Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN

TENTANG LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN ANTIKORUPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Budaya dan Anti Korupsi

Dosen Pengampu : Dina Indarsita,SST.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Vicky Aprian
2. Shifa Rahmania
3. Silvia Sukma Winata
4. Tri Nurhalisa
5. Youstina Rafim Hutapea
6. Yosshe Wahyuni Artha

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah-NYA
sehingga dapat dibuatlah laporan penyuluhan tentang “Kegiatan Penyeluhan
Anti Korupsi ”. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, juga untuk memperluas
pengetahuan tentang pentingnya kegiatan penyuluhan anti korupsi dilakukan
Dalam penulisan laporan ini jika didapati kekurangan dari segi teknik
penulisan maupun isi, maka mohon saran dan kritiknya baik dari Dosen pengajar
maupun dari pembaca, dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan penyuluhan
ini serta memperluas pengetahuan penulis tentang Pentingnya Peran
GenerasiMuda Dalam Mengurangi Tindak Pidana Korupsi.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
PRAKATA..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH
2.1 Tujuan Kegiatan
2.1.1 Tujuan Umum...................................................................................4
2.1.2 Tujuan Khusus..................................................................................4
2.2 Manfaat Kegiatan
2.2.1 Manfaat Teoritis................................................................................4
2.2.2 Manfaat Praktis.................................................................................5
2.3 Pemecahan Masalah...............................................................................5
BAB III. METODE PELAKSANAAN............................................................6
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI..................................................................8
BAB V. PENUTUP..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi merupakan salah satu istilah yang kini akrab di telinga masyarakat
Indonesia. Hampir seluruh media massa memberitakan berbagai kasus korupsi yang
terjadi di Indonesia. Kata korupsi telah dikenal oleh masyarakat luas tetapi definisinya
belum tuntas dibukukan. Pengertian korupsi berevolusi tiap zaman, peradaban, dan
territorial. Rumusannya bisa berbeda tergantung pada titik tekan dan pendekatannya,
baik dari perspektif politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum. Korupsi sebagai
fenomena penyimpangan dalam kehidupan sosial, budaya, kemasyarakatan, dan
kenegaraan sudah dikaji dan ditelaah secara kritis oleh banyak ilmuwan dan filosof.
Aristoteles misalnya, yang diikuti oleh Machiavelli, telah merumuskan sesuatu yang
disebutnya sebagai korupsi moral (moral corruption)1. Korupsi memang merupakan
istilah modern, tetapi wujud dari tindakan korupsi itu sendiri ternyata telah ada sejak
lama. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, seorang Indian yang menjabat
semacamperdana menteri, telah menulis buku “Arthashastra” yang membahas
masalah korupsi di masa itu dalam literatur Islam2
Robert Klitgaard, menyatakan Pengertian Korupsi adalah suatu tingkah laku
yang meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan,
keluarga dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan yang
menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang diungkapkan oleh Robert
yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi negara.3 Pengertian secara yuridis,
baik dalam arti maupun jenisnya telah dirumuskan di dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo
UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan undang-
undang sebelumnya, yaitu UU No 3 Tahun 1971. Pemahaman tentang tindakan
korupsi tersebut mendorong pengabdi untuk melakukan penyuluhan guna mencegahan
tindakan korupsi baik di kalangan masyarakat umum maupun negara.
Tindakan pencegahan yang dimaksud hendaknya dilakukan sejak dini, dimana peran
generasi muda yang akan meneruskan tonggak kedaulatan bangsa haruslah memiliki
rasa cinta tanah air serta tertanam nya nilai-nilai kejujuran yang luhur yang dapat
membawa pada perubahan dan era baru bebas korupsi. Korupsi yang kecil pada
awalnya, dapat menjadi tindak pidana korupsi, karna telah merugikan banyak pihak
sehingga sangat diperlukan pencegahan sejak dini. Tindakan pencegahan korupsi
dengan melakukan penyuluhan pada generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai
pancasila dalam setiap tindakan generasi muda bangsa, serta mencari solusi bersama
dalam pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di masyarakat dan pada negara.
Tindak pidana korupsi jika tidak diminimalisirkan dengan penyuluhan anti
korupsi kepada generasi muda, akan mengalami perkembangan yang sangat pesat,
ancaman sanksi sekeras apapun terbukti tidak akan dapat mengontrol perilaku subjek
dengan sepenuhnya. Selalu saja ada celah dan kesempatan, sekecil apapun yang akan
coba dimanfaatkan oleh seorang subjek dengan risiko yang telah diperhitungkannya
untuk menghindarkan diri dari kontrol hukum yang berhakekat sebagai kontrol
eksternal itu4. Sehingga peran generasi muda yang bersih dan mengamalkan nilai-nilai
kejujuran sangat di perlukan demi mewujudkan kesatuan NKRI anti korupsi.
maka diharapkan tindakan ini dapat menata pemikiran siswa/I agar dapat
memahami mengenai korupsi sejak dini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi diatas, maka dapat dikemukakan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman mahasiswa poltekkes kemenkes medan mengenai
arti pentingnya mencegah tindak pidana korupsi sejak dini?

