Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inventori merupakan permasalahan operasional yang sering dihadapi oleh
Kementerian Perindustrian. Inventori bisa berupa jumlah barang yang dimasukkan
atau di simpan di dalam gudang. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan permintaan
tidak dapat dipenuhi karena kekurangan persediaan, hal ini akan menghambat proses
kerja. Begitu juga jika inventori terlalu besar, hal ini akan mengakibatkan kerugian
bagi pusdatin karena pengeluaran terlalu berlebihan tetapi banyak barang yang tidak
terpakai dan harus menyediakan tempat yang lebih besar, kemungkinan terjadinya
penyusutan nilai guna barang.

Karena itu, manajemen harus bisa memutuskan berapa banyak suatu barang
harus disiapkan (di-stock) untuk keperluan pusdatin. Selain itu, manajemen juga
harus pintar dalam melihat kebutuhan pusdatin sehingga mereka merasa puas karena
mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Untuk melihat dan mendapatkan jumlah
inventori yang tepat serta bisa melihat kebutuhan pusdatin, manajemen harus
mengadakan kajian terhadap masalah tersebut. Mereka memerlukan survei pasar,
mengamati harga pembelian, mengamati keterkaitan barang yang dibeli oleh
pusdatin, dan kegiatan lainlainnya.

Salah satu kajian yang bisa di lakukan untuk mengetahui keperluan untuk
para pemakai adalah dengan mengamati transaksi permintaan dan dilanjutkan dengan
melakukan pengolahan terhadap data permintaan tersebut. Dengan proses 2
pengolahan terhadap data permintaan ini, maka admin bisa mendapatkan informasi
yang digunakan untuk keperluan inventori pusdatin seperti menentukan jumlah
barang yang harus disiapkan di gudang, mengatur jumlah minimal stok, jumlah stok

1
aman (safety stock) dan jumlah stok maksimal setiap barang. Selain itu dengan
menggunakan informasi ini, admin bisa memutuskan kapan mereka harus melakukan
re-order pembelian barang pada supplier serta menentukan barang apa yang harus
dihapus dari stok karena sudah tidak diminta oleh pusdatin.

Dari pengolahan data ini juga bisa didapatkan keterkaitan antara barang yang
dibeli oleh pusdatin. Transaksi pembelian dan permintaan dimasukkan dan disimpan
dalam sebuah aplikasi inventori online kemudian secara berkala data tersebut direkap
dan disimpan dalam sebuah basis data server. Basis data tersebut berisi rekapitulasi
seluruh transaksi pembelian selama beberapa waktu. Data inilah yang kemudian
diolah sehingga dihasilkan laporan pembelian. Salah satunya adalah untuk membantu
menyediakan informasi guna memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan
inventori pusdatin. Seperti menentukan kapan harus melakukan re-order pembelian
pada supplier, memutuskan untuk menghapus suatu barang dari inventori,
mengetahui pola pemakaian oleh pusdatin.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara
lain:

Apa itu Inventori?

Apa saja Fungsi Inventori ?

Apa saja Tujuan Inventori ?

Apa saja Jenis-jenis Inventori?

Bagaimana Proses manajemen Inventori ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inventori


Inventory (persediaan) adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Sistem inventory secara umum berarti
sistem pengaturan data persediaan barang yang berkaitan dengan aktivitas logistik
sebuah perusahaan. Sistem pengelolaan inventory merupakan serangkaian kebijakan
pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga.

Apabila jumlah persediaan terlalu besar (overstock) mengakibatkan timbulnya


dana menganggur yang besar, juga menimbulkan risiko kerusakan barang yang lebih
besar dan biaya penyimpanan yang tinggi. Namun jika persediaan terlalu sedikit
mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena sering kali
barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang
menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya
pelanggan.

Inventory (Persediaan) Menurut Para Ahli :

1. Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin.

2. Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan dapat digunakan dalam proses
produksi atau dapat digunakan untuk tujuan tertentu.

3. Alexandri (2009), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang


milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.

4. Ristono (2009), persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan


atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

3
5. Nasution dan Prasetyawan (2008), persediaan merupakan idle resources atau
sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.

6. Kieso dkk (2008), persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.

2.2 Fungsi Inventory (Persediaan)


Terdapat empat fungsi persediaan menurut Render dan Heizer (2005) di antaranya,

1. Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh,


jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan
tambahan untuk mendecouple proses produksi dari para pemasok.

2. Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan


barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam
ini umumnya terjadi pada pedagang eceran.

3. Mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah lebih


besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.

4. Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

2.3 Tujuan Inventory (Persediaan)


Persediaan mempunyai peran besar dalam rangka mempermudah atau memperlancar
operasi perusahaan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan di antaranya,

1. Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba.

2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.

3. Menjaga keberlangsungan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak


mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.

4. Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan


tersedianya barang yang diperlukan.

4
2.4 Jenis Inventory (Persediaan)
Barang stok juga memiliki berbagai macam jenis tergantung pada perusahaan atau
industri yang memilikinya. Berikut ini adalah beberapa jenis inventori :

1. Inventory Barang MRO

MRO atau Maintenance Repairing and Operating supplies adalah salah satu jenis
inventory yang banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur. MRO biasanya
berfungsi sebagai perawatan, pemeliharaan mesin, perbaikan, dan penunjang proses
produksi. Barang-barang yang termasuk ke dalam MRO antara lain baut, mur, skrup,
pelumas, pendingin, sarung tangan, dan lain-lain.

2. Bahan Baku

Inventory bahan baku merupakan salah satu jenis barang stok yang berfungsi untuk
mendukung kelangsungan proses produksi. Bahan baku terdiri dari kumpulan bahan
mentah yang bersumber dari supplier atau perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh
bahan baku yang bersumber dari supplier adalah pada perusahaan pembuat kue.
Perusahaan ini memiliki bahan baku yang bersumber dari supplier seperti tepung,
mentega, telur, susu, dan gula. Perusahaan kue tidak memproduksi bahan baku
mereka sendiri melainkan memasoknya dari para supplier.

Sedangkan bahan baku yang bersumber dari perusahaan itu sendiri contohnya adalah
pada perusahaan pabrik gula. Perusahaan ini biasanya memiliki perkebunan tebu
sendiri yang mereka kelola melalui petani. Perusahaan pembuat gula tidak memasok
bahan baku mereka dari supplier, melainkan menanam bahan baku mereka sendiri.
Inventory bahan baku memerlukan penyimpanan dan perlakuan khusus karena
merupakan bahan pokok untuk proses produksi. Kelangsungan proses produksi akan
terganggu jika kualitas bahan baku menurun atau bahkan rusak.

3. Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi adalah barang hasil produksi yang belum jadi sepenuhnya.
Meskipun demikian, barang setengah jadi sudah bisa dijual kepada konsumen karena
barang setengah jadi juga merupakan salah satu barang yang dibutuhkan oleh
konsumen. Contoh barang setengah jadi antara lain benang dan kapas yang berfungsi
sebagai bahan baku pakaian. Beberapa perusahaan manufaktur memproduksi barang

5
setengah jadi dan menjualnya kepada perusahaan lain sebagai bahan baku produksi
perusahaan tersebut.

Barang setengah jadi juga memerlukan penyimpanan khusus. Hal ini penting
dilakukan mengingat barang setengah jadi akan digunakan sebagai bahan baku
produksi oleh perusahaan lain. Jadi inventory barang setengah jadi memerlukan
perlakuan khusus agar kualitasnya terjamin.

4. Barang Jadi

Jenis inventory selanjutnya adalah barang jadi. Barang yang telah diproduksi
biasanya disimpan dalam suatu gudang tertentu sebelum didistribusikan ke tangan
konsumen. Kumpulan stok barang jadi yang siap edar inilah yang disebut dengan
inventory barang jadi. Contoh barang jadi antara lain pakaian, tas, minuman,
makanan, sepatu, dan lain-lain. Barang-barang tersebut telah melalui proses produksi
dan pengecekan kualitas oleh perusahaan.Sama dengan jenis inventory yang lain,
barang jadi juga memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanannya.

Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu produk agar tetap berada dalam kondisi yang
bagus pada saat sampai ke tangan konsumen. Barang jadi biasanya memiliki masa
pakai atau tanggal kadaluarsa tersendiri. Oleh karena itu, proses kontrol dan
monitoring terhadap inventory barang jadi perlu dilakukan secara berkala.

5. Inventory Penyangga

Fluktuasi dan perubahan tren pasar adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi.
Dinamika ini dapat berdampak positif maupun negatif. Namun, dinamika dan
fluktuasi tren pasar biasanya lebih sering menimbulkan dampak negatif terutama bagi
para pelaku bisnis di bidang manufaktur. Dampak negatif yang ditimbulkan dari
fluktuasi ini adalah adanya perubahan pada permintaan pasar. Perubahan permintaan
ini dapat menyebabkan terganggunya proses produksi dan sistem inventory.
Inventory penyangga berfungsi untuk meminimalisir dampak negatif akibat fluktuasi
dan dinamika tren pasar.

