korupsi, misalnya pada pengadaan barang dan jasa atau rekrutmen
serta promosi pegawai, dan menutupnya dengan kekuasaan yang dimiliki.

Namun untuk masyarakat umum, kontribusi untuk perbaikan sistem bisa


dilakukan membantu pemantauan layanan publik, melakukan kajian terkait
layanan publik, menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah, atau
membangun manajemen antikorupsi di lingkungan masing-masing.

5. Kampanye dan menyebarkan nilai integritas

Dengan prinsip pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan seorang diri, maka
nilai-nilai antikorupsi dan integritas harus disebarluaskan. Seorang yang
memegang teguh integritas harus menularkan nilai-nilai luhur tersebut ke
sekitarnya, mulai dari keluarga, teman, kampus, atau rekan kerja.

16
Seseorang yang memiliki tekad kuat menjadi agen perubahan, sudah
seharusnya memiliki pola kampanye antikorupsi. Tidak selalu harus dengan
sosialisasi yang serius, bisa juga melalui aksi kreatif sebagai pemantik
kesadaran antikorupsi, seperti puisi, lagu, atau dongeng.

KPK memiliki solusi bagi masyarakat yang ingin terlibat aktif dalam
kampanye antikorupsi, yaitu dengan menjadi menjadi Penyuluh Antikorupsi
(Paksi) atau Ahli Pembangun Integritas (API). Paksi dan API adalah insan
yang kompeten dalam menyampaikan kampanye antikorupsi karena telah
tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi KPK.

Sejatinya setiap masyarakat Indonesia berpotensi menjadi agen perubahan


antikorupsi, hanya perlu memunculkan kesadaran bahwa Indonesia yang lebih
baik bisa diwujudkan dengan bantuan kita. Dengan peran serta masyarakat,
bukan tidak mungkin korupsi akan jadi barang langka lalu punah di negeri ini.

F. Perlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi

Pelibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi meliputi empat wilayah, yaitu di


lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di lingkungan masyarakat sekitar, dan di
tingkat lokal/nasional.
1. Di Lingkungan Keluarga
Penanaman nilai-nilai atau internalisasi karakter antikorupsi di dalam diri mahasiswa
dimulai dari lingkungan keluarga. Di dalam keluarga dapat terlihat ketaatan tiap-tiap
anggota keluarga dalam menjalankan hak dan kewajibannya secara penuh tanggung
jawab. Keluarga dalam hal ini harus mendukung dan memfasilitasi sistem yang sudah
ada sehingga individu tidak terbiasa untuk melakukan pelanggaran. Sebaliknya,
seringnya anggota keluarga melakukan pelanggaran peraturan yang ada dalam
keluarga, bahkan sampai mengambil hak anggota keluarga yang lain, kondisi ini dapat
menjadi jalan tumbuhnya perilaku korup di dalam keluarga.
Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang dapat diamati oleh mahasiswa, contohnya
 menghargai kejujuran dalam kehidupan;
 penerapan nilai-nilai religius di lingkungan terdekat, termasuk dalam
aktivitas ibadah;
 pemberian bantuan tanpa pamrih dan atas kesadaran sendiri;

