Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Manajemen Operasional

Dosen Pengampu : Achmad Murdiono, S.pd., S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Aulia Chandra Rahmasari (210413623454)

Aura Neema Ramadhani (210413623289)

Hilmia Permata Putri (210413623299)

Irfan Firmansyah (210413623408)

Mochammad ridlo sultandya (210413623207)

PROGRAM STUDY MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyusun
makalah “Manajemen Persediaan” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Operasional yang diampu oleh Bapak Achmad Murdiono, S.pd.,
S.E., M.M.

Makalah ini disusun oleh penulis untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca sehingga bisa memperkaya khazanah keilmuan di bidang Manajemen
Operasional. Makalah ini disusun sesuai dengan kemampuan dam wawasan yang
penulis miliki dengan berpatok pada sumber-sumber yang kredibel.

Penulis menghaturkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan


kepada seluruh pihak yang telah mendukung selama proses penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan akan makalah ini, sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangatlah bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan
yang terdapat dari penulis maupun yang tertulis dalam makalah ini.

Harapannya, makalah “Manajemen Persediaan” bisa membawa manfaat


dan menambah wawasan terhadap pembaca yang berguna bagi masyarakat luas.

Malang, 29 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

2.1 Pentingnya Persediaan........................................................................................6

2.2 Manajemen Persediaan.......................................................................................7

2.2.1 Macam-macam Manajemen Persediaan............................................................8

2.2.2 Fungsi dan Jenis Persediaan..............................................................................8

2.3 Model-Model Persediaan.......................................................................................10

2.3.1 Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pengaturan...........................................10

2.3.2 Model Persediaan untuk Permintaan Independen............................................11

2.4 Model Periode Tunggal....................................................................................16

2.5 Sistem Periode Tetap........................................................................................19

BAB III............................................................................................................................21

PENUTUP.......................................................................................................................21

A. Kesimpulan..........................................................................................................21

B. Saran....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah kemampuan atau potensi yang dimiliki individu
menggunakan akal, perasaan, keterampilan, pengetahuan, dan kreatifitas untuk
meningkatkan produktivitas dalam perusahaan dan tercapainya tujuan. Sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan perusahaan. Perusahaan
dapat terus berjalan dan beroperasi karena adanya sumber daya manusia yang
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya
manusia atau tenaga kerja dalam perusahaan, maka diperlukan strategi sumber
daya manusia. Penerapan strategi sumber daya manusia yang baik akan sangat
membantu perusahaan dalam merencanakan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dan sesuai dengan perusahaan. Setiap perusahaan memiliki strategi
untuk merencanakan sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan sumber daya
manusia memiliki peran yang penting untuk mencapai keunggulan dan kompetitif.
Sumber daya manusia dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan mendesian
pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat pekerja. Desain pekerjaan adalah
proses menentukan tugas serta metode yang akan digunakan untuk pekerjaan
tersebut dengan menguraikan tanggung jawab dengan jelas. Dalam desain
pekerjaan akan menghubungkan suatu tugas dengan tugas lain.
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Perusahaan dapat memberikan
dan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif serta fasilitas kerja yang
memadai untuk menunjang pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan
fasilitas yang telah disediakan, maka perusahaan dapat memiliki dan menentukkan
standar tenaga kerja yang dibutuhkan agar perusahaan dapat beroperasi dengan
maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi sumber daya manusia untuk mencapai keunggulan?
2. Bagaimana perencana tenaga kerja?
3. Bagaimana cara untuk mendesain pekerjaan?
4. Apa itu egronomic dan lingkungan kerja?
5. Bagaimana cara menentukan standar tenaga kerja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi sumber daya manusia untuk mencapai
keunggulan
2. Untuk mengetahui perencanaan tenaga kerja
3. Untuk mengetahui cara mendesain pekerjaan
4. Untuk mengetahui tentang egronomic dan lingkungan kerja
5. Untuk mengetahui cara menentukan standar tenaga kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Persediaan
Inventory atau persediaan barang dagang bisa disebut juga sebagai aset
perusahaan yang sengaja kamu beli dan disimpan, lalu nanti akan dijual kembali
untuk mendapatkan keuntungan.
Persediaan adalah salah satu asset termahal dari banyak. Perusahaan,
mencerminkan sebanyak 50% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer
operasi diberbagai penjuru telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan
merupakan suatu. Hal yang sangan penting. Tujuan manajemen persediaan adalah
untuk menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dan pelayanan
pelanggan. Strategi berbiaya rendah tidak akan pernah tercapai tanpa adanya
manajemen persediaan yang baik.
Maka dari itu suatu perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan stok
barang, tujuannya agar arus barang dapat dikontrol dengan baik sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasar. Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari
persediaan barang dagang bagi usaha.

