A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin" corruptio" ataupun" corruptus" yang berarti
kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, serta tidak bermoral
kesucian. Dan setelah itu muncul dalam hahasa Inggris serta Perancis" Corruption" yang
berarti menyalahgunakan wewenangnya guna menguntungkan dirinya sendiri. Robert
Klitgaard mendefinisikan“ corruption is the abuse of public power for private benefit”,
korupsi ialah penyalahgunaan kekuasaan publik guna keuntungan individu. Korupsi juga
berarti memungut uang bagi layanan yang sudah seharusnya diberikan, ataupun
menggunakan wewenang guna meraih tujuan yang tidak sah.3 Menurut Jeremy Pope,"
Korupsi melibatkan perilaku dipihak para pejabat sektor publik, baik politiki ataupun
pegawai negeri sipil. Mereka secara tidak wajar serta tidak sah memperkaya diri sendiri
ataupun orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan wewenang yang
dipercayakan kepada mereka".4
Menurut Undang- undang No 31 Tahun 1999, korupsi ialah tindakan setiap orang
yang secara melawan hukum melakukan perbuatan dengan memperkaya diri nya sendiri
atau orang lain maupun suatu korporasi yang bisa merugikan keuangan negara maupun
perekonomian negara. Korupsi juga diartikan sebagai tindakan tiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain maupun sesuatu korporasi. Juga
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan ataupun sarana yang ada padanya sebab
jabatan atau peran yang bisa merugikan keuangan negara maupun perekonomian Negara. 5
Berdasar pada pandangan hukum dikatakan korupsi apabila memenuhi unsur- unsur
perbuatan yang melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan ataupun
sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain ataupun korporasi, serta unsur terakhir ialah
merugikan keuangan negara ataupun perekonomian negara. Suatu perbuatan dikatakan
korupsi antara lain yakni apabila memberi maupun menerima hadiah ataupun janji atau
penyuapan, penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam
pengadaan dan menerima gratifikasi untuk pegawai negeri/ penyelenggara negara.6
Berikutnya untuk beberapa pengertian lain dari korupsi di sebutkan jika:
1. Korup maksudnya busuk, suka menerima uang suap/ sogok, menggunakan
kekuasaan buat kepentingan sendiri serta sebagainya.
3
Abu Bakar Adanan Siregar, “KORUPSI (Melacak Term-Term Korupsi Dalam Al-Qur’an),”
Korupsi, 2017, h 99.
4
S.E.M.M.M.S. Agus Wibowo et al., Pengetahuan Dasar Antikorupsi Dan Integritas (Media Sains
Indonesia, 2022), https://books.google.co.id/books?id=uslwEAAAQBAJ.
5
Fabianus Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan
Korupsi,” Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2, no. 2 (2021),h 581.
6
Sri Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-Negara
Asia Pasifik,” Media Ekonomi Dan Manajemen 31, no. 1 (2016), h 16.
2. Korupsi maksudnya perbuatan busuk semacam penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, serta sebagainya.
3. Koruptor maksudnya orang yang melakukan korupsi.
Dengan demikian arti kata korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat serta
merusak. Berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut sesuatu yang
bersifat amoral, watak serta kondisi yang busuk ialah menyangkut jabatan lembaga ataupun
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karna pemberian,
mengangkut faktor ekonomi serta politik dan penempatan keluarga ataupun golongan ke
dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.7
B. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi
Dampak korupsi pada aspek ekonomi menjadi suatu permasalahan yang bisa
menghambat pembangunan ekonomi disetiap negara, baik pada negara sedang berkembang
ataupun negara maju. Banyak negara yang mulai serius mempertimbangkan bahaya korupsi
terhadap perekonomian dengan cara membentuk lembaga ataupun departemen yang dapat
mencegah serta mengendalikan korupsi tersebut.8 Di sektor ekonomi, korupsi mempersulit
pembangunan ekonomi dimana pada sektor privat, korupsi meningkatkan biaya karna
adanya pembayaran ilegal serta resiko pembatalan perjanjian ataupun sebab adanya
penyidikan. Walaupun begitu, ada pula yang menyatakan kalau korupsi mengurangi biaya
karna mempermudah birokrasi yakni adanya sogokan menyebabkan pejabat membuat
peraturan baru serta hambatan baru. Dengan demikian, korupsi juga dapat mengacaukan
dunia perdagangan. Perusahaan- perusahaan yang dekat dengan pejabat dilindungi dari
persaingan, hasilnya perusahaan- perusahaan jadi tidak efektif. Dampak negatif yang lain,
korupsi telah menimbulkan distorsi pada sektor publik dengan mengalihkan investasi
publik ke proyek- proyek masyarakat dimana sogokan serta upah tersedia lebih banyak.9
Korupsi memiliki berbagai dampak penghancuran yang hebat( an enermous
destruction effects) terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa serta negara, khususnya dalam
sisi ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Pada sektor ekonomi,
korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dimana pada sektor privat, korupsi
meningkatkan biaya sebab adanya pembayaran ilegal serta efek pembatalan perjanjian
ataupun sebab adanya penyidikan. Bermacam macam kasus ekonomi lain akan timbul
secara alamiah apabila korupsi telah merajalela dan berikut ini merupakan hasil dari
dampak ekonomi yang akan terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Pertama, lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi. Korupsi bertanggung jawab
terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam negeri. Kondisi negara
yang korup akan membuat pengusaha multinasional meninggalkannya, karena
7
Mudemar A Rasyidi, “Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan Negara
Dan Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama,” Jurnal Mitra Manajemen 6, no. 2 (2020), h 38.
