Anda di halaman 1dari 12

1.

1 Just In Case Inventory

Just in Case Inventory Management adalah strategi persediaan dimana perusahaan


menyimpan persediaan dalam jumlah besar. Jenis strategi manajemen persediaan ini bertujuan
untuk mengurangi resiko tidak dapat terpenuhinya permintaan customer sehingga persediaan
barang yang akan diproses tidak boleh kosong, jumlahnya tidak boleh kurang dari stok aman
(safety stock) yang sudah dijadikan patokan.

Just in Case Inventory Management digunakan oleh perusahaan yang memiliki masalah
meramalkan permintaan. Dengan strategi ini, perusahaan memiliki cukup bahan produksi di
tangan untuk memenuhi lonjakan permintaan yang tak terduga. Biaya penyimpanan yang lebih
tinggi adalah kerugian utama dari strategi ini.

Keuntungan sistem Just In Case:

1. Resiko tidak bisa terpenuhinya permintaan customer kecil.


2. Efek nilai tukar mata uang ataupun efek perubahan harga dari suplier dampaknya tidak
sebesar pada sistim "Just in Time".

Kelemahan sistim JIC:

1. Lama penyimpanan secara langsung mempengaruhi kualitas barang.


2. Resiko terjadinya barang rusak (reject) lebih besar dibanding JIT.
3. Memerlukan sumber daya manusia dan area (gudang) yang lebih besar dalam mengelola
inventory.

A. EOQ, Reorder Point, dan Manajemen Persediaan

Dalam pengembangan kebijakan yang berhubungan dengan persediaan, perusahaan harus


mampu menjawab dua pertanyaan berikut ini:
1. Berapa banyak jumlah unit bahan atau suku cadang yang harus dipesan atau diproduksi?
2. Kapan suatu pesanan atau aktivitas setup dilakukan?

Kuantitas dipesan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan. Apabila permintaan
diketahui dalam pemilihan kuantitas unit dipesan atau ukuran lot produksi, manajer harus
memerhatikan biaya pemesanan atau pengesetan. Biaya pemesanan atau pengesetan dan
penyimpanan total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝐷 𝑄
𝑇𝐶 = 𝑃 ( ) + 𝐶 ( )
𝑄 2
Keterangan :
TC = Biaya pemesanan/pengesetan dan biaya penyimpanan total
P = Biaya memesan dan menerima pesanan atau biaya pengesetan suatu production run
D = Jumlah yang diminta tahunan
Q = Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran lot produksi
C = Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun

Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah produk yang harus dipesan untuk
memenuhi persediaan. Tentunya sejumlah produk yang dipesan ini harus memenuhi suatu nilai
yang ekonomis. EOQ harus dapat meminimasi biaya variabel. Yang termasuk dalam biaya
variabel dalam kasus ini adalah biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.

Dapat kita bayangkan bahwa jika jumlah pemesanan unit produk melebihi jumlah
pemesanan yang ekonomis, hal ini akan membuat biaya penyimpanan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya persediaan dari jumlah pemesanan yang ekonomis. Selain itu, bila
jumlah pemesanan unit produk kurang dari jumlah pemesanan yang ekonomis, maka biaya
pemesanan akan lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan dari jumlah pemesanan
yang ekonomis. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus memesan produk berkali-kali
dengan biaya pemesanan yang dilipatgandakan.

Biaya penyimpanan meliputi biaya sewa gudang, biaya listrik, pajak, asuransi, dan lain-
lain. Sedangkan biaya pemesanan dapat meliputi biaya antar barang dari tempat pemesanan ke
gudang, biaya pemeriksaaan, biaya penanganan material, dan lain-lain. Dalam model EOQ,
biaya ini dihitung secara tahunan.

Komponen lain yang termasuk dalam model EOQ adalah titik pemesanan kembali
(reorder point). Reorder point adalah suatu titik (sejumlah item tertentu) di mana perusahaan
harus memesan kembali. Reorder Point bergantung pada lead time, yaitu waktu yang
diperlukan perusahaan untuk memenuhi pemesanan. Jadi, model EOQ juga harus dapat
menjawab pertanyaan berapa banyak dan kapan item yang harus dipesan agar tercapai nilai
yang ekonomis.

Secara umum model perhitungan (rumus) EOQ adalah sebagai berikut.

Keterangan :
Q* = nilai EOQ (unit)
C = biaya pemesanan per pesanan
R = permintaan per tahun (unit)
h = biaya penyimpanan

Contoh Soal 1:
William manufacturing company membeli 8000 unit produk setiap tahun pada harga $10 per
unit. Biaya pemesanan adalah $30 per pesanan, dan biaya penyimpanan per unit per tahun
adalah $3. Berapakah EOQ?
Penyelesaian :

Untuk menghitung banyaknya pesanan selama setahun adalah sebagai berikut.

