Anda di halaman 1dari 30

MATERIAL-BASED

PRODUCTIVITY DESIGN

PRODUCTION PLANNING
AND CONTROL

1. Pendahuluan

Pilkington Manufacturing PLC adalah suatu perusahaan industri


manufaktur yang beroperasi atas dasar make to order system.
Berdasarkan sistem tersebut, order setiap pelanggan dibagi
dalam beberapa batch dan untuk memudahkan penyusunan
rencana produksi dari setiap pesanan. Production Manager
perusahaan menentukan ukuran batch (batch size) masing-masing
order berdasarkan konsep biaya minimum. Ketika satu batch telah
selesai maka dikirim ke gudang dan batch berikutnya direncanakan
dan diproduksi.
2

Pengiriman produk kepada pelanggan dilakukan secara kontinual


(continual delivery) yaitu sekian unit per periode sesuai dengan
permintaan pelanggan yang memesan tersebut.

Total Order

Factory

Warehouse

Batch Size
Customer
Inventory

Periodic Delivery
Delivery
Size

2. Model Konseptual
Nomenklatur berikut ini digunakan dalam penyusunan model matematika rencana produksi.
A = jumlah permintaan pelanggan (unit / tahun)

P = kecepatan produksi di lantai pabrik (unit/hari


D = kecepatan pengiriman produk kepada pelanggan (unit/hari)
Q
t
S
I
I
H
TC

= ukuran bath (unit)


= waktu untuk memproduksi (hari per batch)
= biaya set up ($ / setup)
= tingkat stok (jumlah unit produk di gudang pabrik)
= tingkat stokrata-rata (unit)
= biaya penyimpanan ($ / unit per tahun)
= Total biaya persediaan ($ / tahun)
4

Tingkat Persediaan

Note:
Kecepatan produksi yaitu jumlah produk yang diselesaikan perhari
(P) akan selalu lebih besar atau sama dengan kecepatan pengiriman
yaitu jumlah produk yang dikirim per hari kepada pelanggan.
Permasalahan dapat dijelaskan melalui diagram dibawah ini

(P-D) t
D

Waktu

t
1 siklus produksi

Karena P > D maka tingkat akumulasi stok dalam gudang pabrik ialah
(P-D) unit per hari. Karena ukuran batch adalah Q dan lamanya waktu
dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak Q ialah t maka :

Q = (P)(t) ....... jumlah produk yang dihasilkan dalam 1 siklus)


I = (P-D) t ...... stok akan mencapai puncaknya pada waktu t
I = (P-D)t/2 ...... tingkat stok rata-rata
I

Karena Q = (P)(t), maka t =Q/P. Apabila t = Q/P disubstitusi ke


persamaan I= (P-D)t/2 maka jumlah persediaan rata-rata I adalah:
I

1
Q

2
P

Q D
1
2 P

............ (1)
6

Terkait dengan stok atau persediaan produk jadi, biaya yang timbul
karena stok terdiri dari dua komponen yaitu total biaya setup dan total
biaya penyimpanan stok.

Total biaya stok (TC) ($/ tahun) = Total Biaya Setup ($/ tahun) +
Total Biaya Penyimpanan Stok ($/tahun)
Total biaya setup mesin produksi per tahun
Karena jumlah permintaan adalah A / tahun dan ukuran batch adalah
Q / batch maka jumlah batch per tahun (N) = A/Q setup. Karena biaya
setiap setup adalah S maka total biaya set up ialah:
Total biaya setup ($ / tahun)

SA
Q
7

Total biaya penyimpanan per tahun


Karena jumlah batch per tahun = N maka jumlah sikus per tahun
Q
D
juga adalah N. Jumlah stok rata-rata per siklus adalah I 1
2 P
dan biaya penyimpanan stok per siklus adalah:

Q D H
1
2 P N

Total biaya penyimpanan stok per siklus Q 1 D H


2

P N

Karena dalam 1 tahun ada N siklus produksi maka total biaya per
tahun ialah Q 1 D H xN
2

PN

Total biaya penyimpanan stok per tahun =

Q D
1 H
2 P

...(2)
8

Total biaya stok / tahun (TC)

SA
DQ

H 1
Q
P 2

Secara diagramatik, total biaya di atas dapat dijelaskan seperti terlihat


dalam gambar dibawah ini:
TC
DQ

H 1
P 2

SA
Q
Q*

Jumlah Produksi (Q)

Untuk mendapatkan ukuran batch yang optimal maka TC didiferensiasi


terhadap Q sebagai berikut:

dTC
SA H D
2 1 0 .(3)
dQ
Q
2 P
Economic Batch Quantity (EBQ):
Q *

2 SA
D

H 1

.(4)

Ukuran batch optimum diperoleh pada Q * dan jumlah siklus atau


A
run (N) per tahun adalah
Q*

10

3. Case Study
Satu unit multi purposes machine dioperasikan untuk mengolah sejumlah
order dari pelanggan yang berbeda. Order diproses satu per satu secara
berurutan dengan cara berikut ini:
Masing-masing order dibagi atas beberapa batch berdasarkan
formula economic batch quantity (EBQ)
Disiplin pengolahan setiap order dilakukan sebagai berikut:
- Jika satu batch dari order pertama selesai maka dilanjutkan
pengolahan batch pertama dari order kedua
- Jika batch pertama semua order telah selesai maka dilanjutkan
untuk batch ke dua secara berurutan pula dan seterusnya
Pengiriman produk untuk masing-masing order kepada pelanggan
dilakukan secara rutin dengan delivery size yang merata yaitu
besar order dibagi dengan jumlah hari kerja per tahun
Jumlah hari kerja per tahun adalah hari kerja efektif yaitu 250 hari
11

Untuk case study di atas, pelanggan-pelanggan yang menyampaikan


order-order dari pelanggan yang diterima oleh Production Manager
perusahaan tersebut adalah seperti ditunjukkan dalam dagram
dibawah ini. Data-data dari masing-masing order dan spasifikasi proses
produksi dari perusahaan adalah seperti terlihat dalam Tabel A.

Order

D
E
F
G

Engine Lathe

Produk

G
H

H
12

Tabel A
Or
der
h

Demand
(unit/thn)

Waktu
Prod (hr)
Ni

Biaya
Simpan
($/unit/th)
Hi

Biaya
Setup
($)
Si

Harga Jual
($/unit)

Penalty
($)
unit /hr

Ai

Kec.
Prod
(unit/hr)
PI

4.000

400

10

0.20

70

12.50

2.50

14.000

400

35

0.50

80

5.00

1.00

5.200

100

52

0.65

35

10.00

2.00

6.000

300

20

0.35

55

7.50

1.50

8.000

250

32

0.25

25

5.00

1.00

13.000

200

65

0.60

90

6.00

1.20

8.000

400

20

0.30

15

12.50

2.50

12.500

500

25

0.60

20

5.00

1.00

235

420
13

1. Masing-masing Order Diproses


Secara Individual
Economic Batch Quantity (EBQ) masing-masing order
dihitung secara terpisah.
Qi *

2 S i Ai

Di
Hi
1

Pi

Pola Production Inventory menunjukkan dua type


yang berbeda (Gambar -1 dan Gambar- 2)
14

Batch size optimum (Q*) dan jumlah hari produksi untuk setiap order
adalah sebagai berikut:
Tabel B
Ai

Q* i

Ni

Pi

Jumlah
Hari
Produksi

Di

Waktu
mencapai
stok habis

4.000

935

4.28

400

2.33

16

58.44

14.000

2.280

6.14

400

5.70

56

40.72

5.200

820

5.00

100

8.20

20

41.00

6.000

1.430

4.19

300

4.76

24

59.58

1.200

1.355

5.90

150

5.42

32

42.34

13.000

2.296

5.66

200

11.46

52

44.04

8.000

932

8.58

400

2.33

32

29.121

12.500

1.521

8.22

500

3.04

50

30.42

Order

43.26
15

Pola Production Inventory Type I : Cycle Time (CT) > Run Time (RT)
Contoh :Order A

A= 4.000 ; Q* = 935, P= 400; D=16 ; H= 0.25; CT= 58.44 ; RT=43.26 ; Total run=5.78
1.895

1.618

2.100

1.377
1.136
895
1.597

1.153

1.205

964
723
482

241

2.33
2.33

43.26

40.93

43.26

43.26

15.18

31.41

43.26

33.70

58.44

250

16

Pola Production Inventory Type II : Cycle Time (CT) < Run Time (RT)
Contoh : Order B
A= 14.000 ; Q* = 2.280, P= 400; D=56 ; H= 0.50; Ct= 40.72 ; Rt=43.26 ; Total run=5.78

1.961

1.961

1.961

1.961

1.961

1.961

391
Days of
stockout
5.70 35.02

43.26

2.54

5.70
43.26

43.26

43.26

43.26

28.04
33..74

250

17

Waktu

Tabel B menunjukkan bahwa total waktu dibutuhkan untuk


menyelesaikan satu run masing-masing produk secara berurutan ialah
48.3 hari. Hal ini berarti untuk setiap order, bila satu run telah selesai
maka run berikutnya akan dimulai 48.3 hari kemudian. Jika ukuran
batch untuk setiap order dibagi dengan jumlah permintaan rata-rata
maka hasilnya adalah seperti terlihat pada kolom 7. Beberapa order
yaitu B,C, F dan H akan mengalami situasi stockout yaitu jumlah
persediaan sudah habis sebelum run berikutnya tiba.
Hal ini terjadi karena masing-masing batch dilakukan secara terisolasi
(tidak diintegrasikan satu sama lain). Masalah tersebut dapat diatasi
dengan mengembangkan formula yang mengintegrasikan setiap order.
Misalkan total nilai asset $ 140.000 dengan masa pakai 5 tahun dan
biaya adm / umum sebasar $ 15.000 per tahun
18

Order

Jlh
Prod

Jlh.
Dikirim

Penerimaan ($)
Revenue

Denda

Biaya ($)
Total

Operasi

Inventory

Total

50.000

30.000

231

30.231

5.610

4.000

50.000

13.680

13.178

65.890

2.055

63.835

39..534

550

40.084

4.920

4.780

47.800

1.100

6.700

28.680

215

28.895

8.580

6.000

45.000

45.000

27.000

627

27.627

8.130

7.832

39.160

38.740

23.496

298

23.794

13.776

13.000

78.000

78.000

46.800

601

47.401

5.592

5.386

67.337

16.338

50.999

40.402

90

40.492

9.126

8.792

40.466

9.270

31.196

24.280

299

24.579

433.653

29.183

404.470

260.192

2.911

420

263.103

19

Perhitungan Produktivitas
a. Produktivitas total
Depresiasi : $ 140.000 / 5
Biaya adm dan umum
Biaya operasi + inventory
Total

= $ 28.000
= $ 15.000
= $ 263.103
= $ 306.103

PT = ($ 404.470) / ($ 306.103) = $ 1.32 per dollar

b. Produktivitas Kapital

20

2. Seluruh Order Diproses


Secara Integrasi
Economic Batch Quantity (EBQ) masing-masing order
dihitung secara terpisah.

N
*

n
i 1

H i Ai 1 Di / Pi
n

2 S i
i 1

Pola Production Inventory menunjukkan satu type


yang sama (Gambar -3)
21

Perhatikan kembali persamaan (2), ruas kedua ialah biaya penyimpanan


yang besarnya:
DQ

H 1

P 2

Ai
Ni

Bila
disubstitusikan pada pers di atas maka akan diperoleh
persamaan (5)
Qi

H i 1 Di / Pi .................(5)
Ai
2N

Karena ada n order yang akan diproses maka total biaya penyimpanan
untuk seluruh produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
n

H 1 D / P A
i 1

2N

......... (6)

22

Analog dengan total biaya setup untuk seluruh order yaitu:


n

N Si

.. .. (7)
i 1
Total biaya persediaan yaitu biaya setup ditambah dengan biaya penyimpanan untuk seluruh order ialah:
n

1 n
TC N Si
H i Ai 1 Di / Pi ...... (8)

2 N i 1
i 1
n

Bila

S
i 1

dan

H A 1 D / P
i 1

diatas menjadi : TC N

maka persamaan

.............. (9)

2N
23

Bila TC didiferensiasi terhadap N dan hasilnya disamakan dengan nol


maka maka dapat ditemukan TC yang optimum yaitu:
dTC


0
2
dN
2N

N
2
2

2
*

..

i 1

H i Ai 1 Di / Pi
n

2 S i

(10)

(11)

. (12)

i 1

dan

Q*i = Ai / N*

.(13)
24

Dari persamaan (12) diperoleh N* = 5.78 (jumlah run yang optimal ialah
5.78 kali per tahun. Bila N* =5.7 dimasukkan ke dalam persamaan (13)
maka diperoleh ukuran batch yang optimum untuk masing-masing order
seperti terlihat dalam Tabel C;

25

Tabel C
Order

Ukuran Batch
Qi=Ai /N*

Pi

Jumlah
Hari
Produksi

Di

Waktu
Mencapai Q
Habis

695

400

1.74

16

43.48

2.434

400

6.09

56

43.48

870

100

8.70

20

43.48

1.043

300

3.48

24

43.48

250

9.27

32

43.48

1.391

2.261

200

5.56

52

43.48

1.391

400

3.47

32

43.48

2.174

500

4.34

50

43.48

42.65

43.48
26

Pola Production Inventory Type I : Cycle Time (CT) > Run Time (RT)
Contoh :Order A

A= 4.000 ; Q* = 695, P= 400; D=16 ; H= 0.25; CT= 43.48.44 ; RT=42.65 ; Total run=5.86
735

722

708
695
682
668

176

67

53.6
40.2
26.8

13.4

1.74
1.74

42.65

40.91

42.65

42.65

0.83

34.94

42.65

36.68

43.48

250

27

Order

Jlh
Dikirim

Jlh.
Dikirim

4.000

Penerimaan ($)

Biaya ($)

Revenue

Denda

Total

Operasi*

Inventory

4.000

50.000

50.000

30.000

75

30.075

14.000

13.178

70.000

70.000

42.000

789

42.789

5.000

4.780

50.000

50.000

30.000

259

30.259

6.000

6.000

45.000

45.000

27.000

190

27.190

8.000

7.832

40.000

40.000

24.000

484

24.484

13.000

13.000

78.000

78.000

46.800

513

47.313

8.000

5.386

100.000

100.000

60.000

216

60.216

12.500

8.792

62.500

62.500

27.500

665

28.165

495.500

287.300

3.191

495.500

Total

290.491

* Diluar depresiasi dan biaya adm /umum

28

Perhitungan Produktivitas
a. Produktivitas total
Depresiasi : $ 140.000 / 5
Biaya adm dan umum
Biaya operasi + inventory
Total

= $ 28.000
= $ 15.000
= $ 290.491
= $ 333.491

PT = ($ 495.500) / ($ 333.14) = $ 1.53 per dollar

b. Produktivitas Kapital

29

30

Anda mungkin juga menyukai