MODUL 1
Disusun Oleh:
Bayu Suardi 0515104009
Fithri Luthfiyanti 0515104032
Helmi H. Ramdhan 0515104010
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
2
5. Memahami teknik untuk menentukan dan mengevaluasi supplier.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus
dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan
bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan
mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang
berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara
disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human
relations.
Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh,
a) Ralp C. Davis.
b) Mary Follet.
c) James A.F. Stoner.
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus
didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus
mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita,
rasional, dan pragmatis.
Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
2. 2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
4
Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara institusional
ataupun organisasional, sifatnya futuristik.
Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan
tidak berkaitan dengan masalah lain) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling
berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer
dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi
hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang
hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
5
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.
b) Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
c) Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan
informasi yang cukup itu sangat sulit.
d) Wewenang
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan
sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati
permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
e) Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah –
masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat
objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila
kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
6
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
menurut Terry, yaitu :
a. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
h. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata
rantai berikutnya.
7
a. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang
ada di dalam suatu organisasi.
b. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan
cara-cara pemecahannya.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
e. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,
pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
f. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat.
8
c. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen
yang paling bawah,misalnya operator mesin di lantai produksi.
9
BAB IV
PT Duta Pratama Asia merupakan sebuah industri garment yang berada di Kota
Bandung, pada tahun ini PT Duta Pratama Asia akan memilih supplier baru.
Kebijakan PT Duta Pratama Asia dalam memilih supplier harus mengajukan minimal
3 calon supplier sebagai pembanding. Setiap supplier harus memiliki kriteria yang
sama agar dapat dibandingkan. Sebagai seorang Teknik Industri Anda diminta untuk
memilih supplier menggunakan metode AHP berdasarkan kriteria yang sudah Anda
tentukan!
10
Tabel 4. 2 Kriteria Dalam Pemilihan Supplier
Tabel 4. 5 Sub-Kriteria dalam pemilihan supplier yang relevan terhadap Jaminan &
Kualitas
Studi Kasus
PT Duta Pratama Asia merupakan sebuah industri garment yang berada di Kota
Bandung, pada tahun ini PT Duta Pratama Asia akan memilih supplier baru.
Kebijakan PT Duta Pratama Asia dalam memilih supplier harus mengajukan minimal
3 calon supplier sebagai pembanding. Setiap supplier harus memiliki kriteria yang
sama agar dapat dibandingkan. Menggunakan kasus 4.1.1. Anda di minta untuk
melakukan pemilihan supplier dengan menggunakan metode Point Rating!
11
Berdasarkan studi kasus diatas, diperoleh data sebagai berikut ini:
No Keterangan Bobot
1 Harga 0.20
2 Kualitas 0.30
3 Jaminan & Klaim 0.25
4 Kelengkapan 0.15
Dokumen
5 Waktu 0.10
12
Pengiriman
(Sumber: Pengumpulan Data)
PT Duta Pratama Asia merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang industri
garment yang mempunyai 10 item barang. Permasalahan yang sedang dihadapi PT
Duta Pratama Asia yaitu pengelolaan inventori yang kurang maksimal yang
menyebabkan penyerapan dana inventori sangat tinggi. Anda sebagai seorang Teknik
Industri diminta untuk melakukan klasifikasi barang dengan menggunakan metode
ABC!
Data yang digunakan untuk pengolahan data dengan metode ABC yaitu data
komoditas yang terdapat diperusahaan, berikut ini merupakan data komoditas yang
terdapat di perusahaan PT Duta Pratama Asia yaitu:
13
Rumbai Bantal 2
7 Bed Cover Single Full 120 x 200 350
Rp 170,000.00
cm
8 Sprei Komponen Bed Cover King 300
Rp 112,000.00
Rumbai Bantal 4
9 Bed Cover King 750 Rp 245,000.00
10 Balmut 200 Rp 90,000.00
(Sumber: Pengumpulan Data)
14
4.2.1.2 Interpretasi Perbandingan Berpasangan
Setelah menentukan kriteria dan sub kriteria dalam pemilihan supplier dan
gambarkan kedalam pohon hierarki, kemudian menentukan interpretasi
perbandingan berpasangan terhadap setiap kriteria dan menentukan bobotnya.
