Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

MATERI 11 DAN 12

NAMA : ANIUS TABUNI


NIM : 2021042034012
KELAS : EKSTENSI
MATERI 11
Manajemen persediaan

Pengertian Manajemen Persediaan, Fungsi Dan Metode Yang Digunakan


Pernah dengar istilah manajemen persediaan atau inventory management? Istilah tersebut
seringkali dipakai dalam ilmu manajemen operasional serta manajemen produksi.
Inventory management ini sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk perusahaan
manufaktur. Bagi yang ingin mencari tahu tentang inventory management, simak uraian
selengkapnya berikut ini :
Pengertian Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian tersebut
berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memperoleh
persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.
Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan pembantu, barang
dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah persediaan tidak
semudah yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan makin tinggi biaya
untuk penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat proses produksi.

Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari


ketidakpastian permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang
membuat inventory management sangat penting dilakukan.
Fungsi
Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Hal ini karena fungsi dari aktivitas
tersebut cukup beragam. Berikut apa saja fungsi dari manajemen persediaan.

1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan


Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi
barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah pasti datang sesuai jadwal,
langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan. Untuk berjaga-jaga jika seumpama
persediaan datang terlambat dan akan berpotensi mengganggu proses produksi.

2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan


Kondisi seperti pesanan yang tidak sesuai mungkin jarang terjadi. Namun bukan tidak
mungkin bisa terjadi. Perusahaan selalu harus memastikan pesanan persediaan yang
diterima apakah sudah sesuai yang dibutuhkan untuk proses produksi.

3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang Dibutuhkan Ternyata Tidak Ada Di Pasaran


Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan persediaan bahan
selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jikalau bahan yang biasa digunakan tidak
ditemukan di pasaran. Bisa karena stok habis, atau hal lain

4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi


Terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses produksi
harus dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan supaya tetap bisa meraih keuntungan dan
menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu inventory management ini sangat
penting demi menjaga ketersediaan persediaan supaya tetap bisa produksi.
Pendekatan Metode Manajemen Persediaan
Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa metode.
Setidaknya ada 5 metode inventory manajemen yang biasa dipergunakan oleh perusahaan
untuk mengelola persediaan. Berikut penjelasan masing-masing metode

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)


Biasa disebut dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Merupakan salah satu metode
pengelolaan persediaan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang
diterima. Misalnya perusahaan mendapatkan pesanan.
Sudah ditentukan oleh pemesan berapa jumlah pesanan, spesifikasi, serta waktu kapan
harus selesai. Dengan begitu perusahaan akan memperhitungkan berbagai hal.
Termasuk tentang berapa kebutuhan bahan, spesifikasi, serta berapa harga bahan baku
untuk memenuhi pesanan tersebut. Jadi nanti sudah jelas berapa kebutuhan dan
nominalnya. Tidak akan sampai terjadi bahan sisa alias pas. Cara ini banyak membawa
manfaat. Mulai dari tidak ada biaya pemeliharaan, serta biaya gudang untuk menyimpan
sisa bahan.
2. Metode MRP (Material Requirement Planning)
Lebih dikenal dengan metode perencanaan kebutuhan material, merupakan metode
pengendalian serta perencanaan persediaan untuk menjamin bahan baku selalu tersedia.
Selain untuk menjaga supaya bahan baku tetap ada untuk digunakan, metode ini pun
berguna untuk memastikan persediaan berjumlah sedikit. Mengapa persediaan harus
diusahakan berjumlah sedikit?
Hal itu karena semakin sedikit jumlah persediaan otomatis biaya untuk menjaga persediaan
tersebut juga makin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa perencanaan. Mulai
dari penjadwalan pembelian, jadwal produksi, hingga waktu pengiriman persediaan bahan
baku.
3. Metode JIT (Just In Time)
Metode ini punya istilah lain yaitu metode tepat waktu. Memungkinkan perusahaan sebisa
mungkin dibuat tidak menyetok atau memiliki persediaan. Sehingga perusahaan diusahakan
memiliki persediaan 0 atau mendekati nol. Hal ini karena jika posisi perusahaan seperti itu
biaya persediaan juga tidak akan dikeluarkan.
Tapi jika tidak punya persediaan bagaimana bisa melakukan produksi? Inilah keuntungan
metode ini. Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya saat sedang
dibutuhkan saja. Sehingga jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak akan
ada sisa. Lalu bagaimana caranya?
Dengan membina hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Membuat mereka
seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga kapan pun dan berapa pun pemasok akan
selalu siap menyuplai persediaan.

4. Metode Analisa ABC


Dalam metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana dasar penggolongan
tersebut adalah nilai serta persediaan. Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai total dari
persediaan, bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label
sesuai kelasnya masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan
berbeda.
Misalnya ada persediaan kayu, paku, dan cat. Kayu bisa dilabeli dengan grade A, karena
paku perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak. Lalu cat
bisa dikategorikan golongan B, karena penyimpanannya mungkin lebih mudah dibanding
kayu.
Untuk paku bisa diberi kode C karena meskipun jumlahnya banyak, namun penyimpannya
jauh lebih mudah dibanding 2 persediaan sebelumnya.
5. Metode Periodic Review
Dalam metode ini memungkinkan dilakukan pemesanan persediaan bahan dalam jarak
waktu yang sama. Jadwal pesan barang sudah terjadwal secara rutin, jadi manajer keuangan
dapat memperkirakan berapa pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut. Metode
ini punya keunggulan tersendiri.
Salah satunya mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan bahan baku. Metode ini
juga sangat mudah dilakukan karena tidak perlu melewati proses administrasi yang panjang.
Hal tersebut karena proses pembelian persediaan sudah terjadwal rutin.
Namun metode ini mengharuskan perusahaan memperbanyak stok untuk mengantisipasi
saat tiba-tiba pesanan produksi membludak. Itulah beberapa penjelasan singkat seputar
manajemen persediaan. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga metode yang umum
digunakan. Bisa menjadi referensi bagi yang belum terlalu paham dengan istilah tersebut.

MATERI 12
Restrukturisasi keuangan

Mengenal Bentuk Restrukturisasi Perusahaan


Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah perusahaan harus
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan
dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja
perusahaan makin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
bertahan. Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan
adalah dengan cara restrukturisasi. Jika kita mendengar istilah atau kata restrukturisasi
perusahaan, yang ada dipikiran kita, seolah-olah membicarakan perusahaan yang sedang
menurun. Padahal setiap kali perusahaan melakukan perbaikan, entah dalam skala kecil,
atau skala besar, tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja. Tentu saja restrukturisasi
perusahaan tak perlu menunggu terjadi penurunan baru dilakukan perbaikan, karena bisa
terlambat, sehingga perbaikan perlu dilakukan secara terus menerus. Pada umumnya istilah
restrukturisasi perusahaan digunakan jika perusahaan ingin melakukan perbaikan secara
menyeluruh, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan.

Menurut Bramantyo (2004) restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan


memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, maksimalisasi
nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat
bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku
pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin
ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.

Pada intinya, restrukturisasi dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis: a). Restrukturisasi
portofolio/asset, b). Restrukturisasi modal atau keuangan, dan c). Restrukturisasi
manajemen/organisasi.

1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset


Baca Juga : Ampuh! Tips Ini Mampu Buat Bisnis Kamu Naik Level
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya
kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun
anak perusahaan.

2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan


Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan ulang komposisi modal
perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi
berdasarkan laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan
posisi modal perusahaan.

Berdasarkan data dalam laporan keuangan perusahaan, akan dapat diketahui tingkat
kesehatan perusahaan. Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan,
antara lain tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio),
profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset
(asset turn over), leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat dilihat
dari profil risiko tingkat pengembalian (risk return profile).

3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi


Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang komposisi
manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen
atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan
pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga
keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab
permasalahan di setiap unit kerja.

Pada dasarnya setiap korporasi dapat menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada satu
saat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi secara keseluruhan, karena aktifitas
restrukturisasi saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi,
manajemen perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua
permasalahan yang dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due
diligence atau penilaian uji tuntas perusahaan.

Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah restrukturisasi yang perlu
dilakukan berdasar skala prioritasnya. Dari hasil pengalaman, pelaksanaan restrukturisasi
yang berhasil, harus melibatkan dan mendapatkan komitmen dari semua pihak. Dan akan
menjadi lebih rumit, jika perusahaan mempunyai pinjaman lebih dari satu Bank, karena
akan melibatkan rangkaian pembicaraan dan pertemuan-pertemuan yang melelahkan,
namun bukan hal yang tak dapat dilakukan. Pada akhirnya, kerja sama, niat baik, dan
semangat yang harus didukung oleh semua jajaran di dalam perusahaan (dari karyawan,
manajemen, komisaris) serta dukungan dari stakehoders akan mempengaruhi keberhasilan
restrukturisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai