(FEB 401)
MODUL SESI 11
MANAJEMEN PERSEDIAAN
DISUSUN OLEH
2020
Materi 11
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Pernahkah Anda berfikir bagaimana laptop yang Anda gunakan bisa sampai ke tangan Anda? atau
bagaimana ayam goreng yang Anda makan di restoran cepat saji tidak pernah habis persediaannya?
Semua itu dianalisis dan diatur dalam manajemen persediaan. Lalu, apa itu manajemen persediaan?
Pengertian Persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau distribusi. Sedangkan manajemen
persediaan adalah proses untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki oleh suatu instansi atau
perusahaan. Mulai dari cara memperoleh persediaan, penyimpanannya, sampai persediaan tersebut
dimanfaatkan atau dikeluarkan.
Persediaan merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat berhubungan dengan penjualan
maupun tingkat produksi. Sehingga, jika ada masalah menyangkut mengenai persediaan akan langsung
berpengaruh terhadap kerugian bisnis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui
mengenai manajemen persediaan.
Manajemen persediaan atau manajemen inventori adalah pengawasan aset non-kapital (persediaan)
dan stok barang. Manajemen persediaan juga termasuk dalam manajemen rantai pasokan, yang
mengawasi aliran barang dari produsen ke gudang dan dari fasilitas penyimpanan ke titik penjualan.
Fungsi utama manajemen ini adalah menyimpan catatan terperinci untuk setiap produk baru atau yang
dikembalikan saat memasuki atau meninggalkan gudang atau tempat penjualan.
Ada beberapa kegiatan utama yang dilakukan dalam manajemen persediaan, seperti:
Dari kegiatan di atas dapat kita ketahui bahwa tujuan dari manajemen persediaan adalah menyediakan
persediaan dengan biaya yang minimum. Selain itu juga harus memastikan persediaan untuk kegiatan
operasional seperti produksi, penjualan, dan layanan kepada konsumen tidak terganggu meskipun
biayanya minimum.
Tidak hanya itu, terdapat banyak tujuan lain yang di dapat dengan melakukan manajemen persediaan,
diantaranya:
Persediaan merupakan aset perusahaan yang ‘nganggur’ atau lebih mudahnya yaitu aset yang
disimpan dan menunggu untuk digunakan/dijual. Contoh dari persediaan ini adalah persediaan barang
dagang (apabila perusahaan dagang) dan pada perusahaan manufaktur ini akan lebih luas lagi seperti
persediaan material (bahan baku), persediaan barang jadi dan persediaan barang setengah jadi.
Untuk mengatur persediaan dagang ini bisa dikatakan susah susah gampang, jika persediaan yang ada
jumlahnya berlebihan, maka persediaan tentu menimbulkan pengeluaran yang tinggi. Karena itu,
setiap barang yang disimpan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, jika persediaan yang
tersedia kurang, maka akan menghambat kegiatan produksi dan akhirnya menyebabkan kehilangan
konsumen dan penjualan.
Adanya ketidakpastian terhadap waktu pemesanan, pasokan dari supplier hingga ketidakjelasan
permintaan ini semua perlu diatur agar tidak timbul dalam sebuah perusahaan. Karenanya diperlukan
manajemen persediaan agar semua dapat dikendalikan.
Dari ketiga hal yang disebutkan di atas, tujuan utama dari manajemen persediaan adalah melakukan
efisiensi biaya. Ujungnya adalah untuk membantu perusahaan menghasilkan laba yang lebih optimal.
Lalu, efisiensi yang ingin dicapai tersebut dapat memperkecil biaya persediaan.
Manajemen persediaan adalah proses yang kompleks, terutama untuk organisasi yang besar, tetapi
dasarnya sama terlepas dari ukuran atau jenis organisasi. Dalam manajemen inventori, barang dikirim
ke area penerimaan gudang dalam bentuk bahan baku atau komponen dan dimasukkan ke area stok
atau rak.
Barang-barang kemudian ditarik dari area stok dan dipindahkan ke fasilitas produksi di mana mereka
dibuat menjadi barang jadi. Barang jadi dapat dikembalikan ke area stok di mana barang tersebut
disimpan sebelum pengiriman, atau mereka dapat dikirim langsung ke pelanggan.
Manajemen persediaan menggunakan berbagai data untuk melacak barang saat mereka bergerak
melalui proses, termasuk nomor lot, nomor seri, biaya barang, jumlah barang dan tanggal ketika
mereka bergerak melalui proses.
BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN
Biaya persediaan adalah biaya yang muncul akibat adanya pengadaan persediaan, penyimpanan
hingga persediaan tersebut keluar (dijual atau digunakan) perusahaan. Biaya persediaan ini sifatnya
tidak boleh dianggap sepele mengingat jumlahnya bisa sangat besar apabila tidak dikelola dengan baik.
1. Biaya pemesanan, biaya ini meliputi pemesanan barang/bahan, sejak dari penyimpanan
hingga sampai ke tahap distribusi atau produksi. biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya
vendor, biaya transportasi, biaya bongkar muat dan juga biaya pemeriksaan.
2. Biaya Penyimpanan. meliputi biaya sewa gudang, biaya pengawas persediaan, biaya beban
listrik dan peralatan penunjang penyimpanan, asuransi, dan biaya perawatan.
3. Biaya kekurangan persediaan, biaya ini sebenarnya sulit untuk dianalisis karena sangat
bergantung pada situasi. Namun bukan berarti biaya kekurangan persediaan luput dari
variabel dalam manajemen persediaan.
Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan.
Namun, meminimalkan biaya penyimpanan mendukung pemesanan atau produksi dalam jumlah kecil,
sedangkan meminimalkan biaya pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah besar dan jarang.
Alasan lain menyimpan persediaan adalah ketidakpastian pasokan. Jadi persediaan penyangga untuk
komponen dan bahan baku diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila terjadi keterlambatan
pengiriman atau terhentinya pengiriman.
Proses produksiyang tidak dapat diandalkan juga dapat menciptakan permintaan produksi ekstra
(cadangan). Sebagai contoh, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi lebih banyak unit
dari yang dibutuhkan, untuk memenuhi permintaan karena biasanya Sebagian dari produk yang
dihasilkan cacat atau tidak sesuai spesifikasi.
Persediaan penyangga juga mungkin dibutuhkan untuk terus memasok pelanggan atau berbagai
proses dengan barang, bahkan jika sebuah proses produksi terhenti karena kerusakan mesin.
Perusahaan mungkin juga memperoleh persediaan dalam jumlah besar karena diskon kuantitas, atau
menghindari kenaikan harga yang sudah diprediksi.
Manajemen persediaan menggunakan beberapa metodologi untuk menjaga jumlah barang yang tepat
untuk memenuhi permintaan pelanggan dan beroperasi secara menguntungkan. Tugas ini sangat
Metodologi meliputi:
Metode ini merupakan metodologi manajemen persediaan paling sederhana dan umumnya lebih
banyak digunakan bagi bisnis kecil. Peninjauan stok secara manual melibatkan analisis stok reguler di
tangan versus kebutuhan masa depan yang diproyeksikan.
Metode ini menggunakan upaya manual, meskipun dapat ada peninjauan stok otomatis untuk
menentukan tingkat stok minimum yang kemudian memungkinkan inspeksi inventaris reguler dan
pemesanan ulang persediaan untuk memenuhi level minimum. Peninajauan stok secara manual dapat
memberikan ukuran kontrol atas proses manajemen inventaris, tetapi bisa sangat memakan waktu
dan rentan terhadap kesalahan.
Bagi para pelaku ekonomi dalam menghadapi persaingan bisnis dapat menggunakan seluruh potensi
yang ada secara efisien dan efektif. Salah satu strategi yang ada saat ini dalam perkembangan teknologi
manufaktur saat ini dengan system Just In Time. Dengan menerapkan system Just In Time ini maka
diharapkan perusahaan dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual yang
murah, kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman yang tepat ke pelanggan.
Metode ini merupakan metode di mana perusahaan tidak menyetok atau tidak memiliki persediaan.
Just in time berasumsi jika perusahaan tidak memiliki persediaan, maka perusahaan tidak memiliki
biaya/ beban atas persediaan. Perusahaan mendatangkan bahan baku hanya pada saat dibutuhkan
saja. Caranya adalah dengan bekerja sama dengan supplier/ pemasok bahan baku. Harus menjalin
hubungan yang baik dengan pemasok sehingga pada saat membutuhkan persediaan maka pemasok
akan segera memenuhi permintaan.
Metode ini di mana produk tiba saat mereka dipesan oleh pelanggan, dan yang didasarkan pada
analisis perilaku pelanggan, ini berarti perusahaan tidak menyetok atau memiliki persediaan.
Pendekatan ini melibatkan meneliti pola pembelian, permintaan musiman dan faktor-faktor berbasis
lokasi yang menyajikan gambaran akurat tentang barang apa yang dibutuhkan pada waktu dan tempat
tertentu.
