Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan (bedriiff) adalah suatu pengertian ekonomis yang banyak dipakai dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Adapun pengertian perusahaan yang dikutip oleh
Cindawati, dari Prof. Molengraaff, “bahwa perusahaan ialah keseluruhan perbuatan yang
dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan
cara memperniagakan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan”.
Cindawati sendiri berpendapat bahwa perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang
dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan
untuk mencari laba.

Dalam perusahaan di perlukan adanya manajemen. Manajemen sendiri bertujuan


untuk memperoleh hasil maksimal dengan biaya atau usaha seminimal mungkin, dengan
mendayagunakan seluruh aspek pendukung berupa SDM, aset, dan finansial yang telah diatur
sesuai perencanaan.Secara etimologi, kata manajemen diambil dari bahasa prancis kuno,
yakni “management”yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian,pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasran
secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai
perencanaan dan efisiensi untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan terorganisir.

Manajemen operasi dilakukan dihampir seluruh perusahaan barang atau jasa,


setidaknya ditujukan untuk tercapainya: efisiensi dan efektifitas produksi, standar mutu
produk, dan standar kapasitas produksi. Pada tujuan tercapainya efisiensi dan efektifitas
produksi salah satunya dilakukan melalui manajemen persediaan bahan baku maupun bahan
jadi. (Heizer dan Render, 2015) menyatakan persediaan adalah salah satu aset termahal dari
banyak perusahaan, dimana persediaan mencerminkan sebanyak 50% dari total modal yang
diinvestasikan. Manajemen persediaan yang baik sangatlah penting, hal ini disadari oleh
pelaku industri khususnya manajer operasi. Dalam manajemen persediaan terdapat tahap-
tahap pokok Persediaan yang terdapat dalam suatu sistem produksi-distribusi dari bahan-
Bahan mentah dan pemesanan suplai melalui proses produktif, yang tercapai Puncaknya
sehingga tersedia untuk digunakan. Oleh karenanya diperlukan pemahaman mengenai
manajemen persediaan terkhusus pemahaman pengenai fungsi dan model manajemen
persediaan agar tercapai keseimbangan antara investasi persediaan dan pelayanan pelanggan.
Manajemen persediaan yang baik mampu untuk mendukung tercapainya strategi berbiaya
rendah perusahaan. Maka dari itu kami selaku penulis mengambil judul
makalah”Menganalisi Manajemen Persediaan”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang dapat di ambil antara lain:
1. Apa saja fungsi persediaan?
2. Apa saja model persediaan?
3. Bagaimana model persediaan untuk permintaan bebas?
4. Bagaimana model probabilitas dengan lead time konstan system periode?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja fungsi manajemen persediaan.
2. Untuk mengetahui apa saja model persediaan.
3. Untuk mengetahui model persediaan untuk permintaan bebas.
4. Untuk mengetahui model probabilitas dengan lead time konstan system periode.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua pihak baik
pembaca maupun penulis sendiri dan manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Guna menambah pengetahuan tentang manajemen persediaan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pengajaran dibidang pendidikan.
3.Memperoleh gambaran mengenai manajemen persediaan terkhusus dalam fungsi
manajemen persediaan,model persediaan, model persediaan untuk permintaan
bebas,dan model probabilitas dengan lead time konstan system periode.
1.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian
tersebut berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan.
Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara
memperoleh persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.
Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan
pembantu, barang dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah
persediaan tidak semudah yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan
makin tinggi biaya untuk penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat
proses produksi.
Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari
ketidakpastian permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang
membuat inventory management sangat penting dilakukan.

1.2 FUNGSI MANAJEMEN PERSEDIAAN


Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Hal ini karena fungsi dari
aktivitas tersebut cukup beragam. Berikut apa saja fungsi dari manajemen persediaan.
1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan
Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam
memproduksi barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah pasti
datang sesuai jadwal, langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan. Untuk
berjaga-jaga jika seumpama persediaan datang terlambat dan akan berpotensi
mengganggu proses produksi.
2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan
Kondisi seperti pesanan yang tidak sesuai mungkin jarang terjadi. Namun bukan tidak
mungkin bisa terjadi. Perusahaan selalu harus memastikan pesanan persediaan yang
diterima apakah sudah sesuai yang dibutuhkan untuk proses produksi.
3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang Dibutuhkan Ternyata Tidak Ada Di Pasaran
Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan persediaan
bahan selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jikalau bahan yang biasa
digunakan tidak ditemukan di pasaran. Bisa karena stok habis, atau hal lain
4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi
Terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses
produksi harus dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan supaya tetap bisa meraih
keuntungan dan menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu inventory
management ini sangat penting demi menjaga ketersediaan persediaan supaya tetap
bisa produksi.

1.3 MODEL PERSEDIAAN


1. Model Pengendalian Persediaan (Inventory Model)
Dibawah ini merupakan model Pengendalian Persediaan:
a. Model Persediaan Deterministik

Model deterministik adalah sebuah model yang dimana terdapat gejala yang dapat
diukur dengan derajat kepastian yang cukup tinggi. Di dalam model deterministik
ini semua parameter serta variable telah diketahui atau dapat dihitung secara
pasti.

b. Model Persediaan Probabilistik


Model probabilistik adalah sebuah model yang didalamnya terdapat permintaan
yang terjadi tidak selamanya konstan. Terkadang permintaan suatu barang itu
bervariasi dan juga mengikuti distribusi probabilistik tertentu. Dalam menghadapi
permintaan yang beravriasi biasanya perusahaan memiliki persediaan yang biasa
disebut dengan safety stock.

c. Model Persediaan Stokastik

Costs

Tc

Holding cost

Tc min

Shortage (stock out cost)

S safety stock level

Model stokastik adalah sebuah model dimana perminyaan yang terjadi tidak kosnstan dan
tidak mengikuti suatu distribusi probabilistic tertentu. Pada model ini, parameter
merupakan nilai yang tidak pasti, diantaranya yaitu: Permintaan tahunan (D), Permintaan
harian (d), Lead time (L), Biaya, penyimpanan (H), Biaya pemesanan (S), Biaya
kehabisan persediaan atau chortage stockout cost (B), dan Harga (C).

1.4 MODEL PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN BEBAS (BELUM LENGKAP)


A. Pengertian Sistem Permintaan Bebas (independent demand)
Permintaan bebas atau independen adalah jenis permintaan suatu barang
yang bebas, artinya tidak tergantung dari waktu atau jumlah permintaan barang lain.
Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relatif lebih teratur.
B. Model- model Persediaan untuk Permintaan Bebas’
1) Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) dasar
      Model kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) dasar adalah salah satu teknik
pengendalian persediaan yang paling tua dan paling dikenal secara luas. Teknik ini
relatif mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
1. Permintaan diketahui, tetap, dan bebas.
2. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan
diketahui dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat seketika daan lengkap.
4. Diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinkan.
5. Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan (biaya
setup) dan biaya menahan atau menyimpa persediaan dari waktu ke waktu
(biaya penyimpanan atau penggudangan).
6. Kekurangan persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan
dilakukan pada waktu yang tepat (no shortage and no backorder).
7. Meminimalkan biaya
Hampir semua model persediaan bertujuan untuk meminimalkan biaya-
biaya total. Jika jumlah biaya setup dan biaya penyimpanan di minimalkan,
maka biaya total juga akan diminimalkan. Ukuran pemesanan yang
optimum akan meminimalkan biaya total tersebut. Ketika kuantitas
pemesanan meningkat, biaya setup dan biaya pemesanan tahuan akan
berkurang, namun biaya penyimpanan akan meningkat karena persediaan
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai