Anda di halaman 1dari 8

PERBAIKAN FABRIKASI PALLET BOX DENGAN

DESIGN FOR MANUFACTURING (DFM)


UNTUK MEMINIMASI BIAYA PRODUKSI DAN KUALITAS
Rohmat Handoko
Program Studi Magister Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
rohmat.handoko@gmail.com

ABSTRAK
Improvement of product was needed by every company to increase process efficiency. One of the product
improvement methods is approached by design for manufacturing (DFM). This method is design method to be
used to product fabrication considering minimum cost of component, assembly and overhead. PT.Indo Mada Yasa
that fabricated pallet box had focus on reducing component and improve production process. Reducing
component conducted by eliminate non added value material but still considering quality of the product.
Production process can be improved by simplifying the production process. The main goal implementation of of
process efficiency is mimimize cost of production and quality. Result of DFM method implementation to produce
1 piece of pallet box will minimize the production cost until 20.0 % and minimize quality cost until 27.1%.

Keywords: Design for manufacturing, Cost of production, Cost of Quality

1. PENDAHULUAN fabrikasinya. Kenaikan biaya produksi dan


biaya kualitas tersebut tidak langsung dapat
1.1 Latar Belakang menaikkan harga pallet box ke pelanggan.
PT.Indo Mada Yasa adalah salah satu
perusahaan jasa fabrikasi yang terletak di Dengan kondisi tersebut, salah satu jalan agar
Tangerang dengan salah satu produksinya harga jual tetap kompetitif dan keuntungan
adalah pallet box. Produk tersebut digunakan tetap terjaga adalah dengan melakukan efisiensi
pelanggan sebagai penampung produk proses produksi (Juran, 1998). Efisiensi proses
komponen automotif. Pallet box merupakan produksi fabrikasi pallet box dapat dilakukan
produk fabrikasi yang saat ini permintaannya dengan pengurangan material, pengurangan
selalu ada dan diminati pelanggan. Pallet jumlah komponen, pengurangan biaya
tersebut menggunakan bahan baku utama perakitan dan menurunkan biaya pendukung
berupa besi siku, besi pipa dan pelat besi. Biaya produksi (Ulrich, 2000). Metode tersebut
produksi pembuatan pallet box sangat dikenal dengan nama design for manufacturing
dipengaruhi oleh kenaikan harga material besi atau DFM.
dan juga biaya tenaga kerja akibat kenaikan
upah minimum kota (UMK) Tangerang. 1.2 Perumusan Masalah
Menurut harian Republika (2015), kenaikan Masalah yang terjadi pada pembuatan pallet
biaya upah minimum kota (UMK) Tangerang box dapat dirumuskan:
akan naik 11.5% atau naik Rp 313.970 di tahun a. Proses fabrikasi cukup rumit yang
2016. Selain dari faktor eksternal, kenaikan bersumber dari terbatasnya informasi
biaya produksi juga disebabkan karena faktor persyaratan produk dari pelanggan.
internal seperti naiknya biaya kualitas akibat b. Biaya produksi dan kualitas cenderung
biaya pencegahan dan biaya kegagalan produk naik akibat dari kerumitan proses yang
pallet box (Schiffauerova, 2006). Faktor terjadi.
internal lainnya adalah tingkat kerumitan
proses fabrikasi yang cukup tinggi (Dharyu, 1.3 Pembatasan Masalah
2009) dalam proses pembuatan pallet box. Masalah yang diteliti dibatasi pada proses
Kerumitan proses yang terjadi dikarenakan fabrikasi pembuatan pallet box di PT.Indo
pelanggan memberikan informasi yang Mada Yasa Tangerang. Masalah yang diteliti
terbatas, sehingga perusahaan harus dibatasi dari sumber masalah yang bersumber
menanggung resiko kegagalan dalam dari internal perusahaan.

