Anda di halaman 1dari 11

Nama : Aisyah Ayu Saputri

NIM : 31402000171

Prodi : S1 Akuntansi

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Pengampu : Dr. Hj. Luluk Muhimatul Ifada, SE., M.Si., Akt

BAB 2

Biaya Overhead Pabrik dan Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik

A. Karakteristik Overhead Pabrik


Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebgai bahan baku tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan
mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan , produk, atau
objek biaya lain tertentu.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika
produk akan dibebankan dengan jumlah yang wajar dari biaya ini. Karakteristik-
karakteristik ini berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau
volume produksi. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung,
overhead merupakan bagian yang tidak terlihat dari produk jadi. Karakteristik yang kedua
dari overhead berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead
berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap,
variabel atau semivariabel.

B. Faktor- faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead


Jenis tarif overhead berbeda tidak hanya dari suatu persudahaan ke perusahaan lain,
jtetapi juga dari suatu departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya ke
departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya lain di dalam satu perusahaan.
Paling tidak ada lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tarif overhead, kelima faktor
tersebut diikhtisarkan sebagai berikut :
1.Dasar yang Digunakan
 Output fisik
 Biaya bahan baku langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Jam tenaga kerja langsung
 Jam mesin
 Transaksi atau aktivitas
2. Pemilihan Tingkat Aktivitas
 Kapasitas teoretis
 Kapasitas praktis
 Kapasitas aktual yang diperkirakan
 Kapasitas normal
 Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
 Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas
3. Memasukkan atau Tidak Memasukkan Overhead Tetap
 Perhitungan biaya penerapan penuh
 Perhitungan biaya langsung
4. Menggunakan Tarif Tunggal atau Beberapa Tarif
 Tarif tingkat pabrik
 Tarif departemental
 Tarif subdepartemental dan aktivitas
5. Menggunakan Tarif yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa

C. Dasar yang Dapat Digunakan


Faktor yang diukur sebagai penyebut (denominator) dari tarif overhead tersebut
sebagai dasar tarif overhead, dasar lokasi overhead atau dasar. Tujuan utama dalam
pemilihan dasar adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam pesanan, produk,
atau pekerjaan yang dilakukan. Tujuan kedua dalam pemilihan dasar pembebanan adalah
untuk meminimalkan biaya dan usaha klerikal. Ketika dua atau lebih dasar pembebanan
menghasilkan jumlah pebebanan overhead pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan
atau produk, maka dasar pembebanan yang paling sederhana dan paling mudah diukurlah
yang sebaiknya digunakan.
 Output Fisik atau unit produksi adalah dasar uang paling sederhana untuk
membebankan overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut :

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑃𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


= Overhead pabrik per unit
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

 Dasar Biaya Bahan Baku Langsung, dibeberapa perusahaan, suatu studi atas biaya
masa lampau menunjukkan korelasi yang tinggi antara biaya bahan baku langsung
dan overhead. Hal ini mungkin terjadi, misalnya ketika sebagian besar pekerjaan
produksi terdiri atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan dan
penanganan dari banyak lot bahan baku yang mahal. Dalam kasus semacam ini, suatu
tarif yang didasarkan pada biaya bahan baku mugkin lebih sesuai.
Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi estimasi total overhead dengan estimasi
total biaya bahan baku langsung sebagai berikut :

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari biaya bahan
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢

baku langsung

 Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung, mengguakan dasar biaya tenaga kerja
langsung untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk
mengharuskan estimasi overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung
untuk menghitung suatu presentase :

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari biaya TKL
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

Penggunaan metode ini adalahlogis apabila terdapat hubungan yang kuat antara biaya tenaga
kerja langsung dengan overhead pabrik dan tarif upah per jam untuk pekerjaan yang serupa
tidak jauh berbeda. Metode ini akan tidak sesuai apabila :

1. Overhead pabrik mencakup depresiasidari mesin yang mahal, yang tidak memiliki
hubungan dengan gaji tenaga kerja langsung.
2. Total biaya tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah upah yang dibayarkan
untuk para pekerja produksi berupah tinggi maupun rendah yang melakukan
pekerjaan yang serupa.
 Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung , didesain untuk mengatasi kelemahan kedua
dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik yang
didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut :

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


= overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

 Dasar Jam Mesin, ketika mesi n digunakan secara ekstensif, maka jam mesin
mungkin merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Metode
ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik
oleh suatu mesin atau sekelompok mesin. Total jam mesin yang diperkirakan akan
digunakan diestimasi dan tarif per jam mesin ditentukan sebagai berikut :

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


= Overhead pabrik per jam mesin
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛

 Dasar Transaksi, sekelompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu


aktivitas tertentu yang tidak terwakili oleh dasar mana pun yang telah dibahas
sebelumnya. Semakin besar perbedaan kompleksitas dalam lini produk, semakin
besar jumlah transaksi. Pendekatan transaksi (transaction-base approach) terhadap
alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(activity based costing-ABC). Kriteria utama dalam pemilihan dasar overhead adalah
kewajiban korelasi anara dasar pembebanan dengan biaya overhead, kepraktisan dari
pekerjaan klerikal dan akurasi perhitungan biaya. Semakin banyak perusahaan yang
memilih dasar yang berbeda untuk kategori biaya yang berbeda. Salah satu contoh
pendekatan ini adalah beberapa departemen produksi dengan satu atau lebih tarif
overhead yang dihitung untuk masing-masing departemen.

D. Pemilihan Tingkat Aktivitas


Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, tingkat aktivitas
yang dipilih sangat menentukan. Pembilang (numerator) dari tarif overhead adalah
estimasi biaya overhead untuk tingkat aktivitas tertentu dan penyebutnya (denominator)
adalah estimasi dari dasar alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat
aktivitas yang diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya.
 Kapasitas Teoritis, kapasitas teoretis dari suatu departemen, pabrik atau fasilitas
lainya adalah kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi.
Hal ini dicapai jika pabrik atau departemen tersebut memproduksi pada tingkat 100%
dari kapasitas yang dinyatakan. Misalnya jika sebagian besar dari kapasitas yang tidak
terpakai disebabkan oleh ketidaktersediaan bahan baku, maka manajer dapat
melakukan investigasi atas berapa banyak perbaikan yang dapat diperoleh dengan
melakukan relokasi sehingga lebih dekat ke pemasok atau dengan membeli
perusahaan pemasok.
 Kapasitas Praktis, adalah sangat tidak mungkin bahwa perusahaan mana pun dapat
beroperasi pada tingkat kapasitas teoretis lebih dari beberapa menit atau jam dalam
satu waktu. Dan sangat jarang menemukan perusahaan yang mengoperasikan tiga
shift per hari dan mempertahankan proses produksi selama 24 jam. Faktor – faktor ini
mengurangi tingkat kapasitas teoretis menjadi tingkat kapasitas praktis. Pengurangan
ini disebabkan oleh pengaruh internal dan tidak mempertimbangkan pengaruh
eksternal seperti langkanya pesanan pelanggan. Penurunan kapasitas teoretis ke
kapasitas praktis biasanya berkisar dari 15% sampai 25% yang mengakibatkan tingkat
kapasitas praktis hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoretis.
 Kapasitas Aktual yang Diperkirakan, kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu
pada jumlah output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut.
Tingkat aktivitas ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan
sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan atau penurunan dalam produksi
yang direncanakan.
 Kapasitas Normal, mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode waktu
yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep ini berusaha untuk
menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi ketika fasilitas
dipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda.
 Memasukkan atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap. Biasanya akuntansi
biaya membebankan semua biaya pabrik ke output dari suatu periode. Dalam
pendekatan ini, yang disebut perhitungan biaya penerapan penuh (absorption costing),
perhitungan biaya konvensional (conventional costing) atau perhitungan biaya penug
(full costing) baik biaya tetap maupun variabel dimasukkan dalam tarif overhead
pabrik.
E. Perhitungan Tarif Biaya Overhead
 Biaya Overhead Aktual
Beberapa biaya overhead pabrik aktual dicatat ketika terjasi, pada saat transaksi
dijurnal dan diposting ke buku besar atau buku pembantu. Pencatatan ini tidak
bergantung pada pembebanan overhead pabrik. Tujuan dasar dari akumulasi overhead
pabrik adalah untuk menyediakan informasi untuk pengendalian. Pengendalian
pertama-tama mengharuskan pelaporan biaya ke kepala masing-masing departemen
yang bertanggung jawab atas biaya tersebut dan kemudian membuat perbandingan
dengan jumlah yang akan dianggarkan untuk tingkat aktivitas yang benar-benar
dicapai. Pengumpulan data overhead bergantung pada daftar akun, yang
mengindikasikan akun yang digunakan untuk mencatat pemebanan dari berbagai
transaksi overhead.
 Biaya Overhead yang Dibebankan dan Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi
atau Rendah
Overhead pabrik aktual (actual factory overhead) adlah jumlah biaya tidak langsung
yang terjadi, sementara overhead pabrik dibebankan (applied factory overhead) adalah
jumlah biaya yang dialokasikan ke output.

