Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN


Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : Abdul Khafid, S.E.,M.M

Disusun Oleh:

DAIFA DEWI WAHYUNI 60122001


ADINDA AGUSTINA 6022002
ARSYA NOVIE SAFIRA 60122006
ANINDHITA AYUNINGTIAS 60122034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya. Shalawat serta salam kami curahkan untuk baginda Rasullulah Shalalllahu
alaihi wassalam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sederhana.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
teman-teman dengan memberikan segala kemampuan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
megharapkan segala bentuk masukan baik berupa saran,kritikan yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Kami baerharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Kendal, 7 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Manajemen Persediaan.............................................................................3

2.2 Jenis-Jenis Persediaan..................................................................................................4

2.3 Tingkat Perputaran Persediaan...................................................................................5

2.4 Biaya Persediaan...........................................................................................................7

2.5 Economical Order Quality............................................................................................8

2.6 Reorder Point.................................................................................................................9

BAB III...................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11

3.2 Saran...............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama
suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya
perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba
perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan
salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya
terus menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi
dan dijual. Oleh karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika
persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual
terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan
lamanya persediaan yang tersimpan di gudang akan mempengaruhi biaya sehingga
kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan
juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi
perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar
membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen persediaan?


1
2. Apa sajakah jenis-jenis persediaan?
3. Apa sajakah tingkat perputaran persediaan?
4. Bagaimanakah biaya persediaan?
5. Bagaimanakah Economical Order Quantity?
6. Bagaimanakah Reorder Point?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui Pengertian manajemen persediaan.


2. Mengetahui jenis jenis persediaan.
3. Mengetahui tingkat perputaran persediaan.
4. Mengetahui biaya persediaan.
5. Mengetahui Economical Order Quantity.
6. Mengetahui Recoder Point.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Persediaan


Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam operasi perusahaan, selain itu
persediaan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan normal pada suatu
perusahaan yang dilakukan secara rutin untuk memproduksi barang yang selanjutnya
ditimbulkan pada konsumen. Pengertian persediaan menurut Freddy Rangkuti yaitu salah
satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara continue diperoleh, diubah
kemudian dijual kembali.
Sedangkan pengertian persediaan menurut C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan
Carl S. Wareen yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik
Hendrawan yaitu digunakan untuk mengindikasikan barang dagang yang disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan yang digunakan dalam proses
produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumber daya-sumber daya
organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang dari peralatan, maupun
untuk dijual. Walaupun persediaan hanya merupakan suatu sumber dana yang menganggur,
akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan.
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan.
Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan
salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang
maupun perusahaan industri. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama
penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam
persediaan.

3
2.2 Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik
(manufaktur), persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi.
Karena itu jenis-jenis persediaan menurut Freddy Rangkuti berdasarkan jenis dan posisi
barang, terdiri dari :

1. Persediaan Bahan Baku (raw material stock)

2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased parts/components)

3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock)

4. Persediaan Barang Setengah Jadi (work in process stock)

5. Persediaan Barang Jadi (finished good stock)


Adapun uraian dari jenis-jenis persediaan adalah sebagai berikut:

1. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-barang


berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu


persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh
dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock), yaitu persediaan


barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan


barangbarang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu di proses
lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang - barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim pada langganan.
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas :

4
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya:

a) Potongan harga pada harga pembelian.

b) Efisiensi produksi.
c) Penghematan biaya angkutan.

2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.

2.3 Tingkat Perputaran Persediaan


Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi, suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3
jenis persediaan yaitu:

1. Bahan baku/material.

2. Barang dalam proses (barang setengah jadi).

3. Barang jadi.
Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.

2. Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang tinggi


menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode pembelian.

3. Jumlah dana yang tersedia.

4. Daya tahan material


Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan adalah :

1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan
produksi.

5
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat
penyelesaian barang jadi.

3. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi


dan penjualan.
Tingkat perputaran persediaan barang dagangan :
Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata

Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata-Rata

Harga Pokok Penjualan


= ______________________ = ...... kali
Persediaan Rata – Rata
Persediaan Awal + Persediaan Akhir tahun

Persediaan Awal + Persediaan Akhir Tahun


Persediaan Rata-Rata = _____________________________________
2
Persediaan Rata-rata =_________________________________________
2
365 Hari
Hari Rata – rata Barang di simpan digudang = ----------------------------------
365 Hari
Hari Rata-Rata Barang di simpan di gudang = ----------------------------------
Inventory Turnover

6
Inventory Turnover
Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp. 100.000.000,-
dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 150.000.000,-. Dalam
laporan laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar 315.000.000,-. Hitunglah
berapa kali perputaran persediaan di gudang?