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 85
Biaya pendukung produksi adalah biaya yang
1.4 Tujuan dan Manfaat dikeluarkan dalam rangka memperlancar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk proses produksi. Cara mengurangi biaya
a. Menyederhanakan proses fabrikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
sehingga efektif dan efisien. meminimalkan sistem yang rumit, merancang
b. Menurunkan biaya produksi dan kualitas. error proofing dan menurunkan biaya
Overhead.
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini
adalah perusahann dapat melakukan perbaikan 2.2 Kualitas
proses fabrikasi untuk meminimasi biaya Kualitas adalah spesifikasi dari produk yang
produksi dan kualitas sehingga profit dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
perusahaan dapat ditingkatkan. Kualitas juga berarti terbebas dari kegagalan
(Juran, 2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Design for manufacturing (DFM) 2.3 Penelitian terdahulu
Design for manufacturing (DFM) adalah a) Yogi Khairi Hasibuan (2013) melakukan
praktek pengembangan manufaktur melalui penelitian dengan judul “Rancangan
proses pengembangan produk (Ulrich, 2000). perbaikan stopcontact melalui pendekatan
metode DFMA (Design for Manufacturing
a) Biaya Komponen and Assembly)”. Hasil penelitian
Biaya komponen terdiri dari biaya yang membuktikan bahwa waktu perakitan
dikeluarkan untuk membeli komponen yang berkurang 19.57%, jumlah komponen
dibeli dari pemasok dan biaya yang dikeluarkan 25.53% dan biaya perakitan hingga
untuk pembuatan komponen khusus (Custom 19.14%.
parts made) baik yang dibuat sendiri maupun b) Carlos Eduardo (2013) melakukan
dibeli dari pemasok sesuai dengan spesifikasi. penelitian dengan judul “Integration of
Untuk mengurangi biaya komponen dapat computer simulation in design for
dilakukan dengan cara memahami kendala manufacturing and assembly”. Hasil
proses dan biayanya, menghilangkan tahapan penelitian membuktikan bahwa produksi
proses yang tidak memberi nilai tambah, naik 9.94% dan rata-rata penjualan naik
memilih proses yang paling ekonomis untuk $415.
membuat komponen, standarisasi komponen c) Syam Prasad (2014) melakukan penelitian
dan proses dengan melakukan peningkatan dengan judul “Design for Manufacturing
produksi untuk penurunan biaya komponen. (DFM) approach for Productivity
Untuk melakukan efisiensi komponen dapat Improvement in Medical Equipment
menggunakan metode Design for assembly Manufacturing”. Hasil tersebut
(DFA). Metode ini harus dilakukan terlebih membuktikan bahwa terjadi pengurangan
dahulu sebelum melakukan design for waktu 75% dan biaya produksi 8%.
manufacturing (Boothroyd, 2002).

b) Biaya Perakitan
Biaya perakitan terdiri dari biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja, equipment dan
tooling. Untuk mengurangi biaya perakitan
dilakukan dengan cara melakukan Integrated
Parts. Manfaat dari komponen yang
terintegrasi agar tidak perlu dirakit, lebih murah
untuk dibuat daripada menggabungkan
sejumlah individual part, dan memungkinkan
fitur critical dapat dikontrol saat proses
fabrikasi. Cara lain adalah dengan
memaksimalkan untuk mudah dirakit (Ease to
Assembly).

c) Biaya Pendukung Produksi

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 86
d) Nitesh Prakash (2014) melakukan Tool Assembly”. Hasil penelitian
penelitian dengan judul “New Product membuktikan bahwa terjadi penurunan
Development by DFMEA and Rapid biaya perakitan 21% dan efisiensi desain
Prototyping”. Hasil penelitian 26.5%.
membuktikan bahwa terjadi pengurangan
komponen pada centre entry design dari 18 3. METODOLOGI PENELITIAN

ke 8, Side entry design dari 18 ke 7, Top Metodologi penelitian yang digunakan


entry design dari 23 ke 6. mengikuti alur seperti dalam gambar 1.
e) Nilesh kailas (2015) melakukan penelitian
dengan judul “Design for Manufacture and
Assembly (DFMA) Analysis of Burring
Gambar 1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif memperoleh gambaran tentang penelitian-


berupa perhitungan minimasi biaya produksi penelitian lain yang berhubungan dengan
dan biaya kualitas sesudah penerapan Design penelitian dalam tesis ini. Studi kepustakaan
for Manufacturing (DFM). Studi kepustakaan dalam rangka penelitian tesis dilakukan
yang diperlukan juga digunakan untuk dengan mempelajari sejumlah literatur, jurnal,
penyelesaian masalah dalam penelitian ini. paper, naskah akademis dan tesis sebelumnya
Studi kepustakaan juga diperlukan untuk untuk memberikan kerangka teori bagi

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 87
penelitian ini. Pengambilan data pada dapat dilakukan dengan membuat laporan
penelitian ini adalah dengan data primer dan pengukuran. Untuk memastikan apakah hasil
data sekunder. Data primer disini adalah data penelitian bisa berjalan dengan baik (good
yang diambil langsung dari sumber data performance) dan untuk mengetahui apakah
dengan melakukan kunjungan dan penelitian hasil efektif, maka validasi dilakukan dengan
di lokasi workshop dan kantor PT.Indo Mada melakukan pengujian performa produk
Yasa Tangerang untuk mengambil data-data (Maynard, 2004).
seperti data penawaran dan rincian order yang
diminta pelanggan, data produksi, data cacat, 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
data perawatan alat dan mesin, data pembelian DATA
dan spesifikasi material, drawing, sampel 4.1 Pengurangan biaya komponen
prototype dan data improvement proses dan Pengurangan biaya komponen dilakukan
produk. Data sekunder adalah data yang dengan menggunakan pendekatan design for
bersumber dari referensi-referensi terkait assembly (DFA). Metode tersebut digunakan
dengan penulisan tesis, baik berupa data untuk mengurangi jumlah komponen atau
hardcopy ataupun softcopy. efisiensi komponen. Pada fabrikasi pallet box
Untuk memastikan apakah semua elemen dilakukan dengan cara perbaikan pada
persyaratan design for manufacturing (DFM) komponen kaki pallet dari sebelumnya proses
dan hasilnya sudah memenuhi persyaratan, bubut (CNC) diubah menjadi proses
maka dilakukan verifikasi untuk pengepresan. Perbaikan komponen pada kaki
membuktikannya. Untuk memastikan palet seperti dalam gambar 2.
terhadap pemenuhan persyaratan tersebut

Gambar 2. Perbaikan komponen kaki pallet

Pengurangan biaya komponen dengan kekuatan beban. Metode las interkenit seperti
mengubah proses bubut (CNC) menjadi press dalam gambar 3.
dan las mengurangi waktu pembuatan 1 kaki
pallet box dari 180 menit turun menjadi 160
menit. Pengurangan biaya turun dari
Rp.102.500 menjadi Rp.43.000.

4.2 Pengurangan biaya perakitan


Pengurangan biaya perakitan dilakukan dengan
melakukan efisiensi perakitan atau
mempermudah proses perakitan. Untuk
mempermudah proses perakitan pallet box
dilakukan dengan mengubah metode full las
menjadi interkenit las (titik pengelasan pada
jarak 30-50 cm). Untuk membuktikan bahwa
las interkenit memiliki kualitas yang sama
dengan full las, maka produk diuji dengan uji

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 88
Rp.14.000. Untuk waktu yang dibutuhkan
berkurang dari 20 menit menjadi 10 menit.
4.3.2 Penggunaan tiner pengganti powder
coating
Pada proses pengecatan pallet box fungsi
powder coating akan membuat hasil
pengecatan lebih halus dan tahan lama. Namun
demikian persyaratan kualitas pengecatan tidak
disyaratkan oleh pelanggan dengan powder
coating, sehingga penggnatian dengan tiner
diijinkan. Pengurangan biaya pendukung
produksi dengan menggunakan tiner sebagai
pelapis awal turun dari Rp.32.000 menjadi
Rp.6.000.
4.3.3 Penggunaan las dengan CO
Gambar 3. Las interknit pada body dengan Dalam penggunaan yang lebih besar las CO
rangka palet lebih murah dibandingkan dengan las listrik
untuk produksi sebuah pallet box. Perubahan
Pengurangan biaya perakitan dengan bahan pengelasan tersebut menurunkan biaya
mengubah proses las secara full menjadi pendukung produksi dari Rp.69.000 menjadi
interkenit dapat mengurangi waktu perakitan Rp.65.000. Waktu proses berkurang dari 170
body ke rangka pallet dari 170 menit turun menit menjadi 140 menit. Ilustrasi pengelasan
menjadi 140 menit. Pengurangan biaya turun dengan bahan CO seperti dalam gambar 4.
dari Rp.47.000 menjadi Rp.37.500.
4.3 Pengurangan biaya pendukung
produksi
Pengurangan biaya pendukung produksi
dilakukan dengan meminimalkan pekerjaan
yang rumit dan dengan menghilangkan proses
yang tidak memberi nilai tambah.
4.3.1 Menghilangkan pengamplasan
dengan pemberian anti oksidan
Antioksidan adalah cairan yang digunakan
untuk melapisi rangka dan body pallet box
sebagai pelindung terhadap kotoran dari proses
pengelasan. Penambahan antioksidan akan
menambah biaya untuk pembelian bahan
antioksidan, namun tanpa menggunakan anti Gambar 4. Pengelasan dengan CO
oksidan akan menyebabkan proses tambahan
yaitu pembersihan kotoran akibat pengelasan 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dengan pengampelasan. Proses tersebut Perhitungan biaya produksi dilakukan dengan
memerlukan biaya yang lebih besar mempertimbangkan penurunan biaya
dibandingkan dengan penambahan anti komponen. Setelah perhitungan biaya produksi,
oksidan. Pengurangan biaya pendukung didapatkan biaya produksi sebelum laba seperti
produksi dengan menghilangkan proses dalam tabel 1.
pengamplasan dengan penambahan anti
oksidan turun dari Rp.20.000 menjadi