Dalam konsepn just in time, Simamora, (2002:107) menyatakan terdapat empat aspek fundamental
dalam konsep just in time, yaitu:
1. Menghilangkan segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi seluruh produk atau jasa.
Dalam hal ini mencakup seluruh aktivitas atau sumber daya yang menjadi sasaran untuk pengurangan
atau penghilangan.
2. Komitmen tinggi terhadap mutu melakukan secara benar segala sesuatunya di awal adalah esensial
manakala tidak ada waktu ntuk mengerjakan ulang. Perusahaan perlu memiliki komitmen untuk
mencapai dan mempertahankan tingkat mutu yang tinggi dalam semua aspek aktivitas-aktivitas
perusahaan.
3. Upaya perbaikan yang berkelanjutan dalam efisiensi aktivitas perusahaan. Perusahaan perlu
mencanangkan komitmen terhadap perbaikan berkesinambungan (continuous improvement) pada
semua aktivitas perusahaan dan kegunaan data yang dihasilkan bagi manejemennya. Perbaikan yang
berkesinambungan adalah pengupayaan terus-menerus nilai yang kian besar yang diberikan kepada
pelanggan.
4. Penekanan pada penyederhanaan dan peningkatan visibilitas aktivitas nilai tambah, hal ini
membantu untuk mengidentifikasi aktivtias yang tidak menambah nilai.
Peranan just in time adalah 1. meningkatkan laba, 2. meningkatkan posisi persaingan perusahaan yang
dicapai melalui: a. Pengendalian biaya, b. Peningkatan kualitas, c. Perbaikan kinerja kualitas.
Just In Time memiliki dua tujuan strategis yaitu: untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki
daya saing perusahaan. Tujuan just in time adalah menghasilkan sebuah produk hanya ketika
dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh pelanggan.
Manfaat utama system just in time adalah akan mengubah daya telusur biaya, meningkatkan akurasi
penentuan kos produk, menurunkan kebutuhan alokasi biaya tak langsung, mengubah perilaku dan
kepentingan relative biaya tenaga kerja langsung, dan mempengaruhi system penentuan kos pesanan
dan kos proses.
Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera. Implementasi
JIT membutuhkan kesabaran. JIT sering disebut program penyederhanaan, tapi bukan berarti
penerapan JIT itu mudah dan sederhana. Sebagai contoh, diperlukan waktu untuk membina hubungan
baik denga pemasok. Kemitraan yang bukan pemaksaan harus menjadi dasar hubungan dengan
pemasok. Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Pengurangan pada penyangga persediaan secara
drastic dapat menyebabkan arus kerja terpisah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja
produksi. Pengurangan persediaan secara bertahap sangat disarankan yang memungkinkan para
pekerja mengembangkan pengertian otonomi dan mendorong partisipasi mereka dalam usaha
perbaikan yang lebih luas.
Kekurangan JIT yang palilng menonjol adalah tidak ada persediaan untuk menyangga berhentinya
produksi. Penjualan saat ini secara konstan terancam oleh terhentinya produksi yang tidak terduga.
Pengecer yang menggunakan taktik JIT juga menghadapi kemungkinan kekurangan barang. Namun
disampping sisi negatifnya, pihak pengecer tampaknya tetap menggunakan JIT. Kerugian akibat
kehilangan penjualan sewaktu waktu tampaknya lebih rendah daripada tingkat biaya penyim[anan
yang tinggi.
Pilihan lain yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap JIT adalah teori kendala (theory of constrain
- TOC). Pada prinsipnya TOC dapat digunakan bersama dengan manufaktur JIT, karena bagaimanapun
juga lingkungan manufaktur JIT mempunyai Batasan. Pendekatan TOC mempunyai kualitas yang
sangat menarik pada perlindungan penjualan saat ini, disamping berupaya meningkatkan penjualan
dimasa mendatang dengan meningkatkan kualitas, mempersingkat waktu tanggap, dan menurunkan
biaya operasi.
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya dan permintaan yang terbatas atas setiap produk.
Keterbatasan-keterbatasan ini disebut kendala (constrain). Teori kendala mengakui kinerja setiap
perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Kemudian teori kendala mengembangkan pendekatan
spesifik untuk mengelola kendala guna mendukung tujuan perbaikan yang berkelanjutan. Menurut
TOC jika ingin memperbaiki kinerja, maka harus diidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi
kendalanya dalam jangka pendek, serta menemukan cara mengatasinya dalam jangka panjang.
