Anda di halaman 1dari 14

Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap


Penjualan Celana Casual Pada Konter Cardinal Casual
Matahari Opi Mall Palembang

Iin Hendrayani
Akademi Keuangan dan Perbankan Mulia Darma Pratama
E-mail: iin.hendrayani1988@gmail.com

Abstrak

Pengendalian Persediaan adalah suatu kegiatan yang ditujukan agar persediaan


atau stock yang ada tidak akan mengalami kekurangan dan dapat dijaga dalam tingkat
yang optimal sehingga biaya persediaan dapat optimal. Pada penelitian ini penulis
membahas mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang Terhadap
Penjualan Celana Casual Pada Konter Cardinal Casual di Matahari Opi Mall
Palembang. Dengan perumusan masalah adalah Bagaimana Analisis pengendalian
persediaan barang dagang terhadap penjualan celana casual pada konter Cardinal
Casual di Matahari opi mall Palembang, sedangkan Alat Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dan menyiapkan laporan persediaan,
menghitung Economic Order Quantity dan menganalisis pengendalian persediaan.
Hasil penelitian menunjukkan Biaya Penyimpanan dan Biaya Pemesanan Celana
Casual selama 3 tahun dari 2016-2018 berfluktuasi. Economic Order Quantity jumlah
pemesanan optimum celana cardinal casual tahun 2016 adalah sebanyak 279,284 pcs,
tahun 2017 pemesanan optimum celana cardinal casual adalah sebanyak 338,272 pcs,
dan pada tahun 2018 pemesanan optimum celana cardinal casual adalah sebanyak
364,695 pcs. Dengan menerapkan metode Economic Order Quantity untuk
menghitung jumlah pemesanan yang optimum diharapkan akan membantu manajemen
untuk mengambil keputusan jumlah pemesanan agar tidak terjadi pemesanan yang
berlebihan yang tertanam dalam persediaan dan tidak mengalami kekurangan yang
menyebabkan pelayanan terhenti.

Kata Kunci : Pengendalian Persediaan, Persediaan dan Economic Order Quantity

Abstrack

Inventory Control is an activity aimed at making inventory or stock far from


shortage and can be maintained at optimal level so that the cost of inventory can be
optimal. In this research the author discusses the "Analysis of the control of trade
goods inventory against the sale of Casual pants at the counter Cardinal Casual at
Matahari Opi Mall Palembang". The formulation of the problem is how the analysis
of trade supply control to the sale of casual pants at the counter Cardinal Casual at
Matahari OPI Mall Palembang is, while the analysis tool used in this research is by
using and preparing inventory reports, calculating the Economic Order Quantity and
analyzing inventory Control. The results showed storage fees and the Casual pants
booking fee for 3 years from 2016-2018 fluctuating. Economic Order Quantity the
optimal booking amount of the 2016 cardinal casual pants is as much as 279.284
pieces, while in the year 2017 the optimum ordering of cardinal casual pants is as
much as 338.272 piecess, and in the year 2018 optimum booking of Cardinal casual
pants is as much as 364.695 PCs. By implementing the Economic Order Quantity
method to calculate the optimal number of bookings, it is expected to help

1
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

management to make a decision on the number of bookings in order not to experience


excessive ordering embedded in the inventory and do not suffer the shortcomings that
cause service to cease.

Keywords : Inventory Control, inventory and Economic Order Quantity

PENDAHULUAN yang optimal sehingga biaya persediaan


dapat optimal.
Pesatnya pembangunan dimasa Menurut Rangkuti (2004:01)
kini memberikan pengaruh terhadap Persediaan merupakan aktiva yang
pertumbuhan ekonomi sehingga banyak meliputi barang-barang milik perusahaan
perusahaan yang bermunculan baik itu dengan maksud untuk dijual dalam suatu
perusahaan jasa maupun perusahaan periode usaha tertentu, atau persediaan
manufaktur, peusahaan kecil dan barang-barang yang masih dalam
perusahaan besar yang memiliki pengerjaan/ proses produksi, ataupun
persaingan komperatif agar tetap hidup persediaan bahan baku yang menunggu
dan berkembang. Tujuan dari setiap penggunaannya dalam suatu proses
perusahaan tersebut adalah bukan hanya produksi.
memperoleh laba yang diharapkan Pengendalian persediaan barang
namun bagaimana perusahaan dapat sangat penting dalam suatu perusahaan
terus tumbuh dan berkembang. Salah karena apabila terjadi kelebihan atau
satu faktor pendukung utama suatu kekurangan persediaan merupakan
perusahaan adalah persediaan dengan gejala kurang baik. Kekurangan dapat
adanya persediaan perusahaan mampu berakibat larinya pelanggan sedangkan
memenuhi kebutuhan dan kegiatan kelebihan persediaan dapat berakibat
pelanggannya. Apabila perusahaan tidak pemborosan atau tidak efisien, oleh
mampu menyediakan persediaan pada karena itu perusahaan harus dapat
suatu saat tertentu maka perusahaan mengendalikan agar jumlah persediaan
akan dihadapkan pada resiko akan yang ada dapat menjamin kelancaran
kehilangan kesempatan memperoleh proses penjualan.
keuntungan sesuai yang diharapkan. Penjualan menurut Mulyadi
Menurut Herjanto (2008:238), (2008:202) Merupakan kegiatan yang
mengatakan bahwa pengendalian dilakukan oleh penjual dalam menjual
persediaan adalah serangkaian kebijakan barang atau jasa dengan harapan akan
pengendalian untuk menentukan tingkat memperoleh laba dari adanya transaksi-
persediaan yang harus dijaga, kapan transaksi tersebut dan penjualan dapat
pesanan untuk menambah persediaan diartikan sebagai pengalihan atau
harus dilakukan dan berapa besar pemindahan hak kepemilikan atas
pesanan harus diadakan, jumlah atau barang atau jasa dari pihak penjual ke
tingkat persediaan yang dibutuhkan pembeli. Penjualan yang baik akan
berbeda-beda untuk setiap perusahaan sangat bergantung pada persediaan
pabrik, tergantung dari volume barang dagangan pada perusahaan,
produksinya, jenis perusahaan dan karena semakin tinggi tingkat
prosesnya. Menurut Assauri (2008:247), permintaan maka persediaan barang
pengendalian persediaan (inventory harus tetap terkendali (ada), sehingga
control) adalah suatu kegiatan yang tidak membuat konsumen kecewa karena
ditujukan agar persediaan atau stock permintaan barang yang kosong.
yang ada tidak akan mengalami Beberapa metode perhitungan
kekurangan dan dapat dijaga tingkat yang dapat digunakan dalam manajemen
persediaan (Rangkuti, 2004:9) yaitu :