Inventory penyangga merupakan stok pengaman yang terdiri dari barang-barang


cadangan untuk meredam dampak negatif dari fluktuasi pasar yang mengakibatkan
permintaan konsumen yang tidak terduga.

6
Dengan adanya inventory penyangga ini maka permasalahan seperti kehabisan stok
barang, keterlambatan distribusi, atau pemogokan tenaga kerja akan dapat
terselesaikan dengan baik.

6. Decoupling Inventory

Decoupling inventory adalah inventory yang berfungsi untuk menangani


permasalahan produksi secara internal. Seperti yang Anda ketahui bahwa dalam
perusahaan manufaktur yang berskala besar, proses produksi dilakukan menggunakan
beberapa mesin yang memiliki fungsi masing-masing.

Jika terdapat permasalahan pada salah satu mesin, maka akan mempengaruhi proses
produksi yang kemudian akan berdampak pada barang hasil produksi. Untuk
mencegah hal tersebut, perusahaan manufaktur selalu menyediakan bahan cadangan
yang bisa digunakan untuk melanjutkan proses produksi jika terdapat gangguan pada
proses produksi sebelumnya.

Sebagai contoh dalam sebuah perusahaan produksi kue, decoupling inventory


berfungsi dalam menyimpan stok adonan kue untuk berjaga-jaga jika proses produksi
yang sedang berjalan mengalami gangguan, seperti kerusakan mesin. Jika kerusakan
mesin terjadi selama proses produksi, maka untuk mengatasi masalah tersebut stok
adonan dalam decoupling inventory ini akan berfungsi untuk melanjutkan proses
produksi yang sempat terganggu.

Proses produksi menggunakan decoupling inventory ini akan berlangsung


menggunakan mesin lain yang tidak rusak sambil menunggu mesin yang mengalami
gangguan diperbaiki.

7. Cycle Inventory

Jenis inventory selanjutnya adalah cycle inventory. Cycle inventory adalah


persediaan yang berisi stok barang-barang yang pasti digunakan dalam proses
produksi. Cycle inventory berfungsi untuk menyimpan barang-barang pokok
produksi dalam jumlah besar. Pemesanan barang-barang yang termasuk dalam
kategori ini juga dilakukan secara rutin dan teratur.

8. Inventory in Transit

Jenis inventory yang terakhir adalah inventory in transit. Istilah in transit digunakan
untuk menjelaskan barang yang dipindahkan. Seperti yang Anda ketahui bahwa

7
barang-barang yang termasuk dalam kategori stok juga melalui proses pengiriman
dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu perpindahan barang stok ini dinamakan
sebagai inventory in transit. Perpindahan barang stok ini berfungsi untuk mengirim
barang-barang seperti bahan baku menuju pabrik untuk proses produksi dan barang
jadi ke tangan konsumen.

Sementara menurut Ristono (2009), berdasarkan tujuannya persediaan dibagi menjadi


tiga jenis di antaranya,

1. Persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah persediaan yang


dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut,
maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).

2. Persediaan antisipasi. Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock


merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang
sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock). Persediaan dalam pengiriman disebut


work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman. Persediaan
ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1) Eksternal transit stock adalah persediaan
yang masih berada dalam transportasi. 2) Internal transit stock adalah persediaan
yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.

2.5 Proses Manajemen Inventory (Persediaan)


Proses manajemen inventory melibatkan pelacakan dan pengendalian stok saat
bergerak dari pemasok ke gudang kemudian ke pelanggan. Berikut adalah lima
tahapan utama yang harus diikuti dalam menjalankan manajemen inventory di
antaranya,

1. Pembelian: Proses ini bisa berarti membeli bahan mentah untuk diubah menjadi
produk, atau membeli produk untuk dijual tanpa perlu perakitan

2. Produksi: Membuat produk jadi Anda dari bagian-bagian penyusunnya. Tidak


setiap perusahaan akan terlibat dalam manufaktur – grosir, misalnya, mungkin
melewatkan langkah ini sepenuhnya

8
3. Stok penyimpanan: Menyimpan bahan mentah Anda sebelum diproduksi (jika
diperlukan), dan barang jadi Anda sebelum dijual

4. Penjualan: Menyerahkan barang ke tangan pelanggan, dan menerima pembayaran

5. Pelaporan: Bisnis Anda perlu mengetahui berapa banyak yang dijual, dan berapa
banyak uang yang dihasilkan dari setiap penjualan

2.6 Manfaat Sistem Inventory (Persediaan)


Secara umum manfaat yang diberikan adalah menjaga persediaan barang secara
optimal dengan biaya total yang minimal. Manfaat lain di antaranya,

1. Menjaga stok barang produksi. Pada perusahaan besar, adanya keterlambatan


produksi akan mengakibatkan banyak kerugian karena perusahaan tetap harus
menanggung biaya operasional pabrik meskipun tidak ada proses produksi. Oleh
karena itu cukup penting untuk memastikan stok barang yang akan dipakai untuk
produksi mencukupi.

2. Menjaga stok barang di pasaran. Jika pemilik usaha tidak tepat dalam menghitung
stok barang di pasaran, ia akan kehilangan peluang keuntungan dari permintaan pasar.
Jangan sampai saat ada permintaan dari konsumen Anda tidak bisa menyediakan
karena salah dalam perhitungan stok. Hal tersebut tentu juga akan berpengaruh pada
tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk Anda di kemudian hari.

3. Memiliki kontrol penuh atas persediaan barang. Jika memiliki sistem pencatatan
persediaan barang yang baik, Anda sebagai pengambil keputusan bisa
memperkirakan kebutuhan perusahaan saat itu. Banyaknya stok yang ada atau jumlah
barang yang telah habis tentunya akan memengaruhi biaya yang diperlukan untuk
menjaga stok barang tetap ada. Jika terdapat kesalahan perhitungan, perusahaan bisa
rugi karena harus mengeluarkan biaya lebih yang tidak diperlukan.

4. Menjaga hubungan baik dengan distributor dan konsumen. Saat bisa memastikan
bahwa persediaan barang aman, maka distributor dan konsumen dari produk Anda
akan bisa mendapatkan informasi yang terpercaya serta tidak mengecewakan. Dengan
demikian mereka akan menilai bahwa bisnis dijalankan secara profesional sehingga
mereka tidak akan ragu untuk terus bermitra dengan Anda.

9
2.7 Tips Mengelola Inventory
Pengelolaan barang stok adalah proses yang penting untuk menjaga kualitas barang-
barang stok. Seperti yang Anda ketahui, barang-barang stok harus disimpan dan
dikelola dengan baik untuk menjaga kualitas barang tersebut.

Gangguan atau kerusakan barang stok dapat menyebabkan gangguan pada proses
produksi dan pendistribusian barang kepada konsumen. Berikut ini adalah beberapa
tips inventory yang perlu Anda ketahui.

1. Lakukan Prioritisasi pada Inventory Anda

Tips inventory yang pertama yaitu menentukan prioritas barang stok. Barang stok
dalam perusahaan memiliki banyak jenis yang beragam. Oleh karena itu Anda perlu
melakukan prioritisasi untuk menentukan jenis barang stok yang penting dan berguna
bagi perusahaan. Prioritisasi barang stok berfungsi untuk mengkategorikan barang
mana yang perlu restock dan barang mana yang belum perlu restock.

2. Audit Inventory Anda Secara Berkala

Tips inventory selanjutnya adalah melakukan audit barang stok secara berkala. Sama
halnya dengan keuangan, barang-barang stok pun perlu untuk diaudit. Audit
inventory atau barang stok harus dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi
kondisi barang stok apakah masih layak atau tidak. Jangka waktu audit berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan perusahaan.Beberapa perusahaan melakukan audit barang
stok setiap bulan atau setiap tahun. Ada pula perusahaan yang melakukan audit setiap
minggu bahkan setiap hari.

3. Analisis Kinerja Supplier

Dalam sebuah rantai pemasaran, supplier memegang peranan penting sebagai


pemasok dalam hal ini barang-barang stok. Anda harus secara aktif menganalisis
kinerja supplier agar pasokan barang-barang stok Anda tetap terjaga dan berlangsung
dengan lancar. Jika Anda menemui kendala atau permasalahan dalam rantai pasok
Anda, segera ambil tindakan dengan menegur supplier atau mengganti supplier.
Karena jika hal tersebut Anda biarkan maka akan mengganggu penyaluran barang-
barang stok dan proses produksi Anda.

10
4. Tracing Informasi Produk dan Penjualan Anda

Berkaitan dengan pencatatan barang-barang stok dan penjualannya, pastikan Anda


mencatat semua informasi seputar produk dan penjualan Anda. Tips inventory ini
akan membantu Anda untuk mengetahui bagaimana proses perubahan harga dan
momen-momen apa saja yang menyebabkan perubahan harga dan kelangkaan. Selain
itu, tracing dan pencatatan yang baik juga akan memudahkan Anda dalam mengaudit
barang-barang stok Anda dan juga penjualan hasil produksi Anda.

5. Konsistensi dalam Penerimaan Stok

SOP atau Standard Operating Procedure adalah pedoman atau mekanisme yang berisi
urutan proses terstruktur dalam menangani suatu urusan. Dalam hal penerimaan stok,
pastikan Anda maupun karyawan Anda melakukannya sesuai dengan SOP. Hal ini
untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam proses penerimaan dan pencatatan
stok. Dengan menerapkan SOP pada semua proses bisnis termasuk penerimaan
barang-barang stok, maka segala aktivitas yang berkaitan dengan hal tersebut akan
menjadi terstruktur dan konsisten.

6. Gunakan Sistem Manajemen Barang Stok

Tips inventory yang terakhir adalah Anda sebaiknya menggunakan sistem manajemen
barang stok untuk mengelola barang-barang stok Anda. Selain mampu
meminimalisir kesalahan pada proses pencatatan dan perhitungan, penggunaan sistem
manajemen barang stok juga akan memudahkan Anda karena semua aktivitas yang
berkaitan dengan pengelolaan barang-barang stok dapat berlangsung secara otomatis.

Namun sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan sistem manajemen barang


stok ini, pastikan Anda tahu betul apa kebutuhan perusahaan Anda dan proses mana
yang perlu Anda tangani menggunakan sistem ini. Dengan menggunakan sistem
manajemen ini maka secara tidak langsung Anda telah berinvestasi dalam bentuk
teknologi informasi pada perusahaan Anda. Anda mungkin harus mengeluarkan biaya
lebih untuk membeli sistem ini, namun Anda juga akan mendapatkan manfaat yang
sesuai dengan apa yang sudah Anda investasikan.

11
2.8 Elemen Harga Pokok Bahan Baku
Terdapat empat kelompok biaya yang mempengaruhi harga pokok persediaan bahan

baku, yaitu :

1. Harga Faktur. Harga faktur adalah harga yang disetujui antara perusahaan
dengan pemasoknya. Potongan pembelian akan mengurangi harga faktur, sedangkan
biaya angkut yang ditanggung perusahaan diperlakukan sebagai tambahan harga
faktur.

2. Biaya Pemesan Bahan Baku. Biaya ini disebut juga procurement cost atau
ordering cost yaitu biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan pembelian bahan
baku. Biaya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Biaya Pemesan Tetap

b. Biaya Pemesan Variabel

3. Biaya Penyimpan Bahan Baku. Biaya ini disebut juga storage cost atau
carrying cost yaitu biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan
penyimpanan bahan agar siap dipakai di dalam kegiatan produksi.

Biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Biaya Penyimpanan Tetap

b. BiayaPenyimpanan Variabel

4. Biaya Ketidakcukupan Persediaan. Biaya ini timbul akibat adanya


persediaan bahan baku

yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan produksi. Biaya ini meliputi :

kerugian hilangnya penjualan, tambahan biaya angkut karena dibeli secara mendadak,

tuntutan dari pelanggan karena keterlambatan, dan tambahan biaya karena tidak

teraturnya proses produksi.

Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat

yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada

12
pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada
material dan

banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan
jasasehingga tidak memerlukan persediaan.

Akibat kelebihan persediaan:

A. Beban bunga meningkat


B. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan
C. Resiko rusak
D. Kualitas menurun.

Akibat kekurangan persediaan:

A. Proses produksi terganggu


B. Ada kapasitas mesin yang tidak terpakai
C. Pesanan tidak dapat terpenuhi.

2.9 Biaya Inventori

TC= TOC + TCC


Alasan Pengelolaan Persediaan

1. Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.

2. Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.

3. Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan

Jenis Persediaan

1. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent

demand inventory)

2. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses

produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory)

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inventory adalah barang-barang stok atau persediaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan untuk kemudian dimanfaatkan dalam proses produksi dan didistribusikan
ke tangan konsumen.Pengelolaan barang-barang stok dilakukan menggunakan suatu
sistem inventory. Fungsi sistem inventory ini adalah untuk memudahkan Anda dalam
mengontrol dan memonitor stok produk dan barang-barang stok di gudang Anda.

Barang-barang stok juga memiliki berbagai jenis. Jenis-jenis ini tergantung pada
perusahaan dan jenis produknya. Tidak semua perusahaan memiliki jenis barang-
barang stok yang sama. Cara pengelolaan barang-barang stok di setiap perusahaan
juga pasti berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi perusahaan dan budaya kerja
yang berlangsung. Beberapa tips mengelola inventory sebelumnya adalah gambaran
umum tentang cara pengelolaan barang stok yang baik dan efisien.

14

Anda mungkin juga menyukai