 Pembebanan Biaya Overhead


Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $ 15 per jam mesin
dihitung untuk DeWitt Products, menggunakan estimasi overhead pabrik dan estimasi
jam mesin. Untuk meneruskan ilustrasi ini, asumsikan bahwa total jam mesin aktual
dari DeWitt Product adalah sebesar 18.900 dan biaya overhead pabrik aktual sebesar
$292.000. Overhead pabrik yang dibebankan selama periode ini adalah sebesar
18.900 x $ 15 = $283.000. Ayat jurnal umum yang mengikhtisarkan pembebanan
overhead adalah :

Barang dalam proses 283.000


Overhead Pabrik 283.000
Akun overhead pabrik dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali overhead di
akhir tahun dengan ayat jurnal berikut :

Overhead Pabrik 283.500


Pengendali Overhead Pabrik 283.5000

 Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Oleh karena jumlah debit jarang sama dengan jumlah kredit, maka biasanya terdapat
saldo debit atau kredit di akun tersebut. Saldo debit mengindikasikan bahwa overhead
pabrik telah dibebankan terlalu rendah (underapllied), sedangkan saldo kredit
mengindikasikan bahwa overhead pabrik terlalu tinggi (overapplied). Saldo
pemberian terlalu tinggi atau terlalu rendah ini merupakan sumber bagi banyak
informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk mengendaliakan dan menilai
efisiensi operasi serta penggunaan kapasitas yang tersedia dan untuk menghitung tarif
overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya bagi periode-periode berikutnya.

 Disposisi Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Disposisi dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
biasanya cukup sederhana, diakhir periode akuntansi jumlah tersebut dapat
diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok
penjualan.

F. Mengubah Tarif Biaya Overhead


Tarif overhead biasanya ditinjau kembali secara periodik. Perubahan dalam periode
produksi harga, efisiensi dan ramalan penjualan membuat tinjuan kembali dan revisi yang
memungkinkan dari tarif overhead diperlukan paling tidak setahun sekali. Batasan yang
digunakan oleh suatu perusahaan dalam merevisi tarif overhead bergantung pada
frekuensi perubahan, pada faktor-faktor ang mempengaruhi tarif overhead dan pada
kebutuhan serta keinginan manajemen akan data biaya terkini.
G. Definisi Departementalisasi biaya overhead pabrik
Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah proses pengumpulan dan penentuan
tarif biaya overhead pabrik per departemen

H. Departemen Produksi dan Departemen Jasa


Departemen produksi (producing department) menghasilkan produk dengan mengubah
bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen. Departemen jasa
(service department) memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak langsung
terhadap produksi produk tetapi tidak mengubah bentuk, rakitam, maupun sifat dari bahan
baku. Contoh-contoh dari departemen produksi dan departemen jasa adalah sebgai berikut

Produksi Jasa
Pemotongan penggilingan Utilitas pengapalan
Penyerutan pelapisan Penerimaan medis
Perakitan pengrajutan penyimpanan personalia
Pelapisan kain percampuran pembelian kafetaria

 Pemilihan Departemen Produksi


Sisitem informasi biaya didesain untuk mencerminkan departementalisasi.
Sistem tersebut mengakumulasikan biaya produksi per departemen, tanpa
memerhatikan apakah operasinya merupakan jsnis pesanan atau jenis proses kontinu.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen yang
diperlukan untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat adalah sebgai
berikut :
1) Kesamaan operasi dan mesin di setiap departemen
2) Lokasi dari operasi dan mesin
3) Tanggung jawab atas produksi dan biaya
4) Hubungan operasi terhadap aliran produk
5) Jumlah departemen
 Pemilihan Departemen Jasa
Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen
jasa lain, dapat diatur dengan cara (1) menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk
setiap fungsi, (2) menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen atau (3)
menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu deprtemen yang disebut tempat
penampungan biaya umum pabrik. Penetapan departemen yang terpisah untuk setiap
fungsi jasa jarang dilakukan, bahkan perusahaan-perusahaan besar. Ketika hanya
relatif sedikit karyawan yang terlibat dan aktivitasnya berkaitan erat, fungsi jasa sering
digabungkan, bergantung pada kondisi dimasing-masing perusahaan.

 Biaya Langsung Departemental


Overhead pabrik terdiri dari atas semua biaya produksi yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung ke pesanan atau produk tertentu. Tetapi, dalam
membebankan biaya ke departemen adalah penting untuk mengingat bahwa
departemen cenderung menjadi area yang relatif besar dalam suatu perusahaan.
Akibatnya banyak biaya overhead pabrik dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen tertentu, biaya ini disebut biaya langsung departemental (direct
departmental cost)
1) Supervisi, tenaga kerja tidak langsung dan lembur
2) Tunjangan-tunjangan tenaga kerja
3) Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan pabrik
4) Perbaikan ddan pemeliharaan
5) Penyusutan peralatan