2
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

1. Metode Economic Order Quantity metode Economic Order Quantity


(EOQ) adalah jumlah yang dipesan diperoleh total biaya persediaan yang
hendaknya menghasilkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan total
minimal dalam persediaan. biaya persediaan yang harus dikeluarkan
2. Metode Safety Stock adalah jika Toko Era Baru menggunakan
persediaan pengamanan apabila konvensional Toko.
penggunaan persediaan melebihi Hasil penelitian lainnya yang
perkiraan. dilakukan oleh Setiawan (2012) dengan
3. Metode Reorder Point (strategi judul Manajemen Persediaan Barang
operasi persediaan) adalah titik Dagang pada perusahaan PT. Interaksara
pemesanan yang harus dilakukan Mediatama Cabang Palembang
suatu perusahaan, sehubungan dengan dikatakan belum efektif dan sesuai
adanya lead time dan safety stock. dalam melakukan manajemen persediaan
Dalam penelitian ini penulis hanya barangnya, dalam hal Reorder point atau
menggunakan metode Economic Order pesanan kembali dalam menetapkan
Quantity (EOQ) karena dengan adanya kuantitas pesanan.
penerapan metode EOQ perusahaan akan
mampu meminimalisir terjadinya KAJIAN TEORITIS
kehabisan persediaan sehingga tidak
mengganggu proses penjualan produk Persediaan
dan mampu menghemat biaya Menurut Fahmi (2015:244)
persediaan yang dikeluarkan oleh Persediaan adalah kemampuan suatu
perusahaan karena adanya efisiensi perusahaan dalam mengatur dan
persediaan bahan baku didalam mengelola setiap kebutuhan barang baik
perusahaan yang bersangkutan. Selain barang mentah, barang setengah jadi,
itu dengan adanya penerapan metode dan barang jadi agar selalu tersedia baik
EOQ perusahaan akan mampu dalam kondisi pasar yang stabil dan
mengurangi biaya penyimpanan dan berfluktuasi. Menurut Dermawan
menghemat ruang. (2012:187) Persediaan merupakan unsur
PT. Multi Garmenjaya yang utama dari modal kerja (aset lancar).
memproduksi produk ber-merk Cardinal Tanpa persediaan, perusahaan akan
juga memerlukan pengendalian menghadapi risiko, yaitu tidak dapat
persediaan barang. Konter Cardinal ini memenuhi keinginan pelanggan atas
berada di Matahari Opi Mall Palembang barang produksi.
yang kegiatannya fokus pada penjualan Menurut Rangkuti (2004:1)
pakaian laki-laki. Contohnya : t-shirt, Pengertian mengenai persediaan dalam
kemeja, celana dan jaket, akan tetapi hal ini merupakan suatu aktiva yang
penulis hanya membahas produk celana meliputi barang-barang milik perusahaan
casual karena jumlah dan volume dengan maksud dijual dalam periode
penjualan celana casual cukup tinggi. usaha tertentu, atau persediaan barang-
Penelitian yang sama pernah barang yang masih dalam
dilakukan oleh Wahyudi (2015) yang pengerjaan/proses produksi, ataupun
berjudul analisis pengendalian persediaan bahan baku yang menunggu
persediaan barang berdasarkan metode penggunaannya dalam suatu proses
EOQ ditoko Era Baru hasil penelitian produksi. Jadi, persediaan merupakan
menunjukkan bahwa setelah bahan-bahan bagian yang disediakan,
menganalisis dengan metode EOQ pada dan bahan dalam proses yang terdapat
toko Samarinda. Berdasarkan dalam perusahaan untuk proses
perhitungan, diketahui bahwa dengan produksi, serta barang-barang jadi atau

