Nama Penulis
ABSTRAK
Salah satu sumber daya terpenting bagi proses usaha di sebuah perusahaan terletak pada
persediaannya. Kerapihan saat menyusun dan mengatur jalannya persediaan barang adalah kunci
keberhasilan sebuah perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang optimal. Pengelolaan
persediaan barang harus memperhatikan dan mengatur kekurangan dan kelebihan persediaan saat
merencanakan persediaan tersebut karena didalamnya ada resiko dan ketidakpastiaan. Kelebihan
dan kekurangan persediaan sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan (demand) dari konsumen
yang tidak menentu dan cenderung fluktuatif. Untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dari
jumlah persediaan, maka perusahaan perlu mempersiapkan persediaan barangnya dalam jumlah
yang aman (safety stock). Pada perusahaan besar, gudang sangat penting untuk kelancaran arus
barang di dalam perusahaan. Gudang adalah sebuah bangunan atau ruangan yang digunakan
untuk menyimpan semua bahan dari pabrik. Dalam sebuah gudang terdapat tiga kegiatan utama
yaitu proses penerimaan barang, proses penyimpanan barang, dan proses pendistribusian barang.
Kegiatan di gudang disebut pergudangan. Fungsi utama gudang adalah tempat penyimpanan
bahan-bahan mentah (raw material), barang setengah jadi (intermediate goods), maupun produk
yang telah jadi (finish goods).
Kata Kunci: Persediaan, Gudang
ABSTRACT
One of the most important resources for a company's business processes lies in its inventory.
Neatness when arranging and arranging the course of inventory of goods is the key to a
company's success in obtaining optimal profit. Inventory management should pay attention and
manage the shortage and oversupply when planning the inventory because there are risks and
uncertainties. Excess and lack of inventory is strongly influenced by the amount of demand
(demand) from consumers are erratic and tend to be volatile. To avoid uncertainty from the
amount of inventory, the company needs to prepare its inventory in a safe amount (safety stock).
In large companies, warehouses are essential for the smooth flow of goods within the company.
A warehouse is a building or room used to store all materials from a factory. In a warehouse
there are three main activities, namely the process of receiving goods, the process of storing
goods, and the process of distributing goods. Activities in warehouses are called warehousing.
The main function of the warehouse is the storage of raw materials (raw materials), semi-
finished goods (intermediate goods), and finished products (finish goods).
Keywords: Inventory, Warehouse
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Martani et.al (2016: 245) “Salah satu aset yang terpenting untuk suatu entitas,
entitas perusahaan ritel, manufaktur, ataupun jasa adalah persediaan”. Menurut Heizer dan
Render (2017:554), terdapat empat jenis persediaan yang harus diperhatikan oleh perusahaan,
yaitu:
Salah satu sumber daya terpenting bagi proses usaha di sebuah perusahaan terletak pada
persediaannya. Kerapihan saat menyusun dan mengatur jalannya persediaan barang adalah kunci
keberhasilan sebuah perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang optimal (Murty, Jazuli,
dan Talitha, 2015). Persediaan juga merupakan salah satu set yang nilainya paling besar diantara
aset-aset yang lain, sehingga persediaan harusnya diperlakukan dengan sangat hati-hati. Oleh
sebab itu, perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang dalam mengelola persediaan
barangnya harus dengan baik dan tepat (Amirjabbari dan Bhuiyan, 2014). Pengelolaan
persediaan barang harus memperhatikan dan mengatur kekurangan dan kelebihan persediaan saat
merencanakan persediaan tersebut karena didalamnya ada resiko dan ketidakpastiaan. Kelebihan
dan kekurangan persediaan sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan (demand) dari konsumen
yang tidak menentu dan cenderung fluktuatif. Untuk menghindari terjadinya ketidakpastian dari
jumlah persediaan, maka perusahaan perlu mempersiapkan persediaan barangnya dalam jumlah
yang aman (safety stock) (Boulaksil, 2016).
1. Untuk menyajikan pilihan barang agar dapat segera memenuhi permintaan pelanggan
yang dapat diantisipasi perusahaan dan juga menghindarkan perusahaan dari naik
turunnya permintaan pelanggan.