1. Mengurangi Resiko

Ada banyak resiko yang akan dihadapi oleh usaha kamu mulai dari
ketidaksediaan stok barang sampai terlambatnya pengiriman barang kepada
konsumen. Dengan kamu melakukan stok barang, kamu tidak akan
mengecewakan pelanggan dan menunggu barang lagi.

2. Memenuhi Permintaan Pelanggan


Jika permintaan konsumen tinggi maka persediaan barang dagang harus
tersedia dengan jumlah yang besar pula, karena kamu harus memenuhi permintaan
konsumen.

3. Mengelola Persediaan Barang Dagang

Untuk memenuhi permintaan pelanggan akna produk yang mereka inginkan,


maka kamu harus mengelola persediaan barang dengan tepat. Caranya dengan
melakukan pencatatan stok barang. Dengan melakukan pencatatan stok barang
yang tepat dan cepat kamu bisa mengontrol ketersediaan produk kamu mulai dari
keluar masuknya barang. Jadi, kamu bisa memperkirakan tambahan stok barang
untuk produk kamu yang mau habis. Dari pentingnya peran persediaan terhadap
suatu usaha, maka dibutuhkan pengelolaan yang baik terhadap barang tersebut
agar tidak mengganggu proses produksi.

2.2 Manajemen Persediaan


Persediaan (inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu
perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis
perusahaan memiliki berbagai bentuk persediaan. Suatu perusahaan atau
organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai alasan penting. Namun, karena
permintaan sulit diketahui dengan pasti, sejumlah persediaan yang disebut stok
cadangan disimpan untuk memenuhi perubahan yang tidak diharapkan dalam
bentuk permintaan yang lebih banyak.
Terdapat 5 jenis konsep persediaan yang dikenal dalam manajemen operasi
yaitu bahan baku (raw-material), komponen (components), produk dalam proses
pengerjaan (work in process), barang jadi (final good), dan barang pasokan
(suplies).

1. Bahan baku adalah bahan yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan


proses produksi
2. Komponen adalah hasil dari produksi awal sebelum proses produksi
berikutnya dilakukan dan juga dapat berupa bahan yang diperlukan dalam
menghasilkan produk akhir/produk jadi
3. Produk dalam proses pengerjaan adalah produk yang masih dalam
pengeraan proses produksi dan belum menjadi produk jadi atau produk
akhir
4. Barang jadi adalah produk yang dihasilkan dari sebuah rangkaian proses
produksi, umumnya disimpan dalam sebuah pergudangan
5. Barang pasokan adalah bahan-bahan yang diperlukan perusahaan untuk
melakukan proses produksi, namun tidak termasuk kedalam barang tidak
jadi
Manajemen persediaan adalah jumlah persediaan yang optimal dengan biaya
total yang minimal. Alasan perlunya manajemen persediaan yaitu karena
timbulnya ketidakpastian waktu pemesanan. Sedangkan tujuan manajemen
persediaan yaitu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen,
memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan, dan dalam
menghadapi fluktuasi harga.

2.2.1 Macam-macam Manajemen Persediaan


Menurut Dont R. Hansen dan Maryanne M. Mowen manajemen persediaan
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 
1. Manajemen Persediaan Tradisional
Manajemen persediaan tradisional, pendekatan tradisional ini menggunakan
persediaan untuk mengelola trade-off antara biaya pemesanan (persiapan) dan
biaya penyimpanan. Trade-off optimal menetapkan kuantitas pesanan yang
ekonomis (Economic Order Quantity).

2. Manajemen Persediaan JIT (Just In Time)


Manajemen persediaan JIT (Just in Time) yang menggunakan kontak jangka
panjang, pengisian kembali yang berkelanjutan.Usaha rekayasa dilakukan untuk
mengurangi waktu persiapan secara dramatis, setelah biaya pemesanan dan
persiapan turun mencapai tingkat minimal, maka biaya menyimpan dapat
dikurangi dengan mengurangi tingkat persediaan.

2.2.2 Fungsi dan Jenis Persediaan


1. Jenis Persediaan 
Persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam
bentuk persediaan bahan mentah (raw material), barang setengah jadi (work in
process), dan barang jadi (finished goods).
a. Bahan mentah (raw material) adalah input-input dasar dari proses produksi
sebuah perusahaan. Persediaan ini adalah yang termurah, karena organisasi
belum menginvestasikan tenaga kerja ke dalamnya.
b. Barang setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang telah
melalui tahap-tahap proses produksi tetapi belum menjadi barang jadi. 
c. Barang jadi (finished goods) adalah item-item yang telah melewati proses
produksi tetapi belum terjual. Ini adalah persediaan yang sangat nyata.

2. Fungsi Persediaan
Ditinjau dari awal produksi sampai dengan penyaluran ke pihak pengecer,
persediaan bahan atau barang mempunyai peranan yang penting sesuai dengan
tahapan operasi dalam perusahaan. Artinya, persediaan bahan baku berperan
penting dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi berperan
penting untuk disimpan di gudang atau pihak pengecer. Fungsi persediaan yang
terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut cara dan maksud
pembeliannya, yakni sebagai berikut;

a. Fungsi decoupling
Fungsi decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier. Persediaan bahan
mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang
dalam proses diadakan agar departemen dan proses individual perusahaan terjaga
kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk yang tidak pasti dari pelanggan.

b. Fungsi economic lost sizing


Persediaan lost size iniperlu mempertimbangkan penghematanpenghematan
atau potongan pembelian biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan
sebugarnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena
besarnya persediaan

c. Fungsi antisipasi
Apabila perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan
dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan
musiman. Di samping itu perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian
jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode
tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut
persediaan pengaman (safety stock/inventories)

2.3 Model-Model Persediaan


Model persediaan dibagi menjadi dua yakni berdasarkan permintaan dependen
dan permintaan independen. Model pengendalian persediaan mengasumsikan
bahwa permintaan untuk suatu item adalah independen atau tergantung pada
permintaan item lainnya. Misalnya, permintaan lemari es tidak tergantung pada
permintaan untuk oven pemanggang roti. Namun, permintaan komponen oven
pemanggang bergantung pada persyaratan oven pemanggang.
Intinya permintaan dependen merupakan permintaan yang bergantung pada
produk lain sedangkan permintaan independen tidak bergantung pada produk lain.

2.3.1 Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pengaturan

1. Biaya penyimpanan (holding cost)


Biaya yang terkait dengan memegang atau "membawa" persediaan dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga termasuk keusangan
dan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, seperti asuransi, ekstra pegawai,
dan pembayaran bunga. Banyak perusahaan gagal memasukkan semua biaya
penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering
diremehkan.
2. Biaya pemesanan (ordering cost)  
Meliputi biaya persediaan, formulir, pemrosesan pesanan, pembelian,
dukungan administrasi, dan sebagainya. Ketika pesanan sedang diproduksi,
biaya pemesanan juga ada, tetapi itu adalah bagian dari apa yang disebut biaya
penyetelan.
3. Biaya penyetelan (setup cost)
Biaya untuk menyiapkan mesin atau proses untuk membuat pesanan.
Ini termasuk waktu dan tenaga untuk membersihkan dan mengganti alat atau
pemegang. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan
mengurangi biaya pemasangan dan dengan menggunakan prosedur yang efisien
seperti pemesanan dan pembayaran elektronik. Di lingkungan manufaktur, biaya
penyetelan sangat berkorelasi dengan waktu penyetelan. Penyetelan biasanya
membutuhkan banyak pekerjaan bahkan sebelum penyetelan benar-benar
dilakukan di pusat kerja. Dengan perencanaan yang tepat, sebagian besar
persiapan yang diperlukan oleh penyetelan dapat dilakukan sebelum mematikan
mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyiapan dapat dikurangi secara
substansial. Mesin dan proses yang secara tradisional membutuhkan waktu
berjam-jam untuk disiapkan, sekarang dapat diatur dalam waktu kurang dari satu
menit oleh pabrikan kelas dunia yang lebih imajinatif. Mengurangi waktu
penyiapan adalah cara terbaik untuk mengurangi investasi inventaris dan
meningkatkan produktivitas.

2.3.2 Model Persediaan untuk Permintaan Independen


Di bagian ini, kami memperkenalkan tiga model inventaris yang menjawab
dua pertanyaan penting: kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus
dipesan. Model permintaan independen ini adalah:

1. Model Kuantitas Pesanan Ekonomi/ Economic Order Quantity (EOQ).


 Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu teknik pengendalian
persediaan yang paling umum digunakan. EOQ adalah rumusan untuk
menekan total biaya persediaan barang. Metode ini diperlukan di bagian
Operasi, Logistik, dan Manajemen Rantai Pasokan. Dengan adanya EOQ, stok
barang menjadi stabil dan biaya pemesanan dan pemeliharaan barang dapat
ditekan seminimal mungkin. Penggunaan EOQ berperan besar dalam
pengelolaan inventaris. Dengan menggunakan EOQ, penghitungan pemesanan
barang dan jumlah stok persediaan akan bisa terawasi dengan efisien. Dalam
praktiknya, hitungan pemesanan ulang oleh buyer harus diperhatikan secara
teliti agar data tetap up-to-date. Teknik ini relatif mudah digunakan tetapi
didasarkan pada beberapa asumsi:

1. Permintaan atas suatu barang diketahui, cukup konstan, dan tidak


bergantung pada keputusan untuk barang lainnya.
2. Lead time—yaitu, waktu antara penempatan dan penerimaan pesanan—
diketahui dan konsisten.
3. Penerimaan inventaris seketika dan lengkap. Dengan kata lain, persediaan
dari pesanan tiba dalam satu batch sekaligus.
4. Diskon kuantitas tidak dimungkinkan.
5. Satu-satunya biaya variabel adalah biaya pengaturan atau pemesanan
(biaya pengaturan atau pemesanan) dan biaya penyimpanan atau
penyimpanan persediaan dari waktu ke waktu (biaya penyimpanan atau
penyimpanan).  
6. Stockouts (kekurangan) dapat sepenuhnya dihindari jika pesanan
ditempatkan pada waktu yang tepat.

Dengan asumsi tersebut, grafik penggunaan persediaan dari waktu ke


waktu berbentuk gigi gergaji, Q mewakili jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini
adalah 100 tas, semua 100 tas tiba pada satu waktu (saat pesanan diterima).
Dengan demikian, tingkat inventaris melonjak dari 0 menjadi 100 tas. Secara
umum, tingkat persediaan meningkat dari 0 menjadi Q unit ketika pesanan tiba.
Karena permintaan konstan dari waktu ke waktu, persediaan turun pada tingkat
yang seragam dari waktu ke waktu. (Lihat garis miring pada Gambar. Setiap kali
persediaan diterima, tingkat persediaan lagi melompat ke unit Q (diwakili oleh
garis vertikal). Proses ini berlanjut tanpa batas lembur.
Rumus EOQ:

Q* = Jumlah unit optimal per pesanan (EOQ)


 D = Permintaan tahunan dalam satuan untuk item persediaan
 S = Pengaturan atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan
 H = Biaya penyimpanan atau pengangkutan per unit per tahun

Contoh kasus:
Permintaan tahunan sebuah produk jarum sebanya 1000 unit, biaya pemasangan
atau pemesanan adalah $10 per unit, biaya penyimpanan $0.50 per unit per tahun.
Berapa EOQ nya?

jawab:

2. Model Kuantitas Pesanan Produksi /Production Order Quantity(POQ)


Dalam model persediaan sebelumnya, kami berasumsi bahwa seluruh pesanan
persediaan diterima di satu kali. Akan tetapi, ada kalanya perusahaan dapat
menerima persediaannya selama periode waktu. Asumsi yang digunakan dalam
model ini sedikit berbeda dari EOQ, dimana asumsi-asumsi POQ sebagai berikut:

1. Jumlah persediaan yang diterima itu sedikit demi sedikit seiring dengan
berjalannya waktu sejak pemesanan dilakukan
2. Terjadi proses produksi dan penjualan

Karena model ini sangat cocok untuk lingkungan produksi, biasanya disebut
model kuantitas pesanan produksi. Ini berguna ketika inventaris terus menumpuk
dan asumsi kuantitas pesanan ekonomi tradisional adalah valid. Kami
memperoleh model ini dengan menetapkan biaya pemesanan atau penyetelan
sama dengan biaya penyimpanan dan memecahkan ukuran pesanan yang optimal,
Q*. Menyanyikan simbol berikut, kita dapat menentukan ekspresi biaya
penyimpanan persediaan tahunan untuk model kuantitas pesanan produksi:

Dengan asumsi grafik tersebut milik penjual donat, dimana tingkat permintaan
sebesar 20 unit/jam, dan tingkat produksi sebesar 60 unit/jam. Pada pukul 6
sampai 8 terjadi proses produksi 120 donat dan pada saat itu pula terdapat proses
penjualan sehingga persediaan donat tinggal 80 unit di etalase pada pukul 8. setiap
jam persediaan akan berkurang 20 donat, saat persediaan dietalase habis penjual
donat baru melakukan pemesanan persediaan. Siklusnya seperti itu terus sampai
akhir.

RumusPOQ:
Q* = Jumlah unit optimal per pesanan (EOQ)
 D = Permintaan tahunan dalam satuan untuk item persediaan
 S = Pengaturan atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan
 H = Biaya penyimpanan atau pengangkutan per unit per tahun
d = Tingkat permintaan harian
p = Tingkat produksi harian

3. Model Diskon Kuantitas / Quantity Discount Model (QDM)

Diskon kuantitas muncul di mana-mana—Anda tidak dapat pergi ke toko


kelontong tanpa melihatnya di hampir setiap rak. Faktanya, para peneliti telah
menemukan bahwa sebagian besar perusahaan menawarkan atau menerima diskon
kuantitas untuk setidaknya beberapa produk yang mereka jual atau beli. Dalam
rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan (supplier)
memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang membeli dalam
jumlah yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan
semakin banyaknya jumlah yang dibeli. Dalam model potongan harga ini kita
harus mempertimbangkan trade off antara biaya pembelian dengan biaya
penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah yang dibeli maka  biaya pembelian
per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya penyimpanan akan
semakin meningkat. 

Asumsi dalam Quantity Discount Model


1. Tingkat permintaan konstan 
2. Lead time tetap dan diketahui
3. Harga per unit tergantung kepada kuantitas 
4. Biaya penyimpanan proporsional dengan rata-rata tingkat persediaan 
5. Biaya pemesanan per pesanan tetap 

Diskon kuantitas hanyalah pengurangan harga ( P ) untuk suatu barang ketika


dibeli dalam jumlah yang lebih besar. Jadwal diskon kuantitas tipikal muncul pada
tabel di bawah ini.  Seperti yang bisa dilihat di meja, harga normal barang tersebut
adalah $100. Ketika 120 hingga 1.499 unit dipesan sekaligus, harga per unit turun
menjadi $98; ketika kuantitas yang dipesan pada satu waktu adalah 1.500 unit atau
lebih, harganya adalah $96 per unit. Kuantitas 120 dan 1.500 disebut kuantitas
pemecah harga karena mewakili jumlah pesanan pertama yang akan menghasilkan
harga baru yang lebih rendah. Seperti biasa, manajemen harus memutuskan kapan
dan berapa banyak yang dipesan. 
Seperti model inventaris lainnya, tujuannya adalah untuk meminimalkan total
biaya. Karena biaya satuan untuk diskon kedua pada Tabel 12.2 adalah yang
terendah, Anda mungkin tergoda untuk memesan 1.500 unit. Menempatkan
pesanan untuk jumlah itu, bagaimanapun, bahkan dengan harga diskon terbesar,
mungkin tidak meminimalkan total biaya persediaan. Ini karena biaya
penyimpanan meningkat. Dengan demikian, pertukaran utama ketika
mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara pengurangan biaya produk dan
peningkatan biaya penyimpanan. 