2. Bagaimana peran generasi muda di Medan dalam pencegahan Tindak


Pidana Korupsi ini?
BAB II
TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH

2.1 Tujuan Kegiatan


2.1.1 Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan kepada Generasi Muda
ini adalah:
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai arti pentingnya mencegah tindak
pidana korupsi sejak dini, dikalangan Mahasiswa poltekes kemenkes medan

2. Untuk memberikan pemahaman peran serta generasi muda dalam Pencegahan


Tindak Pidana Korupsi di Medan.

2.1.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyusunan laporan penelitian didasarkan oleh pertimbangan


bahwa salah satu syarat kelulusan dalam Mata Kuliah Klinik Hukum Anti Korupsi
ialah melalui pemberian laporan atau report terkait dengan efektifitas pelaksanaan
klinik hukum anti korupsi.

2.2 Manfaat Kegiatan


2.2.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan pemikiran baru kepada generasi muda sehingga
pemikiran-pemikiran baru dapat berkembang dan memotivasi untuk tidak melakukan
tindak korupsi, serta menanamkan rasa cinta tanah air dan nilai-nilai kejujuran
sehingga dapat terhindar dari tindak pidana korupsi.

2.2.2 Manfaat Praktis


Diharapkan dapat menjadi dasar pendidikan dini bagi generasi muda agar
4
meminimalisirkan tingkat tindak korupsi serta, digunakan sebagai tindakan
penanganan untuk mengurangi tindak pidana korupsi yang sedang merajalela dalam
masyarakat.
1. Manfaat bagi pengabdi sendiri, diharapkan dengan diadakannya pengabdian
masyarakat ini, melahirkan generasi-generasi muda yang bebas korupsi, serta
pengabdi berharap bahwa kedepannya pengabdi sendiri dapat terhindar dari
tindak pidana korupsi dan memahami nilai-nilai kejujuran yang
akandiamalkan dalam menjalankan segala tugas yang mencerminkam rasa
cinta tanah air, dalam naungan pancasila sebagai dasar acuan dalam bertindak.

2.3 Pemecahan Masalah


Permasalahan tersebut dipecahkan dengan melibatkan dosen-dosen Fakultas
Hukum sebagai tim pengabdi yang kemudian memberikan pemahaman mengenai arti
pentingnya peran serta generasi muda dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi,
dengan dilakukannya penyuluhan hukum akan menanamkan pemahaman dasar
tentang nilai-nilai kejujuran serta norma-norma pancasila guna mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi. Setelah diberikan pemaparan, dan penyuluhan, maka peserta
akan dilibatkan secara aktif diberikan kesempatan berdiskusi, kepada para peserta
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi, sehingga dapat memberikan solusi
yang cocok untuk memecahkan masalah dan kendala-kendala yang dihadapi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode yang cocok digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini berupa


streetlaw. Street Law merupakan bentuk penyuluhan hukum terhadap masyarakat
awam, dalam hal ini siswa-siswi poltekkes kemenkes medan jurusan keperawatan
yang merupakan generasi muda bangsa Indonesia. Penyuluhan hukum adalah bagian
dari pembangunan hukum nasional dan pembangunan hukum nasional adalah bagian
dari pembangunan nasional. Karenanya kegiatan penyuluhan hukum tidak dapat
dilepaskan dari rencana besar mengenai bagaimana kehidupan manusia (WNI) ingin
dibangun agar kualitasnya bertambah baik dan mengarahkan mereka yang intinya agar
berperilaku dan bersikap tindak sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam UUD
NRI 1945.5
3.1 Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam proses penyuluhan Berdasarkan teknik
komunikasi adalah metode secara langsung (muka ke muka). Metode langsung ini
digunakan untuk bertatap muka dan berhadapan langsung dengan sasaran penyuluhan
sehinga memperoleh respon secara langsung dari sasarannya dalam waktu yang relatif
singkat.
3.2 Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam penyusunan laporan penyuluhan ini
meliputi data primer dan data sekunder.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data pengabdi melakukan pencatatan dalam proses
penyuluhan sehingga segala data yang di butuhkan dapat diketahui. Dengan
melakukan observasi langsung selama kegiatan penyuluhan berlangsung. Observasi
harus dilakukan dengan teliti.