2. Agar tidak menggabungkan tahapan persediaan dengan proses produksi.
3. Agar perusahaan memperoleh potongan harga dari supplier karena membeli dalam
jumlah banyak dan bisa juga mengurangi biaya pengiriman barang.
4. Untuk menghindari terjadinya inflasi dan kenaikan harga secara tiba-tiba.
Ada dua sistem Pencatatan Persediaan Menurut Jusup (2011:346) yaitu sistem pencatatan
persediaan perpetual dan sistem pencatatan persediaan periodik. Lalu ada juga beberapa metode
yang dalam pengelolaan persediaan, yaitu:
1. Metode EOQ
Menurut Heizer dan Render (2017: 561), “model kuantitas pesanan ekonomis dasar
(economic order quantity-EOQ model) adalah salah satu teknik pengendalian persediaan
yang paling sering digunakan. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada
beberapa asumsi.
2. Metode JIT (Just InTime)
Menurut Siregar, et.al (2013: 449) JIT adalah pendekatan manufaktur yang memproduksi
barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya berproduksi dengan
jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan.
3. Metode MRP
Materials Requirement Planning (MRP) merupakan sebuah teknik permintaan terikat
yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan,
dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material (Heizer dan Render,
2017: 641).
Metode adalah prosedur atau cara yang sistematis untuk mengetahui sesuatu. Menurut
Nazir (2003:84), “penelitian adalah sebuah proses sistematik yang dilakukan pada periode waktu
yang lama dan menggunakan metode ilmiah dan peraturan-peraturan yang berlaku”.
Metode-metode dibawah ini digunakan dalam proses pengumpulan data magang guna
menghasilkan laporan magang yang baik, antara lain:
Tata ruang dari gudang untuk mendukung kecepatan arus barang dibagi menjadi 3, yaitu:
3. Arus Huruf L
Arus huruf L adalah tata letak ruang gudang menempatkan barang dalam urutan huruf L.
Aliran masuk dan keluar barang akan melewati pintu yang berbeda pada sisi yang sama,
namun jarak antara kedua pintu tersebut relatif lebih jauh., seperti terlihat pada Gambar 3.
Penyimpanan barang di gudang dikelola dan diatur sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan perusahaan. Ada empat cara untuk menyesuaikan lokasi penyimpanan barang, antara
lain:
Terdapat tiga operasi utama yang terjadi di dalam Gudang (Enrico, & Felecia,2015),
yaitu:
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen persediaan antara lain:
1. Biaya
Dalam manajemen persediaan terdapat unsur-unsur biaya, yaitu:
a. Biaya penyimpanan persediaan (holding cost atau carrying cost) yaitu biaya yang
terdiri dari biaya-biaya yang bermacam-macam dan berhubungan langsung dengan
jumlah persediaan.
b. Biaya pemesanan atau pembelian persediaan (ordering cost atau procurement cost).
c. Biaya penyiapan persediaan (manufacturing) atau set-up cost. Perusahaan
mengeluarkan biaya penyiapan jika akan memproduksi komponen barang tertentu.
d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan persediaan (shortage costs) adalah biaya
yang muncul akibat dari permintaan akan persediaan bahan tidak mencukupi.
3. Pola Manajemen
Menurut Agus Ristono, 2008 dalam Manajemen Persediaan: Pola manajemen,
merupakan refleksi dari kebijakan manajemen perusahaan yang dijabarkan pada sistem
pengiriman, metode pembayaran, pencatatan biaya-biaya dan lainnya. Ada beberapa pola
manajemen yang terkait dengan pengaplikasian manajemen persediaan antara lain:
a. Perhitungan data untuk keperluan kebutuhan di masa yang akan datang;
b. Melakukan penjadwalan proyek;
c. Kebijakan untuk menentukan stock dan buffer;
d. Melakukan penjadwalan untuk melakukan pemesanan barang;
e. Melakukan koordinasi dengan satu divisi dan divisi lain.
4. Teknologi Pendukung
Peranan teknologi merupakan suatu strategi kompetitif dalam dunia industri seperti yang
dikutip dalam Jurnal Akuntansi Biaya, Michael Porter dalam Watanabe, 2001: “kekuatan
teknologi sebagai variabel kompetitif terletak pada kemampuannya untuk mengubah
persaingan melalui perubahan struktur industri.”. Teknologi pendukung berguna untuk
mendukung sebuah sistem kerja yang akan menguntungkan pengguna teknologi tersebut.
Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi maka pengaturan bahan dan persediaan di
gudang akan semakin efektif dan efisien (Ogbo et al., 2014). Kegiatan di manajemen
pergudangan yang banyak, akan bertambah rumit jika kegiatan itu dilakukan secara manual.
Dampak dari pencatatan manual adalah mungkin terdapat kualitas yang buruk dan informasi
yang tidak tepat waktu, sehingga terjadi penyimpangan dalam penilaian persediaan (Chow et al.,
2016). Pesatnya perkembangan di bidang teknologi menjadi solusi kemudahan bagi perusahaan
untuk mengakses dan mengontrol segala kegiatan di dalam pergudangan, yaitu dengan cara
menggunakan sistem di pergudangan yang terkomputerisasi dan bisa mengerjakan dan mengolah
data secara efektif dan akurat (Alyahya et al., 2016).
Tujuan dari adanya manajemen persediaan adalah untuk memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Manfaat jika menerapkan manajemen persediaan antara lain:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu sumber daya terpenting bagi proses usaha di sebuah perusahaan terletak pada
persediaannya. Kerapihan saat menyusun dan mengatur jalannya persediaan barang adalah kunci
keberhasilan sebuah perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang optimal. Persediaan juga
merupakan salah satu set yang nilainya paling besar diantara aset-aset yang lain, sehingga
persediaan harusnya diperlakukan dengan sangat hati-hati. Oleh sebab itu, perusahaan
manufaktur maupun perusahaan dagang dalam mengelola persediaan barangnya harus dengan
baik dan tepat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan memberikan
saran untuk perbaikan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu:
Dewanti, Trivoni. Manajemen Persediaan Pada Perusahaan Baja Ringan Di Yogyakarta Studi
Kasus CV. Segitiga Yogyakarta.
Putri, Hana Silvia Dwi & Sekti Agus Pamungkas. (2020). Perbaikan Selisish Stock Gudang SMT
PT SDI pada Sistem ERP Microsoft Dyanmics AX Menggunakan Metode Fishbone.
Jurnal Jaring SainTek (JJST), Vol.2, No.2, Hal: 25-33.
AR, Khorida & Wiwin Septiana. Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Barang
Jadi Pada PT. Pardic Jaya Chemicals.
Basuki & M. Hudori. (2016). Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang
Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage. Industrial Engineering
Journal Vol. 5, No. 2, Hal: 11-16.
Putri, I Gusti Ayu Putu Arika & I Nyoman Nurcaya. (2019). Penerapan Warehouse Management
System Pada PT. Uniplastindo Interbuana Bali. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 12, Hal:
7216-7238.
Yusuf, Nurmaliana & Yevita Nuryanti. (2018). Analisis Pergudangan Di Bagian Gudang Barang
Jadi (Finishgoods) PT Nipress Tbk Cileungsi Bogor. Jurnal Manajemen Industri Dan
Logistik, Vol. 1, No. 1.
Pitoy, Herry Williams Waraney, et, al. (2020). Jurnal EMBA, Vol. 8, No. 3, Hal: 252 – 260.
Listiani, Anggy & Sulistya Dewi Wahyuningsih. (2019). Jurnal PETA, Vol. 4, No. 1, Hal: 95-
103.
Sari, Ani Oktarini & Elan Nuari. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Barang
Berbasis Web Dengan Metode Fast (Framework for The Applications). Jurnal PILAR
Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2.
Fauziah, Siti & Ratnawati. (2018). Penerapan Metode FIFO Pada Sistem Informasi Persediaan
Barang. Jurnal Teknik Komputer, Vol. 4, No. 1.
SM, Chusminah, dkk. (2019). Efektifitas Pengelolaan Persediaan Barang Dengan Sistem Safety
Stock Pada PT X Di Jakarta. Economic Resources Journal, Vol. 2, No. 1.