MODUL 2
Disusun Oleh:
Bayu Suardi 0515104009
Fithri Luthfiyanti 0515104032
Helmi Hari Ramadhan 0515104010
PENDAHULUAN
Tersedianya produk yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran
proses produksi. Persediaan yang terlalu banyak atau persediaan yang terlalu sedikit tidak
menguntungkan perusahaan. Kekurangan persediaan suatu produk dapat berakibat
terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa mengalami kehabisan stok, bila
perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi, biaya pengadaan darurat tentunya
lebih mahal.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki persediaan yang cukup besar, perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan. Namun, persediaan produk yang terlalu besar (over
stock) dapat berakibat terlalu tingginya beban biaya guna menyimpan dan memelihara
produk tersebut selama penyimpanan di gudang. Assauri (1993)
LANDASAN TEORI
2. 1. Pengendalian Persediaan
Pengertian persediaan menurut Assauri (1993) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan.
Assauri (1993) juga menjelaskan bahwa persediaan yang diadakan mulai dari yang
berbentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk :
2. Fluctuation Stock
adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen
yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk
dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan
keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat
diramalkan lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar,
maka persediaan ini (fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga
kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock
adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk
menghadapi penggunaan atau permintaan yang meningkat. Disamping itu,
Anticipation Stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya
diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi atau
menghindari kemacetan produksi.
Berbagai macam biaya perlu diperhitungkan saat mengevaluasi masalah persediaan. Joko
S (2004) menyebutkan biaya-biaya dalam sistem persediaan tersebut, antara lain :
1. Biaya Pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan merupakan total biaya untuk memesan dan mengadakan barang
sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut. Total biaya pengadaan
ini meliputi :
Tujuan dari setiap model persediaan adalah keputusan mengenai berapa banyak produk
yang harus dipesan dan kapan sebaiknya pesanan dilakukan.
Menurut Hamdy A Taha (1987) model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu
permintaan deterministik dan permintaan probabilistik.
Model yang paling
STATIS
sederhana
DETERMINISTIK
DINAMIS
PERMINTAAN
STATIONER
PROBALILISTIK
1. Permintaan deterministik.
Permintaan deterministik dapat bersifat statis, dalam arti bahwa laju pemakaian tetap
sepanjang waktu atau dinamis, dimana permintaan diketahui dengan pasti tetapi bervariasi
dari satu periode ke periode berikutnya.
2. Permintaan probabilistik.
Permintaan probabilistik memiliki dua klasifikasi serupa : kasus stasioner, dimana fungsi
kepadatan probabilitas permintaan tetap tidak berubah sepanjang waktu, dan kasus
nonstasioner, dimana fungsi kepadatan bervariasi dari waktu ke waktu.
Permintaan statis deterministik jarang terjadi dalam kehidupan nyata. Karena itu kita dapat
memandang situasi ini sebagai kasus penyederhanaan. Walaupun mungkin terjadi variasi
permintaan dalam kebutuhan produk sehari-hari, namun jika variasi tersebut kecil maka
dapat diabaikan dengan asumsi bahwa hasil permintaan statis kemungkinan tidak terlalu
jauh dari kenyataan.
Walaupun jenis permintaan adalah faktor utama dalam perancangan model persediaan,
faktor-faktor berikut ini dapat juga mempengaruhi cara perumusan model yang
bersangkutan seperti yang dijelaskan Hamdy A Taha (1987), yaitu:
3. Rentang perencanaan
Rentang perencanaan mendefinisikan periode dimana tingkat persediaan
dikendalikan. Rentang perencanaan ini dapat terbatas atau tidak terbatas, bergantung
pada periode waktu mana permintaan dapat diramalkan.
Jumlah Stok
T Waktu
Menurut Hillier and Lieberman (1994), keistimewaan dasar yang mencirikan masalah
pemrograman dinamis antara lain :
1. Permasalahan dapat dibagi dalam tahap-tahap, dengan suatu keputusan kebijakan
(policy decision) diperlukan di setiap tahap.
2. Setiap tahap memiliki sejumlah keadaan (states) yang bersesuaian.
3. Pengaruh keputusan kebijakan pada setiap tahap adalah untuk merubah kedaan
sekarang menjadi keadaan yang berkaitan dengan tahap berikutnya (mungkin
menurut distribusi peluang tertentu)
4. Prosedur penyelesaian dirancang untuk menemukan suatu kebijakan optimal untuk
keseluruhan masalah, yaitu pemberian keputusan kebijakan optimal pada setiap
tahap untuk setiap kemungkinan keadaan.
5. Bila diketahui keadaan sekarang, kebijakan optimal untuk tahap-tahap yang tersisa
adalah bebas terhadap kebijakan yang dipakai pada tahap-tahap sebelumnya. (ini
adalah prinsip keoptimalan dalam pemrograman dinamis)
6. Prosedur penyelesaian dimulai dengan menemukan kebijakan optimal untuk tahap
terakhir.
7. Tersedia hubungan rekursif yang mengidentifikasi kebijakan optimal pada tahap n,
bila diketahui kebijakan optimal untuk tahap (n+1). Hubungan rekursif akan selalu
mempunyai bentuk ( ) = { + +1∗( )}
Dengan demikian untuk menemukan keputusan kebijakan optimal, bila dimulai
pada keadaan s pada tahap n, memerlukan penemuan nilai yang meminimumkan
atau memaksimalkannya. Nilai minimum atau maksimum tesebut didapat dengan
menggunakan nilai diatas dan mengikuti kebijakan optimal bila dimulai dari
keadaan pada tahap (n+1).
Bentuk pasti dari hubungan rekursif berbeda-beda diantara masalah-masalah
pemrograman dinamis. Akan tetapi notasi yang sering dipergunakan seperti
dibawah ini :
N = banyaknya tahap
n = label untuk tahap sekarang (n = 1,2, … , N)
sn= keadaan sekarang untuk tahap n
xn= peubah keputusan untuk tahap n
xn* = nilai optimal xn (diketahui sn)
fn(xn,sn) = kontri tahap n kepada fungsi tujuan bila system dimulai dari keadaan sn
pada tahan n,keputusan sekarang adalah xn dan keputusan optimal dibuat
sesudahnya.
8. Bila digunakan hubungan rekursif ini, prosedur penyelesaian bergerak mundur
tahap demi tahap sampai ditemukan kebijakan optimal yang dimulai dari tahap
awal.
Cara dan
Ukuran Ongkos Beli Ongkos Pesan Ongkos Simpan Ongkos Total OT
Pengadaan
Satu kali beli
Rp361,200,000 Rp1,000,000 Rp36,120,000 Rp398,320,000
f=1
qo = 36120
Dua kali beli
Rp180,600,000 Rp2,000,000 Rp18,060,000 Rp200,660,000
f=2
qo = 18.060
Empat kali
beli
Rp90,300,000 Rp4,000,000 Rp9,030,000 Rp103,330,000
f=4
q0 = 9030
Lima kali beli
Rp72,240,000 Rp5,000,000 Rp7,224,000 Rp84,464,000
f=5
q0 = 7224
Delapan kali
beli
Rp45,150,000 Rp8,000,000 Rp4,515,000 Rp57,665,000
f=8
q0 = 4515
Sepuluh kali
beli
Rp36,120,000 Rp10,000,000 Rp3,612,000 Rp49,732,000
f = 10
q0 = 3612
(Sumber: Pengolahan Data)
Berikut ini merupakan salah satu contoh perhitungan Deterministik Statis Metode
Transaksional, yaitu:
a. Ongkos Beli
𝑂𝑏 = 𝑝 𝑥 𝐷 = 𝑅𝑝10.000 𝑥 36120 = 𝑅𝑝360.120.000
b. Ongkos Pesan
𝑂𝑝 = 𝑓 𝑥 𝐴 = 1 𝑥 𝑅𝑝1000.000 = 𝑅𝑝1.000.000
c. Ongkos Simpan
1 1
𝑂𝑠 = 𝑞0 𝑥 ℎ = 𝑥 36120 𝑥 𝑅𝑝2000 = 𝑅𝑝36.120.000
2 2
d. Ongkos Total
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 = 𝑅𝑝360.120.000 + 𝑅𝑝1000.000 + 𝑅𝑝36.120.000
𝑂𝑇 = 398.320.000
2𝐴 2 𝑥 1.000.000
𝑇 =√ =√ = 0,1664
𝐷ℎ 36120 . 2000
2𝐴 2 𝑥 1.000.000
𝑇 =√ =√ = 0,1664
𝐷ℎ 36120 . 2000
72.240.000.000
𝑞0 = √ = 210,375
1277,6
2000000
𝑇= √ = 0,20818
72240000 (0,6388)
2
Diketahui leadtime (L) = 2 bulan, maka 𝐿 = 12 = 0,1667
𝐿 0,1667
𝑞0 = = = 0,8007 ≈ 0,8
𝑇 0,2082
𝐷
𝑂𝑇 = √2𝐴𝐷ℎ (1 − ) + 𝐷𝑝
𝑅
36120
𝑂𝑇 = √2 𝑥 (1000.000 𝑥 36120 𝑥 2000) (1 − ) + 36120 . 𝑥10.000
100.000
𝑂𝑇 = 12.019.983,4 (1 − 0,3612) + 361200000
𝑂𝑇 = 7678365,4 + 361200000 = 368.878.365,4
Ongkos Simpan
Demand (unit Harga barang
Jenis Barang (Rp per unit per
per tahun) (Rp per unit)
tahun)
2𝐴
𝑇=√ 𝑛
∑𝑖=1 𝐷𝑖 ℎ𝑖
2 𝑥 1000.000
𝑇= √
(577𝑥2000𝑥20%) + (921𝑥2000𝑥20%) + (969𝑥2000𝑥20%) + (991𝑥2000𝑥20%) + (586𝑥2000𝑥20%)
2000.000
𝑇=√
230800 + 368400 + 387600 + 396400 + 234400
𝑇 = 1,112 tahun
b. Ukuran Lot Pemesanan
𝑞01 = 𝑇𝐷1 = 1,112 𝑥 577 = 641624 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑞02 = 𝑇𝐷2 = 1,112 𝑥 921 = 1024152 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑞03 = 𝑇𝐷3 = 1,112 𝑥 969 = 1077528 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑞04 = 𝑇𝐷4 = 1,112 𝑥 991 = 1101992𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑞05 = 𝑇𝐷5 = 1,112 𝑥 586 = 651632𝑢𝑛𝑖𝑡
Periode (t) 1 2 3 4 5 6
Demand (Dt) 14 21 26 13 20 23
(Sumber: Pengolahan Data)
𝑂22 = +
𝑂23 = +
𝑂24 = +
𝑂25 = +
𝑂26 = +
𝑂33 = +
𝑂34 = +
𝑂35 = +
𝑂36 = +
𝑂44 = +
𝑂45 = +
𝑂46 = +
𝑂55 = +
𝑂56 = +
𝑂66 = +
Tabel 4. 5 Ongkos Total dari periode e sampai n
e|n 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
(Sumber: Pengolahan Data)
e|n 1 2 3 4 5 n
1
2
3
4
5
E
Fn
(Sumber: Pengolahan Data)
Periode (t) 1 2 3 4 5 6
Demand (Dt)
Ukuran Lot Pemesanan (q0)
Saat Pemesanan (POR)
(Sumber: Pengolahan Data)
Periode (t) 1 2 3 4 5 6
Demand (Dt)
Ukuran Lot Pemesanan (q0)
Saat Pemesanan (POR)
(Sumber: Pengolahan Data)
Dibawah ini merupakan salah satu contoh perhitungan Ongkos Total yang
dikeluarkan dengan metode Period Order Quantity (POQ)
𝑂𝑏 = 𝑝 𝑥 𝐷 = 𝑅𝑝10.000 𝑥 =
𝑂𝑝 = 𝐴 𝑥 𝑓 = 𝑅𝑝1000.000 𝑥 =
𝑂𝑠 = 𝑞0 𝑥 ℎ = 𝑥 =
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 =
Dimana,
𝑁
𝐷 = ∑ 𝐷𝑡
𝑡=1
Dibawah ini merupakan salah satu contoh perhitungan Ongkos Total yang
dikeluarkan dengan metode Period Order Quantity (POQ)
𝑂𝑏 = 𝑝 𝑥 𝐷 = 𝑅𝑝10.000 𝑥 =
𝑂𝑝 = 𝐴 𝑥 𝑓 = 𝑅𝑝1000.000 𝑥 =
𝑂𝑠 = 𝑞0 𝑥 ℎ = 𝑥 =
𝑂𝑇 = 𝑂𝑏 + 𝑂𝑝 + 𝑂𝑠 =