Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Manajemen persediaan
Mata Kuliah : manajemen keuangan 1
Dosen pengampu : Dianty Putri Purba, SE, M.Si.

Nama: harapan kindo purba


Nim: 213304040014

Prodi d3 keuangan dan perbankan


Fakultas ekonomi
Universitas prima Indonesia
2022

Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
mengenai manajemen persediaan disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas Mata kuliah manajemen keuangan 1
Demikian pula saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
sayai masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi
maupun tata bahasa. Namun, saya tetap berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
penulisan makalah ini sangat saya harapkan dengan harapan sebagai
masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah saya
berikutnya. Untuk itu saya ucapkan terima kasih .

Medan 7 februari 2023

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka
banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar.Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin
dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka
hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal
kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus
menerus mengalami perubahan dan perputaran. Dalam suatu perusahaan,
pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam
mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa
unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru
diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri
harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti dan
relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang
diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga
pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan
mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan
digudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan
kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar. Dari penjelasan diatas, maka dapat
diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan.Dalam hal ini
penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana
persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu 6 perusahaan
agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang
diinginkan.Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan merupakan barang
dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan?
2.Jelaskan yang termasuk jenis jenis manajemen persedian
3.Bagaimana model manajemen persediaan tradisional?
4.Bagiamana model manajemen persediaan JIT?
5.Apa itu teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk mengelola
persediaan?
1.3.tujuan
1.mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan
2.mengetahui jenis jenis manajemen persediaan
3.mengetahui model manajemen persediaan tradisional
4.mengetahui model manajemen persediaan jit
5.mengetahui teori kendala manajemen persediaan

BAB II PEMBAHASAN
2.1.pengertian manajemen persediaan
Manajemen persediaan adalah bagian dari manajemen rantai pasokan atau suang
melibatkan pengawasan aliran barang dari produsen ke gudang ke titik penjualan.
Fungsi utama dari manajemen persediaan adalah menyimpan catatan rinci tentang
produk baru dan produk yang dikembalikan saat mereka memasuki atau
meninggalkan gudang atau tempat penjualan.
Sementara proses manajemen persediaan bisa lebih kompleks dalam organisasi
yang lebih besar, proses dasarnya sama: barang diterima ke gudang dan diletakkan
di rak atau ke area persediaan, kemudian dipindahkan ke fasilitas produksi di mana
barang tersebut dibuat menjadi barang jadi dan kemudian dikirim langsung ke
pelanggan.
Di perusahaan yang lebih kecil, barang yang diterima dari produsen dapat langsung
masuk ke area stok. Untuk distributor grosir, barangnya adalah produk jadi, bukan
bahan mentah.
Proses manajemen persediaan memerlukan penggunaan berbagai jenis data untuk melacak
barang, termasuk jumlah barang, harga pokok barang, nomor seri, nomor lot dan tanggal.

2.2.jenis jenis manajemen persediaan


1. Bahan Baku (Barang Mentah)

Bahan baku merupakan salah satu jenis persediaan yang pertama, bahan baku merupakan
bahan yang wajib dan harus ada karena tanpa adanya bahan baku maka barang jadi tidak
akan selesai dibuat.

Manajemen persediaan juga harus memastikan adanya stok bahan baku untuk proses
produksi.

2. Barang Dalam Proses (Barang Setengah Jadi)

Tidak sedikit perusahaan yang akan mengirimkan suatu barang setengah jadi atau barang
dalam proses ini ke pabrik yang lainnya untuk dapat dilanjutkan menjadi barang jadi.

Manajemen persediaan ini akan memperhitungkan seberapa besar barang dalam proses ini
diteruskan supaya bisa memenuhi permintaan pasar dan sesuai jadwal produksi.

3. Barang Jadi

Agar sebuah perusahaan memperoleh keuntungan secara maksimal maka pengaturan


persediaan barang perlu dilakukan secara matang dan berdasar kondisi pasar, internal
ataupun eksternal.

Setelah barang jadi maka perlu dikirim atau pendistribusian kepada pihak ke tiga atau agen-
agen yang sudah terdaftar.

4. Barang Suplai

Seseorang yang bertugas untuk dapat mengatur persediaan tentunya harus pandai untuk
mengelola semua persediaan yang digunakan untuk produksi ataupun yang tidak.

Kalau kita melihat dari sisi permintaan maka manajemen persediaan terbagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :

Barang Mentah Dan Barang Setengah Jadi

Barang jenis ini tergantung oleh sebuah proses produksi bukan karena adanya permintaan
pasar atau bahasa inggrisnya dependent demand inventory.

Barang Jadi
Barang jadi dapat ditentukan oleh permintaan pasar atau bahasa inggrisnya independent
demand inventory.