Keterangan:
m = banyaknya pesanan selama setahun (pesanan per tahun)

Total biaya untuk EOQ per tahun:

Keterangan :
TC(Q*) = total biaya EOQ per tahun
P = purchase of an item

Reorder Point:
Bila L dinyatakan dalam bulan:

Bila L dinyatakan dalam minggu:

Keterangan :
B = Reorder Point (unit)
L = Lead Time (month/week)

Contoh Soal 2 :
Pada Contoh Soal 1, berapa total biaya untuk EOQ per tahun, banyak pesanan yang harus
dipesan selama setahun, dan reorder point bila lead time-nya adalah dua minggu?

Penyelesaian 2 :
Total biaya untuk EOQ per tahun (dalam $):

Banyak pesanan yang harus dipesan selama setahun:

Reorder point (unit):


Kesimpulan:
Jadi, untuk mencapai nilai yang ekonomis, "William Manufacturing" harus memesan 400 unit
produk dengan total biaya pemesanan sebesar $81200. Produk tersebut dipesan sebanyak 20
kali selama setahun. William Manufacturing harus memesan pada saat persediaan di gudang
tersisa 308 unit.

1.2 Just In Time Inventory

Perubahan lingkungan tradisional ke pemanufakturan maju yang diikuti dengan persaingan


tajam bahkan berlevel global mengakibatkan system manajemen dengan pendekatan
tradisional yang berbasis Economic Order Quantity (EOQ) dan metode minimal-maksimal
tidak cocok lagi dalam lingkungan yang baru sehingga mendorong perusahaan menggunakan
Time (JIT).
Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku hanya
untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses pada
akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke
konsumen begitu produksi selesai. Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima
segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan
dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen
Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang
membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong
kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Kebanyakan
restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan system tarikan untuk mengontrol
persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan hamburger, maka
hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai menipis maka juru masak
mulai memasak hamburger yang baru. Permintaan pelanggan manarik seluruh bahan baku
melalui system. Prinsip yang sama digunakan dalam mengatur proses produksi sehingga setiap
operasi memproduksi produk yang diperlukaan untuk memuaskan permintaan dari operasi
yang mendahuluinya.
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu: Untuk meningkatkan laba, dan memperbaiki posisi
bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengendalikan biaya, memperbaiki
kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas.
Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam
manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila
ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta,
pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus
menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Menurut Henri
Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan
filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku
cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
Perusahaan yang menerapkan Just In Time (JIT) akan mendapatkan keuntungan antara
lain: a) modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan karena pengurangan-
pengurangan biaya persediaan, b)lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat
digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktivitas meningkat.ik, c) waktu untuk melakukan
aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah proudk lebih banyak dan
lebih cepat merespon konsumen.dan d) tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan
penghematan dan kepuasan konsumen meningkat.