17
 berani mempertanggung jawabkan perilakunya;
 mempunyai komitmen tinggi termasuk mentaati aturan;
 berani mengatakan yang benar dan jujur.
Sebuah daftar cek dapat dibuat untuk mengidentifikasi tumbuhnya integritas di dalam
keluarga.
 Apakah orangtua memberikan teladan dalam bersikap? Contoh kecil ketika seorang
ayah melarang anaknya untuk merokok, tetapi sang ayah sehari-hari malah
menunjukkan aktivitas merokok.
 Pada saat menggunakan kendaraan bermotor, apakah anggota keluarga selalu
mematuhi peraturan lalu lintas, termasuk mematuhi marka jalan dan tidak merugikan
pengguna jalan lainnya.
 Apakah kepala keluarga atau anggota keluarga lain terbuka dalam soal
penghasilannya yang diberikan untuk keluarga?
 Apakah keluarga menerapkan pola hidup sederhana atau tidak konsumtif secara
berlebihan dan disesuaikan dengan penghasilan?
 Apakah keluarga terbiasa melakukan kegiatan yang melanggar hukum?
 Apakah keluarga menjunjung tinggi kejujuran dalam berkomunikasi, terutama
bersedia mengakui kesalahan diri sendiri dan tidak menimpakan
kesalahan kepada orang lain?
 Apakah selalu mengikuti kaidah umum seperti ikut dalam antrian tidak ingin
jalan pintas yang tidak sesuai aturan?
2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di lingkungan kampus dapat
dibagi menjadi dua wilayah, yaitu untuk wilayah individu dan wilayah kelompok
mahasiswa. Dalam wilayah individu seyogianya mahasiswa menyadari perilakunya
agar tidak terjerembab pada praktik yang menyuburkan benih-benih korupsi.
Contohnya, menitipkan presensi kehadiran kepada teman untuk mengelabuhi dosen.
Dalam wilayah kelompok, mahasiswa dapat saling mengingatkan apa yang terjadi di
sekelilingnya terkait perilaku yang menjurus korup. Berikut ini adalah upaya-upaya
yang dapat dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus.
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
Seseorang melakukan korupsi jika ada niat dan kesempatan. Kampus juga menjadi
tempat dapat berkembangnya niat dan kesempatan untuk berlaku korup. Untuk itu,
penciptaan lingkungan kampus yang bebas korupsi harus dimulai dari kesadaran
seluruh civitas academica kampus serta ditegakkannya aturan-aturan yang tegas.
Kampus dapat disebut sebagai miniatur sebuah negara. Kampus juga harus
menciptakan budaya transparansi, baik itu di lingkungan pejabat kampus maupun

18
pengelola kampus secara keseluruhan. Para dosen juga harus menunjukkan teladan
dalam bersikap penuh integritas.
Hal yang sudah umum adalah munculnya praktik plagiat atau pembajakan karya orang
lain, baik dengan jalan fotokopi, copy paste, atau mengganti beberapa bagian yang
seolah menjadi karya cipta si plagiator. Perilaku yang tampak biasa ini bisa menjadi
bibit-bibit perilaku korup. Para mahasiswa dan para dosen patut berhati-hati karena
masalah ini juga sudah masuk ranah pidana dan bisa menghancurkan karier akademis
seseorang.
b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi
Kegiatan seperti kuliah kerja nyata (KKN) dapat dimodifikasi menjadi kegiatan
observasi tentang pelayanan publik di dalam masyarakat dan sekaligus sosialisasi
gerakan antikorupsi dan bahaya korupsi kepada masyarakat. Selain itu, mahasiswa
juga dapat menciptakan kegiatan-kegiatan lain secara kreatif yang berhubungan
dengan masyarakat secara langsung, seperti mengadakan sayembara karya tulis
antikorupsi, mengadakan pentas seni antikorupsi, meminta pendapat masyarakat
tentang pelayanan publik, atau mendengarkan keluhan masyarakat terkait pelayanan
publik.
Pada subbab sebelumnya dijelaskan bagaimana sebuah unit kegiatan mahasiswa
bernama FLAC dan KOMPAK melakukan berbagai kegiatan pendidikan antikorupsi.
FLAC mengarahkan pendidikannya kepada anakanak dengan cara mendongeng dan
KOMPAK mengarahkan pendidikannya kepada remaja yang dalam kaitan Pemilu
2014 melakukan pendidikan politik agar mereka tidak golput dan bisa memilih wakil
rakyat yang bersih.
c. Membuat kajian akademis
Sebagai ciri intelektualitas mahasiswa yang juga berperan kelak dalam memajukan
bangsa dan negara, mahasiswa dapat melakukan kajian-kajian akademis terhadap
kebijakan pemerintah, terutama terkait upaya menciptakan clean and good
governance. Mahasiswa dapat memberikan opininya secara cerdas lewat karya tulis di
media kampus ataupun media massa secara umum ataupun menyelenggarakan
kegiatan dalam bentuk seminar atau diskusi terbuka tentang suatu persoalan yang
berdampak besar. Hasil seminar atau diskusi juga dapat diterbitkan secara tertulis.
Hal ini juga termasuk isu-isu terkait pemberantasan korupsi. Mahasiswa dapat
bermitra dengan KPK ataupun lembaga antikorupsi lainnya untuk menyelenggarakan
kegiatan seminar dan diskusi terkait pemberantasan korupsi. Khusus untuk
lingkungan pendidikan tinggi kesehatan, mahasiswa juga dapat menyelenggarakan
kegiatan diskusi bagaimana mengantisipasi tindakan korupsi dalam pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
3. Di Masyarakat Sekitar
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilai-nilai
antikorupsi di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di
lingkungannya, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem

19
yaitu memantau, melakukan kajian dan penelitian terhadap layanan publik, seperti
berikut.
a. Bagaimana proses pelayanan pembuatan KTP, SIM, KK, laporan kehilangan?
Pastikan Anda mencatat lama waktu pelayanan, biaya pelayanan, dan kemudahan
pelayanan.
b. Bagaimana dengan kondisi fasilitas umum seperti angkutan kota? Apakah semua
fungsi kendaraan berjalan dengan baik? Apakah sopir mematuhi aturan lalu lintas?
c. Bagaimana dengan pelayanan publik untuk masyarakat miskin, contohnya
kesehatan? Apakah masyarakat miskin mendapatkan pelayanan yang layak dan
ramah. Apakah mereka dikenakan biaya atau digratiskan?
d. Bagaimana dengan transparansi dan akses publik untuk mengetahui penggunaan
dana di pemerintahan, contohnya di pemerintahan kabupaten atau pemerintahan kota?
4. Di Tingkat Lokal dan Nasional
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi bertujuan mencegah terjadinya
perilaku korup dan berkembangnya budaya korupsi di tengah masyarakat. Dalam
gerakan antikorupsi ini mahasiswa dapat menjadi pemimpin (leader), baik di tingkat
lokal maupun nasional serta memiliki kesempatan untuk memberikan rekomendasi
kepada pemerintah.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dimulai dari lingkungan kampus yaitu
dengan menyosialisasikan nilai-nilai antikorupsi, kemudian menyosialisasikan ke luar
lingkungan kampus atau perguruan tinggi lainnya dengan dukungan BEM. Mahasiswa
dapat memanfaatkan teknologi internet dan media sosial dengan mengadakan situs
opini antikorupsi atau menciptakan komunitas-komunitas antikorupsi di dunia maya.
Contoh lain khusus Poltekkes, disisipkannya materi tentang gerakan antikorupsi pada
kegiatan latihan dasar kepemimpinan di BEM Politenik Kesehatan Kemenkes,
pembuatan poster dan spanduk antikorupsi, serta mengadakan gerakan jujur dalam
ujian.
Hal yang penting adalah dimilikinya integritas oleh mahasiswa. Integritas adalah salah
satu pilar penting sebagai pembentuk karakter antikorupsi. Secara harfiah, integritas
bisa diartikan sebagai selarasnya antara ucapan dan perbuatan. Jika ucapan
mengatakan antikorupsi, perbuatan pun demikian. Dalam bahasa sehari-hari di
masyarakat, integritas bisa pula diartikan sebagai kejujuran (KPK, t.t.). Bagaimana
cara agar integritas dapat ditanamkan?
a. Mendalami dan menerapkan nilai-nilai agama dan etika
Menerapkan nilai-nilai agama dan etika menjadi filter bagi setiap individu. Manusia
menyadari ada kehidupan setelah kematian, dan setiap orang akan
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan. Perbuatan korupsi adalah
dosa, harta hasil korupsi adalah barang haram, yang akan membawa akibat yang tidak
baik bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