Sedangkan dalam ilmu manajemen persediaan tak hanya untuk mengelola beberapa
persediaan saja melainkan barang cacat atau tidak lolos SOP, suku cadang dan memo
persediaan.

2.3. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL


Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan untuk
memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang, kulaitas, rekayasa produk,
harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon pelanggan, waktu
tunggu dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Memahami manajemen persediaan tradisional memberikan latar
belakang yang diperlukan untuk memahami keunggulan metode manajemen
persediaan yang digunakan dalam lingkungan manufaktur yang canggih, seperti JIT
dan teori kendala.
Biaya Persediaan
biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan, jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka
biayanya Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber
luar, maka disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan
adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan.Contohnya
mencakup biaya pemrosesan pesanan (biaya administrasi dan dokumen), biaya
asuransi untuk pengiriman, dan biaya pembongkaran. Biaya persiapan atau
penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga
dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Contohnya
adalah upah pekerja bagian produksi yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi
yang tidak terpakai (penghasilan yang hilang), dan biaya uji coba produksi (tenaga
kerja, bahan baku dan overhead). 8 Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang
menyimpan persediaan contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan,
biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan
ruang penyimpanan persediaan. Biaya pemesanan dan persiapan mempunyai sifat
yang sama, keduanya mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
persediaan. Satu-satunya perbedaan terletak pada sifat aktivitas sebelum perolehan
(mengisi formulir dan menempatkan pesanan versus menyiapkan peralatan dan
fasilitas). Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti, maka akan timbul kategori
keiga dari biaya persediaan yang disebut biaya habisnya persediaan. Biaya habisnya
persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk
ketika diminta pelanggan.Contohnya penjualan yang hilang, biay ekspedisi, serta
biaya akibat produksi yang terganggu
Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan
Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan
dengan persediaan.Namun, meminimalkan biaya penyimpanan mendukung
pemesanan atau produksi dalam jumlah kecil, sedangkan meminimalkan biaya
pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah besar dan jarang (meminimalkan
biaya persiapan mendukung operasi produksi dalam waktu yang lama dan
jarang).Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaannya
sedikit atau bahkan tidak ada.Sementara itu, meminimalkan biaya pemesanan atau
biaya persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan unuk
menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan
pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alas an perusahaan memilih
untuk menyimpan persediaan. Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan
utama kedua untuk memiliki persediaan.Persediaan komponen dan bahan mentah
sering dipandang perlu karena ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan penyangga
untuk komponen dan bahan baku diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila
terjadi keterlambatan pengiriman atau 9 berhentinya pengiriman (pemogokan,
cuaca yang buruk, dan kebangkrutan adalah contohcontoh kejadian tidak pasti yang
dapat menyebabkan terputusnya pasokan).
2.4.model manajemen persediaan JIT

Pengertian Sistem Produksi Just In Time (JIT) – Just In Time atau  sering disingkat
dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan pada waktu yang tepat sesuai dengan jumlah yang dikehendaki oleh
pelanggan tersebut. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang
berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Dengan adanya sistem JIT, kita telah dapat mengatasi 3 pemborosan (overproduction,
excess inventory dan waiting) diantara 7 pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari
dalam sistem produksi Toyota.

Playvolume00:00/00:00TRUVIDAILY 4 - INDONESIATruvidfullScreen

Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah
Tepat Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia
sering disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua
persediaan bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya
dengan jumlah yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula.  Dengan
demikian Stock Level atau tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen,
bahan semi jadi (WIP atau Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada
tingkat atau jumlah yang paling minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam
mengoptimalkan Cash Flow dan menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat
kelebihn bahan baku dan barang jadi.
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan
produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan
produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada umumnya, perusahaan-
perusahaan manufakturing modern saat ini menggunakan berbagai perangkat lunak
(Software) yang canggih dalam merencanakan jadwal produksi yang didalamnya juga
termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian jumlah
persedian (Inventory). Software Produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran
informasi mulai dari Pemasok (vendor) hingga ke Pelanggan (Customer) melalui
Electronic Data Interchange (EDI) untuk memastikan kebenaran sampai ke data-data
yang paling rinci (detail).

Kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan


dalam Sistem Produksi JIT ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur
Handphone, perusahaan tersebut harus dapat menerima jumlah dan model LCD display
yang benar dan dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD Display tersebut
diharapkan untuk dapat mengirimkannya dan tiba di gudang produksi dalam batas waktu
yang sangat singkat. Sistem permintaan bahan-bahan Produksi demikian biasanya
disebut dengan “Pull System” atau “Sistem Tarik”.

Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)


Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi JIT,
diantaranya sebagai berikut :

1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat
penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya
asuransi.
2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan
akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang
akan menjadi semakin rendah.
4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan
mendadak dalam permintaan.
5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh
Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan
pengerjaan ulang.
Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)
Meskipun banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih
memiliki kelemahan, yaitu :

1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau
“Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan
perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi
yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan
produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
2. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas
maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan
manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok
akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah
direncanakan.
3. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi
permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk
jadi yang lebih.