 Biaya Tidak Langsung Departemental


Biaya seperti listirk, penerangan, sewa dan penyusutan atas bangunan pabrik,
apabila digunakan oleh semua departemen, tidak dibebankan langsung ke departemen
tertentu. Biaya ini tidak berasal dari departemen tertentu mana pun. Biaya ini terjadi
untuk memberikan manfaat bagi semua departemen, sehingga biayanya dialokasikan
ke semua departemen. Beberapa dari beban tidak langsung departemental yang
memerlukan alokasi antardepartemen, beserta dasar yang paling umum digunakan,
mencakup :
Biaya Departemen Tidak Langsung Dasar Alokasi

Sewa gedung Kaki Persegi

Pajak Properti Kaki Persegi

Pengawas Jumlah Karyawan

Asuransi kompensasi pekerja Beban gaji departemen

Posisi variabel dari biaya listrik Kwh

 Menentukan Tarif Biaya Overhead Departemental


Overhead pabrik biasanya dibebankan berdasarkan jam mesin, jam tenaga
kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung, ketika hanya satu tarif overhead
yang digunakan untuk pabrik tersebut secara keeluruhan. Tetapi, penggunaan tarif
departemental mengharuskan pertimbangan yang berbeda untuk setiap overhead
departemen produksi. Oleh karena pada akhirnya semua overhead pabrik, baik yang
berasal dari departemen produksi maupun dari departemen jasa, akan dialokasikan ke
departemen produksi, penetapan tarif overhead departemental mencangkup langkah-
langkah berikut :
1) Estimasi tota overhead departemental dari departemen produksi dan departemen
jasa pada tingkat aktivitas yang diperkirakan. Tentukan, jika mungkin, sifat tetap
dan variabel untuk seiap kategori biaya.
2) Buat suatu survei (dengan pengukuran atas semua dasar alokasi) dengan tujuan
untuk mendistribusikan biaya overhead tidak langsung departemental dan biaya
departemen jasa.
3) Estimasikan total overhead tidak langsung departemental (seperti listirk, bahan
bakar, air, penyusutan gedung, pajak properti, dan asuransi kebakaran) pada tingkat
aktivitas yang dipilih dan alokasikan biaya-biaya tersebut ke departemen-
departemen
4) Distribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang memperoleh manfaat dari
jasa tersebut.
5) Hitung tarif overhead departmental.
 Mengestimasikan Biaya Departemen Jasa
1) Metode langsung (direct method), dibeberapa perusahaan, biaya departemen jasa
didistribusikan hanya ke departemen produksi saja, meminimalkan pekerjaan klerikal
tetapi gagal untuk mengukur total biaya dari setiap departemen jasa. Metode langsung
dapat dibenarkan untuk perhitungan biaya produk jika hasil akhirnya tidak jauh
berbeda dengan hasil dari metode distribusi lainnya. Metode ini mengabaikan dan
tidak membebankan biaya apapun ke jasa yang diberikan oleh suatu departemen jasa
ke departemen jasa lain.
2) Metode bertingkat (step method), mendistribusikan biaya dari departemen jasa
berdasarkan urutan tertentu yaitu, urutan yang diterapkan oleh departemen. Metode
bertingkat juga disebut metode sekuensial (sequential method) karena biaya
didistribusikan dari departemen jasa sesuai dengan urutan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Biaya departemen jasa biasanya didistirbusikan sesuai dengan urutan yang didasarkan
pada jumlah jasa yang diberikan dan diterima. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah memulai dari departemen yang paling banyak melayani departemen
lain dan paling sedikit menggunakan jasa departemen lain. Alternatifnya, biaya dari
departemen jasa yang menyediakan jasa ke departemen jasa lain dengan nilai dolar
terbesar dapat didistribusikan pertama kali.
3) Metode stimultan, metode ini juga biasa dikenal dengan metode aljabar (algebraic
method),
Yaitu mempertimbangkan secara lengkap hubungan timbal balik antarsemua
departemen jasa. Biaya dari departemen jasa didistribusikan secara simultan, pertama-
tama dengan menggunakan aljabar untuk menyelesaikan dua pesamaan linear dengan
dua variabel yang tidak diketahui. Apabila ada banyak departemen jasa, matriks
aljabar menjadi berguna dan perhitungan dapat dilakukan menggunakan komputer.

 Departementalisasi Biaya Overhead dalam bisnis Nonmanufaktur dan


Organisasi Nirlaba
Pengendalian yang bertanggung jawan atas biaya departemental sama
pentingnya di aktivitas nonmanufaktur. Berikut adalah contoh dari entitas yang
umumnya dibagi menjadi departemen administratif dan departemen supervisi untuk
perencanaan dan pengendalian biaya. Dalam entitas-entitas ini, departemen dapat
disebut dengan beberapa nama, seperti bagian, kelompok, unit jasa atau pusat usaha.

Anda mungkin juga menyukai