3.4 Teknik Pengelolahan Data dan Analisis Data


Dari data yang telah didapatkan dalam penyuluhan dikelompokkan untuk
mendapatkan penyelesaian dari rumusan masalah yang ada,
BAB IV
HASIL PENYULUHAN

4.1 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan


Kegiatan penyuluhan Hukum Anti Korupsi yang dilaksanakan di poltekkes
kemenkes medan jurusan keperawatan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 Juni
2023 pada pukul 08.00 WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut adalah
Mahasiswa kelas 3A S.Tr, kurang lebih berjumlah 40 orang peserta.
Dosen pembimbing yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Ibu
Dina Indarsita,SST,.M.Kes

4.2 Pemahaman Dan Penanaman Budaya Anti Korupsi


4.2.1 Pemahaman Mahasiswa Poltekkes Medan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan anti korupsi yang telah dilakukan oleh
Kelompok 7 merupakan sebuah bentuk kegiatan dimana kegiatan tersebut dilakukan
oleh Mahasiswa sebagai upaya mencegah Tindak Pidana Korupsi sejak dini

Melihat Korupsi sebagai issu nasional merupakan persoalan bangsa harus


segera di berantas. Upaya pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara represif
maupun preventif. Upaya pencegahan korupsi bisa dilakukan sedini mungkin melalui
berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi, penyuluhan mengenai korupsi. Pendidikan
anti korupsi di sekolah sangat penting untuk meningkatkan pemahaman para siswa
mengenai korupsi dan dampaknya terhadap aspek kehidupan, sehingga diharapkan
nantinya akan menjadi generasi yang anti korupsi.
Beberapa isu yang menjadi sebuah acuan dilakukannya penyuluhan hukum
anti korupsi di Poltekkes Medan diantaranya :
1. Plagiat/ Copy – Paste dalam penugasan

2. Mencontek

3. Gratifikasi ke Guru

4. Memalsukan kuitansi dan cap kegiatan

5. Korupsi waktu oleh Guru dan Siswa


Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan kepada 40 peserta sebagai
tolak ukur sejauh mana siswa-siswi memahami korupsi maka hasilnya adalah 100%
siswa- siswi mengetahui pengertian dari korupsi secara umum, Rata-rata siswa-siswi
hanya mengetahui Korupsi secara umum yakni sebagai suatu tindakan yang sangat
tidak terpuji yang dapat merugikan Negara ataupun orang lain untuk keuntungan
pribadi. namun hanya 15% dari siswa-siswi tersebut yang mengetahui korupsi secara
spesifik seperti bentuk-bentuk dari korupsi itu sendiri.
Bentuk-bentuk korupsi dibagi menjadi 3 yaitu :

Penyuapan

Penggelapan
Korupsi

Gratifikasi

1. Penyuapan adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari
pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk
mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap
tersebut berlawanan dengan penerima
Contoh Penyuapan : Memberikan uang atau barang kepada guru agar mendapatkan
nilai yang maksimal Memberikan uang atau barang kepada instansi sekolah agar
dilancarkan masuk kesekolah tersebut.
2. Penggelapan merupakan suatu tindakan tidak jujur dengan menyembunyikan
barang/harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa sepengetahuan pemilik
barang dengan tujuan untuk mengalih-milik (pencurian), menguasai, atau
digunakan untuk tujuan lain.

Contoh penggelapan : Bendahara meminta uang kas, dan ternyata uang kas
tersebut di buat untuk pribadi
3. Gratifikasi, Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun diluar negeri
dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.

Contoh Gratifikasi : Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terimakasih


karena telah dibantu, Hadiah/sumbangan rekanan yang diterima pejabat pada
saat perkawinan anaknya.
Pemahaman tersebut kemudian ditanamkan kepada siswa-siswa SMP Negeri 3
Denpasar sehingga secara tidak langsung dapat menanamkan tindakan anti korupsi
sejak dini serta dapat mencegah perbuatan korupsi sejak dini, dimana peran generasi
muda haruslah memiliki rasa cinta tanah air serta tertanamnya nilai-nilai kejujuran
yang luhur yang dapat membawa pada perubahan era bebas korupsi. Hasil dari
Kuisioner yang diberikan tersebut membuktikan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 3
Denpasar telah memahami arti dari Korupsi.
4.2.2 Penanaman Budaya Anti Korupsi di Poltekkes Kemenkes Medan
Salah satu bentuk penanaman budaya anti korupsi di Poltekkes Kemenkes
Medan adalah dengan adanya pemberian materi mengenai Anti Korupsi disela-sela
pembelajaran di sekolah seperti nilai-nilai tentang kedisiplinan, tanggung jawab, budi
pekerti luhur, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan hasil observasi, di Poltekkes
Kemenkes Medan juga banyak ditemukan disetiap dinding kantor guru dan ruang
kelas serta di ruangan lainnya seperti poster, slogan dan lukisan tentang anti korupsi
yang dimanabeberapa merupakan hasil karya dari siswa itu sendiri.

Pernah diajarkanTidak pernah diajarkan

Gb 1. Diagram Kuisioner

Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada 40 orang siswa/i di


Poltekkes Kmenkes Medan, 90% mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan
penanaman materi mengenai anti Korupsi dari guru-guru yang mengajar di sekolah.
Hal ini berarti Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan SANGAT BAIK dalam
menanamkan budaya antikorupsi di lingkungan sekolah, dan perlu ditingkatkan lagi
agar semua guru dapat sama rata dalam memberikan materi mengenai nilai-nilai
kejujuran.

4.2.3 Identifikasi Bentuk Praktek Korupsi Di Sekolah


Selama ini mungkin bentuk korupsi yang kita tahu hanya seperti penyapan,
penggelapan dan nepotisme saja, namun tanpa kita sadari, ada banyak bentuk korupsi
yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Salah satunya adalah di Lingkungan Sekolah:
 Korupsi Waktu

Korupsi waktu adalah salah satu tindakan korupsi yang sering dilakukan
banyak orang, begitu juga para pejabat, korupsi waktu ini merupakan tindakan korupsi
yang paling sering dilakukan oleh pejabat, contohnya, mbolos berangket ke kantor dll.
Tidak hanya pejabat saja, terkadang guru dan siswa sering melakukan tindakan yang
sama. contohnya, sengaja telat masuk kantor/sekolah, atau sengaja izin untuk
meninggalkan sekolah dengan alasan yang tak penting.
 Korupsi uang saku

Hal ini sering dilakukan oleh siswa dalam meminta uang saku kepada orang
tua, yaitu dengan cara meminta uang saku lebih dengan modus untuk iuran disekolah
atau membeli buku pelajaran, denagn kenyataanya unag tersebut digunakan untuk hal-
hal yang tidak bermanfaat, seperti untuk memebeli rokok, modal untuk
pacaran,bermain game online dan sebagaimya.
 Korupsi kepercayaan

Korupsi kepercayaan sekarang sudah tidak asing lagi dikalangan


pelajar.Contohnya adalah pada saat ulangan kita dipercaya oleh guru mata pelajaran
untuk mengerjakan ulangan itu sendiri , namun pada saat itu soal pada ulangan itu
sulit dan kita menyontek pekerjaan teman sebelah kita.itu merepakan contoh kecilyang
seringkali tanpa kita sadari.

 Korupsi berat

Contohnya:
 Orangtua menyogok sekolah agar anaknya bisa diterima di sekolah
tersebut, padahal nilai seleksi masuk anaknya nggak memadai. Asal
tahu aja, saya sering menyaksikan hal ini terjadi, termasuk di sekolah-
sekolah swasta favorit

 Guru mengatrol nilai murid agar murid-murid sekolah terkesan


berprestasi.

 Siswa diminta untuk membayar iuran sekolah, padahal bersekolah di


sekolahan negeri yang bebas SPP, karena sudah dibayar pemerintah.

 Siswa sering diwajibkan untuk membeli buku oleh sekolah, padahal


sekolah sudah mendapat buku bantuan dari Dinas Pendidikan.

Ternyata tanpa kita sadari ada banyak tindakan korupsi yang ada di sekitar
kita,. Jika kita ingin memberantas tindakan korupsi oleh pejabat, sebaiknya kita
berlajar terlebih dahulu untuk tidak korupsi hal-hal yang sepele, karena masalah besar
berawal dari hal yang disepelekan.

4.3 Tindakan Pencegahan Korupsi Oleh Mahasiswa


Dalam rangka meningkatkan pemahaman kepada Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Medan terhadap tindakan korupsi yang terjadi dilingkungannya maka
mahasiswa turut menampilkan kontribusi positif terkait hal ini. Dengan mengacu pada
Undang- Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat turut berperan aktif sebagai pihak
yang menyelenggarakan pendidikan yang pada dasarnya berbasis masyarakat.
Tindakan pencegahan oleh mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Medan ialah dengan
melakukan penyuluhan, diskusi dan juga games tentang anti korupsi. Dalam
penyuluhan ada beberapa materi yang disampaikan ke Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Medan diantaranya pengertian apa itu korupsi, bentuk-bentuk korupsi,
bagaiman cara mencegah korupsi di negara Indonesi, tentang KPK. Point pertama
yang kami sampaikan tentang apa itu korupsi menjadi materi yang sangat antusias
bagi siswa, dilihat dari banyak yang ingin menjawab pertanyaan pengertian dari
korupsi tersebut. Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat
merugikan orang lain untukkepentingan pribadi.
Point kedua yaitu bentuk-bentuk korupsi, Sebelum tau tentang bagaimana cara
mencegah seharusnya siswa harus tau dulu apa saja bentuk-bentuk korupsi.Sehingga
mahasiswa menerangkan tentang bentuk-bentuk korupsi yaitu penyuapan yang artinya
tindakan memberikan uang, barang maupun bentuk lain dari pembalasan dari pemberi
suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas
kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut berlawanan dengan si
penerima. Penggelapan merupakan suatu tindakan tidak jujur dengan
menyembunyikan barang atau harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa
sepengetahuan pemiliknya dengan tujuan mengalih-milik, menguasai atau
dengantujuan lain. Gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas yakni meliputi
pemberian uang, barang, discount, komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan dan fasilitas lainnya, baik yang di dalam negeri maupun
diluar neger dengan menggunakan sarana elektronik maupun tanpa sarana elektronik.
Point ketiga adalah gimana caranya mencegah korupsi tersebut dan bisa
mengajarkan ke Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan. Mahasiswa dapat
mengajarkan bagaimana sikap anti korupsi, pendidikan meral sejak dini, memberikan
anak agama yang cukup. Sehingga pencegahan bisa dilakukan sejak dini di dalam
Mahasiswa. KPK merupakan salah satu lembaga anti korupsi. Dimana pemberantasan
tindak pidana korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan dengan
dengan peran serta masyarakat (pasal 1 Undang-Undang no 30Tahun 2002).
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil analisa tingkat pemahaman dan kepekaaan mahasiswa poltekes kemenkes medan
terkait korupsi adalah mayoritas mahasiswa poltekes kemenkes medan telah
memahami arti dari korupsi secara umum namun tidak semua mahasiswa poltekes
kemenkes medan peka terhadap praktek korupsi yang terjadi dalam lingkungan
sekolah dan berkomitmen untuk memberantas korupsi. Tidak terlepas dari itu, salah
satu perosoalan yang timbul pula adalah bahwa pandangan mahasiswa poltekes
kemenkes medan yang melihat sekolah kurang tegas dalam menangani kasus korupsi
yang terjadi di lingkungannya.
Disamping itu, dalam kaitannya dengan menanamkan budaya anti korupsi
sejak dini, semata-mata mahasiswa telah melakukan upaya preventif
denganmengadakan penyuluhan dan sharing terkait dengan praktek korupsi yang
terjadi dalam lingkungan kampus dan sekolah serta memberikan solusi terkait cara
menyelesaikan persoalan tersebut.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas maka beberapa saran yang
diberikan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan tersebut ialah mahasiswa/i
harus lebih peka dan berani memberikan laporan terkait denngan dugaan praktek
tindakan korupsi yang dilakukan di lingkungan sekolah sehingga dapat meningkatkan
intensitas praktek korupsi yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam kaitannya
dengan sekolah, maka sudah sejatinya sekolah memberikan memberikan perhatian
khusus kepada para pihak yang melakukan praktek korupsi di lingkungan sekolah
danlebih menegaskan sanksi yang dijatuhkan kepada Mahasiswa Poltekes kemenkes
medan yang terbukti melakukan tindakan korupsi sesuai dengan laporan yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

I. BUKU
Djaja, Ermansyah, 2013, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Jakarta, Sinar Grafika
Fawa’id, Ahmad dan Sultonul Huda, 2006, NU Melawan Korupsi:Kajian Tafsir dan
Fiqih, Jakarta, Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama
Hasibuan, Albert, 2014, Titik Pandang Untuk Orde Baru, Jakarta, Pustaka Sinar
Harapan
Soekanto, Soerjono, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Wignjosubroto, Soetandyo, 2015, Hukum dalam Masyarakat, Perkembangan dan
Masalah Sebuah Pengantar Kearah Kajian Sosiologi Hukum, Malang,
Bayumedia Publishing

II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

Anda mungkin juga menyukai