Lima Langkah yang digunakan teori kendala untuk mencaoai tujuan memperbaiki kinerja organisasi:
1. Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan, kendala internal dan eksternal
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat
3. Menyubordinasi apa pun, selain keputusan yang dibuat di Langkah 1 dan 2
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat
5. Mengurangi proses
yang mengklasifikasikan persediaan menjadi tiga kategori yang mewakili nilai persediaan dan
signifikansi biaya barang. Kategori A mewakili barang bernilai tinggi dan kuantitas rendah, kategori B
mewakili barang bernilai sedang dan kuantitas sedang, dan kategori C mewakili barang bernilai rendah
dan kuantitas tinggi.
Setiap kategori dapat dikelola secara terpisah oleh sistem manajemen inventaris, dan penting untuk
mengetahui item mana yang merupakan penjual terbaik untuk menjaga jumlah stok buffer di tangan.
Misalnya, barang kategori A yang lebih mahal mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk dijual,
tetapi barang tersebut mungkin tidak perlu disimpan dalam jumlah besar.
Salah satu keuntungan dari analisis ABC adalah bahwa ia memberikan kontrol yang lebih baik atas
barang-barang bernilai tinggi, tetapi kerugiannya adalah bahwa ia dapat membutuhkan sejumlah besar
sumber daya untuk terus menganalisis tingkat inventaris semua kategori.
Penjelasan economic order quantity merupakan cara perhitungan stock barang untuk manajemen
persediaan supaya perusahaan dapat terhindar dari penumpukan stock barang, adanya penumpukan
stok barang bisa saja didapat dari bahan baku atau barang yang bernilai tinggi akibatnya penumpukan
stok dari total biaya produksi atau harga pokok produksi yang dapat diperoleh sangat tinggi secara
keseluruhan.
Penyebab resiko penumpukan stock bisa terjadi karena terlalu lama barang disimpan digudang bahkan
sampai kualitas barang yang berkurang bagi konsumen. Dalam economic order quantity ada dua faktor
Dengan menggunakan metode economic order quantity kita bisa tahu berapa jumlah barang yang akan
di order dari setiap pemesanannya,
Economic Order Quantity merupakan salah satu metode manajemen persediaan. EOQ adalah jumlah
pemesanan paling ekonomis. Maksudnya jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan
adalah sesuai dengan pesanan yang diterima. Jadi dapat meminimumkan jumlah pemeliharaan barang
dan biaya pemesanannya.
Model EOQ berusaha untuk memastikan bahwa jumlah persediaan yang tepat dipesan sehingga
perusahaan tidak perlu melakukan pemesanan terlalu sering dan tidak ada kelebihan persediaan yang
ada. Ini mengasumsikan bahwa ada trade-off antara biaya penyimpanan persediaan dan biaya
pengaturan persediaan, dan total biaya persediaan diminimalkan ketika biaya pengaturan dan biaya
penyimpanan diminimalkan.
Menyimpan inventori atau persediaan tambahan dapat dengan cepat meningkatkan biaya
penyimpanan. Biaya persediaan juga bisa naik tergantung cara memesan, stok yang rusak, dan produk
apa yang tidak pernah laku. Jika erus-menerus memesan ulang produk yang memiliki kecepatan
rendah, EOQ dapat membantu menentukan jumlah pesanan dalam jangka waktu tertentu.
EOQ dapat membantu lebih memahami seberapa banyak perlu memesan ulang dan seberapa sering.
Dengan menghitung berapa banyak yang dibutuhkan berdasarkan seberapa banyak akan menjual
dalam jangka waktu tertentu, perusahaan dapat menghindari kehabisan stok tanpa terlalu banyak
persediaan di tangan untuk waktu yang lama.
Secara keseluruhan, menghitung EOQ dapat membantu membuat keputusan yang lebih baik dalam
hal menyimpan dan mengelola inventori.
Dengan manajemen persediaan kita dapat mengelola persediaan dengan biaya yang rendah.
Manajemen persediaan merupakan bagian penting dari perusahaan. Dengan adanya manajemen
persediaan, aset perusahaan lebih terkontrol status dan kondisinya. Misalnya di dalam perusahaan
manufaktur. Persediaan bahan perlu dikontrol agar tidak sampai kehabisan. Karena jika kehabisan
maka bisa menghambat proses produksi dan penjualan.
3 Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Menghitung Economic Order Quantity, yaitu: biaya
penyimpanan, permintaan, dan biaya pesanan. Kami memecah setiap variabel di bawah ini.
