Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : H. Agus Ahmad Faruq, S.os.,MM

Disusun Oleh:
Nailul Mubarok
Rizfa Siti Nur Habibah

PROGRAM MANAJEMEN HAJI UMRAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT CIPASUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Manajemen
Persediaan tepat waktu. Makalah manajemen persediaan ini disusun guna
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah manajemen keuangan di Universitas
UNIK. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang manajemen persediaan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak H.Agus
Ahmad Furqon, selaku dosen manajemen persediaan. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Persediaan .............................................................. 3
B. Jenis-Jenis Persediaan ................................................................................. 4
C. Tingkat Perputaran Persediaan .................................................................... 5
D. Biaya Persediaan ......................................................................................... 7
E. Economical Order Quality .......................................................................... 8
F. Reorder Point............................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................11
PENUTUP ............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia,
maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin
dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka
hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting
bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan
salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, sistem
akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami
hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang
diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang
diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga
pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan di gudang
akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa
sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat
penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang

1
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen persediaan?
2. Apa sajakah jenis-jenis persediaan?
3. Apa sajakah tingkat perputaran persediaan?
4. Bagaimanakah biaya persediaan?
5. Bagaimanakah Economical Order Quantity?
6. Bagaimanakah Reorder Point?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian manajemen persediaan.
2. Mengetahui jenis jenis persediaan.
3. Mengetahui tingkat perputaran persediaan.
4. Mengetahui biaya persediaan.
5. Mengetahui Economical Order Quantity.
6. Mengetahui Recoder Point.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Persediaan


Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam operasi perusahaan,
selain itu persediaan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan
normal pada suatu perusahaan yang dilakukan secara rutin untuk memproduksi
barang yang selanjutnya ditimbulkan pada konsumen. Pengertian persediaan
menurut Freddy Rangkuti yaitu salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara continue diperoleh, diubah kemudian dijual kembali.
Sedangkan pengertian persediaan menurut C. Rolln Niwwonger, Philip E.
Fess dan Carl S. Wareen yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani
dan Taufik Hendrawan yaitu digunakan untuk mengindikasikan barang dagang
yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan
yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumber daya-
sumber daya organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang
dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan hanya merupakan suatu
sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan. Persediaan merupakan unsur yang paling
aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan industri serta perusahaan
jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti
perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang
seterusnya didapatkan.
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu
perusahaan. Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan
dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Penjualan

3
barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena
sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
B. Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri
pabrik (manufaktur), persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses
produksi. Karena itu jenis-jenis persediaan menurut Freddy Rangkuti berdasarkan
jenis dan posisi barang, terdiri dari :
1. Persediaan Bahan Baku (raw material stock)
2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased parts/components)
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock)
4. Persediaan Barang Setengah Jadi (work in process stock)
5. Persediaan Barang Jadi (finished good stock)
Adapun uraian dari jenis-jenis persediaan adalah sebagai berikut:
1. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang
digunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components),
yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan
barangbarang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu di
proses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang -
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual atau dikirim pada langganan.
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan
atas :

4
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita
membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang
lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya:
a) Potongan harga pada harga pembelian.
b) Efisiensi produksi.
c) Penghematan biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau
permintaan yang meningkat.
C. Tingkat Perputaran Persediaan
Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam
proses, barang jadi, suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur
umumnya mempunyai 3 jenis persediaan yaitu:
1. Bahan baku/material.
2. Barang dalam proses (barang setengah jadi).
3. Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang
tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode
pembelian.
3. Jumlah dana yang tersedia.
4. Daya tahan material
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan adalah :
1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi,
dapat diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan
kegiatan produksi.

5
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan
saat penyelesaian barang jadi.
3. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan.
Tingkat perputaran persediaan barang dagangan :
Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata

Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata-Rata

Harga Pokok Penjualan


= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata – Rata
Persediaan Awal + Persediaan Akhir tahun

Persediaan Awal + Persediaan Akhir Tahun


Persediaan Rata-Rata = _____________________________________
2
Persediaan Rata-rata =_________________________________________
2
365 Hari
Hari Rata – rata Barang di simpan digudang = ----------------------------------
365 Hari
Hari Rata-Rata Barang di simpan di gudang = ----------------------------------
Inventory Turnover

6
Inventory Turnover
Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp.
100.000.000,- dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.
150.000.000,-. Dalam laporan laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan
sebesar 315.000.000,-. Hitunglah berapa kali perputaran persediaan di gudang?

Jawab :
100.000.000,- +
150.000.000,- Persediaan Rata – rata = -------------------
---------------------
2
= 125.000.000,-

Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan = -------------
------------
Rata- rata persediaan

315.000.000,- Perputaran Persediaan =


------------------
125.000.000,-

= 2,52 kali
365 hari
Rata-Rata Barang di gudang = ----------- = 144, 84 hari sekali dalam
setahun 2,52 kali

D. Biaya Persediaan
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya
merupakann biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang
berubah-ubah karena adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam

7
gudang. Biaya tersebut akan naik kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang
disimpan. Adapun jenis biaya ini antara lain dalam bentuknya biaya modal yang
ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya asuransi persediaan, biaya atau upah
buruh yang mengurusi penerimaan barang.
Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya
inventory yang relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan
tidak memandang adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang
disimpan, misalnya depresiasi/penyusutan ruangan yang digunakan, biaya
pemeliharaan gudang, pajak, pemanasan, buruh penjaga gudang.
Ada 3 macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu:
1. Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)
Contohnya : biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penangannya
(bongkarmuat), potongan harga karena jumlah pembelian besar.
2. Carrying cost (biaya penyimpanan)
Contohnya : biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan.
3. Biaya persediaan pengaman
Contohnya : kehilangan penjualan, kehilangan kepercayaan pelanggan,
gangguan jadwal produksi..
E. Economical Order Quality
Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang
dapat diperoleh dengan biaya yang mininmal, atau sering dikatakan sebagai jumlah
pembeliaan yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang
optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan
tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan
jumlah persediaan yang dibeli/disimpan maupun biaya variabel yang sifat
perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut.
Biaya variabel dari inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam :
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini
sering dinamakan procurement costs” atau set-up costs.
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya average inventory
yang biasa disebut storage atau carrying costs.

8
Cara menentukan besarnya EOQ
EOQ =
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhan selama satu periode tertentu, misalnya 1
tahun.
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase
dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.
Syarat utama dalam metode economical order quality (EOQ), adalah:
1. Harga pembelian bahan per unitnya konstan.
2. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia di pasar.
3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang ini
berarti kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.
F. Reorder Point
Reorder Point adalah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan lagi
sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu
adalah tepat pada waktu di mana persediaan di atas safety stock sama dengan nol.
Dengan demikian diharapkan dating-nya material yang dipesan itu tidak akan
melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock. Dalam penentuan reorder
point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang
(procurement leadtime).
2. Besarnya safety stock.
Cara menentukan Reorder Point
1. Menetapkan jumlah penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan
persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari
penggunaan selama “lead time” dan ditetapkan bahwa “lead time”-nya adalah
5 minggu, sedangkan kebutuhan material setiap minggunya adalah 40 unit.
Reorder Point = (5 x 40) + 50% (5 x 40)
= 200 + 100
= 300 unit

9
2. Dengan menetapkan penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan
selama 4 minggu. Reorder Point = (5 x 40) + (4 x 40)
= 200 + 160
= 360 unit
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya
adalah pada jumlah 360 unit, yang ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada
waktu jumlah persediaan tinggal 360 menit. Apabila pesanan, baru dilakukan
sesudah persediaan tinggal 300 unit, maka ini berarti bahwa pada saat barang yang
dipesan datang, perusahaan terpaksa sudah mengambil material dari safety stock
sebesar 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan persediaan dalam gudang tinggal
100 unit (300 - 200), padahal safety stock telah ditetapkan sebesar 160 unit. Dengan
demikian safety stock di sini sudah terlanggar. Apabila pesanan sudah dilakukan
pada waktu persediaan sebesar 360 unit, maka pada waktu barang yang dipesan
datang, persediaan di dalam gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama
besarnya dengan baesranya safety stock, yang ini berarti bahwa safety stock tidak
terlanggar.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan
dagang dan perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan,
para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu
waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas
perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal
dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Jenis-jenis persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari:
Persediaan Bahan Baku (raw material stock), Persediaan Komponen-Komponen
Rakitan (purchased parts/ components), Persediaan Bahan Pembantu atau
Penolong (supplies stock), Persediaan
Barang Setengah Jadi (work in process stock), Persediaan Barang Jadi
(finished good stock).
Sedangkan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas: Bath Stock/Lot
Size Inventory, Fluctuation Stock dan Anticipation Stock.
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya
merupakann biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang
berubah-ubah karena adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam
gudang. Adapun baiya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya
inventory yang relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan
tidak memandang adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang
disimpan.
B. Saran
Demikianlah makalah tentang manajemen persediaan yang saya buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan
mohon dimaafkan dan memakluminya, karena saya juga manusia yang tak luput
dari kesalahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Freddy, Rangkuti. Manajemen Persediaan. Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1995.
Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4. Cet. 13.
Yogyakarta:
BPFE, 2013.
Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1999.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1.
Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989.
[1] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1995), Cet. 1, hlm. 3.
[2] Carl S. Wareen, dkk., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Ed. 19, Jil. 1, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1999), hlm. 65.
[3] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Ed. 9, Jil. 1,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989), hlm. 500.
[4] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, hlm. 8
[5] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, hlm. 10.
[6] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Ed. 4,
(Yogyakarta: BPFE, 2013), Cet. 13, hlm. 78.
[7] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 78.
[8] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 78. [9]
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 84.

12

Anda mungkin juga menyukai