3
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

produk yang disediakan untuk serta komponen-komponen lain yang


memenuhi permintaan dari konsumen digunakan dalam proses produksi.
atau pelanggan setiap waktu. 2. Persediaan komponen-komponen
rakitan (purchased
Jenis-jenis Persediaan parts/components), adalah persediaan
Menurut Rangkuti (2004:7) Jenis- barang-barang yang terdiri dari
jenis persediaan menurut fungsinya komponen-komponen yang diperoleh
adalah sebagai berikut : dari perusahaan lain yang secara
1. Back Stock/Lot Size Inventory langsung dapat dirakit menjadi suatu
Persediaan yang diadakan karena kita produk.
membeli atau membuat bahan-bahan 3. Persediaan bahan pembantu atau
atau barang-barang dalam jumlah penolong (supplies), yaitu persediaan
yang lebih besar dari pada jumlah barang-barang yang diperlukan dalam
yang dibutuhkan saat ini. proses produksi, tetapi bukan
Keuntungannya: merupakan bagian atau komponen
a. Potongan harga pada harga barang jadi.
pembelian 4. Persediaan barang dalam proses
b. Efesiensi produksi (work in process), yaitu persediaan
c. Penghematan biaya angkutan barang-barang yang merupakan
2. Fluctuation Stock keluaran dan tiap-tiap bagian dalam
Persediaan yang diadakan untuk proses produksi atau yang telah
menghadapi fluktuasi permintaan diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
konsumen yang tidak dapat masih perlu diproses lebih lanjut
diramalkan. menjadi barang jadi.
3. Anticipation Stock 5. Persediaan barang jadi (finished
Persediaan yang diadakan untuk goods), yaitu persediaan barang-
menghadapi fluktuasi permintaan barang yang telah selesai diproses
yang dapat diramalkan, berdasarkan atau diolah dalam pabrik dan siap
pola musiman yang terdapat dalam dijual atau dikirim kepada pelanggan.
satu tahun dan untuk menghadapi
penggunaan, penjualan, atau Fungsi Persediaan
permintaan yang meningkat. Menurut Rangkuti (2004:15)
Menurut Rangkuti (2004:8) Fungsi dari persediaan adalah sebagai
Persediaan menurut jenis dan posisi berikut :
barang adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Decoupling
1. Persediaan bahan baku Adalah persediaan yang
2. Persediaan bagian produk/komponen memungkinkan perusahaan dapat
yang dibeli memenuhi permintaan pelanggan atau
3. Persediaan bahan-bahan tergantung pada supplier. Persediaan
pembantu/penolong bahan mentah diadakan agar
4. Persediaan barang-barang setengah perusahaan tidak akan sepenuhnya
jadi/barang dalam proses tergantung pada pengadaannya dalam
5. Persediaan barang jadi hal kualitas dan waktu pengiriman.
Menurut Rangkuti (2004:14) Jenis- Persediaan barang dalam proses
jenis persediaan fisik adalah sebagai diadakan agar department-departemen
berikut : dan proses-proses individual
1. Persediaan barang mentah (raw perusahaan terjaga kebebasannya.
material) adalah persediaan barang- Persediaan barang jadi diperlukan
barang berwujud, seperti besi, kayu, untuk memenuhi permintaan produk

4
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

yang tidak pasti dari para pelanggan. sehingga dapat digunakan bila bahan
Persediaan yang diadakan untuk itu tidak ada dipasaran.
menghadapi fluktuasi permintaan 4. Mempertahankan stabilitas operasi
konsumen yang tidak dapat perusahaan atau menjamin kelancaran
diperkirakan atau diramalkan disebut arus produksi.
fluctuation stock. 5. Mencapai penggunaan mesin yang
2. Fungsi Economic Lot Sizing optimal.
Persediaan Lot size ini perlu 6. Membuat pengadaan atau produksi
mempertimbangkan penghematan tidak perlu sesuai dengan penggunaan
atau potongan pembelian, biaya atau penjualannya.
pengangkutan per unit menjadi lebih
murah dan sebagainya. Hal ini Biaya-biaya Dalam Persediaan
disebabkan perusahaan melakukan Menurut Rangkuti (2004:16)
pembelian dalam kuantitas yang lebih Adapun biaya-biaya yang tergolong
besar dibandingkan biaya-biaya yang dalam persediaan adalah sebagai berikut:
timbul karena besarnya biaya 1. Biaya Penyimpanan
persediaan (biaya sewa gudang, Biaya Penyimpanan (holding cost
investasi, risiko dan sebagainya). atau carrying costs), yaitu terdiri atas
3. Fungsi Antisipasi biaya-biaya yang bervariasi secara
Apabila perusahaan menghadapi langsung dengan kuantitas
fluktuasi permintaan yang dapat persediaan. Biaya penyimpanan per
diperkirakan dan diramalkan periode akan semakin besar apabila
berdasarkan pengalaman atau data- kualitas beban yang dipesan semakin
data masa lalu, yaitu permintaan banyak atau rata-rata persediaan
musiman. Dalam hal ini perusahaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang
dapat mengadakan persediaan termasuk sebagai biaya penyimpanan
musiman (scasional inventories). adalah :
Disamping itu, perusahaan juga a. Biaya fasilitas-fasilitas
sering menghadapi ketidakpastian penyimpanan (termasuk
jangka waktu pengiriman dan penerangan, pendingin ruangan,
permintaan barang-barang selama dan sebagainya)
periode tertentu. Dalam hal ini b. Biaya modal (opportunity cost of
perusahaan memerlukan persediaan capital), yaitu alternatif
ekstra yang disebut persediaan pendapatan atas dana yang
pengaman (safety stock/inventories). diinvestasikan dalam persediaan
c. Biaya keusangan
Tujuan Persediaan d. Biaya perhitungan fisik
Menurut Rangkuti (2004:3) e. Biaya asuransi persediaan
Adapun tujuan dari persediaan antara f. Biaya pajak persediaan
lain : g. Biaya pencurian, kerusakan, atau
1. Menghilangkan resiko keterlambatan perampokan
datangnya barang atau bahan-bahan h. Biaya penanganan persediaan dan
yang dibutuhkan perusahaan. sebagainya
2. Menghilanngkan resiko dari materi 2. Biaya pemesanan atau pembelian
yang dipesan berkualitas tidak baik (ordering costs atau procurement
sehingga harus dikembalikan. costs). Biaya-biaya ini meliputi :
3. Untuk mengantisipasi bahan-bahan a. Pemrosesan pesanan dan biaya
yang dihasilkan secara musiman ekspedisi
b. Upah

5
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

c. Biaya telepon b. Besar kecilnya jumlah bahan baku


d. Biaya pengepakan dan yang dibeli setiap saat.
penimbangan c. Dapat diduga atau tidaknya dengan
e. Pengeluaran surat menyurat tepat kebutuhan bahan baku untuk
f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) produksi.
penerimaan 2. Hubungan antara biaya-biaya
g. Biaya pengiriman kegudang penyimpanan digudang disatu pihak
h. Biaya utang lancar dengan biaya-biaya ekstra yang harus
3. Biaya penyiapan (manufacturing) dikeluarkan sebagai akibat dari
atau set-up cost kehabisan persediaan dilain pihak.
Hal ini terjadi apabila bahan-bahan
tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri Pengeloaan Persediaan
“dalam pabrik” perusahaan, Menurut Dermawan (2012:206)
perusahaan menghadapi biaya Pegelolaan persediaan berdasarkan
penyiapan (set-up costs) untuk permintaan sebagai berikut :
memproduksi komponen tertentu. 1. Perencanan kebutuhan bahan baku
Biaya-biaya ini terdiri dari : (Material Requirement Planning)
a. Biaya mesin-mesin menganggur Para ahli khusus produksi dan
b. Biaya persiapan tenaga kerja persediaan telah mengembangkan
langsung komponen berbasis system untuk
c. Biaya penjadwalan pemesanan dan penjadwalan produksi
d. Biaya ekspedisi dan sebagainya dari bentukpersediaan yang
4. Biaya kehabisan atau kekurangan tergantung pada persediaan.
bahan (shortage costs) 2. Pengelolaan persediaan tepat waktu
Adalah biaya yang timbul apabila (just-in time inventory management)
persediaan tidak mencukupi adanya 3. Just-in time (JIT) Inventoty
permintaan bahan. Biaya-biaya yang merupakan pendekatan modern untuk
termasuk biaya kekurangan bahan mengelola ketergantungan terhadap
adalah sebagai berikut: persediaan. Tujuan dari JIT adalah
a. Kehilangan penjualan meminimalisir persediaan-persediaan,
b. Kehilangan pelanggan selanjutnya memaksimalkan
c. Biaya pemesanan khusus perputaran.
d. Biaya ekspedisi
e. Selisih harga Persediaan Pengaman
f. Terganggunya operasi Menurut Rangkuti (2004:10)
g. Tambahan pengeluaran kegiatan Persediaan pengaman adalah persediaan
manajerial dan sebagainya. tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi terjadinya kekurangan bahan (stock out).
Persediaan Adapun beberapa faktor yang
Menurut Dermawan (2012:191) menentukan besarnya persediaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaman yaitu :
persediaan adalah : a. Penggunaan bahan baku rata-rata
1. Risiko kehabisan persediaan : b. Faktor waktu
Besar kecilnya ditentukan oleh : c. Biaya-biaya yang digunakan
a. Kebiasaan para supplier
menyerahkan barangnya apakah 1. Standar Kuantitas
tepat waktu atau terlambat. a. Persediaan minimum
b. Besarnya pesanan standar

6
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

c. Persediaan maksimum harus dijaga, kapan pesanan untuk


d. Tingkat pemesanan pembeli menambah persediaan dan berapa besar
e. Administrasi persediaan pesanan harus diadakan. Sistem ini
2. Catatan Penting dalam Sistem menentukan dan menjamin tersedianya
Pengawasan Persediaan persediaan yang tepat dalam kuantitas
a. Permintaan untuk dibeli dan waktu yang tepat.
b. Laporan penerimaan
c. Catatan persediaan Metode Pengendalian Persediaan
d. Daftar permintaan bahan Pengendalian persediaan adalah
e. Perkiraan pengawasan serangkaian kebijakan pengendalian
untuk menentukan tingkat persediaan
Pengendalian Persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk
Menurut Rangkuti (2004:19) menambah persediaan harus dilakukan
Teknik pengendalian persediaan dan berapa besar pesanan harus
merupakan tindakan yang sangat penting diadakan, jumlah atau tingkat persediaan
dalam menghitung berapa jumlah yang harus dibutuhkan berbeda-beda
optimal tingkat persediaan yang untuk setiap perusahaan pabrik,
diharuskan, serta kapan saatnya mulai tergantung dari volume produksinya,
mengadakan pemesanan kembali. jenis perusahaan dan prosesnya.
Menurut Herjanto (2008:45) Menurut Rangkuti (2004:11)
Pengendalian persediaan dapat Economic Order Quantity (EOQ) adalah
didefinisikan sebagai serangkaian jumlah yang dipesan hendaknya
kebijakan pengendalian untuk menghasilkan biaya yang minimal dalam
menentukan tingkat persediaan yang persediaan.
Optimum order size dihitung dengan menganalisis total biaya. Total biaya (TC)
pada suatu periode merupakan jumlah dari biaya pemesanan (atau biaya set-up) ditambah
biaya penyimpanan selama periode tertentu.
Kemudian :

Cc = Biaya penyimpanan per tahun

Cs = Biaya pemesanan per tahun

Dengan demikian total biaya per tahun (TC)

C= Cc + Cs

Sehingga biaya tersebut di atas merupakan fungsi dari order size. Total biaya
minimum terjadi apabila dua komponen biaya antara pemesanan dan penyimpanan
berpotongan. Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, selanjutnya dapat kita ketahui
bahwa EOQ adalah sebagai berikut :
Menghitung Economic Order Quantity (EOQ).

Q=

Sumber: Rangkuti (2004:27)

7
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

Keterangan :
Q = Optimum order size (yang akan dicari)
Cs = Biaya pemesanan
Cc = Biaya penyimpanan per unit per tahun
D = Jumlah permintaan per tahun
D/Q = Jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = Rata-rata persediaan

METODE PENELITIAN Penelitian Kepustakaan


Tujuan dilakukannya penelitian
Sumber Data kepustakaan adalah untuk memperoleh
Sumber data pada penelitian ini data yang sekunder dan sebagai landasan
terdiri atas : teoritis, alat untuk menganalisa data
1. Data Primer sebagai bahan rujukan dalam mengkaji
Data primer yaitu data yang diperoleh masalah yang diteliti, yang kemudian
melalui pengamatan langsung atau dibandingkan dengan hasil penelitian
wawancara pada perusahaan yang dilapangan, data sekunder ini dapat
menjadi objek penelitian. diperoleh dengan membaca literatur-
2. Data Sekunder literatur, catatan-catatan kuliah, dan
Data sekunder yaitu data yang sumber-sumber lain yang relevan dengan
bersumber dari bahan-bahan masalah yang diteliti.
dokumen sebagai suatu pedoman
yang mempunyai keterkaitan dengan Penelitian Lapangan
masalah yang dibahas. Data sekunder Yaitu suatu penelitian yang
yang digunakan seperti : literatur, dilakukan secara langsung pada
jurnal penelitian terdahulu. perusahaan yang menjadi objek
penelitian untuk memperoleh data
Metode Pengumpulan Data primer.
Adapun teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan
sebagai berikut:

Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kualitatif. Metode analisis kualitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Untuk menjawab perumusan
masalah sebelumnya dilakukan dengan cara:
1. Menyiapkan laporan persediaan,
2. Menghitung Economic Order Quantity (EOQ)

Q=

Sumber: Rangkuty (2004:27)


Keterangan :
Q = Optimum order size (yang akan dicari)
Cs = Biaya pemesanan
Cc = Biaya penyimpanan per unit per tahun
D = Jumlah permintaan per tahun
3. Menganalisis pengendalian persediaan.

8
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

HASIL DAN PEMBAHASAN 2017 sebesar 937pcs dan Tingkat


penjualan celana cardinal casual tahun
Pada penelitian ini penulis 2018 sebesar 2.234pcs.
mengemukakan analisa dan pembahasan
terhadap hasil penelitian yang dilakukan Laporan Persediaan dan Penjualan
pada PT. Multi Garmenjaya konter Celana Casual Pada Konter Cardinal
Cardinal Casual beralamatkan di Jl. Casual
Gubernur H.A Bastari Palembang, Persediaan barang jadi (finished
masalah yang dihadapi adalah good), yaitu barang yang telah selesai di
bagaimana pengendalian persediaan proses dan dibentuk dalam bentuk
barang dagang terhadap penjualan celana produk dan siap dijual dan dikirim ke
casual pada PT. Multi Garmenjaya pelanggan masing-masing. Dengan
konter cardinal casual di Matahari Opi demikian setiap pelanggan yang
Mall Palembang periode 2016-2018 melakukan kegiatan usaha umumnya
sehingga untuk menganalisa memiliki persediaan, persediaan
permasalahan tersebut penulis merupakan suatu model yang umum
melakukan analisa persediaan celana digunakan untuk menyelesaikan masalah
cardinal casual berupa metode yang terkait dengan usaha pengendalian
persediaan EOQ (Economic Order bahan baku maupun barang jadi dalam
Quantity). suatu aktivitas toko.
Harga beli celana cardinal casual Untuk memenuhi tingkat
sebesar Rp. 449.900 per pcs. Biaya efektifitas penjualan perusahaan, penulis
celana cardinal casual sebesar 3% dari menggunakan data yang diambil dari
harga beli celana cardinal casual. bagian persediaan PT. Multi Garmenjaya
Tingkat penjualan celana cardinal casual selama tiga periode yaitu persediaan
tahun 2016 sebesar 1.200pcs, Tingkat tahun 2016 hingga 2018 yang akan
penjualan celana cardinal casual tahun dianalisis.
Tabel 1 Persediaan Celana Casual Konter Cardinal Casual
Matahari Opi Mall Palembang Tahun 2016-2018
Celana Cardinal Casual
Bulan
Persediaan 2016 Persediaan 2017 Persediaan 2018
Januari 204 347 151
Februari 109 266 123
Maret 115 144 194
April 90 338 182
Mei 237 940 101
Juni 730 732 1.409
Juli 512 127 937
Agustus 109 109 323
September 60 87 125
Oktober 59 94 213
November 53 172 129
Desember 62 96 112
Jumlah 2.340 3.452 3.999
Sumber : PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Berdasarkan tabel 1 dapat Garmenjaya mencapai 2.340pcs,