Jawab :
100.000.000,- + 150.000.000,- Persediaan
Rata – rata = ----------------------------------------
2
= 125.000.000,-

Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan = -------------------------
Rata- rata persediaan
315.000.000,- Perputaran
Persediaan = ------------------
125.000.000,-
= 2,52 kali
365 hari
Rata-Rata Barang di gudang = ----------- = 144, 84 hari sekali dalam setahun 2,52
kali

2.4 Biaya Persediaan


Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Biaya tersebut akan naik
kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Adapun jenis biaya ini antara lain
dalam bentuknya biaya modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya asuransi
persediaan, biaya atau upah buruh yang mengurusi penerimaan barang.

7
Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory
yang relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang
adanya variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya
depresiasi/penyusutan ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak,
pemanasan, buruh penjaga gudang.

Ada 3 macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu:


1. Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)
Contohnya : biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penangannya
(bongkarmuat), potongan harga karena jumlah pembelian besar.
2. Carrying cost (biaya penyimpanan)
Contohnya : biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan.
3. Biaya persediaan pengaman
Contohnya : kehilangan penjualan, kehilangan kepercayaan pelanggan, gangguan jadwal
produksi..

2.5 Economical Order Quality


Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang mininmal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan
yang optimal. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya
memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang
sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan
maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah
inventory tersebut.
Biaya variabel dari inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam :

1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering
dinamakan procurement costs” atau set-up costs.

2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya average inventory yang biasa
disebut storage atau carrying costs.
Cara menentukan besarnya EOQ
EOQ =
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun.

8
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dari nilai
rata-rata dalam rupiah dari persediaan.
Syarat utama dalam metode economical order quality (EOQ), adalah:

1. Harga pembelian bahan per unitnya konstan.

2. Setiap saat kita membutuhkan bahan mentah selalu tersedia di pasar.


3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang ini berarti
kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.

2.6 Reorder Point


Reorder Point adalah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan lagi sedemikian
rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu
di mana persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan
dating-nya material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar
safety stock. Dalam penentuan reorder point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :

1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement


leadtime).

2. Besarnya safety stock.


Cara menentukan Reorder Point
1. Menetapkan jumlah penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama
“lead time” dan ditetapkan bahwa “lead time”-nya adalah 5 minggu, sedangkan
kebutuhan material setiap minggunya adalah 40 unit.
Reorder Point = (5 x 40) + 50% (5 x 40)
= 200 + 100
= 300 unit
2. Dengan menetapkan penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 minggu.
Reorder Point = (5 x 40) + (4 x 40)
= 200 + 160

9
= 360 unit
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah
pada jumlah 360 unit, yang ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah
persediaan tinggal 360 menit. Apabila pesanan, baru dilakukan sesudah persediaan tinggal
300 unit, maka ini berarti bahwa pada saat barang yang dipesan datang, perusahaan terpaksa
sudah mengambil material dari safety stock sebesar 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan
persediaan dalam gudang tinggal 100 unit (300 - 200), padahal safety stock telah ditetapkan
sebesar 160 unit. Dengan demikian safety stock di sini sudah terlanggar. Apabila pesanan
sudah dilakukan pada waktu persediaan sebesar 360 unit, maka pada waktu barang yang
dipesan datang, persediaan di dalam gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama
besarnya dengan baesranya safety stock, yang ini berarti bahwa safety stock tidak terlanggar.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Jenis-jenis persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari: Persediaan
Bahan Baku (raw material stock), Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased
parts/ components), Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock), Persediaan
Barang Setengah Jadi (work in process stock), Persediaan Barang Jadi (finished good stock).
Sedangkan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas: Bath Stock/Lot Size Inventory,
Fluctuation Stock dan Anticipation Stock.
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Adapun baiya inventory yang
bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang relatif tetap dalam jumlah
totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang adanya variasi yang normal dan
jumlah persediaan yang disimpan.

3.2 Saran
Demikianlah makalah tentang manajemen persediaan yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan
memakluminya, karena saya juga manusia yang tak luput dari kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Freddy, Rangkuti. Manajemen Persediaan. Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

11
Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 4. Cet. 13. Yogyakarta:
BPFE, 2013.

Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit Erlangga,
1999.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989.

[1] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. 1,
hlm. 3.

[2] Carl S. Wareen, dkk., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Ed. 19, Jil. 1, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1999), hlm. 65.

[3] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Manajemen Keuangan, Ed. 9, Jil. 1, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1989), hlm. 500.

[4] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, hlm. 8

[5] Rangkuti Freddy, Manajemen Persediaan, hlm. 10.

[6] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Ed. 4, (Yogyakarta: BPFE,


2013), Cet. 13, hlm. 78.

[7] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 78.

[8] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 78. [9] Bambang

Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, hlm. 84.

12

Anda mungkin juga menyukai