Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya. Shalawat serta salam kami curahkan untuk baginda Rasullulah Shalalllahu
alaihi wassalam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sederhana.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman-teman dengan memberikan segala kemampuan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
megharapkan segala bentuk masukan baik berupa saran,kritikan yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Kami baerharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
ii
BAB I PENDAHULUAN
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama
suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya
perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba
perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan
salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya
terus menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi
dan dijual. Oleh karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika
persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual
terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan
lamanya persediaan yang tersimpan di gudang akan mempengaruhi biaya sehingga
kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan
juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi
perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar
membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik
(manufaktur), persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi.
Karena itu jenis-jenis persediaan menurut Freddy Rangkuti berdasarkan jenis dan posisi
barang, terdiri dari :
5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang - barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim pada langganan.
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas :
4
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya:
b) Efisiensi produksi.
c) Penghematan biaya angkutan.
1. Bahan baku/material.
3. Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan
produksi.
5
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat
penyelesaian barang jadi.
Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata-Rata
6
Inventory Turnover
Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp. 100.000.000,-
dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 150.000.000,-. Dalam
laporan laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar 315.000.000,-. Hitunglah
berapa kali perputaran persediaan di gudang?
Jawab :
100.000.000,- + 150.000.000,- Persediaan
Rata – rata = ----------------------------------------
2
= 125.000.000,-
Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan = -------------------------
Rata- rata persediaan
315.000.000,- Perputaran
Persediaan = ------------------
125.000.000,-
= 2,52 kali
365 hari
Rata-Rata Barang di gudang = ----------- = 144, 84 hari sekali dalam setahun 2,52
kali
7
Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory
yang relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang
adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya
depresiasi/penyusutan ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak,
pemanasan, buruh penjaga gudang.
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering
dinamakan procurement costs” atau set-up costs.
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya average inventory yang biasa
disebut storage atau carrying costs.
Cara menentukan besarnya EOQ
EOQ =
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun.
8
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dari nilai
rata-rata dalam rupiah dari persediaan.
Syarat utama dalam metode economical order quality (EOQ), adalah:
9
= 360 unit
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah
pada jumlah 360 unit, yang ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah
persediaan tinggal 360 menit. Apabila pesanan, baru dilakukan sesudah persediaan tinggal
300 unit, maka ini berarti bahwa pada saat barang yang dipesan datang, perusahaan terpaksa
sudah mengambil material dari safety stock sebesar 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan
persediaan dalam gudang tinggal 100 unit (300 - 200), padahal safety stock telah ditetapkan
sebesar 160 unit. Dengan demikian safety stock di sini sudah terlanggar. Apabila pesanan
sudah dilakukan pada waktu persediaan sebesar 360 unit, maka pada waktu barang yang
dipesan datang, persediaan di dalam gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama
besarnya dengan baesranya safety stock, yang ini berarti bahwa safety stock tidak terlanggar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Jenis-jenis persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari: Persediaan
Bahan Baku (raw material stock), Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased
parts/ components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock), Persediaan
Barang Setengah Jadi (work in process stock), Persediaan Barang Jadi (finished good stock).
Sedangkan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas: Bath Stock/Lot Size Inventory,
Fluctuation Stock dan Anticipation Stock.
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Adapun baiya inventory yang
bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang relatif tetap dalam jumlah
totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang adanya variasi yang normal dan
jumlah persediaan yang disimpan.
3.2 Saran
Demikianlah makalah tentang manajemen persediaan yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan
memakluminya, karena saya juga manusia yang tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Freddy, Rangkuti. Manajemen Persediaan. Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
11
Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4. Cet. 13. Yogyakarta:
BPFE, 2013.
Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit Erlangga,
1999.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989.
[1] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. 1,
hlm. 3.
[2] Carl S. Wareen, dkk., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Ed. 19, Jil. 1, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1999), hlm. 65.
[3] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Ed. 9, Jil. 1, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989), hlm. 500.
[8] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 78. [9] Bambang
12