Banyak Perusahaan Manufakturing yang menerapkan sistem produksi Just In Time ini
menikmati keuntungan yang signifikan seperti Toyota dan beberapa perusahaan
manufaktur Jepang yang telah menerapkannya sejak tahun 1950an . Namun
keberhasilan Sistem Produksi Just In Time sangat tergantung pada komitmen seluruh
karyawan perusahaan mulai dari lebel yang terendah hingga pada level yang tertinggi.

2.5. teori kendala manajemen persediaan


Teori kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya.
Teori kendala mengembangkan pendekatan yang spesifik untuk mengendalikan kendala,
untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus meneurs bagi suatu perusahaan.

Konsep-konsep dasar:

Terdapat tiga ukuran kinerja perusahaan yaitu

a. lintas cepat (throughtput) merupakan suatu ukuran dimana suatu perusahaan


menghasilkan uang melalui penjualan.

134 b. Persediaan merupakan semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk

mengubah bahan baku mentah melalui lintas cepat.

c. Biaya-biaya operasional merupakan semua uang yang dikeluarkan perusahaan untuk


mengubah persediaan menjadi lintas cepat.
Perusahaan manufaktur dan jasa harus memilih campuran produk yang akan mereka
hasilkan dan jual. Keputusan tentang produk campuran dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Seorang manajer harus memilih alternatif-
alternatif yang memaksimalkan laba keseluruhan. Pendekatan yang biasa dipakai adalah
dengan mengasumsikan bahwa hanya biaya variabel berbasis unit relavan dalam keputusan
produk campuran.

Apabila perusahaan tidak menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan utk tiap
produk, maka keputusan produk campuran menjadi mudah sehingga menghasilakn produk
dalam jumlah yang tidak terbatas. Apabila terdapat keterbatasan sumber daya dan
permintaan pasar maka dalam pembuatan keputusan, harus mempertimbangkan kondisi
kendala. Kendala tersebut berupa kendala internal, kendala eksternal, kendala mengikat,
dan kendala kendur.

 Kendala internal adalah faktor-faktor yang membatasi yang berasal dari dlm perusahaan.
(Ketersediaan waktu mesin dlm beroperasi)

 Kendala eksternal adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar
perusahaan. (Permintaan pasar).

 Kendala-kendala mengikat adalah suatu produk campuran menggunakan semua sumber


daya yang memiliki kendala.

 Kendala-kendala kendur adalah kendala yang dimiliki oleh sumber daya yang tidak
sepenuhnya digunakan oleh suatu produk campuran.

Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan permintaan
diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya
perlu memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan. Total biaya
pemesanan (persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut:
TC =PD/Q + CQ/2 = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan Dimana: TC= Total biaya
pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan P= Biaya menempatkan pesanan dan
penerimaan pesanan (atau biaya persiapan pelaksanaan produksi) D= Jumlah permintaan
tahunan yang diketahui Q= Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau
ukuran lot produksi) C= Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun Biaya
penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang memiliki persediaan,
termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur. Tentu saja, model biaya persediaan
yang menggunakan biaya persediaan dan ukuran lot sebagai input hanya berklaku untuk
perusahaan yang memproduksi sendiri persediannya (komponen atau barang jadi). Agar
dapat mengilustrasikan aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan nilainilai berikut
diterapkan untuk sebuah komponen yang digunakan dalam reparasi lemari es (komponen
itu dibeli dari pemasok eksternal). 10 D= 10.000 unit Q= 1.000 unit P= $ 25 per pesanan C= $
2 per unit Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu
sebesar 10 (10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan biaya pemesana
dan penerimaan pesanan (D/QxP) menghasilkan total biaya pemesanan sebesar $250
(10x$25). Total biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah CQ/2;persamaan ini ekuivalen
dengan perkalian persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2) dengan biaya penyimpanan per
unit (C untuk pesanan sebnayak 1.000 unit dengan biaya penyimpanan sebesar $2 per unit,
persediaan rata-rata adalah 500 (1.000/2) dan biaya penyimpanan untuk tahun tersebut
adalah $1.000 (500x$2). (mengasumsikan persediaan rata-rata adalah Q/2 sama dengan
mengasumsikan persediaan di konsumsi secara merata) Dengan menerapkan persamaan 4.1
total biaya adalah $1.250 ($250 + $1000) namun, kuantitas pesanan sebanyak 1000 dengan
total biaya $1.250 mungkin bukan merupakan pilihan terbaik.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. KESIMPULAN
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangatpenting bagi
perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah
satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara
terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system akuntansi itu
sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti dan
relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
3.2. SARAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai