Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan

baik itu perusahaan jasa, industri maupun dagang, karena persediaan

(Inventory) digunakan untuk mengindikasikan 1) barang dagang yang

disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan 2)

bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk

tujuan itu. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi

keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Oleh

karena itu, perusahaan harus dapat mengelola persediaan dengan baik

karena jumlah persediaan yang tinggi dapat membuat perusahaan mampu

memenuhi kebutuhan konsumenya, namun persediaan yang tinggi dapat

menghambat kegiatan perusahaan, karena sebagian besar dana perusahaan

tertanam di persediaan dan tidak dapat diputarkan lagi. Untuk itu, jumlah

optimum persediaan yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi

tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Menurut Suhayat dan

Anggadini (2008:79) mengungkapkan bahwa persediaan merupakan aktiva

lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut

perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan

1
yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan

apabila perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan

diartikan sebagai bahan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang

disimpan untuk tujuan tersebut (proses produksi).

Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu

golongan persediaan yang mempunyai sifat perputaran yang sama disebut

“Merchandise Inventory” (persediaan barang dagang), persediaan ini

merupakan persediaan barang yang dalam perputarannya selalu dibeli dan

dijual tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan.

Perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan

sehingga perlu pemikiran yang semakin kritis atas pemanfaatan secara

optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Selain itu,

diperlukan pengawasan yang cukup baik untuk mengurangi kecurangan-

kecurangan yang terjadi.

Semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah

yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi

pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir

secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Sebagai

konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga

hal kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan

semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan diperlukan upaya

2
penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas,

efisiensi serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal

ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan.

Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan

pengawasan dalam perusahaan melalui pengendalian intern. Pengendalian

dan pengawasan yang dilakuk an oleh perusahaan melalui pengendalian

intern dapat dilaksanakan terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga

dapat tercapai tujuannya. Hal ini juga membentuk pimpinan dalam

mengawasi berbagai kegiatan perusahaan. Salah satunya pada proses

pengadaan persediaan barang agar berada pada tingkat yang paling

menguntungkan, yaitu persediaan tersebut dijual untuk mendapatkan

keuntungan bagi perusahaan.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka saya

termotivasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh

pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Maka saya memutuskan

bahwa kegiatan produksi dan pendapatan laba sebagai objek dari

penelitian ini yang berjudul ‘’Pengaruh Pengendalian Persediaan

Barang dan Persediaan Modal Terhadap Keberlangsungan Produksi

Perusahaan.”

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai

berikut:

3
1. Bagaimana pengaruh pengendalian persediaan terhadap

keberlangsungan produksi perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh suatu sistem pengendalian persediaan intern

terhadap keberlangsungan produksi perusahaan?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang

telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh pengendalian persediaan terhadap

keberlangsungan produksi Perusahaan

2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh suatu sistem pengendalian

persediaan intern terhadap keberlangsungan produksi perusahaan

D. Maksud dan kegunaan penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

maksud dan kegunaan penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu dan

mudah-mudahan bermanfaat sebagai wahana untuk menambah

pengetahuan serta wawasan yang berguna khususnya bagi saya sendiri dan

umumnya untuk kita semua.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Persediaan (inventory)

a. Pengertian Persediaan (inventory)

Persediaan merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau

dijual pada periode mendatang. Persediaan erat hubungannya dengan

operasional perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang

perdagangan maupun industri. Jika penanganan persediaan tidak

dilaksanakan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko

terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya pesanan

pembelian, akibatnya dapat merugikan perusahaan. Sifat atau batasan

barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan adalah bervariasi

sesuai dengan aktivitas perusahaan. Untuk mengetahui apakah pengertian

persediaan itu, penulis akan menjelaskan batasan-batasannya. Persediaan

adalah aktiva :

1) Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

2) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

5
Sedang menurut Soemarso S.R (2004:384) persediaan adalah

barangbarang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali.

Persediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan

(dibeli atau dibuat sendiri). Dan menurut Warren et al (2004:440) istilah

persediaan dapat disrtikan sebagai :

1) Barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasional normal

perusahaan.

2) Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk

tujuan perusahaan tersebut.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan

merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan

yang secara kontinue diperoleh atau diproduksi maupun dijual.

Persediaan pada perusahaan industri dan jasa adalah berbeda ditinjau dari

sifat dan jenisnya, tetapi fungsinya sama yaitu untuk dijual dan

merupakan unsur yang sangat aktif didalam perusahaan. Menurut M.

Arief (2004:47) Alasan-alasan untuk menyimpan persediaan :

1) Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau perencanaan dan biaya

penyimpanan (carrying cost).

Tindakan memaksimalkan keuntungan mensyaratkan bahwa biaya-

biaya yang terkait dengan persediaan diminimalkan. Namun demikian,

meminimalkan biaya penyimpanan berarti menimbulkan biaya pemesanan

membesar, sementara meminimalkan biaya pemesanan akan

6
menimbulkan pesanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, diperlukan

keseimbangan antara kedua biaya ini agar biaya persediaan dapat

diminimalkan.

2) Untuk memuaskan permintaan pelanggan (misalnya, untuk memenuhi

jatuh tempo pengiriman).

Adanya ketidakpastian dalam permintaan merupakan alasan kedua

untuk menyimpan persediaan. Bahkan walau biaya memesan dan

mengatur persediaan tidak terlalu besar, perusahaan tetap akan

menyimpan persediaan karena adanya biaya-biaya kekurangan persediaan.

3) Untuk menghindari fasilitas manufaktur yang tidak bisa bekerja lagi

karena adanya kegagalan mesin, suku cadang yang rusak, suku cadang

yang tidak tersedia ataupun karena pengiriman suku cadang yang

terlambat.

4) Proses produksi yang tidak dapat diandalkan dapat juga menciptakan

permintaan untuk memproduksi persediaan ekstra.

Misalnya, suatu perusahaan memutuskan untuk memproduksi berlebih

dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan karena proses produksi

seringkali menghasilkan produk yang tidak seragam dalam jumlah yang

cukup besar.

5) Untuk mengambil keuntungan dari diskon-diskon, perusahaan juga

dapat mengambil keuntungan karena adanya diskon jika perusahaan

membeli bahan baku jumlah besar.

7
6) Untuk berjaga-jaga jika terjadi kenaikan harga di masa mendatang.

Perusahaan akan membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih besar

dari yang di butuhkan jika akan terjadi kenaikan harga di masa yang akan

datang.

b. Fungsi Persediaan

Disamping persediaan sebagai fungsi cadangan, persediaan juga

memiliki :

1) Fungsi decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi perusahaan

internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence).

Persediaan decoupling ini memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.

2) Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan

membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat

mengurangi biaya per unit.

3) Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau datadata

masa lalu, yaitu permintaan musiman. Perusahaan juga sering

mengalami ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan

akan barang-barang selama periode pesanan kembali. Persediaan

antisipasi ini penting agar kelancaran proses tidak terganggu.

8
c. Jenis-jenis Persediaan

Persediaan atau inventory adalah sejumlah bahan-bahan atau

barang-barang yang disediakan oleh perusahaan baik barang jadi, bahan

mentah, maupun barang yang masih dalam proses. Oleh sebab itu

persediaan merupakan suatu unsure yang penting dalam usaha mencapai

tingkat penjualan yang dikehendaki. Persediaan yang disimpan

perusahaan mungkin terdiri dari barang-barang yang tahan lama, barang-

barang yang mudah rusak, yang mahal dan yang murah. Hal tersebut

tergantung dari sifat perusahaannya. Menurut Rangkuti (2000:7) dilihat

dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas :

1) Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan

karena kita membeli atau membuat bahan-bahan/barang-barang dalam

jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat

itu. Keuntungan batch stock atau lot size inventory antara lain :

a) Potongan harga pada harga pembelian.

b) Efesiensi produksi.

c) Penghematan biaya angkutan.

2) Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3) Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola

musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi

penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat.

9
Walaupun kita mengetahui persediaan menurut fungsinya, tetapi perlu

kita ketahui bahwa persediaan itu sendiri merupakan fungsi cadangan dan

arena itu hendaknya harus dapat digunakan secara efesien.

d. Biaya-biaya Persediaan

Biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan meliputi :

1) Biaya Pemesanan (ordering cost) merupakan biaya-biaya penempatan

dan penerimaan pesanan. Biaya-biaya pemesanan secara terperinci

meliputi adanya penghematan di dalam biaya angkutan, pemrosesan

pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telephone,

pengeluaransuratmenyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya

pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya pengiriman ke gudang,

biaya hutang lancer, dan sebagainya.

2) Biaya perencanaan (Persediaan) (set up cost) merupakan biaya untuk

menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga mereka dapat digunakan

untuk memproduksi komponen atau produk tertentu. Biaya-biaya ini

terdiri dari biaya mesin-mesin menganggur, biaya persiapan tenaga

kerja langsung, biaya penjadwalan, biaya ekspedisi, dan sebagainya.

3) Biaya Penyimpanan (carrying cost) merupakan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Termasuk didalamnya

adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya kesempatan dari

dana-dana yang tersimpan dalam persediaan, biaya-biaya penanganan

persediaan, dan biaya gudang.

10
Biaya pemesanan dan biaya perencanaan (persediaan) pada dasarnya

sama, keduanya mewakili biaya-biaya yang timbul untuk memperoleh

persediaan. Perbedaan di antara mereka terletak pada kegiatan yang

mendahului (mengisi dan menempatkan pesanan dengan perencanaan

peralatan dan fasilitas).

4) Biaya kekurangan persediaan (stockout cost) merupakan biaya-biaya

yang timbul karena tidak memiliki produk disaat ada permintaan oleh

pelanggan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan

adalah biaya kehilangan penjualan, kehilangan langganan, biaya

pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya

operasi, tambahanpengeluaran kegiatan manajerial, dan sebagainya.

e. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Pada perusahaan perdagangan, persediaan selalu dalam perputaran,

yang selalu dibeli dan dijual. Tingkat perputaran persediaan selalu dalam

perputaran, yang selalu dibeli dan dijual.

Tingkat perputaran persediaan dalam suatu periode tertentu dapat

diketahui dengan cara sebagai berikut :

Tingkat perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan

Rata-rata persediaan

. Sedangkan,

11
Rata-rata persediaan = (persediaan awal tahun + persediaan akhir tahun ) :

Tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung

terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan.

Makin tinggi tingkat perputaran persediaannya, berarti makin cepat

perputarannya. Hal ini berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam

persediaan, sehingga untuk memenuhi volume penjualan atau harga pokok

penjualan tertentu dengan naiknya tingkat perputaran persediaannya dibutuhkan

modal yang lebih kecil. Apabila modal yang digunakan untuk membelanjai

persediaan tersebut adalah modal asing, maka kenaikan tingkat perputaran

persediaan akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang digunakan modal

sendiri, maka kelebihan modal tersebut dapat diinvestasikan pada aktiva lainnya

yang lebih efisien Sistem Persediaan

1) Pengertian Sistem Persediaan Sistem persediaan adalah serangkaian

kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan

dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan

persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus

dilakukan.

Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya

yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Ada dua sistem

persediaan yang umum yaitu kuantitas pesanan yang ekonomis (atau disebut juga

economic order quantity, model, dan fixed order quantity) dan model fixed time

period (juga berarti periode system, periodic review system,fixed order interval

12
system, dan model P). perbedaan utama di antara keduanya adalah model fixed

order quantity dipicu oleh kejadian sedangkan model fixed time period dipicu oleh

waktu.

Model fixed order quantity menempatkan pesanan apabila terjadi

kejadiaan tercapainya tingkat pemesanan kembali (reorder point). Kejadiaan ini

dapat terjadi kapanpun juga, tergantung pada permintaan untuk bahan yang

dipertimbangkan.

Kebalikannya, model fixed time period menempatkan pesananya pada

akhir periode yang telah ditetapkan. Untuk menggunakan model fixed order

quantity dimana pesanan ditempatkan apabila persediaan yang ada turun titik

pemesanan kembali, persediaan yang masih ada harus selalu di monitor. Model ini

merupakan system perpetual yang menghendaki bahwa setiap waktu ada

pengambilan dari persediaan atau pun ada tambahan ke persediaan, catatan harus

diperbaharui untuk memastikan titik pemesanan kembali sudah atau belum

terlampaui.

Dalam model fixed time period menghitung persediaan hanya pada saat

periode yang telah ditentukan (review period) Ada beberapa perbedaan antara

kedua sistem itu:

a) model fixed time period mempunyai rata-rata persediaan yang

besar karena itu harus mamberikan perlindungan terhadap

kehabisan stock selama satu periode yang telah ditetapkan,

13
sedangkan model fixed order quantity tidak ada periode yang telah

ditetapkan.

b) Model fixed order quantity biasanya untuk bahan yang mahal

karena rata-rata persediaan yang rendah.

c) Model fixed order quantity lebih cocok untuk bahan yang penting.

d) Model fixed order quantity menghendaki lebih banyak waktu

karena setiap pengurangan atau penambahan harus dicatat.

Ada dua sistem persediaan yang umum yaitu

a) Kuantitas pesanan yang ekonomis

(a) Model kuantitas pesanan yang ekonomis (atau disebut juga

economic order quantity, EOQ, model Q, dan fixed order

quantity).

(b) Model fixed time period (juga berarti periodic system, periodic

review system, fixed order interval system, dan model P)

Perbedaan utama diantara keduanya adalah model fixed order quantity dipicu

oleh kejadian, sedangkan model fixed time period dipicu oleh waktu.

b) Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantiy-EOQ).

Kuantitas pesanan Ekonomis adalah ukuran pesanan yang meminimumkan

jumlah biaya pemesanan serta biaya penyimpanan persediaan.

2. Modal

14
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah pinjaman jangka

panjang yang dimiliki oleh perusahaan, atau pun setiap hal yang ada di bagian

kanan neraca perusahaan selain kewajiban saat ini.

Jenis – jenis Modal Perusahaan

- Pinjaman

Pengertian modal pinjaman merupakan setiap modal yang

didapatkan dari hasil pinjaman kepada pihak luar perusahaan.

Beberapa contoh modal pinjaman adalah modal yang didapatkan

dari penerbitan obligasi, modal yang didapatkan dari pinjaman

kepada kreditur, dan modal dagang.

- Modal Sendiri

Modal sendiri merupakan setiap modal yang berasal dari

modal sendiri. Secara umum, modal sendiri dapat disamakan

dengan modal internal.

3. Proses produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana

sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana)

yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah

kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa

(Assauri, 1995).

15
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari

berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi

proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses

transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002).

Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai

menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-

menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus

(Intermettent processes).

Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di

dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan

mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus

apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku

sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah

(Ahyari, 2002).

B. Kerangka Pemikiran

Menurut Muhamad Idrus (2009 : 75) kerangka pikir adalah gambaran

mengenai hubungan antar variabel dalam suau penelitian, yang diuraikan oleh

jalan pikiran menurut kerangka logis.

16
Menurut Riduwan (2004 : 25) kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari

penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian.

Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar

dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel.

Hasil kerangka pemikiran dalam proses penelitian pada penulisan karya ilmiah

ini akan diuraikan pada gambar kerangka pemikiran dibawah ini :

Konsep Operasional
Barry Render
- Robbins (2008:11) Persediaan
Anggadini (2008:79)

Landasan Teori
Proses Produksi :
Lawrence J. Gitman

17
Modal
Lawrence J Gitman
R
e Fenomena Teoritis:
t Peneliti Sebelumnya:
h Lili Syafitri Keberlangsungan produksi
e dipengaruhi oleh persediaan
barang dan persediaan modal
o Fenomena Situasional:
r Proses produksi dipengaruhi oleh
y keadaan keuangan dan persediaan
barang diperusahaan itu sendiri

Dependen:Keberlangsung
an Produksi Perusahaan)
Pengaruh pengendalian persediaan
barang dan persediaan modal
Variabel Independen terhadap keberlangsungan
Pengendalian persediaan produksi perusahaan
barang (X1)
Persediaan modal
Proses Deduktif:Identifikasi
masalah, kajian
pustaka,Hipotesis
Descriptif kualitatif

Proses Induktif:
Proses produksi perusahaan

Hasil penelitian berupa pengaruh pengendalian persediaan barang dan


persediaan modal terhadap keberlangsungan produksi perusahaan

C. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012: 64) dikemukakan pengertian hipotesis sebagai

berikut:

18
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan”.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan

penulis.Berdasarkan penjelasan dan paradigma penelitian diatas, penulis

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ada pengaruh positif yang signifikan persediaan barang terhadap

keberlangsungan produksi perusahaan.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Objek penelitian

19
Sebuah penelitian ilmiah memiliki objek dan metode penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

objektif dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Objek dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan

produksi perusahaan. Adapun faktor-faktor yang di duga mempengaruhi

keberlangsungan produksi perusahaan adalah persediaan barang yang

memadai dan sesuai.

B. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.

Menurut Ghony (2012:245), analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik data dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan di lokasi

penelitian,dokumen pribadi,dokumen resmi,gambar,foto dan sebagainya.

Analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian

hingga akhir penelitian. Adapun langkah- langkah yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

1. Survey pendahuluan

2. Wawancara

3. Observasi

4. Dokumentasi

5. Penjabaran deskriptif hasil penelitian.

20
C. Jenis dan sumber data

Terdapat beberapa data yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun jenis data yang digunakan adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus

(Sunyoto, 2011: 22). Data primer dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dengan observasi dan interview secara langsung

dengan para karyawan dan staf perusahaan yang berhubungan

dengan pengendalian persediaan barang, seperti bagian gudang,

bagian administrasi, dan bagian lain yang berhubungan dengan

pengendalian persediaan. Data primer yang diperoleh yakni rincian

sistem informasi persediaan barang yang berupa data rincian

tentang sistem atau prosedur pembelian dan penjualan yang

didapatkan melalui proses wawancara dan pengamatan peneliti di

lokasi penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan

yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya (Sunyoto, 2011:

23). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data atau dokumen

yang diperoleh dari perusahaan tersebut seperti gambaran struktur

organisasi perusahaan, job description karyawan, faktur-faktur,

data tentang pencatatan persediaan, dokumen rincian persediaan

21
masuk dan keluar, dan bukti-bukti transaksi terkait dengan

persediaan.

22

Anda mungkin juga menyukai