Rumus QDM:

Q* = Jumlah unit optimal per pesanan (EOQ)


D = Permintaan tahunan dalam satuan untuk item persediaan
S = Pengaturan atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan
I =  Presentase biaya penyimpanan barang
P = harga beli satuan barang
2.4 Model Periode Tunggal
Model satu periode berlaku untuk perencanaan dan pengendalian persediaan
barang saat produk dipesan hanya sekali untuk memenuhi permintaan waktu
tertentu atau pada waktu tertentu (pertanyaannya adalah: tidak penambahan
barang kembali selama musim dan pesanan tidak dilakukan diizinkan). Pada akhir
periode, nilai persediaan menurun atau bahkan tidak digunakan lagi. Ini bukan
model stok yang biasa digunakan oleh EOQ berlaku untuk situasi orde pertama
karena mereka menganggap item yang tidak dikonsumsi periode ini dapat
digunakan pada periode berikutnya. Model Berlangganan Tunggal digunakan
untuk barang-barang yang masa manfaatnya dibatasi oleh penyerahan atau
pengiriman permintaan terbatas. Batas waktu hasil dari masa manfaat barang
mereka yang berumur pendek (mudah rusak) atau membutuhkan seumur hidup
pendek (permintaan selesai).

Model pesanan tunggal sangat cocok untuk permintaan yang tidak berlanjut
atau terus menerus, berubah - ubah, dan berumur pendek. Model ini khusus
dipakai untuk dua kategori dari permintaan berikut ini:

1. Permintaan yang ada untuk sebuah barang pada jangka waktu yang jarang
(tidak terus menerus).

2. Permintaan yang tidak pasti untuk barang yang mempunyai masa pakai
singkat pada jangka waktu yang terus menerus.

Kategori yang pertama adalah bentuk dari promosi dan pemesanan barang
yang dikehendaki oleh toko penjual dan suku cadang untuk perbaikan. Kategori
yang kedua adalah berhubungan dengan barang - barang yang mudah rusak dan
yang berumur pakai pendek, barang - barang yang mudah usang (tabloid; secara
perlahan - lahan).

Pesanan tunggal barang - barang mempunyai pola permintaan dengan


penjualan terbatas (atau pemakaiannya terbatas) berdasarkan waktu. Suatu barang
dipesan (diproduksi atau diperoleh) pada awal periode dan tidak ada kesempatan
untuk pemesanan yang kedua selama periode itu, jika permintaan sepanjang
periode lebih besar daripada pesanan, maka akan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jika permintaan kurang dari jumlah
pesanan, maka kelebihan barang biasanya dibuang sebagai kerugian sesudah
periode penjualan berakhir. Kelebihan barang bisa mengakibatkan:

1. Barang dibuang karena produknya jadi rusak atau barang yang mudah
usang (tabloid).

2. Menjual dengan mengurangi harganya atau

3. Barang disimpan sampai musim berikutnya, dengan setiap alternatif resiko


yang dihubungkan dengan biaya.

Jadi model periode tunggal ini dapat diterapkan untuk sediaan musiman
(misalnya mesin pembuang salju, pohon natal), barang - barang yang mudah rusak
(perishable), barang - barang mode (fashion), barang - barang yang mempunyai
masa pakai yang relatif pendek (mudah usang).

Analisis dari single period umumnya difokuskan pada dua biaya yaitu, biaya
kekurangan sediaan (Cs) dan biaya kelebihan sediaan / biaya ekses (Ce). Biaya
kekurangan sediaan, termasuk biaya akibat kehilangan pembeli karena stok
barang yang dimiliki tidak cukup atau kecil besarannya dari pada jumlah yang
sedang dibutuhkan, sehingga apabila terdapat permintaan tidak bisa disediakan
oleh perusahaan dan laba yang seharusnya bisa dinikmati per unit akibat
kehilangan kesempatan. Pada umumnya kehilangan penjualan adalah laba yang
tidak realistis per unitnya yaitu :

C shortage (Cs) = pendapatan per unit - biaya produksi per unit.

Biaya ekses adalah biaya yang ditimbulkan akibat masih adanya barang
yang tersisa dalam stok pada suatu periode. Akibatnya, biaya kelebihan
persediaannya melingkupi antara biaya produksi dan nilai sisa barang sehingga

C ekses (Ce) = biaya produksi per unit - nilai sisa per unit.

Ada dua kategori umum yang harus dipertimbangkan, yaitu :

1. Permintaan berupa distribusi yang kontinu (misal distribusi normal).


2. Permintaan berupa distribusi yang diskrit (distribusi terpisah atau terbatas).

Pada tingkat persediaan yang kontinu, akan berimplikasi pada tingkat


pelayanannya yang kemungkinan bahwa permintaan tidak akan melebihi tingkat
persediaan. Dari tingkat pelayanan ini adalah kunci untuk menentukan tingkat
persediaan yang optimal (So).

Tingkat pelayanan (SL) = Cs per (Cs + Ce)

Dimana:

Cs = biaya shortage (biaya kekurangan sediaan) per unit

Ce - biaya ekses (biaya kelebihan sediaan) per unit

Pelayanan optimal (So) = d + z x 5d

d = rata-rata penjualan

z = probabilitas dari tingkat pelayanan pada tabel kurva

normal 5 d = standar deviasi dari penjualan

Apabila permintaan aktual lebih besar dari So, maka ada kekurangan
persediaan sehingga Cs terletak pada sisi sebelah kanan dari distribusi. Begitu
juga apabila permintaan kurang dari So maka ada ekses sehingga Ce terletak
padasisisebelah kiri dari distribusi. Pada saat tingkat persediaan berupa diskrit
pemecahannya dengan menyediakan tingkat persediaan sehingga tingkat
pelayanan yang diinginkan adalah sama atau lebih besar.

2.5 Sistem Periode Tetap


Model-model persediaan yang kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem
kuantitas tetap (fixed quantity) sistem Q (Q, system). Artinya, jumlah tetap yang
sama ditambahkan pada persediaan setiap kali pesanan untuk suatu barang
ditempatkan. Kita melihat bahwa pesanan dipicu oleh kejadiian. Ketika persediaan
berkurang sampai titik pemesanan ulang (ROP), pemesanan baru untuk Q unit
dilakukan.
Gambar 12.9

Tingkat Persediaan pada periode (P) Tetap Jumlah yang bervariasi (Q1, Q2, Q3
dan seterusnya) dipesan pada rentang waktu yang teratur (P) didasarkan pada
kuantitas yang diperlukan untuk mengembalikan persediaan ke kuantitas sasaran
(T). Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara
terus menerus. Ini disebut sistem persediaan perpetual (perpetual inventory
system). Setiap kali sebuah barang ditambahkan atau diambil dari persediaan,
catatan harus diperbarui untuk menentukan apakah ROP sudah tercapai. Dalam
sistem periode tetap (fixed periode system) (juga disebut pembaruan secara
berkala, atau sistem P IP sistem]), di sisi lain, persiapan dipesan pada akhir
periode tertentu. Kemudian, dan hanya jika demikian, persediaan di tangan akan
dihitung. Jumlah yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk
mencapai tingkat sasaran (T) yang dipesan. Gambar 12.9 mengilustrasikan konsep
ini.

Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem
kuantitas tetap EOQ dasar.