8
Akhmad Faisal Lutfi, Zainuri Zainuri, and Herman Cahyo Diartho, “Dampak Korupsi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus 4 Negara Di ASEAN,” E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi 7, no.
1 (2020), h 30.
9
Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-Negara Asia
Pasifik.”
investasi di negara yang korup akan merugikan dirinya karena memiliki ‘biaya
siluman’ yang tinggi. Berbagai organisasi ekonomi dan pengusaha asing di seluruh
dunia menyadari bahwa suburnya korupsi di suatu negara adalah ancaman serius
bagi investasi yang ditanam.
2. Kedua, penurunan produktifitas. Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi
dan investasi, maka tidak dapat disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin
menurun. Hal ini terjadi seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi
untuk bisa berkembang lebih baik atau melakukan pengembangan kapasitas. Ujung
dari penurunan produktifitas ini adalah kemiskinan masyarakat.
3. Ketiga, rendahnya kualitas barang dan jasa. Korupsi menimbulkan berbagai
kekacauan di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-
proyek lain yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pada akhirnya
korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa bagi publik dengan cara
mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, syarat-syarat material
dan produksi, syarat-syarat kesehatan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.
4. Keempat, menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak. Sebagian besar negara
di dunia ini mempunyai sistem pajak yang menjadi perangkat penting untuk
membiayai pengeluaran pemerintahnya dalam menyediakan barang dan jasa publik.
5. Kelima, meningkatnya hutang negara. Kondisi perekonomian dunia yang
mengalami resesi dan hampir melanda semua negara termasuk Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa (Sihono, 2012), memaksa negaranegara tersebut untuk
melakukan hutang untuk mendorong perekonomiannya yang sedang melambat
karena resesi dan menutup biaya anggaran yang defisit, atau untuk membangun
infrastruktur penting. Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang
luar negeri yang semakin besar.10
C. Dampak Korupsi Terhadap Kenaikan Sembako
Buruknya regulasi penyaluran bansos Covid- 19 berupa paket sembako serta
koordinasi dari pemerintah, juga kacaunya proses pendataan informasi masyarakat yang
berhak untuk menerima dana bantuan sosial Covid- 19 berbentuk paket sembako tersebut.
Kasus tersebut dibuktikan dari adanya pengakuan dari masyarakat dan fakta yang
memperlihatkan jika paket sembako yang diberikan sangat tidak sesuai serta jauh dari kata
layak dari nominal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu masyarakat
terdampak kasus korupsi dana bantuan sosial Covid- 19 berupa paket sembako ini
merupakan masyarakat miskin. Mereka menyatakan jika paket sembako yang mereka
terima dari pemerintah sangatlah jauh dari nominal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
sebesar Rp 300. 000 untuk satu paket sembako dengan biaya potongan Rp 15. 000 biaya
goodie bag, serta potongan biaya Rp 15. 000 biaya jasa transportasi. Maksudnya secara
keseluruhan isi paket sembako tersebut seharusnya bernilai kurang lebih Rp 270. 000. Akan
tetapi, masyarakat mengaku jika paket sembako yang mereka terima jauh dari nominal
yang sudah ditetapkan pemerintah dalam satu paket sembako tersebut. Hal tersebut bisa
mereka ketahui dari jenis kualitas serta merk dari masing- masing item barang yang ada
dalam satu paket sembako.
10
Amalia Fadhila Rachmawati, “Dampak Korupsi Dalam Perkembangan Ekonomi Dan Penegakan
Hukum Di Indonesia,” Eksaminasi: Jurnal Hukum 1, no. 1 (2021),h 15-17.
Masyarakat juga mengeluhkan kalau isi barang ataupun item dari paket sembako
tersebut sangatlah tidak layak pakai, hal ini terlihat dari jenis beras yang berkutu juga
sangat kusam, ayam yang busuk, serta jenis- jenis barang yang lain semacam sarden serta
susu yang mempunyai kualitas yang rendah ataupun merk yang bahkan mereka tidak
sempat melihat sebelumnya di pasaran. Hasil dari penghitungan serta riset masyarakat,
mereka menyatakan jika isi paket sembako yang mereka terima hanya berkisar antara Rp.
140. 000 hingga dengan Rp. 150. 0000 saja, tentu nominal tersebut sangatlah jauh dari nilai
nominal satu paket sembako yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dari penelusuran
BPKP( Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) di Jabodetabek, BPKP menemukan
harga yang tidak wajar dalam paket bantuan sosial untuk masyarakat disaat pandemi ini.
Dalam penemuan proses penelusuran BPKP dalam paket bantuan sosial buat masyarakat
disaat pandemi di Jabodetabek, BPKP menemukan sebesar Rp. 65, 88 miliyar kelebihan
pembayaran harga bahan pokok sembako. Kemudian, selisih harga buat transporter di
Jabodetabek senilai Rp. 2, 97 Miliyar, serta kelebihan pembayaran dalam goodie bag
bantuan sosial( bansos) sebesar Rp. 6, 09 Miliyar. Sehingga dari proses penghitungan bagi
BPKP anggaran bansos diprediksi dikorupsi sebesar Rp. 20, 8 Miliyar. Secara umum
korupsi terjadi dalam penyaluran dana bansos berupa paket sembako adalah kuota penerima
dikurangi bahkan tidak diterima sama sekali.11
D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi
Menurut Teori Willingness and Opportunity, korupsi terjadi karena adanya
kemauan (willingness) dan kesempatan (opportunity).
1. Kemauan
Kemauan ialah faktor internal yang berupa pendorong seseorang melakukan korupsi
karena kebutuhan ataupun keserakahan, sebaliknya peluang ialah faktor eksternal yang
berupa kelemahan sistem pengendalian internal atau minimnya pengawasan. Apabila kedua
hal tersebut terjadi secara bersamaan maka akan mengakibatkan tindakan korupsi. Dari sisi
internal, manusia sejak lahir terlah mempunyai perilaku guna mengutamakan diri nya
sendiri ataupun selfish. Selfish ialah awal timbulnya watak greed ataupun serakah yang
merupakan akar dari mentalitas korup. Kemauan guna korupsi merupakan refleksi dari
mutu moral masing masing individu. Dari sisi reliabilitas, upaya pemberantasan korupsi
yang menitikberatkan pada pembangunan moral saja telah tidak reliabel. Selain
berfluktuasi, mutu moral seseorang bisa berubah secara drastis seiring dengan berjalannya
waktu. Dari sisi eksternal, peluang ialah faktor kedua yang memungkinkan korupsi terjadi.
2. Kesempatan
Kesempatan tergantung pada keadaan sistem yang ada. Apabila sistem yang sudah
ada lemah hingga akan ada banyak kesempatan terjadinya korupsi, sebaliknya apabila
sistem yang tertata dengan baik tidak akan terjadi korupsi. Upaya menekan peluang
terjadinya korupsi dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem, misalnya dengan
menerapkan sistem yang lebih akuntabel. Walaupun sistem memegang peran penting paling
11
http://lexscientia.ukm.unnes.ac.id/buletin-lex-scientia-vol-1-no-2-2021/menilik-korupsi-dana-
bansos-covid-19-di-indonesia/3618/
utama karena sifatnya yang lebih reliable, akan tetapi tanpa dukungan pribadi yang
bermoral tentunya hal ini akan sia- sia.12
12
Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan Korupsi.”
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan
perbuatan tindak pidana yang menyalahgunakan, memanipulasi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan merugikan keuangan Negara. Korupsi bisa terjadi dimana saja dan
kapan saja selagi ada kesempatan, maka sebagai generasi muda kita wajib untuk
menyuarakan antikorupsi dan belajar moral untuk tidak melakukan nya dimasa mendatang.
Korupsi mulai melekat di Indonesia khususnya karena kurangnya kesadaran dan tingginya
sifat tamak dari perilaku korupsi yang akhirnya merugikan banyak pihak, tidak hanya dari
segi material namun juga sosial budaya, politik dan ekonomi. Korupsi paling banyak
berimpas pada bidang ekonomi seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi, menurunnya
produktifitas, rendahnya kualitas barang dan jasa, meningkatkan hutang Negara,
berkurangnya pendapatan Negara, mengalami kerugjan yang banyak dan masih banyak lagi
kerugian lain di bidang ekonomi.
Kasus korupsi rata rata yang terjadi di Indonesia sangat besar mulai dari milyaran
sampai triliunan, hal ini mencerminkan haus akan uang belum dapat diatasi oleh
pemerintah di Indonesia khususnya pihak yang berwenang. Solusi yang mungkin bisa
dilakukan oleh pemerintah adalah mengupayakan pengoperasian di setiap lini berjalan
secara sistematis dan sesuai dengan prosedur sedangkan bagi kita yang masih muda
perbanyak literasi, perbanyak menyuarakan anti korupsi dan menanamkan sifat rendah hati
dan cukup di dalam pribadi kita.
B. Saran
Kami memiliki beberapa saran yang mungkin nantinya diperlukan seperti
pencegahan korupsi jangan hanya dilakukan setelah adanya laporan tapi pencegahan
dilakukan sebelum terjadinya tindakan korupsi, selain itu menanamkan moral dan akhlak
sangat penting dari kecil di didik untuk tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun
baik yang berhubungan dengan material maupun tidak. Kami juga menyarankan untuk
seluruh masyarakat di Indonesia jangan pernah takut untuk menyuarakan anti korupsi,
dimanapun anda mengetahui tindakan korupsi maka sebaiknya laporkan ke pihak yang
berwajib. Belajar sejak dini dan ajarkan lah lingkungan sekitarmu akan perilaku anti
korupsi agar generasi yang akan datanng sadar akan bahaya tindakan korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Adanan Siregar, “KORUPSI (Melacak Term-Term Korupsi Dalam Al-
Qur’an),” Korupsi, 2017, h 99.
Akhmad Faisal Lutfi, Zainuri Zainuri, and Herman Cahyo Diartho, “Dampak Korupsi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus 4 Negara Di ASEAN,” E-Journal
Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi 7, no. 1 (2020), h 30.
Amalia Fadhila Rachmawati, “Dampak Korupsi Dalam Perkembangan Ekonomi Dan
Penegakan Hukum Di Indonesia,” Eksaminasi: Jurnal Hukum 1, no. 1 (2021),h
15-17.
Fabianus Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya
Pemberantasan Korupsi,” Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2, no. 2
(2021),h 581.
http://lexscientia.ukm.unnes.ac.id/buletin-lex-scientia-vol-1-no-2-2021/menilik-korupsi-
dana-bansos-covid-19-di-indonesia/3618/
Mudemar A Rasyidi, “Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan
Negara Dan Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama,” Jurnal Mitra Manajemen 6,
no. 2 (2020), h 37.
Mudemar A Rasyidi, “Korupsi Adalah Suatu Perbuatan Tindak Pidana Yang Merugikan
Negara Dan Rakyat Serta Melanggar Ajaran Agama,” Jurnal Mitra Manajemen 6,
no. 2 (2020), h 38.
Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-
Negara Asia Pasifik.”
S.E.M.M.M.S. Agus Wibowo et al., Pengetahuan Dasar Antikorupsi Dan Integritas
(Media Sains Indonesia, 2022), https://books.google.co.id/books?
id=uslwEAAAQBAJ.
Sri Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-
Negara Asia Pasifik,” Media Ekonomi Dan Manajemen 31, no. 1 (2016), h 15.
Sri Nawatmi, “Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Studi Empiris Negara-
Negara Asia Pasifik,” Media Ekonomi Dan Manajemen 31, no. 1 (2016), h 16.
Wahyu et al., “Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan
Korupsi.”