PENGANTAR
Dalam sistem produksi batch sizes, produk sering dibuat dalam ukuran lot tertentu. Dalam
kebanyakan kasus, berbagai macam produk dibuat dengan menggunakan peralatan yang sama,
oleh karena itu antara produk satu dengan yang lain bersaing untuk menggunakan peralatan
tersebut. Perencanaan batch produksi meliputi penentuan jumlah optimum dalam setiap proses
produksi agar total biaya minimum. Disamping itu diperlukan pula koordinasi dalam mengatur
skedul produksi, penentuan jumlah setiap item yang akan diproduksi sebelum melakukan
produksi atas item berikutnya. Dalam keadaan seperti ini, yang dicari bukan optimum tingkat
produksi, tetapi alokasi kapasitas produksi untuk setiap item dalam hubungannya dengan
permintaan, rata-rata produksi, dan tingkat persediaan.
Materi yang dipelajari :
1) Economic Production Quantity ( EPQ ) Satu Item
2) Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item
ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY ( EPQ ) SATU ITEM
Formula EOQ mengasumsikan bahwa semua pemesanan diterima dalam waktu yang
sama. Asumsi ini digunakan untuk item yang dibeli dari suplier atau dibuat dalam pabrik
sendiri. Jika perusahaan memproduksi produk dengan permintaan konstan dan produk masuk
dalam persediaan saat itu juga, maka jumlah produksi dapat ditentukan dengan model EOQ.
Dalam kasus seperti ini, biaya pembelian akan diganti dengan biaya produksi dan biaya
pemesanan akan diganti dengan biaya persiapan (setup cost ).
Asumsi yang mengatakan bahwa pesanan masuk dalam persediaan dalam waktu yang
sama adalah tidak benar karena sering kali dijumpai bahwa, item yang diproduksi dan
penambahan persediaan secara bertahap atau berangsur-angsur dari pada sekaligus. Oleh
karena itu model EOQ harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan yang disebut
sebagai Economic Production Quantity ( EPQ ) model. Model EPQ mengasumsikan bahwa
penambahan persediaan secara bertahap dan terus menerus dalam periode produksi. Dengan
demikian tingkat persediaan tidak akan pernah menjadi besar sejak produksi dan konsumsi
secara bersama terjadi selama periode produksi.
Unit yang akan diproduksi diambil dari gudang atau diterima dari suplier. Jika item
dibeli dari suplier, penentuan harga adalah tanggung jawab departemen pembelian. Jika item
diproduksi dalam pabrik, maka biaya produksi per unit terdiri dari tenaga kerja langsung,
Q
bahan baku langsung, dan biaya pabrik. Biaya pabrik adalah tenaga kerja tidak langsung, bahan
baku tidak langsung, penyusutan, pajak, asuransi, pemeliharaan, supervisi dan lain sebagainya.
Keputusan utama yang harus diambil adalah menentukan jumlah produksi atau
J
pesanan. Jumlah produksi
yang meminimumkan total biaya persediaan adalah Economic
U
Production QuantityM ( EPQ ). Gambar 4.1 menunjukkan tipe siklus produksi mulai dari waktu
L
nol hingga waktu tp. A
p
H
(Q )
p -r
tp
L
t1
CR HQ(p r)
Q
2p
2CRp
EPQ
(H)(p r)
HQ*(p r)
p
Contoh :
Permintaan per tahun sebesar 20.000 unit dan waktu operasi (kerja) 250 hari per tahun. Ratarata produksi 100 unit per hari dengan lead time 4 hari. Biaya produksi per unit Rp 25.000,
biaya simpan Rp 10.000 per unit per tahun dan biaya persiapan produksi Rp 24.500 setiap kali
akan melakukan produksi. Berapa EPQ, jumlah siklus produksi per tahun, kapan melakukan
produksi kembali, dan total biaya minimum?.
Penyelesaian
r = R/N = 20.000/250 = 80 unit per hari
Q* =
2CRp
( H )( p r )
2( 24.500)(20.000)(100)
700 unit
(10.000)(100 80)
HQ*(p r)
10.000(700)(100 80)
= 25.000(20.000) +
p
100
TC(Q*) = Rp 500.000.000 + 1.400.000 = Rp. 501.400.000,ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) MULTI ITEM
Proses produksi intermeten pada umumnya digunakan untuk memproduksi beberapa
jenis produk dengan menggunakan peralatan yang sama berdasarkan atas perputaran atau
secara bergantian. Oleh karena itu, penjadwalan (skedul) produksi untuk multi item harus
diatur sedemikian rupa agar siklus produksi berjalan lancar dan semua produk dapat diproses
sesuai dengan permintaan. Penentuan jumlah siklus produksi (m) untuk meminimumkan total
biaya atas semua item yang diproduksi.
Logika multi item ini adalah mirip atau serupa dengan logika untuk satu item.
Maksimum tingkat persediaan untuk item i adalah ( pi - ri )tpi dan rata-rata persediaan adalah
setengah dari maksimum. Jika m adalah jumlah siklus produksi per tahun, maka Qi = pi tpi Ri
lm. Jika terdapat n item, rata-rata persediaan untuk item i adalah sebagai berikut:
( p i ri )t pi
2
( p i ri ) Ri
2mpi
Jika kekurangan persediaan (stockout) tidak terjadi, total biaya adalah sebagai berikut:
n
n
n
H i R i (p i r i )
TC(m) = Pi Ri m Ci 1 2 m
pi
i 1
i 1
i 1
Apabila n 1, berarti sama dengan turunan persamaan untuk EPQ satu item dengan m R/Q.
Untuk menentukan biaya minimum setiap produksi, diperoleh dari turunan pertama total biaya
dengan jumlah produksi sama dengan 0.
dTC( m*)
=
dm
n
H i R i (p i r i )
2
1
Ci
m
0
2
p
i 1
i 1
n
Untuk menentukan m atau jumlah optimum siklus produksi per tahun adalah sebagai berikut:
i 1
m* =
H i Ri ( pi ri )
pi
n
2 C i
i 1
Jumlah produksi untuk setiap produk i adalah ditentukan dengan formula sebagai berikut:
Ri
m*
Qi =
Dengan mengganti m dalam formula total biaya dengan m*, formula total biaya minimum dapat
ditentukan sebagai berikut:
n
TC(m*) =
PR
i
i 1
n
H R (p r )
1 m* i i i i
2
p
i 1
i
P R 2m * C
i 1
i 1
Formula tersebut tepat jika jumlah hari operasi total waktu permintaan:
Ri
p
i 1
Dalam model multi item juga diasumsikan bahwa waktu persiapan produksi dapat diabaikan
atau cukup diakomodasikan dalam waktu slack setiap siklus. Waktu produksi untuk setiap
siklus kombinasi waktu produksi setiap item:
n
R
N
i
m * i 1 pi
Contoh :
Tentukan siklus produksi terbaik untuk kelompok produk dalam tabel berikut dengan asumsi
bahwa waktu operasi (kerja) 250 hari per tahun. Berapa total biaya minimumnya?.
Tabel 4.1 Data yang terkait dengan produksi 5 jenis produk
Jenis
Produk
I
Jumlah
Permintaan
Ri
Biaya
Produksi
Pi
Produksi
per Hari
pi
Biaya
Simpan
Hi
Biaya
Persiapan
Ci
1
2
3
4
5
5.000
10.000
7.000
15.000
4.000
Rp 600
Rp 500
Rp 300
Rp 400
Rp 600
100
400
350
200
100
Rp 160
Rp 140
Rp 60
Rp 115
Rp 165
Rp 4.000
Rp 2.500
Rp 3.000
Rp 2.700
Rp 8.000
Permintaan per hari diperoleh dari hasil bagi jumlah permintaan dengan 250 seperti
diperlihatkan dalam tabel 3-11.
n
Ri
5000 10.000 7000 15.000 4000
210 hari
=
100
400
350
200
100
i 1 p i
Jenis
Produk
I
Produksi
Per hari
pi
Permintaan
Per hari
ri
(pi ri)R
pi
Biaya
Simpan
Hi
Kolom 4
Dikali
Kolom 5
Biaya
Persiapan
Ci
1
1
2
3
4
5
Total
2
100
400
350
200
100
3
20
40
28
60
16
4
4.000
9.000
6.440
10.500
3.360
5
Rp 160
Rp 140
Rp 60
Rp 115
Rp 165
6
640.000
1.260.000
386.400
1.207.500
554.400
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
4.048.300
Rp 20.200
7
4.000
2.500
3.000
2.700
8.000
Oleh karena waktu operasi N 250 hari lebih besar dari total waktu permintaan 210 hari, maka
model yang digunakan adalah:
5
i 1
m*
H i Ri ( pi ri )
pi
5
2 C i
4.048.300
10
2(20.200)
i 1
Waktu produksi untuk setiap produk adalah Qi Ri /m*, seperti diperlihatkan dalam tabel
berikut :
n
Qi
P
i 1
21 hari
100 400 350 200 100
Produk i
Ri
m*
Qi
1
2
3
4
5
5.000
10.000
7.000
15.000
4.000
10
10
10
10
10
500
1.000
700
1.500
400
Waktu per siklus adalah N/m* 250/10 25 hari. Sedangkan waktu produksi per siklus adalah
21 hari lebih kecil dari waktu per siklus 25 hari. Waktu produksi untuk setiap produk adalah Qi
Ri /m*, seperti diperlihatkan dalam tabel 3-13.
n
Qi 500 1000 700 1500 400
21 hari
Ri
m*
Qi
1
2
3
4
5
5.000
10.000
7.000
15.000
4.000
10
10
10
10
10
500
1.000
700
1.500
400
Waktu per siklus adalah N/m* 250/10 25 hari. Sedangkan waktu produksi per siklus adalah
21 hari lebih kecil dari waktu per siklus 25 hari, oleh karena itu siklus mempunyai 4 hari slack.
Setiap 25 hari akan dimulai satu kali siklus. Total biaya adalah sebagai berikut:
TC(m*)
i 1
i 1
Pi Ri 2m * Ci
Jenis
Item
1
A
B
C
D
TOTAL
Standar
waktu per unit
(jam)
Jumlah
Produksi
(unit)
Permintaan
per periode
(unit/minggu)
Persediaan
sekarang
(unit)
2
0,10
0,20
0,30
0.20
3
100
150
100
200
4
35
50
40
60
5
100
120
130
100
6
10
30
30
40
110
Persediaan
sekarang
(unit)
2
Permintaan
per periode
(unit/minggu)
3
A
B
C
D
100
120
130
100
Jenis
Item
Standar
waktu per lot
(kol 2) (kol 3)
ROT (kol.2/3)
(minggu)
Urutan
35
50
40
60
2.86
2.40
3.25
1.67
3
2
4
1
ROT
(minggu)
Ukuran lot
(unit)
Jam mesin
per lot
Sisa
waktu
(jam)
D
B
A
C
1,67
2,40
2,86
3,25
200
150
100
100
40
30
10
30
50
20
10
-20
1. Membeli
Q* =
2CR
PT
2(500)(2500)
100 unit
0,10(2500)
2CR p
PT(p r)
TC(Q*) = PR +
2(500)5000(10.000)
381 unit
0,10(2300)(10.000 - 2.500)
HQ * ( p r )
p
TC(Q*) = 2300(2500) +
230(381)(10.000 2500)
Rp.5.815.722,5
10.000
Item sebaiknya dibuat sendiri dalam pabrik, karena biaya lebih kecil dan perusahaan dapat
menghemat biaya sebesar Rp. 459.277,50 (Rp. 6.275.000 Rp. 5.815.722,5) per tahun.