 Biayai-biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan


 Waktu tunggu diketahui dan konstan
 Barang-barang bersifat independent

Garis kemiringan yang menurun pada Gambar 12.9 sekali lagi menyatakan
tingkat persediaan di tangan. Namun sekarang, ketika waktu di antara pesanan (P)
dilewati, kita melakukan pemesanan agar dapat meningkatkan persediaan sampai
kuantitas sasaran (T) Jumlah yang dipesan selama periode pertama mungkin Q1,
periode kedua Q2, dan seterusnya. Nilai Q1, adalah selisih antara persediaan di
tangan saat ini dan tingkat persediiaan sasaran. Keuntungan dari periode sistem
tetap adalah tidak diperlukan penghitungan fisik dari persediaan barang-barang
setelah barang-diambil perhitungannya hanya terjadi ketika peninjauan berikutnya
telah tiba waktunya. Prosedur ini juga tidak merepotkan secara administratif.

Sistem waktu tetap cocok digunakan saat penjual melakukan kunjungan rutin
(yakni, pada rentang waktu tetap) ke pelanggan untuk mengambil pesanan baru
atau saat pembeli ingin menggabungkan pesanan untuk menghemat biaya
pemesanan dan transportasi (oleh karena itu, sistem tersebut akan memiliki waktu
perawatan yang sama untuk barang persediaan serupa). Contohnya, perusahaan
mesin yang menjual barang secara otomatis mungkin akan mengisi ulang
mesinnya setiap Selasa. Ini juga merupakan kasus yang terjadi pada Anheuser-
Busch, di mana agen penjualan mungkin mengunjungi sebuah toko setiap 5 hari.

Kelemahan dari sistem P adalah karena tidak adanya catatan persediaan


selama periode pergantian, ada kemungkinan terjadi kehabisan persediaan selama
waktu ini. Skenario ini mungkin terjadi jika sebuah pesanan besar membuat
tingkat persediaan jatuh menjadi nol setelah pemesanan dilakukan . oleh sebab itu,
tingkat persediaan pengaman yang lebih tinggi (jika dibandingkan dengan sistem
kuantitas tetap) harus dijaga untuk memberikan perlindungan agar tidak jadi
kehabisan persediaan selama waktu antara peninjauan dan waktu tunggunya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Persediaan merupakan stok suatu perusahaan untuk memenuhi
keinginan konsumen. Mulai dari bahan mentah (raw material), barang
setengah jadi (work in process), dan barang jadi (finished goods).
Sedangkan manajemen persediaan merupakan proses mengatur jumlah
persediaan perusahaan yang optimal dengan biaya yang minimal.
Hal ini sangat penting dalam perusahaan karena perusahaan harus
mengantisipasi terhadap keinginan konsumen yang tidak pasti dan bahan
baku yang fluktuatif. Dan manajemen persediaan dikatakan stabil ketika
stok di perusahaan tersebut tidak terlau sedikit bahkan sampai habis
ataupun juga tidak terlalu banyak. Perusahaan akan mengalami kerugian
yang signifikan ketika manajemen dan pengendalian persediaan mereka
gagal atau bermasalah. Sehingga, persediaan ini perlu perhitungan secara
matang.
STUDI KASUS
PT. Indah Jaya Wijaya Computer membeli 8.000 komponen tertentu setiap tahun
untuk kebutuhan perakitan.

- Biaya per unitnya dari setiap komponen $10


- Biaya penyimpanan satu transistor dalam persediaan selama 1 tahun adalah $3.
- Biaya pemesanannya adalah $30 per persanan

Pertanyaan :
Berapa (a) kuantitas pesanan optimalnya, (b) jumlah pesanan yang diharapkan
dapat dilakukan setiap tahun, (c) waktu yang diharapkan antar pesanan? Dengan
asusmsi bahwa PT Indah Jayawijaya Computer beroperasi 200 hari kerja dalam
setahun.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay ; Render, Barry 2017 cetakan ketiga. Manajemen Operasi : Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Salemba Empat

Akhh, Tugas, and Heri Candra Sakti. “PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN


SINGLE-PERIOD MODEL UNTUK MENGOPTIMALKAN KEUNTUNGAN,”
n.d., 73.

Lita Marina Handayani, “ARTIKEL PENGELOLAAN PERSEDIAAN


PERUSAHAAN,” t.t., 11.

“2EM19738.Pdf,” n.d.

“BAB II.Pdf,” n.d.

Anda mungkin juga menyukai