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 89
Tabel 1. Total biaya produksi pallet box
Biaya Komponen Biaya Biaya Tenaga Overhead Biaya total
(material) Komponen Kerja (20%) (sebelum laba)
Sebelum penerapan DFM
Rp. 971.000 Rp. 949.000 Rp. 110.000 Rp.406.800 Rp. 2.436.000
Setelah penerapan DFM
Rp. 735.000 Rp. 779.000 Rp. 110.000 Rp.324.800 Rp. 1.948.800

Setelah penerapan design for manufacturing


Dari data di atas maka minimasi biaya produksi (DFM) maka didapatkan penurunan biaya
untuk membuat 1 buah pallet adalah sebagai produksi sebesar Rp.487.200 atau penurunan
berikut ini: sebesar 20%.
Minimasi = Biaya produksi sebelum penerapan Perhitungan biaya kualitas dilakukan dengan
DFM – setelah penerapan DFM mempertimbangkan penurunan biaya perakitan
Minimasi = Rp.2.436.000 – Rp.1.948.800 = dan biaya pendukung produksi. Penurunan
Rp.487.200. biaya kualitas seperti tabel 2.

Tabel 2. Biaya kualitas sebelum dan setelah penerapan DFM


Perbaikan Biaya Kualitas Penurunan
Sebelum penerapan DFM Sesudah penerapan DFM biaya kualitas

Pelapisan cairan Tidak dilapisi Dilapisi Rp.6.000


anti oksidan Biaya: Rp. 20.000 /unit Biaya: Rp.14000/ unit
(pelindung las) (termasuk biaya amplas (tanpa pengamplasan)
hasil las)
Las interknit pada Full las Setiap 30-50 cm Rp.9.500
plat Biaya: Rp. 47.000/ unit Biaya: Rp. 37.500/ unit
Penggunaan bahan Las listrik Las CO Rp.4.000
las Biaya: Rp.69.000/ unit Biaya: Rp.65.000/ unit
Penggantian Coating Thinner Rp.26.000
pelapis cat Biaya: Rp.32.000 / unit Biaya : Rp.6.000/ unit
Total Biaya Rp.168.000 Rp.122.500 Rp.45.500

b) Biaya pengembangan (Development Cost)


Dari data di atas maka minimasi biaya kualitas jauh lebih murah, dikarenakan resiko
untuk membuat 1 buah pallet adalah sebagai kegagalan produk dan proses sudah
berikut ini: direncanakan.
Minimasi = Biaya kualitas sebelum penerapan c) Kualitas produk (Product Quality)
DFM – setelah penerapan DFM meningkat, karena quality cost menjadi
Minimasi = Rp.168.000 – Rp.122.500 bahan pertimbangan dalam penerapan
Minimasi = Rp.45.500 fabrikasi pembuatan produknya.
Setelah penerapan rancangan design for d) Faktor eksternal (External Factors)
manufacturing (DFM) maka didapatkan • Penggunaan ulang produk (reuse)
penurunan biaya kualitas sebesar Rp.45.500 sebagai tempat menyimpan barang lain
atau penurunan sebesar 27.1%. selain komponen otomotif.
• Life cycle costs cukup kecil,
5.1 Analisa Pengaruh Keputusan Design for dikarenakan produk ini bisa terus
manufacturing (DFM) dikembangkan dengan memodifikasi
a) Waktu pengembangan (Development Time) komponennya. Misalnya pada pelat
lebih cepat dikarenakan sudah diberi lubang aliran udara untuk
direncanakan dengan lebih teliti dan membantu pendinginan komponen.
terukur.

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 90
5.2 Verifikasi dan validasi persyaratan dimensi pallet box. Hasil verifikasi
Verifikasi dilakukan dengan melakukan seperti dalam tabel 3.
pengukuran pengaruh penerapan DFM
terhadap produk akhir pallet box terhadap

Tabel 3. Hasil verifikasi


Nr Parameter Spesifikasi Aktual Keputusan
1. Panjang 890 ± 3 mm 890.2 mm Memenuhi spesifikasi
2. Lebar 740 ± 3 mm 740.5 mm Memenuhi spesifikasi
3. Tinggi 702 ± 3 mm 702.4 mm Memenuhi spesifikasi

Dari hasil verifikasi tersebut perbaikan pada Validasi dilakukan dengan melakukan
pallet box dengan metode design for pengujian fungsi produk dan kehandalannya.
manufacturing (DFM) tidak mempengaruhi Hasil verifikasi seperti dalam tabel 4.
persyaratan dimensi produk yang disyaratkan
pelanggan.