diketahui bahwa total persediaan tahun kemudian meningkat sedikit ditahun
2016 sebesar 2.340pcs, tahun 2017 2017 sebesar 3.452pcs, ditahun 2018
3.452pcs, tahun 2015 3.999pcs, persediaan meningkat sebesar 3.999pcs.
persediaan tahun 2016 PT. Multi Jadi setiap tahunnya persediaan terus

9
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

meningkat, hal ini menggambarkan ditawarkan serta mengadakan


perlunya pengelolaan dan pengendalian kesepakatan mengenai harga yang
yang baik, karena apabila terjadi menguntungkan bagi kedua belah pihak.
kelebihan persediaan dapat berakibat Untuk memenuhi tingkat
pemborosan biaya penyimpanan. efektifitas penjualan, penulis
Penjualan adalah suatu kegiatan menggunakan data yang diambil dari
yang ditunjukkan untuk mencari bagian persediaan PT. Multi Garmenjaya
pembeli, mempengaruhi dan selama tiga periode yaitu penjualan
memberikan petunjuk agar pembeli tahun 2016 hingga tahun 2018 yang akan
dapat menyesuaikan keinginan dan dianalisis.
kebutuhannya dengan produk yang
Tabel 2 Tingkat Penjualan Celana Casual Konter Cardinal Casual
Matahari Opi Mall Palembang Tahun 2016-2018
Celana Cardinal Casual
Bulan
Penjualan 2016 Penjualan 2017 Penjualan 2018
Januari 58 42 56
Februari 60 51 64
Maret 42 46 59
April 48 40 63
Mei 112 370 72
Juni 504 122 1.097
Juli 137 54 428
Agustus 61 52 129
September 54 41 73
Oktober 49 36 66
November 43 42 58
Desember 32 41 69
Jumlah 1.200 937 2.234
Sumber : PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Berdasarkan tabel 2 dapat terlebih dahulu harus menghitung biaya


diketahui bahwa total penjualan tahun penyimpanan barang (Carrying Cost)
2016 sebesar 1.200pcs, kemudian dan biaya pemesanan dalam satu tahun
penjualan ditahun 2017 menurun sebesar (Ordering Cost).
937pcs, dan ditahun 2018 penjualan
meningkat sebesar 2.234pcs. Dari hasil Biaya Penyimpanan Persediaan
penjualan selama tiga tahun terakhir ini (Carrying Cost)
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat Rasio yang digunakan dalam
penjualan dari tahun 2016 hingga 2018 perhitungan ini adalah biaya
telah terjadi peningkatan. Hal ini penyimpanan biasanya dinyatakan dalam
menggambarkan bahwa perlunya persentse tertentu dari nilai persediaan.
persediaan yang baik untuk menjaga PT. Multi Garmenjaya dapat dihitung
permintaan yang harus dipenuhi. dengan rumus.

Menghitung Economic Order Quantity


(EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ)
adalah jumlah yang dipesan hendaknya
menghasilkan biaya yang minimal dalam
persediaan. Sebelum menghitug
Economic Order Quantity (EOQ)

10
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

Rumus :

Cc = Biaya penyimpanan per tahun

Keterangan :
Q/2 = Rata-rata persediaan
Cc = Biaya penyimpanan per unit per
tahun

Tabel 3 Biaya Penyimpanan Persediaan Celana Cardinal


Casual Tahun 2016-2018
Tahun Cc Q/2 Harga Total
2016 0,03 100 pcs Rp. 449.900 Rp. 674.850
2017 0,03 78 pcs Rp. 449.900 Rp. 526.383
2018 0,03 186 pcs Rp. 449.900 Rp. 1.255.221
Sumber: PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Dari tabel 3 dapat dilihat total biaya penyimpanan persediaan celana cardinal casual
pada tahun 2016 sebesar Rp. 674.850, total biaya penyimpanan persediaan celana
cardinal casual pada tahun 2017 sebesar Rp. 526.383 dan total biaya penyimpanan
persediaan celana cardinal casual pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.255.221.

Biaya Pemesanan Dalam Satu Tahun (Ordering Cost)


Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap kali pesanan dilakukan dengan kata
lain total biaya pemesanan persediaan dalam satu tahun adalah sama dengan biaya
pemesanan setiap pemesanan dikali frekuensi pemesanan dalam satu tahun. Dengan
demikian semakin besar jumlah persediaan yang dipesan setiap kali pemesanan, frekuensi
pemesanan yang harus dilakukan semakin berkurang, sehingga biaya akan semakin besar
dan sebaliknya, frekuensi pemesanan yang harus dilakukan semakin bertambah, sehingga
biaya pemesanan semakin besar. Dapat dihitung dengan rumus :
Rumus :
Cs = Biaya pemesanan per tahun

Keterangan :
Cs = Biaya pemesanan
D/Q = Jumlah pemesanan selama setahun

Tabel 4 Biaya Pemesanan Dalam Satu Tahun Celana


Cardinal Casual Tahun 2016-2018
Tahun Cs D Q Total
2016 Rp. 224.950 2.340 pcs 100 pcs Rp. 5.263.830
2017 Rp. 225.150 3.452 pcs 78 pcs Rp. 9.964.330
2018 Rp. 225.450 3.999 pcs 186 pcs Rp. 4.847.175
Sumber: PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Dari tabel 4 dapat dilihat total biaya pemesanan dalam satu tahun celana cardinal
casual pada tahun 2016 sebesar Rp. 5.263.830, total biaya pemesanan dalam satu tahun
celana cardinal casual pada tahun 2017 sebesar Rp. 9.964.330 dan total biaya pemesanan
dalam satu tahun celana cardinal casual pada tahun 2018 sebesar Rp. 4.847.175.

11
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

Economic Order Quantity (EOQ)


Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah yang dipesan hendaknya
menghasilkan biaya yang minimal dalam persediaan. Menghitung Economic Order
Quantity (EOQ).

Q=

Sumber: Rangkuti (2004:27)


Keterangan :
Q = Optimum order size (yang akan dicari)
Cs = Biaya pemesanan
Cc = Biaya penyimpanan per unit per tahun
D = Jumlah permintaan per tahun
Berikut penulis akan mengemukakan perhitungan analisis Economic Order
Quantity dengan rumus EOQ.
Tabel 5 EOQ Celana Cardinal Casual Tahun 2016-
2018
Tahun 2 Cs D Total
2016 2 Rp. 224.950 2.340 pcs Rp. 1.052.766.000
2017 2 Rp. 225.150 3.452 pcs Rp. 1.544.435.600
2018 2 Rp. 225.450 3.999 pcs Rp. 1.795.151.100

Tahun Cc Harga Total


2016 0,03 Rp. 449.900 13.497 pcs
2017 0,03 Rp. 449.900 13.497 pcs
2018 0,03 Rp. 449.900 13.497 pcs

Tahun 2.Cs.D Cc.Harga √ Total


2016 Rp. 1.052.766.000 13.497 pcs 78.000 279,284 pcs
2017 Rp. 1.544.435.600 13.497 pcs 114.428 338,272 pcs
2018 Rp. 1.795.151.100 13.497 pcs 133.003 364,695 pcs
Sumber: PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Dari tabel 5 dapat dilihat Economic Order Quantity (EOQ) celana cardinal casual
pada tahun 2016 sebanyak 279,284pcs, Economic Order Quantity (EOQ) celana cardinal
casual pada tahun 2017 sebanyak 338,272pcs dan Economic Order Quantity (EOQ)
celana cardinal casual pada tahun 2018 sebanyak 364,695pcs.

Perbandingan Kebijakan Pengendalian Persediaan Celana Cardinal Casual Pada


Konter Cardinal Casual Di Matahari Opi Mall Palembang dan Metode Economic
Order Quantity (EOQ)
Setelah dianalisis bahwa berdasarkan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)
tahun 2016 celana cardinal casual sebanyak 279,284pcs, Economic Order Quantity
(EOQ) tahun 2017 celana cardinal casual sebanyak 338,272pcs dan Economic Order
Quantity (EOQ) tahun 2018 celana cardinal casual sebanyak 364,695pcs.
Metode analisis data yang digunakan dalam pengendalian persediaan celana
cardinal casual adalah Economic Order Quantity (EOQ).

12
Iin Hendrayani, Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang terhadap Penjualan

Tabel 6 Pebandingan Kebijakan Pengendalian Persediaan Celana Cardinal


Casual Pada Konter Cardinal Casual di Matahari Opi Mall Palembang
dan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Tahun 2016-2018
Kebijakan Pengendalian Persediaan Celana Cardinal Metode
Tahun
Casual EOQ
2016 2.240 pcs 279,284 pcs
2017 3.252 pcs 338,272 pcs
2018 3.345 pcs 364,695 pcs
Sumber: PT. Multi Garmenjaya (data diolah, 2019)

Dari tabel 6 dapat dilihat dengan 2017 yang telah disajikan. Maka
pemesanan celana cardinal casual di penulis menyampaikan beberapa hal
Konter Cardinal Casual di Matahari Opi sebagai berikut :
Mall Palembang pada tahun 2016 1. Berdasarkan biaya penyimpanan
sebanyak 2.240pcs menurut hasil persediaan celana cardinal casual
perhitungan metode Economic Order pada tahun 2016 sebesar Rp. 674.850,
Quantity (EOQ) pemesanan celana biaya penyimpanan persediaan celana
cardinal casual sebanyak 279,284pcs, cardinal casual pada tahun 2017
pada tahun 2017 pemesanan celana sebesar Rp. 526.383 dan biaya
cardinal casual di Konter Cardinal penyimpanan persediaan celana
Casual di Matahari Opi Mall Palembang cardinal casual pada tahun 2018
sebanyak 3.252pcs menurut perhitungan sebesar Rp. 1.255.221.
metode Economic Order Quantity 2. Berdasarkan biaya pesanan celana
(EOQ) pemesanan celana cardinal casual cardinal casual pada tahun 2016
sebanyak 338,272pcs, pada tahun 2018 sebesar Rp. 5.263.830, biaya pesanan
pemesanan celana cardinal casual di celana cardinal casual pada tahun
Konter Cardinal Casual di Matahari Opi 2017 sebesar Rp. 9.964.330 dan biaya
Mall Palembang sebanyak 3.345pcs pesanan celana cardinal casual pada
menurut perhitungan metode Economic tahun 2018 sebesar Rp. 4.847.175.
Order Quantity (EOQ) pemesanan 3. Berdasarkan metode Economic Order
celana cardinal casual sebanyak Quantity (EOQ) jumlah pemesanan
364,695pcs. optimum celana cardinal casual tahun
2016 adalah sebanyak 279,284 pcs,
KESIMPULAN DAN SARAN tahun 2017 pemesanan optimum
celana cardinal casual adalah
Pada penelitian ini penulis sebanyak 338,272 pcs, dan pada
memberikan kesimpulan dari analisa tahun 2018 pemesanan optimum
yang penulis uraikan dan penulis celana cardinal casual adalah
memberikan beberapa saran yang sebanyak 364,695 pcs. Dengan
mungkin dapat disajikan bahan menerapkan metode Economic Order
pertimbangan bagi perusahaan dalam Quantity (EOQ) untuk menghitung
menjalankan kegiatan dan jumlah pemesanan yang optimum
perkembangan usaha pada PT. Multi akan membantu manajemen untuk
Garmenjaya. mengambil keputusan jumlah
pemesanan agar tidak terjadi
Kesimpulan pemesanan yang berlebihan yang
Berdasarkan data laporan tertanam dalam persediaan dan tidak
persediaan PT. Multi Garmenjaya mengalami kekurangan yang
dengan metode Economic Order menyebabkan pelayanan terhenti.
Quantity (EOQ) dari tahun 2016 sampai

13
JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Auditing, dan Akuntansi) Vol.5, No.2, Desember 2020 : 1 - 14

Saran
Berdasarkan dari kesimpulan di Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan
atas penulis memberikan saran-saran Keuangan. Cetakan ke 5.
sebagai pertimbangan dalam manajemen Bandung: Alfabeta.
persediaan Celana Cardinal Casual di
konter Cardinal Casual pada PT. Multi Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen
Garmenjaya, adapun saran-saran sebagai Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
berikut : Raja Grasindo Persada.
1. Bagi Perusahaan
a. Sebaiknya PT. Multi Garmenjaya Jaya, Sri Dirga. 2014. Analisis
memperhatikan kondisi stock Manajemen persediaan pada CV.
celana cardinal casual agar tidak Toha Putra Medan, Universitas
kelebihan atau kekurangan Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
persediaan celana cardinal Program Diploma III Keuangan.
casual, seperti yang terjadi pada
tahun 2016 dan tahun 2018 Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi.
b. Seharusnya PT. Multi Jakarta: Salemba Empat.
Garmenjaya dapat membuat
anggaran persediaan sehingga Rangkuti. 2004. Manajemen Persediaan
tidak terjadi kekurangan Aplikasi Dibidang Bisnis. Jakarta:
persediaan dengan biaya PT. Raja Grafindo Persada.
minimal.
c. Sebaiknya PT. Multi Garmenjaya Wahyudi, Rudy. 2015. Analisis
lebih memperhatikan pengendalian persediaan barang
pengendalian persediaannya lagi berdasarkan metode EOQ ditoko
dan mempertimbangkan biaya Era Baru Samarinda, jurnal ilmu
penyimpanan dan pemesanan Administrasi Bisnis volume 2,
persediaan celana cardinal nomor 1 2014.
casual.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Setiawan, Heri. 2012. Manajemen
Bagi peneliti selanjutnya disarankan persediaan barang dagang pada
untuk menggunakan metode lain dan perusahaan PT. Interaksara
menambah periode penelitian atau Mediatama cabang Palembang,
mencari objek penelitian yang lebih Universitas Muhammadiyah
besar lagi dalam menganalisis Palembang Ekonomi dan Bisnis
pengendalian persediaan. Program Studi Akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA Setyorini, Winarti. Dkk. 2015. Analisis


persediaan barang beras pada
Assuari, Sofjan. 2008. Manajemen toko H.S.A Putra Pangkalan BUN,
Produksi dan Operasi. Edisi Jurnal Manajemen Fakultas
Revisi 2008. Jakarta: FE-UI. Ekonomi Universitas Antakusuma
Vol 4 No 1 Juli 2015.
Dermawan, Sjahrial. 2012. Pengantar
Manajemen Keuangan. Edisi
Keempat. Jakarta: Mitra.

14

Anda mungkin juga menyukai