A. Prinsip Dasar Just in Time


Konsep dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada
permintaan atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta,
dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan
kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan memperkecil
pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
a. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan value
terhadap produk atau jasa yang dihasilkan
b. Menjaga kualitas barang yang diproduksi.
c. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi (continuous
improvement).
d. Menyederhanakan aktivitas produksi dengan minimalisir biaya penyimpanan persediaan
Intinya bahwa konsep just in time langsung di terapkan secara keseluruhan dari persediaan
itu, yakni mulai dari proses pembelian sampai dengan digunakan untuk proses produksi
barang. Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time akan dapat menekan hidden
cost yang berhubungan dengan menahan tingkat persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini
meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan biaya pemeliharaan persediaan
digudang.
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada tujuh prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu3:
1) Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk
Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah
diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk
memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin
dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak
yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk
menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
2) Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk menghindari
perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar.
Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi
perubahan permintaan pasar.
3) Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua
pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-
lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
4) Perbaikan aliran produk secara terus menerus (Continous Product Flow Improvement)
Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan
semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa
menghambat kelancaran aliran produksi.
5) Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini
selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan
pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk
penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6) Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan
dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi
bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu
stasiun kerja tertentu.
7) Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan
segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera
digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali
seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya
pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam
perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti.
Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah
dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu
komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus
dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka
panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem
produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses
terbentuknya kurva belajar.
B. Karakteristik JIT
1) Tata letak pabrik
Jit mengganti tata letak pabrik dengan sel manufaktur yang terdiri dari mesin mesin
yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai
operasi secara berurutan.
2) Pengelompokan dan pemberdayaan karyawan
Para karyawan diberikan suatu tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam manajemen
organisasi. Masukan pekerja dipandang dan digunakan untuk memperbaiki proses
produksi. Para manajer akan bertindak lebih sebagai fasilitator daripada sebagai
seorang supervisor.
3) Total Quality Control
TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk kualitas yang sempurna,
usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
4) Ketertelusuran Biaya Overhead
JIT pada umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. JIT
menolak untuk menggunakan persediaan sebagai pemborosan namun sbagai solusi dari
masalah-masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan
namun dipandang sebagai suatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan
perusahaan untuk bersaing.
C. Biaya Persiapan dan Penyimpaan Pendekatan JIT
JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya
persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui
keberadaan persiapan dan kemudian menentukan kuantitas pesnan. JIT tidak menerima biaya
persiapan (atau pemesanan), JIT mencoba menekan biaya-biaya sampai nol. Jika biaya
persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang tersisa untuk
dikurangi adalah biaya penyimpanan, yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ke
tingkat yang sangat rendah.
Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional :
JIT Tradisional (JIC)
1. - Sistem tarik Sistem dorong
2. - Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
3. - Pemasok kecil 3. Pemasok besar
4. - Kontrak pemasok jangka panjang 4. Kontrak pemasok jangka pendek
5. - Struktur selular 5. Struktur departemental
6. - Tenaga kerja berkeahlian ganda 6. Tenaga kerja terspesialisasi
7. - Pelayanan terdesentralisasi 7. Pelayanan tersentralisasi
8. - Keterlibatan karyawan tinggi 8. Keterlibatan karyawan rendah
9. - Gaya manajemen memfasilitasi 9. Gaya manajemen mengawasi
- Pengendalian kualitas tota.. Tingkat kualitas yang dapat diterima
-Dominasi penelusuran langsung Dominasi penelusuran penggerak
(perhitungan biaya produk) (perhitungan biaya produk)
Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data
Elektronik dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil
alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan
dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang pada
intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke
komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang
dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak
membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
D. Kierja Jatuh Tempo Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan
pelanggan. Sistem JIT memcahkan masalah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun
persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramaris. Tenggang waktu yng
lebih singkat akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggal
penyerahan dan merespon dengan cepat permintaan pasar. Jadi daya saing perusahaan dapat
meningkat.
E. Menghindari Penghentian Produksi Dan Keandalan Proses
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan
mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau
subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut.
a. Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan
pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan,
sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
b. Pengendalian Kualitas Total. Masalah komponen yang cacat dengan berusaha mencapai
tingkat kerusahan nol. Karena manufaktur JIT tidak mengendalikan persediaan untuk
menggantikan komponen atau bahan yang rusak, maka penekanan pada kualitas baik untuk
bahan baku yang diproduksi secara eksternal meningkat dengan tajam.
c. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika
dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem
informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban
penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya.
Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban
pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak
komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
F. Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan
diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang
dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan
yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak
jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin
dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
G. Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera.
Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini dibutuhkan
kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini bukan berarti
ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa
pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang
terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling
menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi.
Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
Teori Kendala
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang terbatas
atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
Konsep Dasar
TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan, dan beban
operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui
penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan
biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang
dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi
disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan
menjadi throughput.
Produk yang Lebih Baik
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa
perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki
tersebut secara cepat ke pasar.
Harga yang Lebih Rendah
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan
beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah
atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak
memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap
Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon. Tingkat yang
tinggi secara relatif terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata
lain, TOC menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
Langkah-langkah TOC.
Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja
organisasi:
1. Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
2. Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.
3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
4. Mengangkat kendala(-kendala) yang mengikat.
5. Mengulangi proses.

Contoh Penerapan JIT :


Sebuah toko perbaikan TV lokal menggunakan 36.000 unit suku cadang tiap tahun (rata-
rata 100unit setiap hari kerja). Biaya Penempatan dan penerimaan pesanan adalah $20. Toko
memesan dalam lot berisi 400unit. Biaya penyimpanan persediaan per unit per tahun adalah
$4.
1. Total Biaya Pemesanan Tahunan
Biaya Pemesanan = PD/Q
= $20x36.000/400
= $1.800
2. Total Biaya Penyimpana Tahunan
Biaya Penyimpanan =CQ/2
=$4x400/2
=$800
3. Total Biaya Persediaan Tahunan
Biaya Total = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
= $1.800 + $800
= $2.600
4. EOQ
EOQ = (2PD/C)½
=(2x20x36.000/4)½
=(360.000)½
=600
5. Total Biaya Persediaan tahunan dengan menggunakan kebijakan persediaan EOQ
Biaya = (PD/Q) + (CQ/2)
= ($20x36.000/600) + ($4x600/2)
= $1.200 + $1.200
= $2.400
6. Berapakah yang dihemat setiap tahun dengan menggunakan EOQ dibanding dengan
menggunakan pesanan sebesar 400unit?
Penghematan = $2.600 - $2.400 = $200
7. Titik pemesanan kembali, asumsi tenggang waktu 3 hari
ROP = 100x3 = 300unit
8. Asumsi bahwa penggunaan suku cadang bisa mencapai 110unit/hari. Hitung persediaan
pengaman dan titik balik.
Persediaan pengaman = (110-100)3 = 30unit
ROP = 110x3 = 330 unit atau 300 + 30 = 330 unit

Anda mungkin juga menyukai