Tabel 4. Hasil validasi


Nr Item Spec Actual Keputusan
1 Pengujian
Uji beban 500 Kg 510 Kg Memenuhi spesifikasi
2 Uji susun 3 susun tidak 3 susun tidak Memenuhi spesifikasi
miring/ jatuh miring/ jatuh
3 Uji karat Uji air garam / hujan Tidak karat Memenuhi spesifikasi
tidak karat

REFERENSI
Dari hasil validasi tersebut perbaikan pada
pallet box dengan metode design for Boothroyd, Geoffrey, Dewhurst, P. and Knight,
manufacturing (DFM) tidak mempengaruhi W., 2002. Product Design for Manufacture
persyaratan fungsi produk yang disyaratkan and Assembly. Marcel Dekker. NewYork
pelanggan. Carlos Eduardo Sanches da Silva, Eduardo
Gomes Salgado, Carlos Henrique Pereira
5. KESIMPULAN Mello, Eduardo da Silva Oliveira &
Hasil penelitian menunjukan bahwa Fabiano Leal, 2014. Integration of
metode design for manufacturer (DFM) dapat computer simulation in design for
membantu menyelesaikan dan mengurangi manufacturing and assembly, International
kompleksitas pekerjaan atau tingkat kerumitan Journal of Production Research, 52:10,
proses dengan efektif. DFM juga mampu 2851-2866,DOI: 10.1080/00207543.2013.
melakukan efisiensi proses fabrikasi menjadi 853887
lebih efektif dan efisien. Output akhir dari Dewi. Dharu, 2009. Peluang dan Tantangan
penelitian dapat diukur sehingga membantu Industri Manufaktur dalam Mendukung
untuk pengambilan keputusan pada pekerjaan Program PLTN Pertama di Indonesia,
yang rumit. Pada studi kasus pembuatan 1 buah Seminar Nasional V SDM Teknologi
palet di PT.Indo Mada Yasa, penelitian ini Nuklir, Yogyakarta, 5 November 2009,
dapat meminimasi biaya produksi sebesar Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
20.0% dan biaya kualitas sebesar 27.1%. Juran, J. M., 1994. Juran’s Quality Handbook,
Fifth Edition, McGraw Hill, Singapore
Kailas. Nilbly. 2015. Design for Manufacture
and Assembly (DFMA) Analysis of
Burring Tool Assembly. International
Research Journal of Engineering and

Perbaikan fabrikasi (Rohmat Handoko) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411- 6340 91
Technology (IRJET), Volume: 02 Issue: 06
| Sep-2015
Prakash.Nitesh.Wankhade. 2014. New Product
Development by DFMA and Rapid
Prototyping. ARPN Journal of Engineering
and Applied Sciences, VoL. 9, No. 3, March
2014, School of Mechanical and Building
Sciences, VIT University, Chennai, India
Republika, 2015. UMK Tangerang
Diperkirakan Naik 11,5 Persen, Online ,
diakses 10 Februari 2016. Available at:
http://nasional.republika.co.id/berita/nasi
onal/jabodetabek-nasional/15/10/31/nx2ov
9284-umk-tangerang-diperkirakan-naik-
115-persen
Syam Prasad, 2014. Design for Manufacturing
(DFM) approach for Productivity
Improvement in Medical Equipment
Manufacturing, International Journal of
Emerging Technology and Advanced
Engineering, Website: www.ijetae.com
(ISSN 2250-2459, ISO 9001:2008
Certified Journal, Volume 4, Issue 4, April
2014)
Schiffauerova, A. and Thomson, V. 2006, “A
review of research on cost of quality
models and best practices”, International
Journal of Quality and Reliability
Management, Vol.23, No.4.
Ulrich. K. T., dan S. D. Eppinger.1995. Product
Design and Development. Mc Graw Hill,
Singapore
Yogi Khairi Hasibuan, 2013. Rancangan
perbaikan stopcontact melalui pendekatan
metode DFMA (Design for Manufacturing
and Assembly) pada PT.XYZ, e-Jurnal
Teknik Industri FT USU Vol 1, No.2,
Maret 2013 pp. 34-39

92

Anda mungkin juga menyukai