Jaminan &
Harga Kualitas
Klaim
Harga 1 1/9 1/7
Kualitas 9 1 7
Jaminan & Klaim 7 1/7 1
(Sumber: Pengolahan Data)
Jaminan &
Harga Kualitas
Klaim
Harga 1 0.111 0.143
Kualitas 9 1 7
Jaminan & Klaim 7 0.143 1
Total 17 1.25 8.14
(Sumber: Pengolahan Data)
Berikut ini adalah contoh perhitungan bobot relatif untuk mariks Xharga,harga
15
Berikut ini contoh perhitungan bobot atau Eighen Vactor (EV)
298
Karena hasil perhitungan CR > 0.1 → 0.514> 0.1 maka hasilnya adalah tidak
konsisten maka informasi data harus dilakukan validitas kembali.
16
Tabel 4. 14 Interpretasi Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Harga
Karena CR < 0.1 → 0 < 0.1 maka hasilnya adalah konsisten maka informasi data
tidak perlu dilakukan validitas kembali.
B. Kualitas
17
Tabel 4. 16 Interpretasi Perbandingan Berpasangan untuk Sub-Kriteria Kualitas
18
λmax = (10 × 0.1) + (1.11 × 0.9)
λmax = 1 + 1
λmax = 2
Karena CR < 0.1 → 0 < 0.1 maka hasilnya adalah konsisten maka informasi data
tidak perlu dilakukan validitas kembali.
19
Klaim barang cacat Pemecahan Masalah Bobot (EV)
Klaim barang cacat 0.875 0.875 0.875
Pemecahan Masalah 0.125 0.125 0.125
Total 1.000
(Sumber: Pengolahan Data)
Karena CR < 0.1 → 0 < 0.1 maka hasilnya adalah konsisten maka informasi data
tidak perlu dilakukan validitas kembali.
20
Tabel 4. 23 Interpretasi Perbandingan Berpasangan
Alternatif dengan Kategori Harga dan Sub Kategori
Murah
Laimei Keiji Great Mountain Nanthong
Laimei Keiji 1 0.143 5
Great Mountain 7 1 0.11
Nanthong 0.2 9 1
Total 8.2 10.143 6.111
(Sumber: Pengolahan Data)
21
Karena CR > 0.1 → 3.98 > 0.1 maka hasilnya adalah tidak konsisten maka informasi
data harus dilakukan validitas kembali.
Tabel 4. 27 Interpretasi Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Kategori Harga dan Sub
Kategori Metode Pembayaran
22
λmax = (13 × 0.081) + (4.143 × 0.332) + (2 x 0.587)
λmax = 1.053 + 1.375 + 1.174
λmax = 3.602
Karena CR > 0.1 → 0.519 > 0.1 maka hasilnya adalah tidak konsisten maka informasi
data harus dilakukan validitas kembali.
23
(Sumber: Pengolahan Data)
Tabel 4. 30 Interpretasi Perbandingan Berpasangan Alternatif dengan Kategori Kualitas dan Sub
Kategori Spesifikasi Sesuai Standar
.086
24
Karena CR < 0.1 → 0.086 < 0.1 maka hasilnya adalah konsisten maka informasi data
tidak perlu dilakukan validitas kembali.
25
λmax = (9 x 0.120) + (1.476× 0.621) + (8.2 x 0.258)
λmax = 1.08 + 0.917 + 2.116
λmax = 4.113
Karena CR > 0.1 → 0.959 > 0.1 maka hasilnya adalah tidak konsisten maka informasi
data harus dilakukan validitas kembali.
E. Kriteria Jaminan & Klaim dengan Sub Kriteria Klaim barang cacat
26
(Sumber: Pengolahan Data)
Karena CR > 0.1 → 0.641 > 0.1 maka hasilnya adalah tidak konsisten maka informasi
data harus dilakukan validitas kembali.
27
Laimei Keiji 1 1/7 3
Great Mountain 7 1 1/5
Nanthong 1/3 5 1
(Sumber: Pengolahan Data)
28
Untuk n = 3, maka nilai RI = 0.58
Karena CR > 0.1 → 2.639 > 0.1 maka hasilnya adalah tidak konsisten maka informasi
data perlu dilakukan validitas kembali.
Kualitas 0.729
Spesifikasi Sesuai
0.1 0.074 0.005 0.643 0.047 0.283 0.021
standar
Packaging &
0.9 0.120 0.079 0.621 0.408 0.258 0.169
Kuantiti Sesuai
Jaminan &
0.216
Klaim
TOTAL
Klaim Barang
0.875 0.120 0.023 0.597 0.113 0.282 0.053
Cacat
Pememcahan
0.125 0.286 0.008 0.350 0.009 0.364 0.010
Masalah 1.000
Jumlah 0.130 Jumlah 0.590 Jumlah 0.280
(Sumber: Pengolahan Data)
29
4.2.2 Metode Point Rating
30
4.2.3 Metode ABC Clasification
31
Tabel 4. 43 Penyerapan Dana Komoditas
Kuantitas
%
Satuan
(Dt)
No Penyerapan
Produk Produk Produk Satuan (pi) (Mi)
Dana (Pi)
Sprei Single Alat
1 Full 120 x set Rumah 20.94% 4000 Rp50.000,00 Rp200.000.000,00 12.13%
200 cm Tangga
Sprei Single Alat
2 Duo 120 x set Rumah 13.61% 2600 Rp130.000,00 Rp338.000.000,00 20.50%
200 Tangga
Sprei Alat
3 Queen 160 set Rumah 15.71% 3000 Rp70.000,00 Rp210.000.000,00 12.74%
x 200 cm Tangga
Sprei King
Alat
Bantal 2
4 set Rumah 26.18% 5000 Rp72.000,00 Rp360.000.000,00 21.84%
180 x 200
Tangga
cm
Sprei King
Alat
Bantal 4
5 set Rumah 13.09% 2500 Rp82.000,00 Rp205.000.000,00 12.43%
180 x 200
Tangga
cm
Sprei
Komponen
Alat
Bed Cover
6 set Rumah 2.09% 400 Rp102.000,00 Rp40.800.000,00 2.47%
King
Tangga
Rumbai
Bantal 2
7 Bed Cover set Alat 1.83% 350 Rp170.000,00 Rp59.500.000,00 3.61%
Single Full Rumah
32
120 x 200
Tangga
cm
Sprei
Komponen
Alat
Bed Cover
8 set Rumah 1.57% 300 Rp112.000,00 Rp33.600.000,00 2.04%
King
Tangga
Rumbai
Bantal 4
Alat
Bed Cover
9 set Rumah 3.93% 750 Rp245.000,00 Rp183.750.000,00 11.15%
King
Tangga
Alat
10 Balmut set Rumah 1.05% 200 Rp90.000,00 Rp18.000.000,00 1.09%
Tangga
Total 100.0 % 19100 Rp1.648.650.000,00 100%
(Sumber: Pengolahan Data)
Berikut ini merupakan contoh perhitungan untuk nilai pada tabel diatas, yaitu:
A. Menghitung jumlah penyerapan dana (Mi) untuk setiap jenis barang per tahun
(Mi)
Jadi, jumlah penyerapan dana untuk produk Sprei Single Full 120 adalah sebesar
Rp 200.000.000 per tahun.
(Rumus perhitungan tersebut berlaku untuk semua jenis produk)
B. Menghitung total penyerapan dana (M) dari setiap jenis produk
338.000.000 + … + … + 18.000.000
1.648.650.000
Jadi, total penyerapan dana dari semua jenis produk adalah sebesar
Rp1.648.650.000
33
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan persentase produk Sprei Single
Full 120 dari seluruh jenis produk sebesar 20.94 %
(Rumus perhitungan tersebut berlaku untuk semua jenis produk)
34
Kategori A Penyerapan dana sekitar 80% dari seluruh modal inventori dan jumlah
jenis barangnya sekitar 20%
Kategori B Penyerapan dana sekitar 15% dari seluruh modal inventori dan jumlah
jenis barangnya sekitar 30%
Kategori C Penyerapan dana sekitar 5% dari seluruh modal inventori dan jumlah jenis
barangnya sekitar 50%.
BAB V
PEMBAHASAN
35
baru untuk PT Duta Pratama Asia meliputi kriteria Harga, Kualitas dan Jaminan
dan Klaim. Untuk analisis bobot kriteria dan nilai performansi pemilihan supplier
baru dengan menggunakan program Expert Choice dapat dilihat pada tabel diatas.
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa kriteria kualitas memiliki bobot terbesar
yaitu0.729 disusul berturut-turut kriteria Jaminan & Klaim dengan bobot 0.216
dan terakhir kritera Hargadengan bobot 0.055. Hal inimenunjukkan bahwa para
responden dalam pemilihan supplier baru mengutamakan criteria kualitas sebagai
kriteria terpenting agar hasil produksi dari pabrik garmen tersebut bisa
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan bisa membuat konsumen puas,.
Kriteria jaminan & klaim menjadi kriteria kedua terpenting setelah kriteria
kualitasmenunjukkan bahwa para responden dalam memilih supplier baru
mengutamakan kondisikriteria Jaminan & klaim setelah kriteria kualitas. Jaminan
& klaim yang jelas dan baik dari supplier dapat membuat PT Duta Pratama Asia
merasa aman jiga ada hal hal atau promlem yang tidak diinginkan oleh PT Duta
Pratama Asia sehingga jika terjadi hal tersebut supplier bisa menjamin dan klaim
masalah tersebut sehingga tidak merugikan perusahaan.
Rencana pemilihan supplier baru dengan metode PR untuk PT Duta Pratama Asia
meliputi kriteria Harga, Kualitas, Jaminan & Klaim, Kelengkapan Dokumen dan
Waktu Pengiriman.
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa kriteria kualitas memiliki bobot terbesar
yaitu 0,3 disusul berturut-turut kriteria Jaminan & Klaim dengan bobot 0,25;
36
Harga dengan bobot 0,2; Kelengkapan dokumen dengan bobot 0,15 dan terakhir
kriteria waktu pengiriman dengan bobot 0,1.
Dari kelima kriteria diatas didapat LAIMEI KEIJI mendapatkan score terbesar
yaitu dengan score 74,5 disusul dengan supplier GREAT MOUNTAIN sebesar 73
dan terkahir supplier NANTHONG sebesar 71,25.
Agar pengelolaan inventori PT Duta Pratama Asia menjadi maksimal yang pada
akhirnya agar penyerapan dana inventori nantinya bisa jadi rendah didapat
diklasifikasikan 10 item barang yang dimiliki tersebut dengan menggunakan
metode ABC dimana penyerapan tertinggi adalah Sprei Single Duo 120 x 200
sebesar 20.50% dan penyerapan dana terendah adalah Balmut sebesar 1.09%.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Hasil penelitian atas rencana pemilihan supplier baru untuk PT. Duta Pratama Asia
dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut:
37
2. Hasil penelitian atas rencana pemilihan supplier baru untuk PT. Duta Pratama
Asia dengan menggunakan metode PR adalah sebagai berikut:
3. Hasil penelitian atas pengelolaan inventori untuk PT. Duta Pratama Asia dengan
menggunakan metode ABC adalah sebagai berikut:
38