Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1

Anggota : Anwar Rifa`I (2003031005)

: M Umar Munawwar (2003031026)

: Vika Lestari (2003030032)

PERSEDIAAN JUST IN CASE DAN PERSEDIAAN JUS IN TIME PADA USAHA


AGLONEMA

1. Just in cas
Just in Case Inventory Management adalah strategi persediaan dimana perusahaan
menyimpan persediaan dalam jumlah besar. Jenis strategi manajemen persediaan ini
bertujuan untuk mengurangi resiko tidak dapat terpenuhinya permintaan customer sehingga
persediaan barang yang akan diproses tidak boleh kosong, jumlahnya tidak boleh kurang
dari stok aman (safety stock) yang sudah dijadikan patokan.

Just in Case Inventory Management digunakan oleh perusahaan yang memiliki masalah
meramalkan permintaan. Dengan strategi ini, perusahaan memiliki cukup bahan produksi di
tangan untuk memenuhi lonjakan permintaan yang tak terduga. Biaya penyimpanan yang
lebih tinggi adalah kerugian utama dari strategi ini.

Dalam prakteknya, Inaya Aglonema juga menerapkan strategi ini, karena Inaya
Aglonema menyimpan persediaan dalam jumlah besar sebagai stok akan usaha ini, tentunya
Inaya Aglonema menerapkan hal tersebut, Inaya Aglonema sengaja menerapkan Just in Case
Inventory Management guna memenuhi permintaan customer, hal ini juga untuk
meminimalisir kekosongan stok pada usaha Inaya Aglonema.

Inaya Aglonema memiliki analisis bahwa kedepannya permintaan akan tanaman


aglonema akan meningkat, dikarenakan tanaman aglonema dapat membuat rumah menjadi
lebih mewah, dapat menenangkan pikiran jika melihat tanaman ini, dan akan menjadi trend
di masa depan.

2. Just In Time Inventory


Perubahan lingkungan tradisional ke pemanufakturan maju yang diikuti dengan
persaingan tajam bahkan berlevel global mengakibatkan system manajemen dengan
pendekatan tradisional yang berbasis Economic Order Quantity (EOQ) dan metode minimal-
maksimal tidak cocok lagi dalam lingkungan yang baru sehingga mendorong perusahaan
menggunakan Just In Time (JIT).
Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku hanya
untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses
pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan
ke konsumen begitu produksi selesai. Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang
diterima segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera
digabungkan dan dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.

Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang
ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang
diantisipasi. Kebanyakan restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan system
tarikan untuk mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan
memesan hamburger, maka hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai
menipis maka juru masak mulai memasak hamburger yang baru. Permintaan pelanggan
manarik seluruh bahan baku melalui system. Prinsip yang sama digunakan dalam mengatur
proses produksi sehingga setiap operasi memproduksi produk yang diperlukaan untuk
memuaskan permintaan dari operasi yang mendahuluinya.

JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu: Untuk meningkatkan laba, dan memperbaiki
posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengendalikan biaya,
memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas.

Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam
manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila
ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang
diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.

Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus
menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Menurut Henri
Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan
filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku
cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
a) Perusahaan yang menerapkan Just In Time (JIT) akan mendapatkan keuntungan antara
lain: modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan karena pengurangan-
pengurangan biaya persediaan,
b) lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain
sehingga produktivitas meningkat.
c) waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan
jumlah proudk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen.dan
d) tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan penghematan dan kepuasan konsumen
meningkat.
Inaya Aglaunema merupakan usaha yang bergerak dibidang tanaman hias dengan sistem
persediaan yang dilakukan secara berkala atau periodik dengan kata lain usaha di bidang
tanaman ini harus selalu memiliki persediaan jenis tanaman yang akan dijadikan induk untuk
memperoleh bibit yang baru sehingga menurut analisa serta pengamatan kami terkait dengan
metode just in time yang memiliki pola terbalik terhadap sistem usaha Inaya Aglaunema
sehingga metode ini tidak dapat diterapkan dan seharusnya penerapan metode Inaya
Aglaunema menggunakan Just In Case.

3. Jika usaha Inaya Aglonema tidak menerapkan system tersebut


a. Just In Case

Jika Inaya Aglonema tidak menerapkan metode Just in Case, maka usaha ini tidak dapat
berjalan dengan maksimal, karena usaha ini harus mempunyai stok persediaan barang yang
cukup dikarenakan usaha ini mempunyai pandangan kedepan bahwasanya tanaman aglinema
akan menjadi trend kembali, jika usaha ini tidak menerapkan metode Just in Case, tentunya
berbanding terbalik pada tujuan usaha Inaya Aglonema.

Usaha dalam bidang tanaman hias ini menggunakan sistem persediaan dalam jumlah besar
jadi sulit jika metode just in case tidak diterapkan dalam usaha Inaya Aglaunema. Alasan yang
mungkin terjadi jika usaha ini tidak menerapkan metode just in case adalah jika kondisi dalam
usaha tersebut penjualan dalam jumlah yang besar perhari dan secara terus menerus sehingga
persediaan juga tidak dapat disimpan terus menerus.

b. Just In Time Inventory

Jika usaha Inaya Aglonema tidak menerapkan metode ini maka tidak berpengaruh banyak
bagi usaha Inaya Aglonema, karena usaha ini harus mempertahankan induk sebagai penunjang
berjalannya usaha tanaman aglonema. Hal ini berbanding terbalik dengan metode Just In Time
Inventory, yang mana metode ini hanya membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu
saja.

Manajemen persediaan aglonema tidak dapat dilakukan secara Just In Time. Hal tersebut
disebabkan oleh syarat JIT yang tidak dapat terpenuhi yaitu :
1) Kondisi lingkungan yang stabil
2) Produk standar dengan sedikit varian
3) Produksi yang kontinu pada tingkat yang tetap
4) Otomatis, produksi menggunakan volume besar
5) Persediaan minimum
6) Waktu tunggu yang pendek
7) Pemasok yang handal
8) Kualitas persediaan yang konsisten.
Kondisi lingkungan tidak stabil yaitu musim,curah hujan, intensitas angin, dan kelembaban
yang terjadi pada usaha tanaman hias menyebabkan produk tidak standar, produksi tidak kontinu,
sulit untuk produksi pada tingkat yang tetap, apalagi dalam volume yang besar, waktu tunggu
yang lama, sulit mendapatkan pemasok yang handal, dan kualitas persediaan yang tidak
konsisten. Sementara itu, di sisi permintaan yang tidak sulit diprediksi, maka persediaan
minimum juga akan sulit dicapai. Selain itu pula, JIT membutuhkan biaya investasi yang besar,
tidak efisien untuk keberlangsungan hidup perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai