NIM : 43219010100
ABSTRAK
Persediaan merupakan aset perusahaan yang harus benar-benar diperhatikan. Pelaku usaha harus
menanamkan biaya yang minimum untuk menamkan modal pada persediaan tersebut dan juga
sekaligus menjaga agar persediaan barang selalu tetap tersedia dan tidak mengalami kehabisan
persediaan. Oleh karenanya diperlukan sebuah model untuk mengendalikan persediaan tersebut
agar terjadi keseimbangan dalam penanaman modal yang minimum dengan persediaan barang
yang harus tersedia. Persediaan dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu persediaan bahan mentah,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan ini
adalah untuk membicarakan cara-cara meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan, dan
hubungannya dengan fungsi manajemen keuangan. Sebenarnya manajemen persediaan ini
merupakan cara untuk memelihara persediaan, baik bahan mentah, barang dalam proses, maupun
barang jadi, untuk menjaga keluwesan perusahaan.
PENDAHULUAN
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka
banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan
utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi
berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh
suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap
laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan
salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus
menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah
pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan secara fisik akan
berkaitan dengan investasi dalam aktita lancar di satu sisi dan pelayanan kepada elanggan di sisi
lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing,
dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis
tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan marketing dan
operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan
produksi dapat dipenuhi.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam
mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang
paling aktif dan pokok dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh,
diproduksidan dijual.Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan
mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan
kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.Dari
penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya
bagi perusahaan. Dalam hal ini akan disajikan beberapa materi untuk lebih mengetahui dan
memahami bagaimana persediaan dikelola secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan
LITERATUR TEORI
A. Pengelolaan persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan
mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Persediaan Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan – karena biasanya mempunyai
nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi –
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Manajemen Persediaan adalah serangkaian kegiatan yang pada Intinya mengelola tingkat
persedian yang tepat agar jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil efektif dan efisisen
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Terdapat macam-macam persediaan barang :
1. Barang yang tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi)
2. Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang
dalam proses/pengolahan)
3. Barang yang akan digunakan untuk produksi barang¬ barang jadi yang akan dijual (bahan
baku dan bahan pembantu) dalam kegiatan normal perusahaan.
Sifat-sifat persediaan diantaranya; biasanya merupakan aktiva lancar dengan perputaran < 1
tahun, merupakan jumlah yang besar dan memiliki pengaruh besar terhadap perubahan neraca
dan laporan laba rugi. Memperhatikan sifat persediaan maka pada akhir periode akuntansi selalu
dilakukan pemeriksaan persedian dengan tujuan mencocokkan pencatatan dengan jumlah barang
digudang, kegiatan ini kita kenal dengan istilah STOCK OPNAME.
B. Pengelolaan persediaan yang baik
Manajemen persediaan sangat penting karena berfungsi mengurangi risiko apabila terjadi
keterlambatan pengiriman barang, mengurangi risiko kenaikan harga, mengantisipasi permintaan
pelanggan, dan komitmen pada pelanggan.
Mengelola persediaan barang dengan baik bukanlah hal yang mudah. Jika jumlah persediaan
terlalu besar maka berakibat adanya dana besar yang menganggur karena tertanam dalam
persediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, dan risiko kerusakan barang yang lebih besar.
Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan
(stockout) karena seringkali bahan/ barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar
yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan
hilangnya pelanggan.
Tentunya persediaan juga harus memperhatikan permintaan pasar. Ini diperlukan agar tidak
terjadi persediaan berlebihan pada barang yang kurang diminati oleh pelanggan. Kalau sampai
tidak memperhatikan pasar, maka persediaan tersebut akan merugikan suatu usaha karena dapat
beresiko terjadinya kerusakan persediaan atau harga perolehan barang tersebut menjadi turun
drastis. Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan analisis nilai persediaan.
PEMBAHASAN
Teknik Pengelolaan Persediaan
Metode Manajemen Persediaan diantaranya :
1. Metode EOQ ( Economic Order Quantity )
EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan beberapa
jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan. Economic Order Quantity (EOQ)
adalah suatu konsep dengan jumlah pemesanan paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang
yang dapat meminimalkan jumlah biaya pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan
setiap tahun atau suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan
biaya persediaan. Ini adalah salah satu model tertua penjadwalan produksi klasik. Tujuan
economic order quantity, adalah agar kuantitas Persediaan yang dipesan dan total biaya
persediaan dapat diminimumkan sepanjang periode perencanaan produksi.
Hal-hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk diperhatikan adalah
masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya akan memudahkan kita dalam
melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh dapat diakui kebenarannya. Secara
umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Biaya angkut/penyimpanan atau carrying cost (CC). Contohnya: biaya gudang,
asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan
b. Biaya pemesanan atau ordering cost (OC). Contohnya: biaya pemesanan, set up cost,
biaya pengiriman dan penangannya (bongkar-muat), potongan harga karena jumlah
pembelian besar.
c. Biaya total atau total cost (TC).
2. Recorder Point
Recorder atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik dimana perlu
dilakukan pemesanan kemali yang dinyatakan dalam persamaan berikut
Titik persamaan kembali = tenggang waktu x pemakaian
3. Safety Stock
Persediaan pengaman atau sering disebut safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk
mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Safety stock atau persediaan
pengamanan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan bahan. Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah persediaan
yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila
persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi
kekurangan persediaan (stockout).
MENGAPA PERUSAHAAN PERLU MELAKUKAN SAFETY STOCK?
Perusahaan perlu melakukan safety stock karena dengan adanya safety stock, ada jaring
pengaman sehingga apabila vendor terlambat dalam mengantarkan barangnya, atau stok
mendadak tidak ada di vendor. Perusahaan tetap memiliki ‘waktu tambahan’ untuk menjual
barang tersebut. Jadi dengan safety stock disini perusahaan tidak khawatir kehabisan stock tapi
perusahaan harus bijak juga dalam melakukan safety stock ini.
b. Faktor waktu
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai
dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.
c. Persediaan antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan
untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
4. Sistem ABC
System ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan membagai persediaan kedalam tiga
golongansesuai dengan tingkat penurunan kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah pada
investasi masing – masing golongang persediaan. Metode analisis atau klasifikasi ABC adalah
umum digunakan dalam pengendalian persedian (inventory control) bagi perusahaan-perusahaan
yang mempunyai berbagai jenis/macam bahan dalam persediaan yang mempunyai nilai
penggunaan yang berbeda-beda. (Gaspersz, 2001:273 ; Assauri, 1999:204).
Analisis ABC mengikuti prinsip 80-20, atau hukum pareto dimana sekitar 80% dari nilai total
persediaan material diwakili oleh 20% material persediaan.
Penggunaan analisis ABC adalah untuk menetapkan :
o Frekensi perhitungan inventory (cycle counting)
o Keamanan
o Sistem pengisian kembali (replenishment systems)
o Keputusan investasi
Adapun teknik prosedur untuk mengelompokkan material-material persediaan ke dalam kelas A,
B, dan C, yaitu antara lain (Gaspersz, Ibid.:274) :
Tentukan volume penggunaan per periode waktu (biasanya per tahun) dari material-
material persediaan yang ingin diklasifikasikan.
Perkalian volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari setiap material
persediaan dengan biaya per unitnya untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya per
periode waktu (per tahun) untuk setiap material persediaan itu.
Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material persediaan itu untuk
memperoleh nilai total penggunaan biaya agregat (keseluruhan).
Bagi nilai total penggunaan biaya dari semua material itu dengan nilai total penggunaan
biaya agregat, untuk menentukan persentase nilai total penggunaan biaya dari setiap
material inventori itu.
Daftarkan material-material itu dalam bentuk ranking persentase nilai total penggunaan
biaya dengan urutan menurun dari terbesar sampai terkecil.
Klasifikasikan material-material persediaan itu ke dalam kelas A, B, dan C dengan
kriteria: 20% dari jenis material diklasifikasikan ke dalam kelas A, 30% dari jenis
material diklasifikasikan ke dalam kelas B, dan 50% dari jenis material diklasifikasikan
ke dalam kelas C.
CONTOH SOAL
Tahun depan, PT. LuarBiasa akan memerlukan bahan baku sebanyak 250.000 Unit dengan harga
per unitnya adalah Rp5.000. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap kali pemesanan adalah sebesar
Rp22.500. Jika biaya penyimpanannya sebesar 25% dari nilai rata – rata persediaan. berapa
jumlah pembelian paling optimal ?
Diketahui
D: 250.000 Unit
S: Rp22.500
P: Rp5.000
I: 25%
Ditanya: EOQ?
Jawab:
EOQ = √9.000.000
EOQ = 3.000
Jadi pembelian paling optimal adalah sebanyak 3000 unit.
KESIMPULAN
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang
jadi ataupun suku cadang.
Manajemen persediaan sangat penting karena berfungsi mengurangi risiko apabila terjadi
keterlambatan pengiriman barang, mengurangi risiko kenaikan harga, mengantisipasi
permintaan pelanggan, dan komitmen pada pelanggan.
Tujuan dikelolanya persediaan barang adalah untuk menjaga jangan sampai persediaan
habis, menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen, dan menjaga agar jangan
sampai jumlah persediaan barang berlebihan.
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar kegiatan operasi
perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-
barang, serta selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict Financial Distress
Conditions (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for 2014-2017). International Journal of Business and Management
Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences, 1(3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants
of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic
Banks (Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual
Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
Putra, Y. M., (2017). Pengelolaan Persediaan Perusahaan. Modul Kuliah
Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
https://keysoft.co.id/pentingnya-safety-stock-tujuan-dan-cara-menghitungnya/
https://ukirama.com/blogs/pengertian-fungsi-dan-metode-pengendalian-persediaan-stock-
control-pada-perusahaan-manufaktur
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/persediaan-inventori
http://yoni-tasdid.blogspot.com/2018/04/makalah-pengelolaan-persediaan.html