Biaya penyimpanan (juga dikenal sebagai biaya tercatat) mengacu pada total biaya penyimpanan
persediaan. Meminimalkan biaya persediaan adalah strategi manajemen rantai pasokan yang penting.
Berapa banyak yang dikeluarkan untuk menyimpan dan menyimpan inventaris, per unit, per tahun?
Untuk menghitung EOQ dengan benar, harus terlebih dahulu menentukan biaya penyimpanan. Untuk
melakukannya, dapat merujuk ke rumus sederhana di bawah ini:
(Biaya Penyimpanan + Gaji Karyawan + Biaya Peluang + Biaya Depresiasi) / Total Nilai Persediaan
Tahunan = Biaya Penyimpanan / Penyimpanan Persediaan
Berapa banyak permintaan yang didapatkan untuk suatu produk setiap tahun? Dengan melihat data
pesanan historis, kita dapat menentukan berapa banyak produk yang Anda jual dari tahun ke tahun.
Juga disebut sebagai ‘biaya penyiapan’, berapa biaya pesanan per pembelian? Ini dilakukan dengan
basis per pesanan dan termasuk biaya pengiriman dan penanganan.
Maka EOQ = akar kuadrat dari (2) (500) (10.000) /. 75) = 3.652 unit per pesanan.
Kuantitas pesanan optimal adalah 3.652 unit untuk produk spesifik tersebut
Hal-hal seperti tren musiman atau penjualan besar juga dapat memengaruhi keakuratan inventaris
Selain EOQ, ada beberapa cara lain untuk mengoptimalkan inventaris.
1. Reorder points
Reorder point adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan
dimulai). Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan hampir habis.
Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis
setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai.
Untuk menghindari biaya habisya persediaan dan meminimalkan biaya penyimpanan, pesanan harus
dilakukan sehingga tiba saat unit terakhir dalam persediaan digunakan. Mengetahui tingkat
penggunaan waktu tunggu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kemballi
(reorder point - ROP) yang memenuhi tujuan berikut.
Ada kalanya permintaan dapat meningkat secara tiba-tiba atau ada masalah dengan pemasok yang
dapat menghalangi untuk memiliki persediaan yang cukup. Stok pengaman hanyalah persediaan
tambahan di luar permintaan yang diharapkan. Safety stock juga sering digunakan saat permintaan
produk atau layanan yang tinggi seperti liburan atau saat promosi besar-besaran atau flash sale.
Jadi, dengan menggunakan EOQ dapat meningkatkan proses pengelolaan inventori dan stok secara
keseluruhan. Dengan memesan jumlah stok persediaan yang tepat alih-alih menebak-nebak apa yang
akan dipesan, maka dapat mengurangi biaya, mencegah kehabisan stok, dan menjaga agar rantai
pasokan tetap beroperasi dengan lancar.
Manajemen persediaan bertanggung jawab untuk mengawasi produk-produk yang tersedia dalam
persediaan dan arus keluar dan masuk. Manajemen persediaan memastikan bahwa tidak ada unit yang
berlebih atau dalam jumlah kecil dalam penyimpanan sehingga kinerja organisasi tidak boleh berada
dalam bahaya.
Fungsi utama inventaris adalah menyediakan pasokan bahan yang berkelanjutan bagi operasi. Untuk
mencapai fungsi ini secara efektif, bisnis Anda harus berusaha untuk menemukan titik perbedaan
antara terlalu banyak dan terlalu sedikit, tanpa pernah kehabisan stok. Manajemen ini akan
meningkatkan arus kas dan profitabilitas, dan menjaga perusahaan Anda berjalan dengan lancar.
Manajemen persediaan yang dikelola secara secara efektif akan membuat bisnis Anda berjalan sesuai
rencana produksi yang matang.
Buat metrik untuk tingkat persediaan yang optimal, berdasarkan catatan penjualan dari waktu ke
waktu. Identifikasi titik-titik kritis di mana Anda harus memesan ulang, dan perkenalkan sistem digital
untuk berkomunikasi dengan departemen pembelian Anda ketika tingkat inventaris turun di bawah
titik-titik ini.
Bangun hubungan dengan pemasok yang dapat memasok kembali stok Anda dengan cepat jika Anda
mengalami lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Sebaiknya Anda membayar ekstra untuk mengisi
kembali inventaris Anda dengan cepat dalam keadaan darurat, selama Anda menggunakan opsi yang
lebih murah sebagai default Anda, dan Anda tidak mengizinkan stok untuk turun terlalu sering ke level
yang berbahaya.