20
Akibat tersebut bisa langsung terasa di dunia, atau mungkin nanti berupa siksa di
neraka. Kesadaran akan hal ini, membuat setiap orang lebih berhatihati, dan tidak
terjebak ke dalam perilaku korupsi.
b. Belajardaritokohbangsayangmemilikiintegritastinggi
Banyak tokoh bangsa yang memiliki integritas, seperti Muhammad Natsir,
Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, dan Hoegoeng. Mahasiswa perlu membaca
kisah atau biografi tokoh tersebut untuk menjadi pelajaran dan contoh keteladanan.
c. Berlatih dari hal-hal yang kecil
Jangan berbicara tentang korupsi jika masih suka melanggar aturan lalu lintas,
membuang sampah sembarangan, menyontek, melanggar hal-hal lain yang dianggap
“sepele”. Bagaimana mungkin bisa memberantas korupsi yang demikian masif jika
kita tidak bisa mengatasi keinginan untuk melakukan
pelanggaran “kecil”? Integritas harus ditanamkan secara bertahap, mulai dari
yang kecil dan terdekat dengan diri kita.
d. Mengajakoranglainuntukmelakukanhalyangsama
Gerakan berintegritas harus menjadi gerakan massal dan menyebar. Integritas parsial
tidak akan membantu banyak perubahan. Masyarakat harus memiliki budaya malu
jika mereka mengabaikan integritas. Karena itu, mahasiswa dapat mengajak
lingkungan terkecilnya yaitu keluarga untuk menjunjung tinggi integritas.
e. Melakukannya mulai dari sekarang
Lakukan mulai dari sekarang juga, dan tidak ditunda. Mulai dari yang kita bisa.
Korupsi sudah menggurita dari masa ke masa maka apabila dibiarkan berlarut-larut
dan berurat akar dapatlah kita bayangkan bagaimana masa depan Indonesia kelak.
Anda sebagai mahasiswa akan merasakannya, begitu pula adik-adik dan anak-anak
Anak kelak akan menjadi generasi yang sudah tidak bisa menikmati apa-apa lagi dari
Bumi Pertiwi tercinta ini. Mengapa? Karena semua kekayaan Indonesia sudah dijarah
oleh para koruptor dan ditempatkan di negara-negara lain. Hal inilah yang harus kita
cegah bersama sekarang juga.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan anti-korupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen


bangsa untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptifDengan kata lain gerakan
anti-korupsi adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu (manusia) dan
sistem untuk mencegah terjadinya perilaku koruptif.

Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara


yang disesuaikan dengan kebutuhanPenanaman nilai-nilai ini juga penting dilakukan
kepada mahasiswaPendidikan anti- korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam
berbagai bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-
bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnyaPendidikan anti korupsi juga dapat diberikan
dalam bentuk perkuliahan, baik dalam bentuk mata kuliah wajib maupun
pilihangerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan
menjadi motor penggerakMahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka
miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahanmampu menyuarakan kepentingan
rakyatmampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi
watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum pemberantasan Korupsi

B. Saran

22
Mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan
membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan
tidak berpihak pada masyarakatKontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu
dilakukan karena ba nyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan
masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun
dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif.
Semangat dalam menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta
keberanian dalam menentang segala bentuk ketidak adilan, mahasiswa menempati
posisi yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan akan
hal tersebut, mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk
bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan
jabatan dan korupsi. Agar penegakan hukum di Indonesia khususnya untuk kasus
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dapat menciptakan kebijakan publik yang berpihak
kepada kepentingan masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/461438440/Makalah-Peran-Mahasiswa-
dalam-Gerakan-Anti-Korupsi#

Buku Pendidikan Anti Korupsi.2011.Pendidikan anti korupsi untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta:Kemendikbud

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
peranan_ mahasiswa.pdf

https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2013/03/bab-8-peran-mahasiswa-
dalam-gerakan-anti-korupsi.pdf

https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230103-masyarakat-bisa-
berperan-dalam-pemberantasan-korupsi-ini-caranya

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/11278/1/Modul%20PBAK%201-14.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai